Keuangan perusahaan berkaitan dengan pembelanjaan dan pengelolaan dana. Ada dua jenis kebutuhan finansial yaitu operasional seperti modal kerja dan modal tetap, serta kebutuhan sumber dana baik internal seperti laba ditahan maupun eksternal seperti pinjaman. Beberapa rasio keuangan penting adalah likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan leverage yang mengukur kemampuan membayar utang, menghasilkan laba, dan str
2. Keuangan suatu perusahaan berkaitan
dengan pembelanjaan suatu perusahaan /
fungsi keuangan :
• pembelanjaan aktif :
usaha menyangkut bagaimana perusahaan
mengelola penggunaan dana.
• pembelanjaan pasif :
usaha menyangkut bagaimana perusahaan
mengkoordinir dan mendapatkan sumber –
sumber dana.
5. KEBUTUHAN OPERASIONAL
• Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan
terhadap barang – barang modal yang dipergunakan
untuk menjalankan kegiatan operasional sehari –
hari. Jadi secara ringkas kebutuhan operasional
perusahaan terdiri dari :
a. Kebutuhan Modal Kerja
b. Kebutuhan Modal Tetap
c. Kebutuhan Nama Baik (Goodwill)
6. KEBUTUHAN SUMBER DANA
Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari
sumber dana yang berupa utang (modal asing) ataupun modal sendiri.
Baik modal asing ataupun modal sendiri tersebut merupakan sumber
dana yang akan dipergunakan dalam membelanjakan kebutuhan modal
kerja tersebut.
Di tinjau dari segi alasannya sumber dana dapat dibagi menjadi
2 macam yaitu :
a. Sumber Dana Ekstern
b. Sumber Dana Intern
Ditinjau dari segi pemiliknya dapat dikelompokkan menjadi :
a. Modal Asing
b. Modal Sendiri
Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup
dalam sumber dana tersebut, dapat dibagi menjadi :
a. Sumber Dana Jangka Pendek
b. Sumber Dana Jangka Panjang
7. Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber
dana tersebut adalah pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam
ini pada kongkritnya adalah berupa hutang kepada pihak luar, baik utang
jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai contoh dari modal
asing ini dapat disebut sebagai berikut :
- Utang Dagang - KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
- Utang Hipotek - KIK (Kredit Investasi Kecil)
- Utang Obligasi - KI (Kredit Investasi) dan sebagainya
- Kredit dari Bank
Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik adalah pemilik
perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiri atau
Owner’s Equty, sebagai contohnya:
- Modal Statuta - Modal Saham Preferen (Preffered Stock)
- Modal Sendiri - Modal Saham Biasa (Common Stock)
- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)
8. 1. Sumber internal
modal yang dihasilkan sendiri dari perusahaan
missal : 1. laba ditahan
2. akumulasi penyusutan
3. laba perusahaan
kebaikan :
a. dapat digunakan sewaktu – waktu
b. tidak membayar bunga
c. tidak harus dikembalikan
kekurangan :
a. jumlah dana terbatas
b. dihadapkan pada pilihan
c. digunakan sendiri
d. digunakan pada hal lain yang lebih menguntungkan
9. 2. Sumber Eksternal :
Modal yang berasal dari luar perusahaan ,
Missal:
o Dana dari pemilik, peserta atau para persero
o Pinjaman
o Utang jangka panjang (penggunaannya lebih dari 5 tahun )
a. Pinjaman obligasi b. Pinjaman Hipotik
Utang jangka menengah ( penggunaannya 1 sampai dengan 5 tahun )
a. Term loan ( perusahaan asuransi ) b. Leasing
Utang jangka pendek ( penggunaannya kurang dari 1 tahun )
a. Kredit rekening Koran b. Kredit penjualan
c. Kredit pembelian d. Kredit wesel
Kebaikan : Kekurangan :
a. Jumlah dana tidak terbatas a. Harus membayar bunga
b. Sumber dana tidak terbatas b. Harus dikembalikan
c. Fleksibel
10. LIKUIDITAS
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajiban financial yang segera harus dilunasi
(yang bersifat jangka pendek).
Cash
Ratio
Quick
Ratio
Current
Ratio
11. CURRENT RATIO
• Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau
perbandingan antara alat-alat likuid yang dimiliki utang-utangnya
baik yang berupa utang pajak, utang dagang serta kewajiban
financial yang lain yang segera harus dilunasi. Alat likuid tersebut
adalah berupa aktiva lancer (Current Asset) sedangkan kewajiban
financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh
karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara
Current Asset dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini
disebut ratio likuiditas atau “CURRENT RATIO”. Dengan demikian
maka ratio likuiditas dapat kita tunjukan dalam rumus sebagai
berikut:
CA
• CR =
CL
Keterangan :
CR = Current Ratio (ratio likuiditas)
CA = Current Asset (Aktiva Lancar)
CL = Current Liability (Utang Lancar)
12. QUICK RATIO (ACID TEST RATIO)
• Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara
alat likuid yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi yaitu
uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban
finansialnya. Jadi dalam hal ini kita membandingkan
antara kas dan piutang dibandingkan dengan utang-
utang jangka pendek. Oleh karena itu acid test ratio
atau quick ratio (QR) ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Kas + Piutang Aktiva Lancar Persediaan
QR= =
Utang Lancar Utang Lancar
13. CASH RATIO
• Dalam hal cash ratio ini likuiditas
diperhitungkan dengan membandingkan alat-
alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas
dengan utang-utang jangka
pendeknya, sehingga cash ratio (ChR) itu
dapat kita nyatakan dalam bentuk sebagai
berikut:
• Kas
CR =
Utang Lancar
14. RENTABILITAS
• Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang
dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis
yang disingkat RE. Dengan demikian maka ratio rentabilitas
ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut :
Laba Laba
RE = =
Total Kekayaan Total Modal
• Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal
rentabilitas modal sendiri yang sering disingkat RMS. RMS
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laba dari Modal Sendiri EAT
RMS = =
Modal Sendiri Modal Sendiri
15. USAHA UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMIS
a.Peningkatan Profit Margin
Peningkatan provit margin ini dapat dilaksanakan
dengan beberapa cara yaitu :
1. Meningkatkan Harga Jual
2. Meningkatkan Efisiensi
b. Peningkatan Asset Turnover
Tingkat perputaran aktiva dapat ditingkatkan dengan
berbagai cara yaitu :
1. Meningkatkan volume penjulan
2. Mengurangi aktiva atau kekayaan yang
tidak efektif
16. SOLVABILITAS
• Solvabilitas merupakan perbandingan antara
total kekayaan dengan total utang yang dimiliki
perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan
seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun
jangka panjang dengan seluruh kekayaan yang
ada padanya. Oleh karena itu untuk mengukur
besar kecilnya solvabilitas dapat diukur dari ratio
antar total aktiva dengan total utang :
Solvabilitas = Total Aktiva / Total Utang
17. LEVERAGE
• Pengertian leverage yaitu merupakan usaha untuk
menggunakan sesuatu yang akan membawa
konsekuensi beban tetap.
Terdapat 2 macam leverage yaitu:
1. Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan suatu
kekayaan atau aktiva tertentu yang akan
mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti
mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini
beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi.
2. Financial Leverage
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana
tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap yang
berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa
utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.
18. • Factor leverage merupakan angka
(prosentase) yang menunjukan
perbandingan besarnya kekayaan atau
sumber dana yang mengakibatkan beban
tetap dengan seluruh kekayaan atau
sumber dana yang dipergunakan oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Pengertian leverage ini pada umumnya
selalu dikaitkan dengan masalah financial
leverage dan bukan operating leverage.
19. KREDIT MODAL KERJA
• Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar
istilah – istilah KMKP yaitu singkatan dari Kredit Modal Kerja
Permanen. Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu Modal Kerja Variabel dan Modal Kerja Tetap
atau Permanen.
1. Modal Optimum dan Optimum Modal
Modal optimum adalah jumlah modal (Modal Kerja) yang
sebaliknya dibelanjai dengan Kredit Jangka Panjang.
Pengertian optimum modal merupakan masalah untuk
menentukan atau memperhitungkan seberapa besar jumlah
modal optimum yang sebaiknya harus dibenjai dengan Kredit
Jangka Panjang tersebut. Bagaimana cara menentukan
modal optimum atau bagaimana cara kita memecahkan
masalah optimum modal itu, hal ini menyangkut konsep
berikutnya yaitu konep “Jangka Waktu Kritis” atau disingkat
“Jangka Kritis”.
20. • 2. Jangka Waktu Kritis
Jangka kritis adalah jangka waktu yang
menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan modal kerja
yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu (jangka
waktu kritis) apabila dipenuhi dengan Kredit Jangka
Panjang (tahunan) akan memakan biaya yang sama
besarnya dengan apabila kebutuhan tersebut dibelanjai
dengan kredit jangka pendek (bulanan). Jangka kritis ini
dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:
BKJP - BD
JK = x 12 bulan
BKJD - BD
Keterangan :
JK = Jangka Kritis
BKJP = Bunga Kredit Jangka Panjang
BKJD = Bunga Kredit Jangka Pendek
BD = Bunga Deposito
21. Untuk memperhitungkan jangka kritisnya maka
kita dapat menggunakan pedoman
pembelanjaan sebagai berikut :
a. Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu
kebutuhan lebih panjang dari pada jangka kritis
harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang,
karena biayanya akan lebih murah.
b. Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang
dari jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit
jangka pendek.
c. Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu
dibutuhkannya adalah sama dengan jangka kritis
maka untuk itu dibelanjai dengan kredit jangka
panjang ataupun kredit jangka pendek biayanya
akan sama.
22. • Yang dimaksud kriteria investasi adalah alat Bantu
manajemen perusahaan untuk menilai usulan
proyek investasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi. Pada dasarnya
kriteria investasi dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu :
a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada
konsep keuntungan / income adalah Average
Rate Of Return atau sering juga disebut
Accounting Rate of Return.
b. Kriteria investasi yang mendasar pada konsep
Cash Flow,
23. 1. Konsep Cash Flow yang tidak
memperhatikan nilai waktu terhadap uang
atau faktor yang tidak didiskontokan
(Undiscounted cash flow) yaitu metode
Payback Periode.
2. Konsep Cash Flow yang memperhatikan
nilai waktu terhadap uang atau faktor
diskonto (discounted cash flow) antara lain
adalah :
- Net Present Value (NPV)
- Profitability Index (PI)
- Internal Rate of Return (IRR)
24. Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan
untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan “proceed” atau aliran kas neto (net Cash Flow).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Capital Outlay
Payback Periode = x 1 tahun
Proceed
Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan
seperti :
1. Mengabaikan time of money
2. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari
pada aspek laba dalam waktu umur investasi sehingga cash
flow sesudah umur payback periode tidak diperhatikan
Adapun keunggulan dari metode ini adalah metode ini sangat
sederhana sehingga mudah memperhitungkannya.
25. Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka
proceed atau cash flow maupun investasi harus
didiskontokan atas dasar factor diskonto yang berlaku
pada saat itu. Dalam hal ini kita mendasarkan diri
pada present value of money atau nilai waktu
terhadap uang, yaitu suatu pandangan bahwa nilai
uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang
dikemudian hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih
tinggi dari pada nilai uang dikemudian hari. Sebaliknya
nilai uang pada tahun yang akan datang dikemudian
hari tentu saja akan dinilai lebih redah dari nilai uang
sekarang.
26. Internal rate of return ini dapat diartikan
sebagai tingkat bunga yang akan menjadi
nilai sekarang dari proceed yag diharap
akan diterima (PV of future proceeds)
sama dengan jumlah nilai sekarang dari
keseluruhan modal (PV of Capital Outlays)
atau nilai investasinya.
27. Daftar Pustaka :
• PENGANTAR BISNIS (Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan) Murti Sumarni-John Soeprihanto.