2. Kinerja Keuangan adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi
mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam anggarannya
guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.
3. TUJUAN
PEMBUATAN
LAPORAN
KEUANGAN
BANK
Memberikan
informasi keuangan
tentang jumlah aset
dan jenis aset yang
dimiliki
Memberikan
informasi jumlah
kewajiban dan jenis
kewajiban (jangka
pendek & panjang)
Memberikan
informasi hasil usaha
yang tercermin dari
jumlah pendapatan
yang diperoleh dan
sumber pendapatan
Memberikan
informasi jumlah
biaya & jenis biaya
yang dikeluarkan
Memberikan
informasi perubahan
dalam aset,
kewajiban dan
modal bank
Memberikan
informasi kinerja
manajemen dalam
suatu periode
tertentu
4. Laporan Keuangan Bank
Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
bank:
1. Pemegang saham
2. Pemerintah
3. Manajemen
4. Karyawan
5. Masyarakat (nasabah)
5. Analisis Rasio
• Kelebihan analisis rasio:
1. Merupakan ikhtisar statistik yang mudah dibaca
2. Simplifikasi informasi laporan keuangan yang sangat
rinci dan rumit
3. Menstandarisasi size perusahaan
4. Lebih mudah dilihat trend dan prediksi di masa depan
5. Lebih mudah diperbandingkan antar perusahaan
7. Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh
tempo.
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas yg
sering digunakan
untuk menilai
kinerja suatu bank
a. Cash Ratio ( CR )
b. Reserve Requirement ( RR )
c. Loan to deposit ratio ( LDR )
d. Loan to asset ratio ( LAR )
e. Rasio kewajiban bersih Call Money ( NCM )
8. CASH RATIO
Untuk mengukur kemampuan bank dalam
membayar kembali simpanan nasabah pada
saat ditarik dengan menggunakan alat-alat
likuid yang dimilikinya.
Alat Likuid : Uang Kas di Bank dan Rekening
giro yang disimpan di Bank Indonesia.
RESERVE REQUIREMENT
• Merupakan ketentuan bagi setiap bank
umum untuk menyisihkan sebagian dari
dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpunnya dalam bentuk giro wajib
minimum yang berupa rekening giro bank
yang bersangkutan pada Bank Indonesia.
• Komponen dana pihak ketiga terdiri dari:
Giro, Deposito berjangka, Sertifikat
deposito, Tabungan, Kewajiban Jangka
Pendek Lainnya
9. • Menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan nasabah dengan
mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara
seluruh jumlah kredit yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank.
• Semakin tinggi rasio tsb, maka makin
rendah likuiditas bank tsb.
• Merupakan kemampuan bank untuk
memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki
bank.
• Semakin tinggi rasio ini maka tingkat
likuiditasnya rendah karena jumlah asset
yang diperlukan untuk membiayai
kreditnya makin besar.
LOAN TO DEPOSIT RATIO
LOAN TO ASSET RATIO
10. • Persentase dari rasio ini menunjukkan
besarnya kewajiban bersih call money
terhadap aset lancar atau aset yang
paling likuid dari bank.
• aset Lancar : Uang kas, Giro di BI,
Sertifikat BI, SBPU
• Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas
bank ini semakin baik karena bank dapat
menutup kewajiban antar bank dengan
alat likuid yang dimilikinya.
RASIO KEWAJIBAN BERSIH CALL
MONEY ( NCM )
11. Analisis rasio profitabilitas
suatu bank
a. Return On Asset ( ROA )
b. Return On Equity ( ROE )
c. Rasio Biaya Operasional
( OCR )
d. Net Profit Margin ( NPM )
Alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Rasio Rentabilitas
12. • Untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan.
• Semakin besar ROA suatu bank, maka
makin besar tingkat keuntungan bank
dan semakin baik pula posisi bank dari
segi penggunaan assets.
RETURN ON ASSET
• Untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan bersih
dikaitkan dengan pembayaran dividen.
• Semakin besar rasio ini maka makin besar
kenaikan laba bersih bank yang
bersangkutan, selanjutnya akan menaikan
harga saham bank dan semakin besar
pula dividen yang diterima investor.
RETURN ON EQUITY
13. • Untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank melakukan kegiatan
operasinya.
• Biaya operasional diperoleh dari COLF (
Cost of Loanable fund)
• Pendapatan Operasionl diperoleh dari
jasa pemberian kredit bank (Bunga
pinjaman, appraisal fee, supervision fee,
commitment fee, sindication fee, dll).
RASIO BIAYA OPERASIONAL
• Rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan yang diperoleh bank
dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya.
• Pendapatan Operasional berasal dari
pemberian kredit dengan resiko kredit
macet, selisih kurs valas jika kredit dalam
valas dll.
NET PROFIT MARGIN
14. Rasio yang digunakan
pada analisis
solvabilitas
a. Capital adequacy ratio (CAR)
b. Debt to Equity ratio
c. Long Term debt to assets ratio
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
Rasio Solvabilitas
15. • Untuk mengukur
kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk
menunjang aset yang
mengandung atau
menghasilkan risiko,
misalnya kredit yang
diberikan.
CAR
•Untuk mengukur kemampuan
bank untuk menutup sebagian
atau seluruh hutang-
hutangnya dengan dana yang
berasal dari modal sendiri.
•Semakin tinggi rasio ini, maka
semakin kecil kemampuan
membayar hutangnya dari
modal sendiri.
DER
•Untuk mengukur seberapa jauh
nilai seluruh aset bank dibiayai
atau dananya diperoleh dari
sumber hutang jangka panjang
•Semakin besar rasio ini, maka
makin kecil kemampuan untuk
membayar hutang dari aset.
LONG TERM
DAR
16. Analisis CAMELS
(Capital, Asset quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity)
CAMELS menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan
analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu bank. CAMELS
merupakan tolok ukur obyek pemeriksaan bank yang
dilakukan oleh pengawas bank.
17. Rasio Peringkat
CAR ≥ 12% 1
9% ≤ CAR < 12% 2
8% ≤ CAR < 9% 3
6% < CAR < 8% 4
CAR ≤ 6% 5
• kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta
kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah;
• kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung
pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja
keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.
Capital
18. • kualitas aset produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan
aset produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aset
produktif (PPAP);
• kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal,
sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aset produktif bermasalah.
Asset quality
Rasio Peringkat
KAP1 ≤ 2% 1
2% < KAP1 ≤ 3% 2
3% < KAP1 ≤ 6% 3
6 < KAP1 ≤ 9% 4
KAP1 > 9% 5
Rasio Peringkat
KAP ≥ 110% 1
105% ≤ KAP2 < 110% 2
100% ≤ KAP2 < 105% 3
95% ≤ KAP2 < 100% 4
KAP2 < 95% 5
19. • kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko;
• kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
Management
Rasio Peringkat
NPM ≥ 100% 1
81% ≤ NPM < 100% 2
66% ≤ NPM < 81% 3
51% ≤ NPM < 66% 4
NPM < 51% 5
20. Rasio Peringkat
ROA > 1,5% 1
1,25% < ROA ≤ 1,5% 2
0,5% < ROA ≤ 1,25% 3
0 < ROA ≤ 0,5% 4
ROA ≤ 0% 5
• pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net interest
margin (NIM), dan tingkat efisiensi Bank;
• perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek
laba operasional.
Earnigs
Rasio Peringkat
ROE > 15% 1
12,5% < ROE ≤ 15% 2
5% < ROE ≤ 12,5% 3
0 < ROE ≤ 5% 4
ROE ≤ 0% 5
Rasio Peringkat
NIM > 3% 1
2% < NIM ≤ 3% 2
1,5% < NIM ≤ 2% 3
1% < NIM ≤ 1,5% 4
NIM ≤ 1% 5
Rasio Peringkat
BOPO ≤ 94% 1
94% < BOPO ≤ 95% 2
95% < BOPO ≤ 96% 3
96% < BOPO ≤ 97% 4
BOPO > 97% 5
21. Rasio Peringkat
LDR ≤ 75% 1
75% < LDR ≤ 85% 2
85% < LDR ≤ 100% 3
100% < LDR ≤ 120% 4
LDR > 120% 5
• rasio aset/kewajiban likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to
Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan;
• kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management /ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas
pendanaan.
Liquidity
22. • Penilaian Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market
Risk) dilakukan pada komponen-komponen sbb:
1. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover
fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss
sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga;
2. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover
fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss
sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar;
3. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar
Sensitivity
23. PK 1
Sangat Baik, bank dapat mengatasi pengaruh negatif kondisi
perekonomian dan industri keuangan
PK 2
Baik, bank masih memiliki kelemahan= minor yang dapat segera diatasi
dengan tindakan segera dan rutin
PK 3
Cukup Baik, masih ada kekurangan dan perlu tindakan korektif bila tidak
akan menurunkan peringkat komposit.
PK 4
Kurang Baik, bank sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi
perekonomian dan memerlukan tindakan korektif.karena berpotensi
membahayakan kelangsungan usahanya.
PK 5
Tidak Baik, bank sangat sensitif dan dapat membahayakan kelangsungan
usahanya.
PERINGKAT
KESEHATAN BANK