SlideShare a Scribd company logo
1 of 93
Download to read offline
KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL

Page  1

Sesi V: Kebijakan & Perencanaan Sosial
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
M. Izzul Haq, M.Sc
pekerjaan sosial akan semakin mengalami kesulitan dalam
menjalankan fungsinya secara efektif tanpa pemahaman mengenai
lingkungan global

MENGAPA?
 praktik pekerjaan sosial dengan individu dalam skala lokal semakin
terpengaruh oleh permasalahan global.
 meningkatnya kemiskinan di suatu negara dan ketimpangan
ekonomi antar negara merupakan realitas global yang
mempengaruhi pekerjaan sosial.
Page  2
Merupakan istilah generik yang merujuk pada berbagai fenomena :
a. Ekonomi : meningkatnya internasionalisasi produksi dan pertukaran barang
dan jasa; deregulasi transaksi finansial; perluasan perdagangan bebas (free
trade) dalam skala dunia; dan restrukturisasi dan relokasi aktivitas produksi
antar berbagai kawasan di dunia.
b. Politik : melemahnya negara bangsa (nations state) dan hilangnya otonomi
sosial dan politik di hadapan proses ekonomi global; proses desentralisasi di
dalam negara bangsa; dan upaya untuk menciptakan institusi politik
internasional yang baru dalam mengelola politik global yang baru.
c. Sosial budaya : dikaitkan dengan peningkatan ketersediaan dan sirkulasi
informasi secara masif melalui penyebaran internet; interkoneksi yang makin
besar antar masyarakat sehingga jarak waktu dan ruang menjadi hilang
melalui komunikasi telepon, siaran TV secara langsung; ancaman terhadap
budaya tradisional dan kohesi sosial bersanding dengan homogenisasi
kultural melalui penyebran merek dan produk global
Page  4
Page  5
Bahaya Globalisasi
1. Globalisasi didasari ideologi free market fundamentalism
yang patuh pada mitos “the invisible hand” dan antipati
terhadap peran negara (Stiglitz, 2003).
2. Globalisasi memperkokoh hegemoni perusahaanperusahaan multinasional atau transnasional (MNCs/TNCs).
3. Globalisasi disokong oleh tiga lembaga internasional
penting: Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF) dan
World Trade Organization (WTO) yang sanggup
mencengkram dunia.
Page  6
Page  7
DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEBIJAKAN SOSIAL
(Deacon, 2007)
 Kompetisi antar ‘negara kesejahteraan’ dalam menarik arus kapital /
investasi modal dengan menurunkan standar kebijakan perlindungan
sosial (race to the bottom)
 Masuknya aktor baru dalam perumusan kebijakan sosial suatu negara
 Munculnya isu-isu terkait kebijakan sosial, yaitu redistribusi, regulasi,
dan hak pada level supranasional yang sama-sama memiliki dimensi
regional dan global

 Terciptanya pasar global dalam hal penyediaan pelayanan sosial
 Terdorongnya gerakan masyarakat global yang menantang struktur
teritorial dan asumsi terkait kewajiban dan hak kesejahteraan
Page  8
KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL
The globalization of social policy and the socialization of global politics
(Deacon, 1997: 4)
Merupakan kebijakan trans atau supranasional yang berdimensi sosial

Page  9
Dimensi Kebijakan Sosial Global
 Agensi Pembangunan Internasional - aktor
 Kerjasama Pembangunan Internasional - proses
 Regulasi Internasional - produk

Page  10
AGENSI PEMBANGUNAN INTERNASIONAL
 Agen Multilateral : Bank Dunia (WB) & International Monetary Fund (IMF)
 Bank Pembangunan Regional : Asian Development Bank (ADB), African
Development Bank (AfDB) dsb
 Lembaga PBB : UNICEF, UNDP, WHO, UNESCO, UNRISD, ILO dsb
 Aktor Regional & Supranasional : Uni Eropa (UE), G8, G20, WTO,
ASEAN dsb
 Korporat Internasional : Rockefeller, Ford, Soros, Gates Foundation dsb
 NGO Internasional : OXFAM, Save The Children, Islamic Relief, dsb

 Donor Bantuan Bilateral : USAID, GTZ, DANIDA, DFID, AusAID, CIDA,
NORAD, JICA dsb
Page  11
KEBIJAKAN SOSIAL BANK DUNIA / THE WORLD BANK
 Bank Dunia dibentuk Juli 1944 oleh
delegasi dari 44 negara pada sebuah
konferensi internasional di Bretton Woods,
New Hampshire, AS

 Kebijakan sosial Bank Dunia lebih fokus
pada pendekatan manajemen risiko menuju
perlindungan sosial (social protection)
dalam konteks globalisasi
 Area kebijakan sosial Bank Dunia :
a. Nutrisi Kesehatan
b. Kependudukan
c. Pendidikan
d. Perlindungan Sosial
Page  12
Page  13
TIGA DIVISI GRUP BANK DUNIA

International Bank for
Reconstruction and
Development (IBRD,
berdiri 1945)

Meminjamkan dana kepada negara
debitor untuk proyek yang disertai
syarat adanya kebijakan-kebijakan
tertentu yang harus dipenuhi

International
Development Assistance
(IDA, berdir 1960)

Meminjamkan dana secara lunak
kepada negara berpenghasilan rendah

International Finance
Corporation (IFC, berdiri
1956)

Menstimulasi pembangunan sektor
swasta

Page  14
 Bersama IMF dan Pemerintah AS merumuskan apa yang disebut dengan
‘structural adjustment program (SAP)’ pada tahun 1980-awal 1990an.
Dikenal dengan nama Washington Consensus yang mengharuskan
negara kreditur untuk memotong belanja publik yang berlebihan sebagai
syarat hibah Bank Dunia untuk menyeimbangan pembukuan dan
mendorong pertumbuhan sektor swasta.
 Tahun 1997, melaksanakan Structural Adjustment Participatory Review
Initiative (SAPRIN) bersama NGO lokal dan internasional dengan fokus
pada kebijakan SAP di beberapa negara.
 Pada 1999, meluncurkan prosedur Poverty Reduction Strategy Paper
(PRSP) yang menjadi dokumen kebijakan yang dimiliki oleh negara
bersangkutan sebagai hasil konsultasi dengan masyarakat sipil. PRSP
menjadi syarat pengendoran hutang negara-negara miskin penghutang
kelas berat (HIPIC/Heavily Indebted Poor Countries) atau untuk mengakses
pinjaman lunak dari ‘Poverty Reduction and Support Credit’ IDA.
Page  15
 Secara berkala setiap tahun mengeluarkan World Development Report
(WDR) yang berisikan laporan perkembangan negara di dunia
berdasarkan isu yang sedang dikaji, misalnya WDR 1990 on Poverty,
WDR 2006 on Inequality
 Memiliki World Bank Institute sebagai lembaga yang menawarkan jasa
konsultasi kebijakan Bank Dunia melalui workshop yang melibatkan staf
kementerian negara-negara di dunia

Page  16
Structural Adjustment Program
 Liberalisasi Harga

 Privatisasi Pasar
 Restrukturisasi Politik

Page  17
Page  18
KEBIJAKAN SOSIAL IMF
 International Monetary Fund (IMF) didirikan pada
pertemuan Bretton Woods tahun 1944. Fokus
pada manajemen makroekonomi.
 Dikenal sebagai “lender of the last resort”.
Penyedia dana talangan bagi negara yang
memerlukan pembiayaan temporer, biasanya
untuk menyeimbangkan neraca pembukuan.
 Syarat (condiotionality) pinjaman IMF cenderung
memperlemah kedaulatan sistem keuangan
nasional.
Page  19
 Kebijakan sosial IMF pada pertengahan 1990an adalah ‘safety
net’/jaring pengaman.
 Tahun 1999, pengentasan kemiskinan (poverty reduction) menjadi
tujuan IMF melalui Poverty Reduction and Growth Facility setelah
era SAP yang dilaksanakan melalui prosedur PRSP.

Page  20
A member's quota in the IMF determines the amount of its subscription, its
voting weight, access to IMF financing, and allocation of Special Drawing Rights.
Page  21
http://gis1.ucsc.edu/~ericw/voting_rts_imf.gif
Page  22
IMF Conditionality… Structural Adjustment… Trade… Liberalize…

Page  23
ANTARA BANK DUNIA, IMF dan INDONESIA
 Kerjasama Indonesia
dengan Bank Dunia
dimulai pada 1952
 Saat ini Indonesia
mendapatkan dua
jenis pinjaman, IBRD
dan IDA.
 Hutang Indonesia ke
IMF sebesar US$ 3,2
milyar lunas pada
2006
Penandatanganan Letter of Intent (LoI) Pemerintah Indonesia dengan IMF, 1998
Page  24
Page  25
Page  26
Page  27
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
 PBB atau United Nations (UN) berdiri 26 Juni 1945 di San Fransisco, AS
sebagai organisasi dunia sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa
(League of Nationsi)
 Badan-badan utama PBB :
a. Sidang Umum (General Assembly)
b. Dewan Keamanan (Security Council)
c. Dewan Ekonomi & Sosial (Economic & Social Council/ECOSOC)
d. Sekretariat (Secretariat)
e. Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ)
f. Dewan Perwalian (Trusteeship)
Page  28
Page  29
Page  30
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS

Page  31
TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENNIUM (MDGs)
1 Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2 Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4 Menurunkan angka kematian anak
5 Meningkatkan kesehatan ibu
6 Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
7 Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8 Page  32
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Area Kebijakan Sosial UNICEF (Gaspar Fajth, 2010)
1.

Pengembangan dan kelangsungan hidup anak kecil (Young
child survival and development)

2.

Pendidikan dasar dan kesamaan hak (Basic education and
gender equality)

3.

Anak dan HIV/AIDS

4.

Perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi, dan
penyalahgunaan (Child protection from violence, exploitation
and abuse)

5.

Advokasi kebijakan dan kemitraan untuk hak-hak anak (Policy
advocacy and partnerships for children’s rights)

Page  33
Page  34
Page  35
Page  36
Page  37
Page  38
Kebijakan Sosial di Uni Eropa (Deacon, 2003: 246)
 Peningkatan standar kesehatan internasional
 Peningkatan standar perburuhan dalam ekonomi global
 Pembentukan aturan global prinsip kebijakan sosial
 Pembentukan panduan wajib CSR
 Pengaturan perkembangan pasar internasional di bidang kesehatan,
pendidikan, dan perlindungan sosial

Page  39
Page  40
Page  41
Page  42
Page  43
Page  44
Page  45
Page  46
Page  47
WTO dan Kebijakan Sosial (Deacon, 2007: 52 – 53)
Adanya empat model perdagangan internasional mengacu pada GATS
(General Agreement on Trade in Service) yang berimplikasi pada formulasi
kebijakan sosial nasional :
1. Suplai lintas batas (cross-border supply). Jasa dapat disediakan dari
satu negara ke negara lain melintas batas.
2. Konsumsi luar negeri (consumption abroad). Individu atau
perusahaan dapat pergi ke negara lain untuk mendapatkan jasa disana.
3. Kehadiran komersial (commercial presence). Suatu perusahaan dapat
mendirikan cabang atau perwakilan usaha di suatu negara lain untuk
menyediakan jasa.
4. Kehadiran person (the presence of natural person). Individu dari satu
negara bisa pergi dan tinggal secara temporer di negara lain untuk
menyediakan jasa, namun bukan untuk meraih kewarganegaraan dan
pekerjaan tetap.
Page  48
Page  49
Page  50
Page  51
Page  52
BAGAIMANA ORGANISASI/AGENSI INTERNASIONAL
MEMPENGARUHI KEBIJAKAN NASIONAL
 Riset, seting agenda, dan pengembangan kerangka pengetahuan
 Pinjaman berbasis kebijakan dan persyaratan proyek pembangunan
 Penetapan kode etik, aturan dan norma global

Page  53
KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL
 Kerjasama pembangunan internasional (international development
cooperation) menjadi nama generik untuk semua bentuk bantuan luar
negeri (foreign aid)
 Terdiri atas:

a. Bantuan Teknis (technical assistance)
b. Bantuan Keuangan (financial assistance), yang berupa:
Hibah (grant) dan Pinjaman (loan)

Page  54
Sejarah Bantuan Luar Negeri
 The Marshall Plan “The Economic Recovery Program” dengan
disahkannya US Foreign Aid Act (1948). Dari 1948 – 1952, US$ 13.5
milyar (atau setara US$ 88 milyar) disalurkan oleh Pemerintah AS kepada
negara-negara Eropa Barat. Senilai 10% dari total produk nasional bruto
negara penerima.
 The Colombo Plan (1951). Disalurkan untuk negara berkembang di Asia
Pasifik. Dari 1950 – 1981 total lebih dari US$ 65 milyar.

Page  55
Page  56
Page  57

http://news.bbc.co.uk/1/shared/spl/hi/pop_ups/05/business_aid_and_development/html/2.stm
Page  58
Page  59

http://news.bbc.co.uk/1/shared/spl/hi/pop_ups/05/business_aid_and_development/html/5.stm
NAMUN IRONI YANG MUNCUL...
 Ketimpangan. Negara-negara termiskin di dunia bukanlah penerima
terbesar bantuan luar negeri. Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan
sebagai kawasan termiskin di dunia hanya menerima 42% dari total
keseluruhan bantuan luar negeri (Data Bank Dunia: 2002).
 Keterikatan. ‘Tied Aid’ alias ‘bantuan terikat’. Pemberian bantuan
dengan catatan: pembelian produk dan jasa negara donor.
 Alih prioritas : penyaluran dana lewat lembaga multilateral seperti
PBB makin berkurang, sedangkan penyaluran dana langsung lewat
Bank Dunia, IMF, dan bank pembangunan regional makin meningkat.
 Salah sasaran. Alokasi distribusi bantuan luar negeri untuk
pendidikan dasar (basic education) baru mencapai 1% dari
pengeluaran negara penerima
Page  60
 Barter bantuan. Negara yang mendukung kepentingan negara
donor di PBB cenderung mendapatkan bantuan lebih.
 Kepentingan sebagai panglima. Kepentingan strategis geopolitik
menjadi penentu besaran alokasi dan distribusi bantuan. 60%
bantuan Jepang ditujukan ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
Cina dan Thailand. 20% bantuan Inggris ditujukan pada negara
bekas jajahan di Afrika dan Anak Benua India. Hampir 50% bantuan
Prancis ditujukan kepada bekas koloninya seperti Polinesia Prancis
dan Kaledonia Baru. Di tahun 2000 hampir 1/3 bantuan bilateral AS
ditujukan kepada Rusia, Israel, dan Mesir, sedangkan di tahun
1950-1960an ditujukan pada Korea Selatan dan Taiwan.

Page  61
Dampak Bantuan Luar Negeri bagi Kebijakan Sosial
 Penyediaan anggaran kesejahteraan sosial (social welfare budget)
 Pembuatan jaring pengaman sosial (social safety nets)
 Pengembangan pendekatan multisektoral yang menyeluruh dan
terintegrasi untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan

Page  62
Prosedur Poverty Reduction Strategy Papers (paper strategi pengentasan kemiskinan)
diluncurkan Bank Dunia pada September 1999 bagi 60 negara kreditor sebagai syarat
pengendoran hutang (debt relief) atau pinjaman lunak (soft loans). PRSP berupa
dokumen perencanaan untuk mencapai tujuan anti kemiskinan. Penyiapan & pelaksanaan
PRSP menekankan partisipasi pemerintah, negara donor, dan masyarakat sipil.

Page  63
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
 Hutang luar negeri Indonesia lebih didominasi hutang swasta (US$ 23,1
miliar), sedangkan hutang pemerintah US$ 6,6 miliar, dan bank sentral
US$ 6,9 miliar.*
 Hutang luar negeri Indonesia memakan porsi anggaran negara (APBN)
yang terbesar dalam satu dekade terakhir.
 Jumlah pembayaran pokok dan bunga hutang hampir 2x lipat anggaran
pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak.
 Pembayaran cicilan hutang sudah mengambil porsi 52% dari total
penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat sebesar Rp 219,4 triliun.

Page  64

* www.liputan6.com
Page  65
Page  66
Page  67
Page  68
HUTANG LUAR NEGERI INDONESIA per JULI 2013

Rp 2156 TRILIUN*
Naik Rp 212 triliun dari posisi di Mei 2012 yang berjumlah
Rp 1.994 triliun yang itu pun naik Rp 140,65 triliun dari
posisi di Desember 2011 yang berjumlah Rp 1.803,49 triliun!
PDB Indonesia Rp 7.226 triliun, rasio hutang Indonesia
sekitar 25 %. Sejak tahun 2000 ada peningkatan jumlah
hutang meskipun ada penurunan rasio hutang terhadap PDB.
Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI
No

Kementerian/Lembaga/BUMN

Nilai Pinjaman

1

Kementerian Keuangan

USD 871,1 juta atau Rp 8,3 triliun

2

Kementerian Negara PPN/BAPPENAS

USD 302 juta atau Rp 2,8 triliun

3

Kementerian Pertahanan

USD 227,1 juta atau Rp 2,1 triliun

4

Kementerian Pekerjaan Umum

USD 165,5 juta atau Rp 1,5 triliun

5

PT PLN

USD 59 juta atau Rp 567,2 miliar

6

Kementerian Perhubungan

USD 45.6 juta atau Rp 438,6 miliar

7

Kementerian Dalam Negeri

USD 21,2 juta atau Rp 204,1 miliar

8

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan USD 8,9 juta atau Rp 86,1 miliar

9

Kementerian Kesehatan

USD 8,4 juta atau Rp 81,1 miliar

10

Badan Meteorologi dan Geofisika

USD 7,6 juta atau Rp 72,9 miliar

11

Kementerian Komunikasi dan Informatika

USD 984,4 ribu atau Rp 9,4 miliar

12

Kementerian Pertanian

USD 912,8 ribu atau Rp 8,7 miliar

13

PT Pertamina

USD 353,7 ribu atau Rp 3,3 miliar

Page  70

14

Kementerian Agama

USD 262,2 ribu atau Rp 2,5 miliar
STATISTIK HUTANG INDONESIA – Bank Dunia, 2013

Page  71
SIAPAKAH PEMBERI HUTANG KE INDONESIA?
UTANG MULTILATERAL

UTANG BILATERAL
1. Jepang

Rp 274,68 triliun

1. WB

Rp 112,19 triliun

2. Prancis

Rp 24,14 triliun

2. ADB

Rp 96,41 triliun

3. Jerman

Rp 20,97 triliun

3. IDB

Rp 4,32 triliun

4. Lembaga multilateral lain

4. Pinjaman bilateral lain
Rp 83,2 triliun

Page  72

Rp 2,13 triliun

Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI
IRONI INDONESIA
 Meski berhutang banyak, namun berani memberi hutang USD 1 miliar
melalui IMF untuk krisis ekonomi Eropa

 Demi nilai tawar yang tinggi, Indonesia tetap membayar iuran
keanggotaan sekaligus untuk menambah penyertaaan modal di beberapa
lembaga pengutang internasional (sesuai PP tentang Penambahan
Penyertaan Modal, Agustus 2013) seperti :
a. ADB
Rp 353,3 miliar
b. Bank Dunia
Rp 153,6 miliar
c. ASEAN Infrastructure Fund Rp 380 miliar

Page  73
Page  74
Page  75
REGULASI INTERNASIONAL
Mencerminkan seperangkat nilai yang diusung di dunia global.
Mengacu pada penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.
 Deklarasi
 Konvensi

Page  76
DEKLARASI
pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam bidang politik, sosial,
ekonomi, atau hukum. Deklarasi dapat berbentuk traktat, perjanjian bilateral,
dokumen tidak resmi, dan perjanjian tidak resmi

 Universal Declaration of Human Rights (UDHR), 1948 atau Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia
 Deklarasi Alma-Ata (1978) tentang Pelayanan Kesehatan Dasar

 Deklarasi Jomtien (1990) tentang Pendidikan untuk Semua
 Deklarasi Rio (1992) tentang Lingkungan Hidup
 Deklarasi Kopenhagen (1995) tentang Pembangunan Sosial

 Deklarasi Johannesburg (2002) tentang Kesehatan dan
Pembangunan Berkelanjutan
Page  77
Page  78
KONVENSI
persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau persetujuan yang diterima oleh organ
suatu organisasi internasional. Konvensi tidak berkaitan dengan kebijakan tingkat tinggi
 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) & International Covenant
on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR) (diadopsi & berlaku 1966)
 Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (CERD) (diadopsi
1966, berlaku: 1969)
 Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women
(CEDAW) (diadopsi 1979, berlaku: 1981)
 Convention on the Rights of the Child (CRC) (diadopsi 1989, berlaku: 1989)
 International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and
Members of their Families (ICRMW atau sering disebut MWC) (diadopsi 1990,
berlaku: 2003)
 Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) (diadopsi 2006, berlaku:
2008)
Page  79
Dampak regulasi internasional bagi kebijakan sosial
di Indonesia
Berbagai perundang-undangan sosial yang dibentuk sebagai konsekwensi
penandatanganan, ratifikasi, dan adopsi konvensi ke dalam UU seperti:

 UU No. 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang
Cacat
 UU No. 15 tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Melawan
Penyelundupan Migran
 UU No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, Budaya
 UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

Page  80
Peran Pekerja Sosial
dalam Konteks Kebijakan Sosial Global
Peran pekerja sosial tidak dilakukan dengan membantu mereka
yang mengalami masalah sosial atau para “pemerlu pelayanan
sosial” saja,
melainkan diarahkan pada
keterlibatan dalam analisis dan
perancangan kebijakan sosial internasional. Sejumlah ahli, seperti
Gosta Esping-Andersen (1996), Ramesh Mishra (1999), Bob
Deacon (2000) sudah lama mengusulkan soal international social
policy ini.
Aktivis dan analis kebijakan sosial adalah dua peranan penting
dalam skenario ini yang intinya difokuskan pada perlawanan
terhadap globalisasi dan neoliberalisme.
Page  81
SUB-TUGAS KELOMPOK
 Melalui diskusi kelompok, identifikasi dan tentukan SATU isu lokal/nasional terkait
kebijakan (kesejahteraan) sosial di Indonesia atau masalah kesejahteraan sosial di
Indonesia dengan berdasarkan BUKTI/DATA tertulis (kliping koran, laman internet,
jurnal penelitian, dokumen pemerintah dsb) yang akan menjadi rencana tugas
penyusunan Logframe Approach terkait perencanaan program sosial.

 Lakukan ANALISIS SOSIAL terhadap isu atau masalah tersebut (gunakan analisis
statika sosial/stakeholder dan analisis jalur/pohon masalah)
 Dikumpulkan pada pertemuan hari Senin, 7 Oktober 2013 (Kelas A), Kamis 10
Oktober 2013 (Kelas B & C)

Page  82
Keterkaitan Analisis
Stakeholder
(Stakeholder Analysis)
dan Analisis Jalur/Pohon
Masalah (Problem
Analysis) dengan
penyusunan Logframe

Page  83
Langkah Analisis Stakeholder
1.

Identifikasi stakeholder pentingdan kepentingan mereka

2.

Asesmen kekuasaan dan pengaruh stakeholder terkait
dengan proyek/kegiatan

3.

Tentukan respon proyek yang tepat pada masing-masing
stakeholder/kelompok

4.

Rencanakan stakeholder mana yang akan berpartisipasi
dalam lingkaran proyek, kapan dan bagaimana

5.

Mulai untuk identifikasi resiko dari stakeholder

6.

Kembangkan strategi untuk membangun partisipasi dan
komitmen stakeholder

Page  84

Stakeholder Analysis
PSIF Project Resources

84
Mempersiapkan Matriks Stakeholder
Stakeholder

Kepentingan

S.1
S.2
S.3

Page  85

Stakeholder Analysis
PSIF Project Resources

Dampak
Mengembangkan Pohon Masalah
1.

Identifikasi sebab segera dan langsung dari masalah inti (focal
problem)

2.

Identifikasi akibat segera dan langsung dari masalah inti (focal
problem)

3.

Bangun pohon masalah yang menunjukkan hubungan sebab dan
akibat dari masalah tersebut

4.

Review pohon masalah dan verifikasi bahwa telah lengkap dan valid

Page  86

PSIF Project Resources
Identifikasi Sebab & Akibat: Pohon Masalah
Effects of the Focal Problem

el

Focal Problem

e
t

Causes of the Focal Problem

Page  87

PSIF Project Resources
KELOMPOK

TEMA KELOMPOK KELAS A

1

Kebijakan Mobil Murah

2

Penelantaran Anak berujung Petaka

Page  88
KELOMPOK

TEMA KELOMPOK KELAS B

1
2

Trafiking anak

3

Perlindungan anak jalanan

4

Mobil murah tidak tepat sasaran

5

Ketidaktepatan BLSM

6
Page  89

Larangan berjualan di gerbong KA

Kenaikan standar kelulusan UN

7

Kurang berhasilnya KB
KELOMPOK

TEMA KELOMPOK KELAS C

1
2

Pemberdayaan Pengemis Perlu Studi Kelayakan

3

Korupsi Dana Pendidikan UNAS

4

BLSM tidak tepat sasaran

5

Gepeng

6
Page  90

Penyalahgunaan Dana Kebijakan Impor Daging Sapi
Kemenperindag RI

BBM

7
Referensi
 Deacon, Bob (2003). “Supranational Agencis and Social Policy” dalam
Social Policy, Oxford: Blackwell.

 Deacon, Bob (2007). Global Social Policy & Governance. London: Sage.
 Gaspar Fajth (2010). UNICEF’s Social Policy Agenda, New York: UNICEF
Division of Policy and Practice

 Sykes, Rob (2003) “Social Policy and Globalization” dalam Social Policy,
Oxford: Blackwell.


Page  91
Teki-teki dari jaman pil kiplik untuk yang tertarik dan belum pernah tau...
Teka teki ini tidak mengandung trick, hanya murni logika.
Semoga Anda beruntung dan jangan cepat menyerah!

Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda. Setiap
rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu, merokok satu

merek tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada
satupun dari kelima orang tersebut minum minuman yang sama, merokok
merk rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti
penghuni yang lain.
PERTANYAAN : Siapakah yang memelihara IKAN ?
Page  92
PETUNJUK :
Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
Orang Swedia memelihara anjing.
Orang Denmark senang minum teh.
Rumah berwarna hijau terletak tepat di sebelah kiri rumah berwarna putih.
Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
Orang yang merokok Pallmall memelihara burung.
Penghuni rumah yang terletak di tengah tengah senang minum susu.
Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama.
Orang yang merokok Marlboro tinggal disebelah orang yang memelihara kucing.
Orang yang memelihara Kuda tinggal di sebelah orang yang merokok Dunhill.
Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
Orang Jerman merokok Rothmans.
Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.
Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu.
Dia menyatakan 98% penduduk di dunia tidak mampu memecahkan teka teki ini.
Apakah anda termasuk yang 2 % ??????

More Related Content

What's hot

CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHYakup, Jecko Tamaka
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 
Pembangunan Dan Masyarakat
Pembangunan Dan MasyarakatPembangunan Dan Masyarakat
Pembangunan Dan MasyarakatSiti Sahati
 
Menulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi KebijakanMenulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaDadang Solihin
 
Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaanhenny ferniza
 
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesia
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesiaKemiskinan dan perlindungan sosial di indonesia
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesiaHabibullah
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaHIMA KS FISIP UNPAD
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Ibrahim Doru
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanMirna Rahmadina
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahDadang Solihin
 

What's hot (20)

CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
Pembangunan Dan Masyarakat
Pembangunan Dan MasyarakatPembangunan Dan Masyarakat
Pembangunan Dan Masyarakat
 
Menulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi KebijakanMenulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
 
Pembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat KotaPembangunan Masyarakat Kota
Pembangunan Masyarakat Kota
 
Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaan
 
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Ruang Lingkup, Prinsip dan Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesia
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesiaKemiskinan dan perlindungan sosial di indonesia
Kemiskinan dan perlindungan sosial di indonesia
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
The Policy Brief
The Policy BriefThe Policy Brief
The Policy Brief
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunan
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 

Similar to KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL

PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptx
PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptxPPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptx
PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptxArdaPriambada
 
MDGs 3 penyetaraan gender
MDGs 3 penyetaraan genderMDGs 3 penyetaraan gender
MDGs 3 penyetaraan genderSelvia Agueda
 
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi PembangunanKomunikasi Pembangunan
Komunikasi PembangunanAchda1
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiAhmad Ramdani
 
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2v2julian
 
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdfTujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdfAhmadZulvianMaulana1
 
Pendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiPendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiMuhamad Yogi
 
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...Fandi Rahmat
 

Similar to KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL (20)

Filosofi Pembangunan
Filosofi PembangunanFilosofi Pembangunan
Filosofi Pembangunan
 
Filosofi Pembangunan
Filosofi PembangunanFilosofi Pembangunan
Filosofi Pembangunan
 
Kelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasiKelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasi
 
Kelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasiKelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasi
 
Kelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasiKelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasi
 
PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptx
PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptxPPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptx
PPT GLOBALISASI PPKN KELOMPOK 4.pptx
 
globalisasi.pptx
globalisasi.pptxglobalisasi.pptx
globalisasi.pptx
 
MDGs 3 penyetaraan gender
MDGs 3 penyetaraan genderMDGs 3 penyetaraan gender
MDGs 3 penyetaraan gender
 
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi PembangunanKomunikasi Pembangunan
Komunikasi Pembangunan
 
PBB.pptx
PBB.pptxPBB.pptx
PBB.pptx
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasi
 
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesiaMakalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
 
Paper iadhi
Paper iadhiPaper iadhi
Paper iadhi
 
Zuly q-2008
Zuly q-2008Zuly q-2008
Zuly q-2008
 
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
 
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdfTujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
ISLAMIC STUDIES - GLOBALISASI
ISLAMIC STUDIES - GLOBALISASIISLAMIC STUDIES - GLOBALISASI
ISLAMIC STUDIES - GLOBALISASI
 
Pendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiPendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan Globalisasi
 
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
Mendidik anak lewat media film atau media yang lain itu memang sangat baik ka...
 

More from UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

More from UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (8)

Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosialPertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
Pertemuan ke 13 - naskah kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosialPertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
Pertemuan ke 11 - implementasi kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakanPertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
 
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosialPertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approachPertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
 
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL

  • 1. KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL Page  1 Sesi V: Kebijakan & Perencanaan Sosial Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, M. Izzul Haq, M.Sc
  • 2. pekerjaan sosial akan semakin mengalami kesulitan dalam menjalankan fungsinya secara efektif tanpa pemahaman mengenai lingkungan global MENGAPA?  praktik pekerjaan sosial dengan individu dalam skala lokal semakin terpengaruh oleh permasalahan global.  meningkatnya kemiskinan di suatu negara dan ketimpangan ekonomi antar negara merupakan realitas global yang mempengaruhi pekerjaan sosial. Page  2
  • 3.
  • 4. Merupakan istilah generik yang merujuk pada berbagai fenomena : a. Ekonomi : meningkatnya internasionalisasi produksi dan pertukaran barang dan jasa; deregulasi transaksi finansial; perluasan perdagangan bebas (free trade) dalam skala dunia; dan restrukturisasi dan relokasi aktivitas produksi antar berbagai kawasan di dunia. b. Politik : melemahnya negara bangsa (nations state) dan hilangnya otonomi sosial dan politik di hadapan proses ekonomi global; proses desentralisasi di dalam negara bangsa; dan upaya untuk menciptakan institusi politik internasional yang baru dalam mengelola politik global yang baru. c. Sosial budaya : dikaitkan dengan peningkatan ketersediaan dan sirkulasi informasi secara masif melalui penyebaran internet; interkoneksi yang makin besar antar masyarakat sehingga jarak waktu dan ruang menjadi hilang melalui komunikasi telepon, siaran TV secara langsung; ancaman terhadap budaya tradisional dan kohesi sosial bersanding dengan homogenisasi kultural melalui penyebran merek dan produk global Page  4
  • 6. Bahaya Globalisasi 1. Globalisasi didasari ideologi free market fundamentalism yang patuh pada mitos “the invisible hand” dan antipati terhadap peran negara (Stiglitz, 2003). 2. Globalisasi memperkokoh hegemoni perusahaanperusahaan multinasional atau transnasional (MNCs/TNCs). 3. Globalisasi disokong oleh tiga lembaga internasional penting: Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF) dan World Trade Organization (WTO) yang sanggup mencengkram dunia. Page  6
  • 8. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEBIJAKAN SOSIAL (Deacon, 2007)  Kompetisi antar ‘negara kesejahteraan’ dalam menarik arus kapital / investasi modal dengan menurunkan standar kebijakan perlindungan sosial (race to the bottom)  Masuknya aktor baru dalam perumusan kebijakan sosial suatu negara  Munculnya isu-isu terkait kebijakan sosial, yaitu redistribusi, regulasi, dan hak pada level supranasional yang sama-sama memiliki dimensi regional dan global  Terciptanya pasar global dalam hal penyediaan pelayanan sosial  Terdorongnya gerakan masyarakat global yang menantang struktur teritorial dan asumsi terkait kewajiban dan hak kesejahteraan Page  8
  • 9. KEBIJAKAN SOSIAL GLOBAL The globalization of social policy and the socialization of global politics (Deacon, 1997: 4) Merupakan kebijakan trans atau supranasional yang berdimensi sosial Page  9
  • 10. Dimensi Kebijakan Sosial Global  Agensi Pembangunan Internasional - aktor  Kerjasama Pembangunan Internasional - proses  Regulasi Internasional - produk Page  10
  • 11. AGENSI PEMBANGUNAN INTERNASIONAL  Agen Multilateral : Bank Dunia (WB) & International Monetary Fund (IMF)  Bank Pembangunan Regional : Asian Development Bank (ADB), African Development Bank (AfDB) dsb  Lembaga PBB : UNICEF, UNDP, WHO, UNESCO, UNRISD, ILO dsb  Aktor Regional & Supranasional : Uni Eropa (UE), G8, G20, WTO, ASEAN dsb  Korporat Internasional : Rockefeller, Ford, Soros, Gates Foundation dsb  NGO Internasional : OXFAM, Save The Children, Islamic Relief, dsb  Donor Bantuan Bilateral : USAID, GTZ, DANIDA, DFID, AusAID, CIDA, NORAD, JICA dsb Page  11
  • 12. KEBIJAKAN SOSIAL BANK DUNIA / THE WORLD BANK  Bank Dunia dibentuk Juli 1944 oleh delegasi dari 44 negara pada sebuah konferensi internasional di Bretton Woods, New Hampshire, AS  Kebijakan sosial Bank Dunia lebih fokus pada pendekatan manajemen risiko menuju perlindungan sosial (social protection) dalam konteks globalisasi  Area kebijakan sosial Bank Dunia : a. Nutrisi Kesehatan b. Kependudukan c. Pendidikan d. Perlindungan Sosial Page  12
  • 14. TIGA DIVISI GRUP BANK DUNIA International Bank for Reconstruction and Development (IBRD, berdiri 1945) Meminjamkan dana kepada negara debitor untuk proyek yang disertai syarat adanya kebijakan-kebijakan tertentu yang harus dipenuhi International Development Assistance (IDA, berdir 1960) Meminjamkan dana secara lunak kepada negara berpenghasilan rendah International Finance Corporation (IFC, berdiri 1956) Menstimulasi pembangunan sektor swasta Page  14
  • 15.  Bersama IMF dan Pemerintah AS merumuskan apa yang disebut dengan ‘structural adjustment program (SAP)’ pada tahun 1980-awal 1990an. Dikenal dengan nama Washington Consensus yang mengharuskan negara kreditur untuk memotong belanja publik yang berlebihan sebagai syarat hibah Bank Dunia untuk menyeimbangan pembukuan dan mendorong pertumbuhan sektor swasta.  Tahun 1997, melaksanakan Structural Adjustment Participatory Review Initiative (SAPRIN) bersama NGO lokal dan internasional dengan fokus pada kebijakan SAP di beberapa negara.  Pada 1999, meluncurkan prosedur Poverty Reduction Strategy Paper (PRSP) yang menjadi dokumen kebijakan yang dimiliki oleh negara bersangkutan sebagai hasil konsultasi dengan masyarakat sipil. PRSP menjadi syarat pengendoran hutang negara-negara miskin penghutang kelas berat (HIPIC/Heavily Indebted Poor Countries) atau untuk mengakses pinjaman lunak dari ‘Poverty Reduction and Support Credit’ IDA. Page  15
  • 16.  Secara berkala setiap tahun mengeluarkan World Development Report (WDR) yang berisikan laporan perkembangan negara di dunia berdasarkan isu yang sedang dikaji, misalnya WDR 1990 on Poverty, WDR 2006 on Inequality  Memiliki World Bank Institute sebagai lembaga yang menawarkan jasa konsultasi kebijakan Bank Dunia melalui workshop yang melibatkan staf kementerian negara-negara di dunia Page  16
  • 17. Structural Adjustment Program  Liberalisasi Harga  Privatisasi Pasar  Restrukturisasi Politik Page  17
  • 19. KEBIJAKAN SOSIAL IMF  International Monetary Fund (IMF) didirikan pada pertemuan Bretton Woods tahun 1944. Fokus pada manajemen makroekonomi.  Dikenal sebagai “lender of the last resort”. Penyedia dana talangan bagi negara yang memerlukan pembiayaan temporer, biasanya untuk menyeimbangkan neraca pembukuan.  Syarat (condiotionality) pinjaman IMF cenderung memperlemah kedaulatan sistem keuangan nasional. Page  19
  • 20.  Kebijakan sosial IMF pada pertengahan 1990an adalah ‘safety net’/jaring pengaman.  Tahun 1999, pengentasan kemiskinan (poverty reduction) menjadi tujuan IMF melalui Poverty Reduction and Growth Facility setelah era SAP yang dilaksanakan melalui prosedur PRSP. Page  20
  • 21. A member's quota in the IMF determines the amount of its subscription, its voting weight, access to IMF financing, and allocation of Special Drawing Rights. Page  21 http://gis1.ucsc.edu/~ericw/voting_rts_imf.gif
  • 23. IMF Conditionality… Structural Adjustment… Trade… Liberalize… Page  23
  • 24. ANTARA BANK DUNIA, IMF dan INDONESIA  Kerjasama Indonesia dengan Bank Dunia dimulai pada 1952  Saat ini Indonesia mendapatkan dua jenis pinjaman, IBRD dan IDA.  Hutang Indonesia ke IMF sebesar US$ 3,2 milyar lunas pada 2006 Penandatanganan Letter of Intent (LoI) Pemerintah Indonesia dengan IMF, 1998 Page  24
  • 28. PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA  PBB atau United Nations (UN) berdiri 26 Juni 1945 di San Fransisco, AS sebagai organisasi dunia sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa (League of Nationsi)  Badan-badan utama PBB : a. Sidang Umum (General Assembly) b. Dewan Keamanan (Security Council) c. Dewan Ekonomi & Sosial (Economic & Social Council/ECOSOC) d. Sekretariat (Secretariat) e. Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) f. Dewan Perwalian (Trusteeship) Page  28
  • 32. TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENNIUM (MDGs) 1 Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2 Mencapai pendidikan dasar untuk semua 3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4 Menurunkan angka kematian anak 5 Meningkatkan kesehatan ibu 6 Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya 7 Memastikan kelestarian lingkungan hidup 8 Page  32 Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
  • 33. Area Kebijakan Sosial UNICEF (Gaspar Fajth, 2010) 1. Pengembangan dan kelangsungan hidup anak kecil (Young child survival and development) 2. Pendidikan dasar dan kesamaan hak (Basic education and gender equality) 3. Anak dan HIV/AIDS 4. Perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi, dan penyalahgunaan (Child protection from violence, exploitation and abuse) 5. Advokasi kebijakan dan kemitraan untuk hak-hak anak (Policy advocacy and partnerships for children’s rights) Page  33
  • 39. Kebijakan Sosial di Uni Eropa (Deacon, 2003: 246)  Peningkatan standar kesehatan internasional  Peningkatan standar perburuhan dalam ekonomi global  Pembentukan aturan global prinsip kebijakan sosial  Pembentukan panduan wajib CSR  Pengaturan perkembangan pasar internasional di bidang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial Page  39
  • 48. WTO dan Kebijakan Sosial (Deacon, 2007: 52 – 53) Adanya empat model perdagangan internasional mengacu pada GATS (General Agreement on Trade in Service) yang berimplikasi pada formulasi kebijakan sosial nasional : 1. Suplai lintas batas (cross-border supply). Jasa dapat disediakan dari satu negara ke negara lain melintas batas. 2. Konsumsi luar negeri (consumption abroad). Individu atau perusahaan dapat pergi ke negara lain untuk mendapatkan jasa disana. 3. Kehadiran komersial (commercial presence). Suatu perusahaan dapat mendirikan cabang atau perwakilan usaha di suatu negara lain untuk menyediakan jasa. 4. Kehadiran person (the presence of natural person). Individu dari satu negara bisa pergi dan tinggal secara temporer di negara lain untuk menyediakan jasa, namun bukan untuk meraih kewarganegaraan dan pekerjaan tetap. Page  48
  • 53. BAGAIMANA ORGANISASI/AGENSI INTERNASIONAL MEMPENGARUHI KEBIJAKAN NASIONAL  Riset, seting agenda, dan pengembangan kerangka pengetahuan  Pinjaman berbasis kebijakan dan persyaratan proyek pembangunan  Penetapan kode etik, aturan dan norma global Page  53
  • 54. KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL  Kerjasama pembangunan internasional (international development cooperation) menjadi nama generik untuk semua bentuk bantuan luar negeri (foreign aid)  Terdiri atas: a. Bantuan Teknis (technical assistance) b. Bantuan Keuangan (financial assistance), yang berupa: Hibah (grant) dan Pinjaman (loan) Page  54
  • 55. Sejarah Bantuan Luar Negeri  The Marshall Plan “The Economic Recovery Program” dengan disahkannya US Foreign Aid Act (1948). Dari 1948 – 1952, US$ 13.5 milyar (atau setara US$ 88 milyar) disalurkan oleh Pemerintah AS kepada negara-negara Eropa Barat. Senilai 10% dari total produk nasional bruto negara penerima.  The Colombo Plan (1951). Disalurkan untuk negara berkembang di Asia Pasifik. Dari 1950 – 1981 total lebih dari US$ 65 milyar. Page  55
  • 60. NAMUN IRONI YANG MUNCUL...  Ketimpangan. Negara-negara termiskin di dunia bukanlah penerima terbesar bantuan luar negeri. Sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan sebagai kawasan termiskin di dunia hanya menerima 42% dari total keseluruhan bantuan luar negeri (Data Bank Dunia: 2002).  Keterikatan. ‘Tied Aid’ alias ‘bantuan terikat’. Pemberian bantuan dengan catatan: pembelian produk dan jasa negara donor.  Alih prioritas : penyaluran dana lewat lembaga multilateral seperti PBB makin berkurang, sedangkan penyaluran dana langsung lewat Bank Dunia, IMF, dan bank pembangunan regional makin meningkat.  Salah sasaran. Alokasi distribusi bantuan luar negeri untuk pendidikan dasar (basic education) baru mencapai 1% dari pengeluaran negara penerima Page  60
  • 61.  Barter bantuan. Negara yang mendukung kepentingan negara donor di PBB cenderung mendapatkan bantuan lebih.  Kepentingan sebagai panglima. Kepentingan strategis geopolitik menjadi penentu besaran alokasi dan distribusi bantuan. 60% bantuan Jepang ditujukan ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Cina dan Thailand. 20% bantuan Inggris ditujukan pada negara bekas jajahan di Afrika dan Anak Benua India. Hampir 50% bantuan Prancis ditujukan kepada bekas koloninya seperti Polinesia Prancis dan Kaledonia Baru. Di tahun 2000 hampir 1/3 bantuan bilateral AS ditujukan kepada Rusia, Israel, dan Mesir, sedangkan di tahun 1950-1960an ditujukan pada Korea Selatan dan Taiwan. Page  61
  • 62. Dampak Bantuan Luar Negeri bagi Kebijakan Sosial  Penyediaan anggaran kesejahteraan sosial (social welfare budget)  Pembuatan jaring pengaman sosial (social safety nets)  Pengembangan pendekatan multisektoral yang menyeluruh dan terintegrasi untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan Page  62
  • 63. Prosedur Poverty Reduction Strategy Papers (paper strategi pengentasan kemiskinan) diluncurkan Bank Dunia pada September 1999 bagi 60 negara kreditor sebagai syarat pengendoran hutang (debt relief) atau pinjaman lunak (soft loans). PRSP berupa dokumen perencanaan untuk mencapai tujuan anti kemiskinan. Penyiapan & pelaksanaan PRSP menekankan partisipasi pemerintah, negara donor, dan masyarakat sipil. Page  63
  • 64. UTANG LUAR NEGERI INDONESIA  Hutang luar negeri Indonesia lebih didominasi hutang swasta (US$ 23,1 miliar), sedangkan hutang pemerintah US$ 6,6 miliar, dan bank sentral US$ 6,9 miliar.*  Hutang luar negeri Indonesia memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam satu dekade terakhir.  Jumlah pembayaran pokok dan bunga hutang hampir 2x lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak.  Pembayaran cicilan hutang sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat sebesar Rp 219,4 triliun. Page  64 * www.liputan6.com
  • 69. HUTANG LUAR NEGERI INDONESIA per JULI 2013 Rp 2156 TRILIUN* Naik Rp 212 triliun dari posisi di Mei 2012 yang berjumlah Rp 1.994 triliun yang itu pun naik Rp 140,65 triliun dari posisi di Desember 2011 yang berjumlah Rp 1.803,49 triliun! PDB Indonesia Rp 7.226 triliun, rasio hutang Indonesia sekitar 25 %. Sejak tahun 2000 ada peningkatan jumlah hutang meskipun ada penurunan rasio hutang terhadap PDB. Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI
  • 70. No Kementerian/Lembaga/BUMN Nilai Pinjaman 1 Kementerian Keuangan USD 871,1 juta atau Rp 8,3 triliun 2 Kementerian Negara PPN/BAPPENAS USD 302 juta atau Rp 2,8 triliun 3 Kementerian Pertahanan USD 227,1 juta atau Rp 2,1 triliun 4 Kementerian Pekerjaan Umum USD 165,5 juta atau Rp 1,5 triliun 5 PT PLN USD 59 juta atau Rp 567,2 miliar 6 Kementerian Perhubungan USD 45.6 juta atau Rp 438,6 miliar 7 Kementerian Dalam Negeri USD 21,2 juta atau Rp 204,1 miliar 8 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan USD 8,9 juta atau Rp 86,1 miliar 9 Kementerian Kesehatan USD 8,4 juta atau Rp 81,1 miliar 10 Badan Meteorologi dan Geofisika USD 7,6 juta atau Rp 72,9 miliar 11 Kementerian Komunikasi dan Informatika USD 984,4 ribu atau Rp 9,4 miliar 12 Kementerian Pertanian USD 912,8 ribu atau Rp 8,7 miliar 13 PT Pertamina USD 353,7 ribu atau Rp 3,3 miliar Page  70 14 Kementerian Agama USD 262,2 ribu atau Rp 2,5 miliar
  • 71. STATISTIK HUTANG INDONESIA – Bank Dunia, 2013 Page  71
  • 72. SIAPAKAH PEMBERI HUTANG KE INDONESIA? UTANG MULTILATERAL UTANG BILATERAL 1. Jepang Rp 274,68 triliun 1. WB Rp 112,19 triliun 2. Prancis Rp 24,14 triliun 2. ADB Rp 96,41 triliun 3. Jerman Rp 20,97 triliun 3. IDB Rp 4,32 triliun 4. Lembaga multilateral lain 4. Pinjaman bilateral lain Rp 83,2 triliun Page  72 Rp 2,13 triliun Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI
  • 73. IRONI INDONESIA  Meski berhutang banyak, namun berani memberi hutang USD 1 miliar melalui IMF untuk krisis ekonomi Eropa  Demi nilai tawar yang tinggi, Indonesia tetap membayar iuran keanggotaan sekaligus untuk menambah penyertaaan modal di beberapa lembaga pengutang internasional (sesuai PP tentang Penambahan Penyertaan Modal, Agustus 2013) seperti : a. ADB Rp 353,3 miliar b. Bank Dunia Rp 153,6 miliar c. ASEAN Infrastructure Fund Rp 380 miliar Page  73
  • 76. REGULASI INTERNASIONAL Mencerminkan seperangkat nilai yang diusung di dunia global. Mengacu pada penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.  Deklarasi  Konvensi Page  76
  • 77. DEKLARASI pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam bidang politik, sosial, ekonomi, atau hukum. Deklarasi dapat berbentuk traktat, perjanjian bilateral, dokumen tidak resmi, dan perjanjian tidak resmi  Universal Declaration of Human Rights (UDHR), 1948 atau Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia  Deklarasi Alma-Ata (1978) tentang Pelayanan Kesehatan Dasar  Deklarasi Jomtien (1990) tentang Pendidikan untuk Semua  Deklarasi Rio (1992) tentang Lingkungan Hidup  Deklarasi Kopenhagen (1995) tentang Pembangunan Sosial  Deklarasi Johannesburg (2002) tentang Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan Page  77
  • 79. KONVENSI persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Konvensi tidak berkaitan dengan kebijakan tingkat tinggi  International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) & International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR) (diadopsi & berlaku 1966)  Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (CERD) (diadopsi 1966, berlaku: 1969)  Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) (diadopsi 1979, berlaku: 1981)  Convention on the Rights of the Child (CRC) (diadopsi 1989, berlaku: 1989)  International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of their Families (ICRMW atau sering disebut MWC) (diadopsi 1990, berlaku: 2003)  Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) (diadopsi 2006, berlaku: 2008) Page  79
  • 80. Dampak regulasi internasional bagi kebijakan sosial di Indonesia Berbagai perundang-undangan sosial yang dibentuk sebagai konsekwensi penandatanganan, ratifikasi, dan adopsi konvensi ke dalam UU seperti:  UU No. 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang Cacat  UU No. 15 tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Melawan Penyelundupan Migran  UU No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, Budaya  UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Page  80
  • 81. Peran Pekerja Sosial dalam Konteks Kebijakan Sosial Global Peran pekerja sosial tidak dilakukan dengan membantu mereka yang mengalami masalah sosial atau para “pemerlu pelayanan sosial” saja, melainkan diarahkan pada keterlibatan dalam analisis dan perancangan kebijakan sosial internasional. Sejumlah ahli, seperti Gosta Esping-Andersen (1996), Ramesh Mishra (1999), Bob Deacon (2000) sudah lama mengusulkan soal international social policy ini. Aktivis dan analis kebijakan sosial adalah dua peranan penting dalam skenario ini yang intinya difokuskan pada perlawanan terhadap globalisasi dan neoliberalisme. Page  81
  • 82. SUB-TUGAS KELOMPOK  Melalui diskusi kelompok, identifikasi dan tentukan SATU isu lokal/nasional terkait kebijakan (kesejahteraan) sosial di Indonesia atau masalah kesejahteraan sosial di Indonesia dengan berdasarkan BUKTI/DATA tertulis (kliping koran, laman internet, jurnal penelitian, dokumen pemerintah dsb) yang akan menjadi rencana tugas penyusunan Logframe Approach terkait perencanaan program sosial.  Lakukan ANALISIS SOSIAL terhadap isu atau masalah tersebut (gunakan analisis statika sosial/stakeholder dan analisis jalur/pohon masalah)  Dikumpulkan pada pertemuan hari Senin, 7 Oktober 2013 (Kelas A), Kamis 10 Oktober 2013 (Kelas B & C) Page  82
  • 83. Keterkaitan Analisis Stakeholder (Stakeholder Analysis) dan Analisis Jalur/Pohon Masalah (Problem Analysis) dengan penyusunan Logframe Page  83
  • 84. Langkah Analisis Stakeholder 1. Identifikasi stakeholder pentingdan kepentingan mereka 2. Asesmen kekuasaan dan pengaruh stakeholder terkait dengan proyek/kegiatan 3. Tentukan respon proyek yang tepat pada masing-masing stakeholder/kelompok 4. Rencanakan stakeholder mana yang akan berpartisipasi dalam lingkaran proyek, kapan dan bagaimana 5. Mulai untuk identifikasi resiko dari stakeholder 6. Kembangkan strategi untuk membangun partisipasi dan komitmen stakeholder Page  84 Stakeholder Analysis PSIF Project Resources 84
  • 85. Mempersiapkan Matriks Stakeholder Stakeholder Kepentingan S.1 S.2 S.3 Page  85 Stakeholder Analysis PSIF Project Resources Dampak
  • 86. Mengembangkan Pohon Masalah 1. Identifikasi sebab segera dan langsung dari masalah inti (focal problem) 2. Identifikasi akibat segera dan langsung dari masalah inti (focal problem) 3. Bangun pohon masalah yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat dari masalah tersebut 4. Review pohon masalah dan verifikasi bahwa telah lengkap dan valid Page  86 PSIF Project Resources
  • 87. Identifikasi Sebab & Akibat: Pohon Masalah Effects of the Focal Problem el Focal Problem e t Causes of the Focal Problem Page  87 PSIF Project Resources
  • 88. KELOMPOK TEMA KELOMPOK KELAS A 1 Kebijakan Mobil Murah 2 Penelantaran Anak berujung Petaka Page  88
  • 89. KELOMPOK TEMA KELOMPOK KELAS B 1 2 Trafiking anak 3 Perlindungan anak jalanan 4 Mobil murah tidak tepat sasaran 5 Ketidaktepatan BLSM 6 Page  89 Larangan berjualan di gerbong KA Kenaikan standar kelulusan UN 7 Kurang berhasilnya KB
  • 90. KELOMPOK TEMA KELOMPOK KELAS C 1 2 Pemberdayaan Pengemis Perlu Studi Kelayakan 3 Korupsi Dana Pendidikan UNAS 4 BLSM tidak tepat sasaran 5 Gepeng 6 Page  90 Penyalahgunaan Dana Kebijakan Impor Daging Sapi Kemenperindag RI BBM 7
  • 91. Referensi  Deacon, Bob (2003). “Supranational Agencis and Social Policy” dalam Social Policy, Oxford: Blackwell.  Deacon, Bob (2007). Global Social Policy & Governance. London: Sage.  Gaspar Fajth (2010). UNICEF’s Social Policy Agenda, New York: UNICEF Division of Policy and Practice  Sykes, Rob (2003) “Social Policy and Globalization” dalam Social Policy, Oxford: Blackwell.  Page  91
  • 92. Teki-teki dari jaman pil kiplik untuk yang tertarik dan belum pernah tau... Teka teki ini tidak mengandung trick, hanya murni logika. Semoga Anda beruntung dan jangan cepat menyerah! Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda. Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu, merokok satu merek tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut minum minuman yang sama, merokok merk rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain. PERTANYAAN : Siapakah yang memelihara IKAN ? Page  92
  • 93. PETUNJUK : Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah. Orang Swedia memelihara anjing. Orang Denmark senang minum teh. Rumah berwarna hijau terletak tepat di sebelah kiri rumah berwarna putih. Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi. Orang yang merokok Pallmall memelihara burung. Penghuni rumah yang terletak di tengah tengah senang minum susu. Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill. Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama. Orang yang merokok Marlboro tinggal disebelah orang yang memelihara kucing. Orang yang memelihara Kuda tinggal di sebelah orang yang merokok Dunhill. Orang yang merokok Winfield senang minum bir. Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia. Orang Jerman merokok Rothmans. Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air. Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu. Dia menyatakan 98% penduduk di dunia tidak mampu memecahkan teka teki ini. Apakah anda termasuk yang 2 % ??????