SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
133
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
Islam, Muhammadiyah dan
Advokasi Kemiskinan
Oleh: Zuly Qodir*
Abstract
The poverty data of Indonesian that hown by World Bank November 2006
tend to increase. The problem of poverty denotes reality and fact in Indonesia. The
majority of Indonesian constitutes Moslem. According to social researcher there are
several impact of the proverty toward religion fundamentalism and religion conversion.
In this sense, Muhammadiyah movement in Indonesia there is a popular terminology
in term of this organization concerns regarding poverty solving, that is the al-ma’un
theology. Ahmad Dahlan as a founder of the above organization derived the concept
of al-ma’un including three activities: education, healthy and helping orphan.The
main three programs have revealed that Miuhammadiyah denotes religion social
organization has involved in solving the poverty problem.
Keywords: al-ma’un, Islam, kemiskinan, dan teologi.
I. Pendahuluan
Kemiskinan yang melanda bangsa ini semakin mengerikan dan dahsyat.
Berdasarkan data terakhir dari World Bank Nopember 2006 menyebutkan
kemiskinan di Indonesia meningkat menjadi 49 % (149 juta jiwa) dari total
penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta jiwa.1
Masalah kemiskinan memang bukan suatu kondisi yang diinginkan oleh
masyarakat, baik kota maupun desa. Tetapi senyatanya jeratan kemiskinan saat
ini senantiasa mengintai sepanjang hari sehingga setiap tahun angka kemiskinan
bukannya semakin berkurang, tetapi malah terus meningkat. Data berikut
memberikan bukti demikian mengerikannya kemiskinan di negeri ini, tahun 2005
angka kemiskinan mencapai 35,10 juta (15,97 %, tetapi tahun 2006 meningkat
menjadi 39,05 juta atau 17.75%.
Memang ada perbedaan data yang dikeluarkan antara Pemerintah Negeri
ini dengan Wordl Bank, tetapi tidak akan didiskusikan mana data yang akurat
dan validasinya. Yang menjadi keprihatinan adalah bahwa fakta kemiskinan tetap
*
Penulis adalah peneliti pada Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Univesitas
Gadjah Mada Yogyakarta Email: zuly_qodir@yahoo.com
1
Kompas, 18 November 2006.
JURNAL EKONOMI ISLAM
134
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
ada dan banyak di negeri ini.
Problem kemiskinan adalah problem riil masyarakat bangsa ini, yang
mayoritas beragama Islam. Terkait dengan agama Islam khususnya, banyak
pengamat dan peneliti sosial menyatakan bahwa jeratan kemiskinan akan
membawa dampak pada adanya fundamentalisme agama, selain perpindahan
agama demikian hadist Nabi menyatakan. Kemiskinan menyebabkan
fundamentalisme agama karena orang Islam sebagai mayoritas akan memandang
adanya proses politik dan kebijakan negara yang tidak adil atas umat Islam,
sehingga mereka melakukan perlawanan (radikalisasi) atas kebijakan negara.
Kemiskinan adalah jeratan yang harus dibongkar oleh semua pihak tanpa
pandang bulu, apalagi kaum beriman. Iman hanya akan bermanfaat pada orang
lain tatkala mampu memancarkan kasih sayang dan dampak pada orang lain,
seperti diketahui dalam banyak litaratur Islam bahwa keimanan yang benar
adalah yang berdampak pada orang lain. Seorang muslim belum sempurna
imannya tatkala masih ada sebagian disekitar kita yang teraniaya karena tangan
kita, dan miskin.
II. Globalisme Penyebab Pemiskinan
Para penganjur globalisme ekonomi selama bertahun-tahun, sampai saat
ini selalu menyatakan bahwa maksud dari globalisasi ekonomi adalah membantu
kaum miskin di dunia. Mereka berpendapat, bahwa dengan menghilangkan
sejumlah hambatan perdagangan bebas yang akan dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan multinational (perusahaan besar) dan berbagai investasi keuangan,
maka itulah gagasan terbaik menuju pertumbuhan dan jalan terbaik dari
kemiskinan.2
Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa berjuta-juta orang yang
menentang globalisasi ekonomi akan merugikan kepentingan kaum miskin
sendiri. Oleh sebab itu, setiap orang yang tidak setuju dipersilakan minggir dan
menyerahkan persoalan hidupnya pada perusahaan-perusahaan besar, para bankir,
birokrasi besar untuk merencanakan dan pemecahan masalah yang mengglobal.
Para penganjur globalisme ekonomi kemudian melanjutkan dengan menyatakan,
jika para penentang globalisme berhenti, sesungguhnya kelompok Bretton Woods
(IMF, Bank Dunia dan WTO) ditambah Nike, dan Mosanto akan memberi
berkah pada dunia, khususnya kaum miskin.
Banyak bukti menyebutkan bahwa globalisme ekonomi-perdagangan telah
menyebabkan jurang yang semakin tajam antara orang kaya dengan orang miskin.
UNDP melaporkan hal ini sejak tahun 1999, bahkan sejak diberlakukannya
2
Mander, Jerry, Deby Barker dan David Corten (2003). Globalisasi Membantu
Orang Miskin?. Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. (Yogyakarta: Cinderalas),
hlm. 4-6.
135
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
perdagangan bebas dan sistem keuangan global jurang kemiskinan dan kaum
kaya semakin tajam, namun tetap saja globalisme ekonomi mendapatkan tampat
dihati banyak orang, termasuk di Indonesia. Bahkan, rezim politik Indonesia
sekarang bisa dikatakan sebagai rezim politik yang paling “didikte oleh” globalisme
ekonomi-perdagangan dan sistem keuangan global.
Bukti paling akhir adalah rencana akan dijadikannya Badan Hukum
Pendidikan Swasta, setelah sebelumnya diluncurkan dan diadopsinya Badan
Hukum Milik Negara (BHMN) untuk perguruan tinggi negeri seperti UI,
UGM, ITB, Unair, dan dengan konsekuensi dibukanya kelas-kelas internasioanal
(Program Internasional) di beberapa perguruan tinggi, sebagai akibat dorongan
perdagangan dan liberalisasi pendidikan. Bahkan, data terakhir, Agustus 2007
ini, Singapura telah siap untuk menerima lulusan sekolah-sekolah program
Internasional di Indonesia sejumlah 5000 orang alumni untuk diperkerjakan di
pelbagai perusahaan dan institusi di Singapura.
Akibat lain dari globalisme adalah swastanisasi BUMN, sehingga penjualan
BUMN adalah bagian tak terpisahkan dari proyek globalisme ekonomi, yang
merupakan konsekuensi dari adanya liberalisasi perdagangan, dan investasi,
sehingga perusahaan-perusahaan multinasional dan bakir-bankir harus
dibebaskan menananmkan modalnya di Indoenesia, juga pengelolaan-pengelolaan
harus diserahkan pada swasta, sebab swastanisasi adalah jalan terbaik untuk
penyelamatan BUMN, Telkom, Pertamina, PJKA, PDAM adalah perusahaan-
perusahaan milik pemerintah/negara yang kemudian menerima proyek globalisme
ekonomi-perdagangan misi globalisasi.
Proyek globalisasi ekonomi-perdagangan yang terus digulirkan dengan
struktur-struktur globalisasi seperti liberalisasi perdagangan (GATS), deregulasi,
privatisasi, dan penyesuaian struktural global pemerintahan (good governance,
Pilkada dan Pilpres Langsung), civil society, tranparansi, land reform, adalah
alat-alat kaki tangan globalisme yang sesungguhnya telah menyebabkan
banyak gelandangan di Indonesia, masyarakat menjadi tidak memiliki tanah
untuk bercocok tanam/bertani, dan mereka hidup dalam gelimang kelaparan.
Masyarakat tidak memiliki akses pada pelayanan publik yang pokok seperti biaya
kesehatan yang mahal, perawatan medis, pendidikan mahal, sanitasi sebab ada
hak guna air (UU Penggunaan Sumber Daya Air), penggunaan air bersih karena
lebih banyak dipakai untuk keperluan Danone Group (Aqua, dan Unilever) yang
menyebabkan banyak orang menjadi lebih buruk kehidupannya dan semkain
sengsara, tetapi tetap saja mendapatkan pembenar di tingkat pembuat kebijakan
bahkan belakangan ormas keislaman turut menjadi salah satu penyumbang
proyek globalisasi-ekonomi-perdagangan yang melayangkan program Hak cipta
(Property Rights) dan seterusnya.
Pertanyaan, mengapa tidak bisa keluar dari anjuran para pendukung setia
globalisme ekonomi-perdagangan-struktur politik global. Hal ini disebabkan
adanya khutbah kaum pendukung globalisme yang sangat masyhur pada dunia
JURNAL EKONOMI ISLAM
136
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
ketiga (seperti Indonesia) yang kemudian masuk pada pembuat-penyusun
kebijakan ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, pertanahan, pertanian
nasional. Para pembuat kebijakan ditingkat nasional ini yang selalu mendasarkan
dirinya pada prinsip-prinsip globalisasi ekonomi-perdagangan dan politik
internasional, sehingga tampak dari jauh kebijakan negara yang dibuat adalah
pro rakyat kebanyakan (rakyat miskin) sekalipun sejatinya semakin memiskinkan
dan hebatnya didukung oleh ormas keagamaan.
III. Lima Khutbah Pendukung Pemiskinan Rakyat
Ada lima dalil kutbah utama para penganjur globalisme di dunia. Dalil
pertama adalah: liberalisasi dan integrasi pasar; kedua, globalisme suatu yang
tidak tertotak dan terbantahkan (terbalikkan-mundur kembali); ketiga, globalisasi
tidak akan terkendalikan dan terkontrol oleh siapaun; keempat, globalilisasi akan
menguntungkan semua orang; dan kelima, globalisasi akan membawa iklim
demokrasi ke seluruh dunia.
Kita lihat secara ringkas dalil-dalil dari lima klaim globalisasi yang mendasari
neo-liberalisme dunia saat ini sehingga kita butuh sebuah perspektif dan sebuah
gerakan yang efektif jika hendak menghadapi globalisasi dan neo-liberalisme
yang sejatinya sangat mengerikan kehidupan banyak orang dan menguntungkan
sedikit saja.
Pertama; liberalisasi dan integrasi pasar. Cita-cita utama pasar bebas yang
akan bekerja secara otomatis (selef regulating) adalah bagian yang secara normative
menjadi dasar dari globalisasi. Fungsi utama pasar bebas (yang didalamnya
membayangkan adanya efisiensi, rasionalitas dan kemakmuran serta kemajuan
untuk meningkatkan integrasi social dan kemakmuran-kemajuan material)
hanya dapat diwujudkan dalam masyarakat demokratis yang menghargai dan
melindungi kebebasan individu. Para penganjur neoliberalisme dan globalisasi
menuntut adanya “liberalisasi pasar” yakni deregulasi perekonomian nasional.
Dikatakannya, pandangan semacam itu tidak hanya akan memunculkan pasar
global yang teintegrasi, namun sekaligus akan melahirkan kebebasan politik
yang lebih besar bagi semua warga dunia. Tatanan ekonomi yang memberikan
kebebasan ekonomi secara langsung yakni kapitalisme kompetitif, juga akan
mendorong kebebasan politik sebab ia akan memisahkan kekuatan ekonomi
dan kekuasan politik sehingga memungkinkan terjadinya keseimbangan antara
keduanya”.3
Dengan pandangan seperti itu, masyarakat oleh penganjur globalisai dan
neoliberalisme harus bersikap menerimanya. Kita lihat anjuran mereka:
“Gagasan pendorong dibalik globalisasi adalah kapitalisme pasar bebas,
3
Steger, Manfred B. (2006). Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar. (Yogyakarta:
Lafadl), hlm. 81.
137
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
semakin Anda biarkan kekuatan pasar untuk berkuasa dan semakin Anda
membuka perekonoian Anda pada kompetisi dan perdagangan bebas, maka akan
semakin efisien ekonomi Anda. Globalisasi berarti penyebaran kapitalisme pasar
bebas ke semua Negara di dunia. Karena itu, globalisasi juga memiliki perangkat
saluran ekonominya sendiri, aturan-aturan seputar pembukaan, deregulasi, dan
privatisasi perekonomian, untuk menjadikannya lebih kompetitif dan menarik
bagi investor asing”.4
Dengan segala instrument yang dimainkan, melalui hardware dan software
pasar bebas, maka tidakayal lagi globalisasi yang saling berkelindan dengan
neoliberalisme ekonomi dan polititik akan memenangi sejarah manusia dalam
era yang disebut kapitalisme pasar bebas. Globalisasi akan menciptakan pasar
bebas yang tunggal. Pakaian ekonomi-politik akan menentukan dalam era
globalisasi. itulah kutbah yang sangat membius sebagian pemimpin Negara-negara
penghutang seperti Indonesia, yang pemimpinnya tidak memiliki ketegasan sikap
atas Utang Luar Negeri dan penjajahan pasar global.
Kedua, globalisme sesuatu yang tidak akan tertolak dan mundur kembali.
Menurut para penganjur globalisasi dan liberalisme ekonomi, globalisasi
merupakan refleksi atas penyebaran kekuatan pasar yang tidak bisa dibendung
yang dikendalikan oleh inovasi teknologi yang menjadikan integrasi pasar
perekonomian nasional menjadi tak terbendung. Globalisasi selalu terkait dengan
kekuatan atas kepercayaan pada kemampuan pasar dalam memanfaatkan teknologi
baru untuk menyelesaikan persoalan social secara lebih baik dibandingkan
sumber-sumber alternative lainnya. Pemerintah, partai politik, dan gerakan
social tidak punya pilihan lain kecuali ”menyesuaikan” dengan ketakterelakkan
globalisasi.5
Kita lihat betapa kuatnya desakan para pendukung globalisasi dan liberalisasi
ekonomi dunia. Pernyataan mantan Presiden AS, Bill Clinton misalnya:
”Saat ini kita harus menerima logika tak terelakkan globalisasi. Bahwa segala
hal, dari kekuatan perekonomian kita sampai keamanan kota-kota kita, hingga
kesehatan rakyat kita, tidak hanya tergantung pada peristiwa-peristiwa di negeri
kita, tetapi juga peristiwa yang terjadi jauh di belahan dunia lain. Globalisasi
adalah sesuatu yang tidak bisa dibendung. Proteksionisme hanya akan membuat
segala sesuatu kian memburuk. Globalisasi adalah elemen kehidupan kita yang
tidak bisa dielakkan. Tidak seperti kita mencegah ombak membentur pantai.
Globalisasi tidak lagi bisa dihentikan. Argument yang mendukung liberalisasi
perdagangan da pasar terbuka sangat kuat dan dibuat oleh banyak orang diantara
kita, dan kita tidak boleh takut untuk berhadapan dengan mereka yang tidak
sependapat”.6
Elit-elit pendukung neoliberal di Negara-negara Barat dan non Barat
4
Ibid, hlm. 84.
5
Ibid, hlm. 91.
6
Ibid, hlm. 92.
JURNAL EKONOMI ISLAM
138
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
terus menggemakan slogan kelompok globalis, dengan menyatakan bahwa
Negara manapun membutuhkan apa yang dinamakan liberalisasi dan deregulasi
perekonomian. Mereka akan selalu menyatakan tidak ada pilihan lain dengan
globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia. Dari India, Pilipina san seterusnya
selalu berkeyakinan demikian atas globalisasi.
Keyakinan seperti itu membuat para pendukung globalisme mudah
mendapatkan pembenar di tanah air masing-masing dan neara-negara yang
sebelumnya tidak mendukung bahkan terdapat potensi pembangkangan. Untuk
melancarkan kampanye tentang globalisasi, kelompok pendukung globalisasi
mengkampanyekan wacana yang bersifat menetralisir penentangan anti globalisasi
dengan mendepolitisasi wacana globalisasi. Pernyataan yang paling popular:
bahwa kebijakan neoliberal adalah kebijakan yang melampuai politik, sebab ia
hanya menjalankanapa yang ditakdirkan oleh alam.7
Kita lihat pernyataan paling sensational para pendukung globalisasi Thomas
Friedman, seperti berikut dibawah ini:
”Dan itulah sebabnya kenapa Amerika bukanlah sekedar sebuah Negara. Ia
adalah nilai spiritual dan model… Dan itulah alas an kenapa saya teramat sangat
percaya bahwa agar globalisasi bisa berlangsung, Amerika harus tetap menjadi
yang terbaik, hari ini, esok, dan sepanjang masa. Ia tidak hanya bisa, tetapi harus
menjadi inspirasi bagi seluruh dunia”.8
Argumen-argumen diatas dengan jelas memberikan petunjuk bahwa
globalisasi dan liberalisasi ekonomi dibawah paying globalisme dan neoliberalisme
merupakan suatu yang sedang dikampanyekan secara massif oleh para pendukung
globalisme di dunia agar Negara-negara lainnya, yang walnya menolak sekalipun
terus mendukung sebab hanya mendukunglah yang dianggap memberikan
keuntungan.
Ketiga, globalisasi tidak akan terkontrol dan terkendalikan sercara
perseorangan. Para pendukung globalisasi akan memberikan pandangan yang
sangat jelas tentang sikapnya pada globalisasi. Misalnya, Robert Hormats,
Pimpinan Goldman Sach International, berpendapat: ”Keindahan luar biasa dari
globalisasi adalah bahwa ia tidak terkendalikan oleh perseorangan, pemerintah
atau lembaga manapun”. Bahkan, Thomas Friedman, seorang globalis murni
lainnya menyatakan dengan sinis tatkala Mahathir Mohammad menyatakan akan
melawan globalisasi yang membuat krisis keiangan di Asia, termasuk Malaysia,
Indonesia dan Thaliand. Demikian kata Friemdan:
”Ah, mohon maaf, Mahathir, tapi di planet mana Anda tinggal? Anda bicara
tentang partisipasi dalam globalisasi seolah pilihan yang Anda miliki. Globalisasi
bukanlah pilihan. Ia adalah kenyataan … dan landasan utama globalisasi adalah
tak seorang pun memegang kendali … kita semua ingin mempercayai bahwa
7
Ibid, hlm. 94.
8
Ibid, hlm. 98.
139
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
seseorang memegang kendali dan bertanggung jawab (atas globalisasi). Namun
ruang pasar global saat ini adalah group elektronik yang acapkali dibentuk oleh
para pedagang valuta, obligasi, maupun saham yang anonym serta inverstor
multinasional, yang dihubungkan melalui layer (computer) dan jaringan”.9
Dengan menggunakan dukungan Negara-negara kuat dibelahan Utara,
lembaga-lembaga internasional semacam IMF, WTO dab Bank Dunia para
pengusung globalisme mendulang keuntungan yang maha dahsyat. Kebijakan
dikeluarkan oleh mereka yang sering kita kenal dengan sebutan ”Konsensus
Washington” sejak tahun 1970-an hingga sekarang. Ada sekurang-kurangnya
sepuluh prinsip ”Konsensus Washington” yang haruss dijalankan oleh Negara-
negara penghutang di dunia:
- Menjamin disiplin fiscal, dan mengendalikan deficit anggaran.
- Mengurangi pengeluaran public, khususnya militer dan administrasi
public
- Reformasi pajak, dengan basis yang efektif dan lebih luas
- Liberalisasi keuangan, dengan tingkat bunga yang ditentukan pasar
- Nilai tukar mata uang kompetitif, untuk membantu ekspor
- Liberalisasi perdagangan, disertai dengan penghapusan ijin impor dan
pengurangan tariff
- Mendorong investasi asing langsung
- Pivatisasi BUMN, demi manajemen yang efisien dan kinerja yang lebih
baik
- Deregulasi ekonomi
- Perlindungan atas hak cipta (property rights)
Dengan argument bahwa tidak ada pemimpin yang mampu mengendalikan
globalisasi, sebenarnya bisa dikatakan AS ingin menempatkan diri sebagai satu-
satunya pemimpin dunia yang hendak memperluas hegemoninya. AS dengan
keangkuhannya hendak menjadi polisi dunia dan penguasa tatanan ekonomi-
politik dunia tanpa pesaing sama sekali, sehingga apa yang dikampanyekan dengan
lancer diterima belahan dunia lainnya.
Keempat, globalisasi akan menguntungkan semua orang. Dalil ini
memberikan gambar pada kita betapa semua orang agar mengafirmasi atas
kampanye dahsyat globalisasi yang dibawa AS dan teman-temannnya ke dunia
lainnya. Kita simak pertemuan Negara-negara maju di Lyon Perancis, tahun 1996
yang merupakan kampanye Negara-negara penyokong globalisasi. Demikian
pernyataan bersama ketika itu:
”Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi dunia yang interdependen dewasa
ini berkaitan erat dengan proses globalisasi. Globalisasi memberikan peluang
yang sangat besar bagi masyarakat di masa depan, tidak hanya bagi Negara kita,
9
Ibid, hlm. 102.
JURNAL EKONOMI ISLAM
140
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
tetapi juga Negara lain. Aspek-aspek positifnya meliputi ekspansi intervensi dan
perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: pembukaan perdagangan
internasional di wilayah paling padat dan berbagai peluang bagi banyaknegara
berkembang untuk memperbaiki standart hidupnya; penyebaran intformasi
yang kian cepat, inovasi teknologi, dan menjamurnya lapangan pekerjaan
dengan tenaga yang terlatih. Karakter globalisasi ini telah melahirkan perluasan
kekayaan dan kemakmuran luar biasa di dunia. Karena itu, kami yakin bahwa
proses globalisasi adalah sumber harapan bagi masa depan”.10
Kita kutipkan kembali pendapat pendukung globalisasi, George David,
CEO UnitedTechnology, dengan menyatakan kita perlu menjamin berlanjutnya
keberhasilan agenda global ini. Demikian pernyataan David:
”Kita tengah berada pada masa paling optimistic: batas-batas antar bangsa
telah menyusut, liberalisme ekonomi sedang diberlakukan dan terukti masuk
akal, perdagangan dan investasi merebak, kesejangan penjapatan antar bangsa
menyempit, dan generasi yang makmur secara global tercatat pada tingkatan
yang tinggi, dan saya percaya hal ini akan berlangsung terus”.11
Itulah dalil keempat yang dirintis dan dikampanyekan kaum globalis agar
dunia mengikutinya. Namun tidak satupun yang memberikan argument siapa
yang membuktikan jika ”janji-janji” globalisasi itu terbukti untuk masyarakat
luas, dimanakah sisi masuk akalnya dari globalisasi ekonomi dan politik.
Kelima, globalisasi akan membawa iklim demokrasi keseluruh dunia.
Ini dalil keima yang menjadikan dunia semakin hiruk pikuk dengan globalisasi
dan liberalisasi ekonomi dibawah komando Amerika. Klaim kaum globalis atas
globalisasi dan neoliberalisme adalah bahwa pasar bebas dan demokrasi adalah
istilah yang sinonim. Francis Fukuyama, seorang penasehat Kepresidenan AS
menyatakan adanya korelasi positif antara perkembangan ekonomi suatu Negara
dengan demokrasi. Semakin makmur sebuah Negara maka semakin demokratislah
Negara tersebut. Fukuyama melanjutkan kutbahnya dengan mengatakan:
”Tingkat perkembangan ekonomi yang dihasilkan globalisasi sangat
kondusif bagi terciptanya masyarakat sipil dan kelas menengah yang kuat. Kelas
menengah yang kuat dan struktur masyarakat inilah yang akan mendorong
demokasi”.12
Untuk meyakinkan Negara-negara lainnya, AS melalui Direktur Jendral
WTO, Mikie Moore menyatakan bahwa organisasinya adalah organisasi yang
mendorong terjadinya proses demokrasi fundamental sebab di dalamnya terjadi
consensus yang merepresentasikan demokrasi dengan cara mengungkapkan
opini mereka secara bebas mengenai segala persoalan perdagangan internasional.
Namun yang harus diingat adalah bahwa consensus dalam WTO senantiasa
10
Ibid, hlm. 110.
11
Ibid, hlm. 111.
12
Ibid, hlm. 122.
141
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
dikendalikan oleh Negara-negara kuat seperti AS, Jepang, Uni Eropa, dan Kanada.
Keputusan diambil secara informal melalui kaukus oligarkis bentukan-bentukan
perusahaan dagang raksasa yang ada dalam koridor organisasi dagang dunia dalam
negosiasi-negosiasi ”rahasia” selama pertemuan tingkat menteri WTO.Termasuk
pertemuan Singapura tahun 1999 dan 2004 yang lalu.
Melihat apa yang dilontarkan pada pendukung globalisme ekonomi-
perdagangan yang berlandaskan pada perdagangan bebas, privatisasi, keuangan
global, system politik internasional, yang sejatinya adalah global capitalisme
membuat warga Negara menghadapi tantangan yang sangat serius, karena itu
tidak bisa semabangan dalam meresponnya sehingga jeratan kemiskinan tidak
semakin merajalela.
Membongkar jeratan kemiskinan harus dilakukan dengan cara-cara yang
sistematik, dari mewacanakan agar masyarakat muslim memiliki kepekaan sosial
yang tinggi sehinga sikap solidaritas dan filantropi menjadi bagian hidupnya,
selain cara-cara yang konkret, seperti menyantuni mereka yang miskin, seperti
pemberian yang bersifat karitatif, sekalipun banyak dikritik.
Mengingat kemiskinan merupakan lingkaran setan yang mengerikan,
sehingga kemiskinan tidak bisa diselesaikan hanya dengan pemberian yang
karitatif, tetapi sistematis maka harus pekerjaan yang dilakukan secara terus-
menerus dan dikerjakan oleh kelompok masyarakat yang bersentuhan dengan
penanaman jiwa agama (Islam) pada masyarakat. Mereka itulah para mubaligh,
para aktivis Islam yang bergerak dalam level wacana agar mampu mempengaruhi
kebijakan negara.
IV. Teologi al-Maun: Peran Muhammadiyah
Dengan melihat lingkaran kemiskinan yang hebat itulah, maka umat
Islam tidak boleh tinggal diam dan berpangku tangan untuk turut meresponnya,
disitulah posisi mubaligh dan aktivis penting.
Apa yang dilakukan Muhammadiyah pada masa Syafii Maarif untuk
berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi dengan bersama-sama membentuk
koalisi antar agama untuk anti korupsi merupakan langkah awal yang baik
dalam upaya merumuskan bentuk teologi yang berpijak pada kenyataan-realitas
masyarakat Indonesia, seperti juga dilakukan Ahmad Dahlan dahulu yang
menafsirkan Al-Maun dengan tiga kegiatan utama: pendidikan, kesehatan dan
penyantunan orang miskin (membuat panti anak yatim-piatu) tatkala mendirikan
Muhammadiyah. Dengan kata lain, melakukan transformasi pemahaman
keagamaan dari sekadar doktrin-doktrin sacral dan “kurang berbunyi” secara sosial
menjadi kerjasama atau koperasi untuk pembebasan manusia. Walaupun banyak
kalangan melihat apa yang dilakukan Muhammadiyah tersebut masih sebatas
transformasi pada tingkatan elite dan belum menyentuh grass root. Dalam konteks
inilah teologi kerja Islam doktrin suci yang melampaui absolutisme teologis yang
JURNAL EKONOMI ISLAM
142
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
lebih bercorak standar ganda dan kurang respek dengan masalah kemiskinan menjadi
teologi kerjasama atau (ta`awun `ala al-birri wa at-taqwa).
Dengan kata lain, rumusan teolgi Islam tidak sebatas memperkuat dimensi
kesalehan indivual sebagai bentuk personal piety, melainkan juga digerakkan
menjadi teology kerja yang mencerminkan sebuah konstruksi teologi Islam
yang berpihak pada kaum mustadafin, dan berperspektif social piety. Adapun
indikasi keberhasilan yang diharapkan dari pengembangan teologi kerja yang
melampaui klaim absolutistas dalam arti menjembati pemaknaan teologi Islam
pada masalah-masalah riil kemanusiaan seperti kemiskinan adalah bagaimana
umat Islam di Indonesia bisa hidup bersama dalam perbedaan dan keragaman,
bisa bekerjasama dalam mengatasi kemiskan sebagai wujud kesalehan kaum
beriman yang diisyaratkan oleh Teologi Kerja kaum muslim. Indikasi yang bisa
dijelaskan adalah bahwa Umat Islam dalam kehidupan sehari-hari seharusnya
memiliki kepekaan atas masalah-masalah riiil yang dihadapi, seperti kemiskian
yang menimpa masyarakat bawah baik pedesaan maupun perkotaan, bisa
membangun komunikasi dan hubungan antarumat beragama untuk bersama-
sama menjadikan kemiskian sebagai bentuk musuh bersama, baik kalangan
mubaligh, ustadz, maupun aktivis muslim. Kaum muslim tidak disibukkan
dengan saling memutlakkan kebenaran agamanya, tetapi bisa saling menghormati
keyakinan orang lain, bisa saling berdialog dengan orang beragama lain, bisa
saling berkerjasama dengan umat beragama lain dalam persoalan-persoalan
yang menjadi kebutuhan dan kepentingan bersama (demokratisasi, penegakan
hukum, pemberantasan korupsi, pengembangan pendidikan, bahkan penanganan
bencana dan kemiskinan).
Tafsir atas kaum mustadafin karena itu harus mendapatkan tempat
yang lebih proporsionlal, bahkan penafsiran atas kaum mustadfin hendaknya
mendasarkan pada perspektif teologi yang lebih pro kaum miskin, kaum tertindas,
hina, dina dan lemah. Inilah sebetulnya perspektif teologi al-maun harus
mendapatkan tempat dalam langkah dan gerakan Muhammadiyah. Sebagai ormas
yang besar dan independen, Muhammadiyah jangan terjebak dalam pertarungan
rutinitas aktivisme organisasi yang memang acapkali menyita banyak waktu dan
perhatian, tetapi kurang produktif dan responsif terhadap masalah-masalah sosial
kemasyarakatan yang terus berkembang secara massif dalam masyarakat.
Muhammadiyah, dengan begitu sudah seharusnya memiliki rencana
yang sangat fundamental, merombak struktur teologi yang bersifat ekslusif-
sunni, menjadi paradigma dan struktur teologi transformatif, yang lebih mirip
dengan paradigma teologi pembebasan tahap kedua dan ketiga, yakni bukan
hanya tahapan penyebaran gagasan pembebasan, atau tahap perancangan tafsir
teologi, tetapi mulai masuk pada menyusun isu-isu strategis dan berdampak
luas pada masyarakat lalu merencanakan tindakan aksi untuk mengatasinya.
Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada level gagasan
teologi al-maun, tetapi praksis teologi al-maun menjadi pijakan seluruh gerakan
143
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
JURNAL EKONOMI ISLAM
Vol. II, No. 1, Juli 2008
Muhammadiyah saat ini dan mendatang.
Muhammadiyah mestinya bersuara atas nasib saudara-saudara kita
yang ada di Porong, Sidoarjo, Jatim atas korban Lapindo yang mereka alami,
Muhammadiyah juga mestinya bersuara keras atas terjadinya korbanTKW-TKW
yang ada di Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah, dan juga Muhammadiyah
seharus bersuara keras atas terjadinya praktek-praktek pembalakan hutan dan
pencurian-pencurian uang negara (korupsi) sebab mereka adalah bagian dari
anak bangsa ini yang harus diberi pelajaran serius karena telah mengorban
banyak manusia dan negara. Tetapi, sejauh yang saya tahu, Muhammadiyah
belum secara eksplisit memberikan “suara kerasnya” atas penderitaan mereka
yang dianiaya oleh mereka yang berkuasa dan memiliki koneksi, keuangan dan
seakan-akan kebal hukum.
Jika sudah seperti itu, sesungguhnya Muhammadiyah belum terlihat jelas
bedanya dengan ormas-ormas lainnya, yang masih menunggu untuk kemudian
bersuara, bahkan dalam konteks lumpur Lapindo, NU Jatim lebih dahulu
memberikan sikap kerasnya atas lambannya negara merespons penderitaan
masyarakat Porong dan sekitarnya. Mungkin karena NU Jatim merasa lebih
dekat secara emosional dengan masyarakat Porong, tetapi bagaimana pun
Muhammadiyah juga bukan ormas yang seharusnya merasa jauh dengan
masyarakat Porong, yang penduduknya mayoritas berafiliasi ormasnya adalah
NU. Disinilah pentingnya pembongkaran sekat teologi yang ekslusif-menjadi
teologi inklusif-transformatif, sehingga memihak masyarakat tidak didasarkan
karena dia NU, Muhammadiyah, Persis, SI atau yang lainnya, tetapi didasarkan
karena masyarakat membutuhkan pemihakan dan pembelaan. Masyarakat sebagai
warga masyarakat yang membutuhkan sentuhan kemanusiaan dari orang beriman,
bukan masyarakat yang hanya akan dieksploitasi oleh ormas agama, partai politik,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi dan aparat kemananan.
Jika Muhammadiyah secara tegas mulai merencanakan tindakan-tindakan
advokatif atas masalah-masalah yang didata secara proporsional, terutama atas
masyarakat yang mengalami penindasan dan pemiskinan, maka Muhammadiyah
tidak akan terlalu banyak disibukkan dengan rutinitas organisasi yang memang
membosankan dan melelahkan. Muhammadiyah akan lebih tampak progresif
dan responsif sehingga perlahan-lahan akan dapat dilihat bahwa Muhammadiyah
memang mengamalkan secara sungguh-sungguh teologi al-maun yang dahulu
dikerjakan oleh Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, yang senantiasa
menyapa kuam miskin dengan tindakan nyata.
Muhammadiyah sangat strategis dalam arti bahwa organisasi ini memiliki
basis massa yang menyebar dari tingkat Wilayah sampai Desa (PWM-PRM) yang
secara khusus sebetulnya dapat digerakkan untuk melakukan perlawanan kepada
negara yang mendukung terjadinya proses sistematik pemiskinan rakyat. Apa
yang dikutbahkan para pendukung globalisme ekonomi-perdagangan melalui
para pembisik kebijakan negara di Indoenesia, sesungguhnya dapat dihadapi
JURNAL EKONOMI ISLAM
144
Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ...
Vol. II, No. 1, Juli 2008
oleh ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU sebagai ormas besar yang
sejak awal diharapkan menjadi basis civil Islam di Indonesia.
Namun, Muhammadiyah akan mengalami mati suri dari tingkat Wilayah
sampai Ranting tatkala secara perlahan-lahan struktur organisasi dan aktivitas
organisasinya juga sudah ditenderkan kepada lembaga-lembaga pemiskinan
internasional dengan pelbagai macam atribut (kedok) yang disandangkan di
belakangnya demi kesejahteraan rakyat dan negara sehingga perlu digagas apa
yang disebut dengan welfare state, sosial-demokrasi ekonomi dan pemerintahan
yang baik (good governance) yang merupakan bagian dari kampanye sistem
pemerintahan global para pemberi utang luar negeri dari negara-negara kaya dan
jauh lebih makmur dari negara-negara dunia ketiga (selatan) yang miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Hirts, Paul dan Grahame Thompson (2001). Globalisasi Adalah Mitos. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Mander, Jerry, Deby Barker dan David Corten (2003). Globalisasi Membantu
Orang Miskin?, Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. Yogyakarta:
Cinderalas.
Soros, George (2007). Open Society: Reforming Global Capitalism. Indonesia:
Yayasan Obor.
Steger, Manfred B (2004). Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar. Yogyakarta:
Lafadl.

More Related Content

What's hot

KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...Desty Lilian Rosana Putri
 
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganDampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganRiana Sari
 
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologi
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologiGlobalisasi ilmu pendidikan dan teknologi
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologiAditiya Tyar
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanHimajie FeUh
 
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYA
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYAGLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYA
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYAerfinastr
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatandinnianggra
 
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budayaPengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budayaAnwar Luriohk
 
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiMakalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiOperator Warnet Vast Raha
 
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysia
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysiaBagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysia
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysiaMohamed Syafiq
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanNur Angraini
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalSiti Zuariyah
 
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASIASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASIHana Verdian
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Kekerasan Komunal dan Strategi Penanganannya
Kekerasan Komunal dan Strategi PenanganannyaKekerasan Komunal dan Strategi Penanganannya
Kekerasan Komunal dan Strategi PenanganannyaLestari Moerdijat
 

What's hot (20)

Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
KARYA TULIS ILMIAH DESTY LILIAN ROSANA PUTRI (06) - XII IPA 6 "PENGARUH GLOBA...
 
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganDampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
 
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologi
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologiGlobalisasi ilmu pendidikan dan teknologi
Globalisasi ilmu pendidikan dan teknologi
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYA
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYAGLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYA
GLOBALISASI DAN CARA MENGANTISIPASINYA
 
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesiaMakalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
Makalah pengaruh globalisasi di bidang pertahanan indonesia
 
Ekonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatanEkonomi kerakyatan
Ekonomi kerakyatan
 
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budayaPengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
 
Strategi pemberdayaan pn_pm-libre
Strategi pemberdayaan pn_pm-libreStrategi pemberdayaan pn_pm-libre
Strategi pemberdayaan pn_pm-libre
 
Revormasi di indonesia
Revormasi di indonesiaRevormasi di indonesia
Revormasi di indonesia
 
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomiMakalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
Makalah pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi
 
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysia
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysiaBagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysia
Bagaimana cabaran globalisasi mempengaruhi he di malaysia
 
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa DepanSepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
Sepuluh Tantangan Utama di Masa Depan
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
 
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASIASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI
 
Booklet katulistiwa 7_neww[1]
Booklet katulistiwa 7_neww[1]Booklet katulistiwa 7_neww[1]
Booklet katulistiwa 7_neww[1]
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...
Makalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara dalam bidan...
 
Kekerasan Komunal dan Strategi Penanganannya
Kekerasan Komunal dan Strategi PenanganannyaKekerasan Komunal dan Strategi Penanganannya
Kekerasan Komunal dan Strategi Penanganannya
 

Similar to OPTIMALKAN KE MISKINAN

Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialLazuardi45
 
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegaraMakalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegaraPhoto Setudio Planet solo grand mall
 
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividuGlobalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividuimam-saiful
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialLazuardi45
 
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi agustinvidya
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasiDewi Zulaeva
 
Dampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasiDampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasidinaagustin
 
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia Siti Hardiyanti
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaRusyda Rahim
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanWulan Yulian
 
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2v2julian
 
Khilafah satu satunya harapan
Khilafah  satu satunya harapanKhilafah  satu satunya harapan
Khilafah satu satunya harapanRizky Faisal
 
GLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfGLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfwidia43
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Makalah ekin
Makalah ekinMakalah ekin
Makalah ekinadis56
 

Similar to OPTIMALKAN KE MISKINAN (20)

Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis Finansial
 
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegaraMakalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara
Makalah dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara
 
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividuGlobalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu
 
Artikel globalisasi
Artikel globalisasiArtikel globalisasi
Artikel globalisasi
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis Finansial
 
Presentasi globalisasi
Presentasi globalisasiPresentasi globalisasi
Presentasi globalisasi
 
Pkn rama globalisasi
Pkn rama globalisasiPkn rama globalisasi
Pkn rama globalisasi
 
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasi
 
Dampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasiDampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasi
 
Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2
 
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asia
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
Globalisasi tugas tik renew[doni, julian, anisa] lv.2
 
Khilafah satu satunya harapan
Khilafah  satu satunya harapanKhilafah  satu satunya harapan
Khilafah satu satunya harapan
 
GLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfGLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdf
 
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
Pendidikan dan demokrasi dalam transisi (prakondisi menuju era globaliasi)
 
Makalah ekin
Makalah ekinMakalah ekin
Makalah ekin
 

More from Falanni Firyal Fawwaz

MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...Falanni Firyal Fawwaz
 
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONALSyafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONALFalanni Firyal Fawwaz
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALFalanni Firyal Fawwaz
 
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONALTriyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONALFalanni Firyal Fawwaz
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANFalanni Firyal Fawwaz
 
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1Falanni Firyal Fawwaz
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Falanni Firyal Fawwaz
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...Falanni Firyal Fawwaz
 

More from Falanni Firyal Fawwaz (20)

MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
 
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONALSofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
 
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONALRoma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONALSufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
 
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONALSyafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
 
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONALSularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONALTriyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
 
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
 
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONALWaqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
 
Yusdani 2010
Yusdani 2010Yusdani 2010
Yusdani 2010
 
Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009
 
Soya s-2010
Soya s-2010Soya s-2010
Soya s-2010
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Audit akuntansi biaya
Audit akuntansi biayaAudit akuntansi biaya
Audit akuntansi biaya
 
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...
THE BOTTOM LINE Oleh Andik S. Dwi Saputro Alumni Jurusan Akuntansi Universita...
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

OPTIMALKAN KE MISKINAN

  • 1. 133 JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 Islam, Muhammadiyah dan Advokasi Kemiskinan Oleh: Zuly Qodir* Abstract The poverty data of Indonesian that hown by World Bank November 2006 tend to increase. The problem of poverty denotes reality and fact in Indonesia. The majority of Indonesian constitutes Moslem. According to social researcher there are several impact of the proverty toward religion fundamentalism and religion conversion. In this sense, Muhammadiyah movement in Indonesia there is a popular terminology in term of this organization concerns regarding poverty solving, that is the al-ma’un theology. Ahmad Dahlan as a founder of the above organization derived the concept of al-ma’un including three activities: education, healthy and helping orphan.The main three programs have revealed that Miuhammadiyah denotes religion social organization has involved in solving the poverty problem. Keywords: al-ma’un, Islam, kemiskinan, dan teologi. I. Pendahuluan Kemiskinan yang melanda bangsa ini semakin mengerikan dan dahsyat. Berdasarkan data terakhir dari World Bank Nopember 2006 menyebutkan kemiskinan di Indonesia meningkat menjadi 49 % (149 juta jiwa) dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta jiwa.1 Masalah kemiskinan memang bukan suatu kondisi yang diinginkan oleh masyarakat, baik kota maupun desa. Tetapi senyatanya jeratan kemiskinan saat ini senantiasa mengintai sepanjang hari sehingga setiap tahun angka kemiskinan bukannya semakin berkurang, tetapi malah terus meningkat. Data berikut memberikan bukti demikian mengerikannya kemiskinan di negeri ini, tahun 2005 angka kemiskinan mencapai 35,10 juta (15,97 %, tetapi tahun 2006 meningkat menjadi 39,05 juta atau 17.75%. Memang ada perbedaan data yang dikeluarkan antara Pemerintah Negeri ini dengan Wordl Bank, tetapi tidak akan didiskusikan mana data yang akurat dan validasinya. Yang menjadi keprihatinan adalah bahwa fakta kemiskinan tetap * Penulis adalah peneliti pada Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Univesitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: zuly_qodir@yahoo.com 1 Kompas, 18 November 2006.
  • 2. JURNAL EKONOMI ISLAM 134 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 ada dan banyak di negeri ini. Problem kemiskinan adalah problem riil masyarakat bangsa ini, yang mayoritas beragama Islam. Terkait dengan agama Islam khususnya, banyak pengamat dan peneliti sosial menyatakan bahwa jeratan kemiskinan akan membawa dampak pada adanya fundamentalisme agama, selain perpindahan agama demikian hadist Nabi menyatakan. Kemiskinan menyebabkan fundamentalisme agama karena orang Islam sebagai mayoritas akan memandang adanya proses politik dan kebijakan negara yang tidak adil atas umat Islam, sehingga mereka melakukan perlawanan (radikalisasi) atas kebijakan negara. Kemiskinan adalah jeratan yang harus dibongkar oleh semua pihak tanpa pandang bulu, apalagi kaum beriman. Iman hanya akan bermanfaat pada orang lain tatkala mampu memancarkan kasih sayang dan dampak pada orang lain, seperti diketahui dalam banyak litaratur Islam bahwa keimanan yang benar adalah yang berdampak pada orang lain. Seorang muslim belum sempurna imannya tatkala masih ada sebagian disekitar kita yang teraniaya karena tangan kita, dan miskin. II. Globalisme Penyebab Pemiskinan Para penganjur globalisme ekonomi selama bertahun-tahun, sampai saat ini selalu menyatakan bahwa maksud dari globalisasi ekonomi adalah membantu kaum miskin di dunia. Mereka berpendapat, bahwa dengan menghilangkan sejumlah hambatan perdagangan bebas yang akan dilakukan oleh perusahaan- perusahaan multinational (perusahaan besar) dan berbagai investasi keuangan, maka itulah gagasan terbaik menuju pertumbuhan dan jalan terbaik dari kemiskinan.2 Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa berjuta-juta orang yang menentang globalisasi ekonomi akan merugikan kepentingan kaum miskin sendiri. Oleh sebab itu, setiap orang yang tidak setuju dipersilakan minggir dan menyerahkan persoalan hidupnya pada perusahaan-perusahaan besar, para bankir, birokrasi besar untuk merencanakan dan pemecahan masalah yang mengglobal. Para penganjur globalisme ekonomi kemudian melanjutkan dengan menyatakan, jika para penentang globalisme berhenti, sesungguhnya kelompok Bretton Woods (IMF, Bank Dunia dan WTO) ditambah Nike, dan Mosanto akan memberi berkah pada dunia, khususnya kaum miskin. Banyak bukti menyebutkan bahwa globalisme ekonomi-perdagangan telah menyebabkan jurang yang semakin tajam antara orang kaya dengan orang miskin. UNDP melaporkan hal ini sejak tahun 1999, bahkan sejak diberlakukannya 2 Mander, Jerry, Deby Barker dan David Corten (2003). Globalisasi Membantu Orang Miskin?. Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. (Yogyakarta: Cinderalas), hlm. 4-6.
  • 3. 135 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 perdagangan bebas dan sistem keuangan global jurang kemiskinan dan kaum kaya semakin tajam, namun tetap saja globalisme ekonomi mendapatkan tampat dihati banyak orang, termasuk di Indonesia. Bahkan, rezim politik Indonesia sekarang bisa dikatakan sebagai rezim politik yang paling “didikte oleh” globalisme ekonomi-perdagangan dan sistem keuangan global. Bukti paling akhir adalah rencana akan dijadikannya Badan Hukum Pendidikan Swasta, setelah sebelumnya diluncurkan dan diadopsinya Badan Hukum Milik Negara (BHMN) untuk perguruan tinggi negeri seperti UI, UGM, ITB, Unair, dan dengan konsekuensi dibukanya kelas-kelas internasioanal (Program Internasional) di beberapa perguruan tinggi, sebagai akibat dorongan perdagangan dan liberalisasi pendidikan. Bahkan, data terakhir, Agustus 2007 ini, Singapura telah siap untuk menerima lulusan sekolah-sekolah program Internasional di Indonesia sejumlah 5000 orang alumni untuk diperkerjakan di pelbagai perusahaan dan institusi di Singapura. Akibat lain dari globalisme adalah swastanisasi BUMN, sehingga penjualan BUMN adalah bagian tak terpisahkan dari proyek globalisme ekonomi, yang merupakan konsekuensi dari adanya liberalisasi perdagangan, dan investasi, sehingga perusahaan-perusahaan multinasional dan bakir-bankir harus dibebaskan menananmkan modalnya di Indoenesia, juga pengelolaan-pengelolaan harus diserahkan pada swasta, sebab swastanisasi adalah jalan terbaik untuk penyelamatan BUMN, Telkom, Pertamina, PJKA, PDAM adalah perusahaan- perusahaan milik pemerintah/negara yang kemudian menerima proyek globalisme ekonomi-perdagangan misi globalisasi. Proyek globalisasi ekonomi-perdagangan yang terus digulirkan dengan struktur-struktur globalisasi seperti liberalisasi perdagangan (GATS), deregulasi, privatisasi, dan penyesuaian struktural global pemerintahan (good governance, Pilkada dan Pilpres Langsung), civil society, tranparansi, land reform, adalah alat-alat kaki tangan globalisme yang sesungguhnya telah menyebabkan banyak gelandangan di Indonesia, masyarakat menjadi tidak memiliki tanah untuk bercocok tanam/bertani, dan mereka hidup dalam gelimang kelaparan. Masyarakat tidak memiliki akses pada pelayanan publik yang pokok seperti biaya kesehatan yang mahal, perawatan medis, pendidikan mahal, sanitasi sebab ada hak guna air (UU Penggunaan Sumber Daya Air), penggunaan air bersih karena lebih banyak dipakai untuk keperluan Danone Group (Aqua, dan Unilever) yang menyebabkan banyak orang menjadi lebih buruk kehidupannya dan semkain sengsara, tetapi tetap saja mendapatkan pembenar di tingkat pembuat kebijakan bahkan belakangan ormas keislaman turut menjadi salah satu penyumbang proyek globalisasi-ekonomi-perdagangan yang melayangkan program Hak cipta (Property Rights) dan seterusnya. Pertanyaan, mengapa tidak bisa keluar dari anjuran para pendukung setia globalisme ekonomi-perdagangan-struktur politik global. Hal ini disebabkan adanya khutbah kaum pendukung globalisme yang sangat masyhur pada dunia
  • 4. JURNAL EKONOMI ISLAM 136 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 ketiga (seperti Indonesia) yang kemudian masuk pada pembuat-penyusun kebijakan ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, pertanahan, pertanian nasional. Para pembuat kebijakan ditingkat nasional ini yang selalu mendasarkan dirinya pada prinsip-prinsip globalisasi ekonomi-perdagangan dan politik internasional, sehingga tampak dari jauh kebijakan negara yang dibuat adalah pro rakyat kebanyakan (rakyat miskin) sekalipun sejatinya semakin memiskinkan dan hebatnya didukung oleh ormas keagamaan. III. Lima Khutbah Pendukung Pemiskinan Rakyat Ada lima dalil kutbah utama para penganjur globalisme di dunia. Dalil pertama adalah: liberalisasi dan integrasi pasar; kedua, globalisme suatu yang tidak tertotak dan terbantahkan (terbalikkan-mundur kembali); ketiga, globalisasi tidak akan terkendalikan dan terkontrol oleh siapaun; keempat, globalilisasi akan menguntungkan semua orang; dan kelima, globalisasi akan membawa iklim demokrasi ke seluruh dunia. Kita lihat secara ringkas dalil-dalil dari lima klaim globalisasi yang mendasari neo-liberalisme dunia saat ini sehingga kita butuh sebuah perspektif dan sebuah gerakan yang efektif jika hendak menghadapi globalisasi dan neo-liberalisme yang sejatinya sangat mengerikan kehidupan banyak orang dan menguntungkan sedikit saja. Pertama; liberalisasi dan integrasi pasar. Cita-cita utama pasar bebas yang akan bekerja secara otomatis (selef regulating) adalah bagian yang secara normative menjadi dasar dari globalisasi. Fungsi utama pasar bebas (yang didalamnya membayangkan adanya efisiensi, rasionalitas dan kemakmuran serta kemajuan untuk meningkatkan integrasi social dan kemakmuran-kemajuan material) hanya dapat diwujudkan dalam masyarakat demokratis yang menghargai dan melindungi kebebasan individu. Para penganjur neoliberalisme dan globalisasi menuntut adanya “liberalisasi pasar” yakni deregulasi perekonomian nasional. Dikatakannya, pandangan semacam itu tidak hanya akan memunculkan pasar global yang teintegrasi, namun sekaligus akan melahirkan kebebasan politik yang lebih besar bagi semua warga dunia. Tatanan ekonomi yang memberikan kebebasan ekonomi secara langsung yakni kapitalisme kompetitif, juga akan mendorong kebebasan politik sebab ia akan memisahkan kekuatan ekonomi dan kekuasan politik sehingga memungkinkan terjadinya keseimbangan antara keduanya”.3 Dengan pandangan seperti itu, masyarakat oleh penganjur globalisai dan neoliberalisme harus bersikap menerimanya. Kita lihat anjuran mereka: “Gagasan pendorong dibalik globalisasi adalah kapitalisme pasar bebas, 3 Steger, Manfred B. (2006). Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar. (Yogyakarta: Lafadl), hlm. 81.
  • 5. 137 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 semakin Anda biarkan kekuatan pasar untuk berkuasa dan semakin Anda membuka perekonoian Anda pada kompetisi dan perdagangan bebas, maka akan semakin efisien ekonomi Anda. Globalisasi berarti penyebaran kapitalisme pasar bebas ke semua Negara di dunia. Karena itu, globalisasi juga memiliki perangkat saluran ekonominya sendiri, aturan-aturan seputar pembukaan, deregulasi, dan privatisasi perekonomian, untuk menjadikannya lebih kompetitif dan menarik bagi investor asing”.4 Dengan segala instrument yang dimainkan, melalui hardware dan software pasar bebas, maka tidakayal lagi globalisasi yang saling berkelindan dengan neoliberalisme ekonomi dan polititik akan memenangi sejarah manusia dalam era yang disebut kapitalisme pasar bebas. Globalisasi akan menciptakan pasar bebas yang tunggal. Pakaian ekonomi-politik akan menentukan dalam era globalisasi. itulah kutbah yang sangat membius sebagian pemimpin Negara-negara penghutang seperti Indonesia, yang pemimpinnya tidak memiliki ketegasan sikap atas Utang Luar Negeri dan penjajahan pasar global. Kedua, globalisme sesuatu yang tidak akan tertolak dan mundur kembali. Menurut para penganjur globalisasi dan liberalisme ekonomi, globalisasi merupakan refleksi atas penyebaran kekuatan pasar yang tidak bisa dibendung yang dikendalikan oleh inovasi teknologi yang menjadikan integrasi pasar perekonomian nasional menjadi tak terbendung. Globalisasi selalu terkait dengan kekuatan atas kepercayaan pada kemampuan pasar dalam memanfaatkan teknologi baru untuk menyelesaikan persoalan social secara lebih baik dibandingkan sumber-sumber alternative lainnya. Pemerintah, partai politik, dan gerakan social tidak punya pilihan lain kecuali ”menyesuaikan” dengan ketakterelakkan globalisasi.5 Kita lihat betapa kuatnya desakan para pendukung globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia. Pernyataan mantan Presiden AS, Bill Clinton misalnya: ”Saat ini kita harus menerima logika tak terelakkan globalisasi. Bahwa segala hal, dari kekuatan perekonomian kita sampai keamanan kota-kota kita, hingga kesehatan rakyat kita, tidak hanya tergantung pada peristiwa-peristiwa di negeri kita, tetapi juga peristiwa yang terjadi jauh di belahan dunia lain. Globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa dibendung. Proteksionisme hanya akan membuat segala sesuatu kian memburuk. Globalisasi adalah elemen kehidupan kita yang tidak bisa dielakkan. Tidak seperti kita mencegah ombak membentur pantai. Globalisasi tidak lagi bisa dihentikan. Argument yang mendukung liberalisasi perdagangan da pasar terbuka sangat kuat dan dibuat oleh banyak orang diantara kita, dan kita tidak boleh takut untuk berhadapan dengan mereka yang tidak sependapat”.6 Elit-elit pendukung neoliberal di Negara-negara Barat dan non Barat 4 Ibid, hlm. 84. 5 Ibid, hlm. 91. 6 Ibid, hlm. 92.
  • 6. JURNAL EKONOMI ISLAM 138 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 terus menggemakan slogan kelompok globalis, dengan menyatakan bahwa Negara manapun membutuhkan apa yang dinamakan liberalisasi dan deregulasi perekonomian. Mereka akan selalu menyatakan tidak ada pilihan lain dengan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia. Dari India, Pilipina san seterusnya selalu berkeyakinan demikian atas globalisasi. Keyakinan seperti itu membuat para pendukung globalisme mudah mendapatkan pembenar di tanah air masing-masing dan neara-negara yang sebelumnya tidak mendukung bahkan terdapat potensi pembangkangan. Untuk melancarkan kampanye tentang globalisasi, kelompok pendukung globalisasi mengkampanyekan wacana yang bersifat menetralisir penentangan anti globalisasi dengan mendepolitisasi wacana globalisasi. Pernyataan yang paling popular: bahwa kebijakan neoliberal adalah kebijakan yang melampuai politik, sebab ia hanya menjalankanapa yang ditakdirkan oleh alam.7 Kita lihat pernyataan paling sensational para pendukung globalisasi Thomas Friedman, seperti berikut dibawah ini: ”Dan itulah sebabnya kenapa Amerika bukanlah sekedar sebuah Negara. Ia adalah nilai spiritual dan model… Dan itulah alas an kenapa saya teramat sangat percaya bahwa agar globalisasi bisa berlangsung, Amerika harus tetap menjadi yang terbaik, hari ini, esok, dan sepanjang masa. Ia tidak hanya bisa, tetapi harus menjadi inspirasi bagi seluruh dunia”.8 Argumen-argumen diatas dengan jelas memberikan petunjuk bahwa globalisasi dan liberalisasi ekonomi dibawah paying globalisme dan neoliberalisme merupakan suatu yang sedang dikampanyekan secara massif oleh para pendukung globalisme di dunia agar Negara-negara lainnya, yang walnya menolak sekalipun terus mendukung sebab hanya mendukunglah yang dianggap memberikan keuntungan. Ketiga, globalisasi tidak akan terkontrol dan terkendalikan sercara perseorangan. Para pendukung globalisasi akan memberikan pandangan yang sangat jelas tentang sikapnya pada globalisasi. Misalnya, Robert Hormats, Pimpinan Goldman Sach International, berpendapat: ”Keindahan luar biasa dari globalisasi adalah bahwa ia tidak terkendalikan oleh perseorangan, pemerintah atau lembaga manapun”. Bahkan, Thomas Friedman, seorang globalis murni lainnya menyatakan dengan sinis tatkala Mahathir Mohammad menyatakan akan melawan globalisasi yang membuat krisis keiangan di Asia, termasuk Malaysia, Indonesia dan Thaliand. Demikian kata Friemdan: ”Ah, mohon maaf, Mahathir, tapi di planet mana Anda tinggal? Anda bicara tentang partisipasi dalam globalisasi seolah pilihan yang Anda miliki. Globalisasi bukanlah pilihan. Ia adalah kenyataan … dan landasan utama globalisasi adalah tak seorang pun memegang kendali … kita semua ingin mempercayai bahwa 7 Ibid, hlm. 94. 8 Ibid, hlm. 98.
  • 7. 139 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 seseorang memegang kendali dan bertanggung jawab (atas globalisasi). Namun ruang pasar global saat ini adalah group elektronik yang acapkali dibentuk oleh para pedagang valuta, obligasi, maupun saham yang anonym serta inverstor multinasional, yang dihubungkan melalui layer (computer) dan jaringan”.9 Dengan menggunakan dukungan Negara-negara kuat dibelahan Utara, lembaga-lembaga internasional semacam IMF, WTO dab Bank Dunia para pengusung globalisme mendulang keuntungan yang maha dahsyat. Kebijakan dikeluarkan oleh mereka yang sering kita kenal dengan sebutan ”Konsensus Washington” sejak tahun 1970-an hingga sekarang. Ada sekurang-kurangnya sepuluh prinsip ”Konsensus Washington” yang haruss dijalankan oleh Negara- negara penghutang di dunia: - Menjamin disiplin fiscal, dan mengendalikan deficit anggaran. - Mengurangi pengeluaran public, khususnya militer dan administrasi public - Reformasi pajak, dengan basis yang efektif dan lebih luas - Liberalisasi keuangan, dengan tingkat bunga yang ditentukan pasar - Nilai tukar mata uang kompetitif, untuk membantu ekspor - Liberalisasi perdagangan, disertai dengan penghapusan ijin impor dan pengurangan tariff - Mendorong investasi asing langsung - Pivatisasi BUMN, demi manajemen yang efisien dan kinerja yang lebih baik - Deregulasi ekonomi - Perlindungan atas hak cipta (property rights) Dengan argument bahwa tidak ada pemimpin yang mampu mengendalikan globalisasi, sebenarnya bisa dikatakan AS ingin menempatkan diri sebagai satu- satunya pemimpin dunia yang hendak memperluas hegemoninya. AS dengan keangkuhannya hendak menjadi polisi dunia dan penguasa tatanan ekonomi- politik dunia tanpa pesaing sama sekali, sehingga apa yang dikampanyekan dengan lancer diterima belahan dunia lainnya. Keempat, globalisasi akan menguntungkan semua orang. Dalil ini memberikan gambar pada kita betapa semua orang agar mengafirmasi atas kampanye dahsyat globalisasi yang dibawa AS dan teman-temannnya ke dunia lainnya. Kita simak pertemuan Negara-negara maju di Lyon Perancis, tahun 1996 yang merupakan kampanye Negara-negara penyokong globalisasi. Demikian pernyataan bersama ketika itu: ”Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi dunia yang interdependen dewasa ini berkaitan erat dengan proses globalisasi. Globalisasi memberikan peluang yang sangat besar bagi masyarakat di masa depan, tidak hanya bagi Negara kita, 9 Ibid, hlm. 102.
  • 8. JURNAL EKONOMI ISLAM 140 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 tetapi juga Negara lain. Aspek-aspek positifnya meliputi ekspansi intervensi dan perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: pembukaan perdagangan internasional di wilayah paling padat dan berbagai peluang bagi banyaknegara berkembang untuk memperbaiki standart hidupnya; penyebaran intformasi yang kian cepat, inovasi teknologi, dan menjamurnya lapangan pekerjaan dengan tenaga yang terlatih. Karakter globalisasi ini telah melahirkan perluasan kekayaan dan kemakmuran luar biasa di dunia. Karena itu, kami yakin bahwa proses globalisasi adalah sumber harapan bagi masa depan”.10 Kita kutipkan kembali pendapat pendukung globalisasi, George David, CEO UnitedTechnology, dengan menyatakan kita perlu menjamin berlanjutnya keberhasilan agenda global ini. Demikian pernyataan David: ”Kita tengah berada pada masa paling optimistic: batas-batas antar bangsa telah menyusut, liberalisme ekonomi sedang diberlakukan dan terukti masuk akal, perdagangan dan investasi merebak, kesejangan penjapatan antar bangsa menyempit, dan generasi yang makmur secara global tercatat pada tingkatan yang tinggi, dan saya percaya hal ini akan berlangsung terus”.11 Itulah dalil keempat yang dirintis dan dikampanyekan kaum globalis agar dunia mengikutinya. Namun tidak satupun yang memberikan argument siapa yang membuktikan jika ”janji-janji” globalisasi itu terbukti untuk masyarakat luas, dimanakah sisi masuk akalnya dari globalisasi ekonomi dan politik. Kelima, globalisasi akan membawa iklim demokrasi keseluruh dunia. Ini dalil keima yang menjadikan dunia semakin hiruk pikuk dengan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dibawah komando Amerika. Klaim kaum globalis atas globalisasi dan neoliberalisme adalah bahwa pasar bebas dan demokrasi adalah istilah yang sinonim. Francis Fukuyama, seorang penasehat Kepresidenan AS menyatakan adanya korelasi positif antara perkembangan ekonomi suatu Negara dengan demokrasi. Semakin makmur sebuah Negara maka semakin demokratislah Negara tersebut. Fukuyama melanjutkan kutbahnya dengan mengatakan: ”Tingkat perkembangan ekonomi yang dihasilkan globalisasi sangat kondusif bagi terciptanya masyarakat sipil dan kelas menengah yang kuat. Kelas menengah yang kuat dan struktur masyarakat inilah yang akan mendorong demokasi”.12 Untuk meyakinkan Negara-negara lainnya, AS melalui Direktur Jendral WTO, Mikie Moore menyatakan bahwa organisasinya adalah organisasi yang mendorong terjadinya proses demokrasi fundamental sebab di dalamnya terjadi consensus yang merepresentasikan demokrasi dengan cara mengungkapkan opini mereka secara bebas mengenai segala persoalan perdagangan internasional. Namun yang harus diingat adalah bahwa consensus dalam WTO senantiasa 10 Ibid, hlm. 110. 11 Ibid, hlm. 111. 12 Ibid, hlm. 122.
  • 9. 141 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 dikendalikan oleh Negara-negara kuat seperti AS, Jepang, Uni Eropa, dan Kanada. Keputusan diambil secara informal melalui kaukus oligarkis bentukan-bentukan perusahaan dagang raksasa yang ada dalam koridor organisasi dagang dunia dalam negosiasi-negosiasi ”rahasia” selama pertemuan tingkat menteri WTO.Termasuk pertemuan Singapura tahun 1999 dan 2004 yang lalu. Melihat apa yang dilontarkan pada pendukung globalisme ekonomi- perdagangan yang berlandaskan pada perdagangan bebas, privatisasi, keuangan global, system politik internasional, yang sejatinya adalah global capitalisme membuat warga Negara menghadapi tantangan yang sangat serius, karena itu tidak bisa semabangan dalam meresponnya sehingga jeratan kemiskinan tidak semakin merajalela. Membongkar jeratan kemiskinan harus dilakukan dengan cara-cara yang sistematik, dari mewacanakan agar masyarakat muslim memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehinga sikap solidaritas dan filantropi menjadi bagian hidupnya, selain cara-cara yang konkret, seperti menyantuni mereka yang miskin, seperti pemberian yang bersifat karitatif, sekalipun banyak dikritik. Mengingat kemiskinan merupakan lingkaran setan yang mengerikan, sehingga kemiskinan tidak bisa diselesaikan hanya dengan pemberian yang karitatif, tetapi sistematis maka harus pekerjaan yang dilakukan secara terus- menerus dan dikerjakan oleh kelompok masyarakat yang bersentuhan dengan penanaman jiwa agama (Islam) pada masyarakat. Mereka itulah para mubaligh, para aktivis Islam yang bergerak dalam level wacana agar mampu mempengaruhi kebijakan negara. IV. Teologi al-Maun: Peran Muhammadiyah Dengan melihat lingkaran kemiskinan yang hebat itulah, maka umat Islam tidak boleh tinggal diam dan berpangku tangan untuk turut meresponnya, disitulah posisi mubaligh dan aktivis penting. Apa yang dilakukan Muhammadiyah pada masa Syafii Maarif untuk berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi dengan bersama-sama membentuk koalisi antar agama untuk anti korupsi merupakan langkah awal yang baik dalam upaya merumuskan bentuk teologi yang berpijak pada kenyataan-realitas masyarakat Indonesia, seperti juga dilakukan Ahmad Dahlan dahulu yang menafsirkan Al-Maun dengan tiga kegiatan utama: pendidikan, kesehatan dan penyantunan orang miskin (membuat panti anak yatim-piatu) tatkala mendirikan Muhammadiyah. Dengan kata lain, melakukan transformasi pemahaman keagamaan dari sekadar doktrin-doktrin sacral dan “kurang berbunyi” secara sosial menjadi kerjasama atau koperasi untuk pembebasan manusia. Walaupun banyak kalangan melihat apa yang dilakukan Muhammadiyah tersebut masih sebatas transformasi pada tingkatan elite dan belum menyentuh grass root. Dalam konteks inilah teologi kerja Islam doktrin suci yang melampaui absolutisme teologis yang
  • 10. JURNAL EKONOMI ISLAM 142 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 lebih bercorak standar ganda dan kurang respek dengan masalah kemiskinan menjadi teologi kerjasama atau (ta`awun `ala al-birri wa at-taqwa). Dengan kata lain, rumusan teolgi Islam tidak sebatas memperkuat dimensi kesalehan indivual sebagai bentuk personal piety, melainkan juga digerakkan menjadi teology kerja yang mencerminkan sebuah konstruksi teologi Islam yang berpihak pada kaum mustadafin, dan berperspektif social piety. Adapun indikasi keberhasilan yang diharapkan dari pengembangan teologi kerja yang melampaui klaim absolutistas dalam arti menjembati pemaknaan teologi Islam pada masalah-masalah riil kemanusiaan seperti kemiskinan adalah bagaimana umat Islam di Indonesia bisa hidup bersama dalam perbedaan dan keragaman, bisa bekerjasama dalam mengatasi kemiskan sebagai wujud kesalehan kaum beriman yang diisyaratkan oleh Teologi Kerja kaum muslim. Indikasi yang bisa dijelaskan adalah bahwa Umat Islam dalam kehidupan sehari-hari seharusnya memiliki kepekaan atas masalah-masalah riiil yang dihadapi, seperti kemiskian yang menimpa masyarakat bawah baik pedesaan maupun perkotaan, bisa membangun komunikasi dan hubungan antarumat beragama untuk bersama- sama menjadikan kemiskian sebagai bentuk musuh bersama, baik kalangan mubaligh, ustadz, maupun aktivis muslim. Kaum muslim tidak disibukkan dengan saling memutlakkan kebenaran agamanya, tetapi bisa saling menghormati keyakinan orang lain, bisa saling berdialog dengan orang beragama lain, bisa saling berkerjasama dengan umat beragama lain dalam persoalan-persoalan yang menjadi kebutuhan dan kepentingan bersama (demokratisasi, penegakan hukum, pemberantasan korupsi, pengembangan pendidikan, bahkan penanganan bencana dan kemiskinan). Tafsir atas kaum mustadafin karena itu harus mendapatkan tempat yang lebih proporsionlal, bahkan penafsiran atas kaum mustadfin hendaknya mendasarkan pada perspektif teologi yang lebih pro kaum miskin, kaum tertindas, hina, dina dan lemah. Inilah sebetulnya perspektif teologi al-maun harus mendapatkan tempat dalam langkah dan gerakan Muhammadiyah. Sebagai ormas yang besar dan independen, Muhammadiyah jangan terjebak dalam pertarungan rutinitas aktivisme organisasi yang memang acapkali menyita banyak waktu dan perhatian, tetapi kurang produktif dan responsif terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang terus berkembang secara massif dalam masyarakat. Muhammadiyah, dengan begitu sudah seharusnya memiliki rencana yang sangat fundamental, merombak struktur teologi yang bersifat ekslusif- sunni, menjadi paradigma dan struktur teologi transformatif, yang lebih mirip dengan paradigma teologi pembebasan tahap kedua dan ketiga, yakni bukan hanya tahapan penyebaran gagasan pembebasan, atau tahap perancangan tafsir teologi, tetapi mulai masuk pada menyusun isu-isu strategis dan berdampak luas pada masyarakat lalu merencanakan tindakan aksi untuk mengatasinya. Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada level gagasan teologi al-maun, tetapi praksis teologi al-maun menjadi pijakan seluruh gerakan
  • 11. 143 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... JURNAL EKONOMI ISLAM Vol. II, No. 1, Juli 2008 Muhammadiyah saat ini dan mendatang. Muhammadiyah mestinya bersuara atas nasib saudara-saudara kita yang ada di Porong, Sidoarjo, Jatim atas korban Lapindo yang mereka alami, Muhammadiyah juga mestinya bersuara keras atas terjadinya korbanTKW-TKW yang ada di Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah, dan juga Muhammadiyah seharus bersuara keras atas terjadinya praktek-praktek pembalakan hutan dan pencurian-pencurian uang negara (korupsi) sebab mereka adalah bagian dari anak bangsa ini yang harus diberi pelajaran serius karena telah mengorban banyak manusia dan negara. Tetapi, sejauh yang saya tahu, Muhammadiyah belum secara eksplisit memberikan “suara kerasnya” atas penderitaan mereka yang dianiaya oleh mereka yang berkuasa dan memiliki koneksi, keuangan dan seakan-akan kebal hukum. Jika sudah seperti itu, sesungguhnya Muhammadiyah belum terlihat jelas bedanya dengan ormas-ormas lainnya, yang masih menunggu untuk kemudian bersuara, bahkan dalam konteks lumpur Lapindo, NU Jatim lebih dahulu memberikan sikap kerasnya atas lambannya negara merespons penderitaan masyarakat Porong dan sekitarnya. Mungkin karena NU Jatim merasa lebih dekat secara emosional dengan masyarakat Porong, tetapi bagaimana pun Muhammadiyah juga bukan ormas yang seharusnya merasa jauh dengan masyarakat Porong, yang penduduknya mayoritas berafiliasi ormasnya adalah NU. Disinilah pentingnya pembongkaran sekat teologi yang ekslusif-menjadi teologi inklusif-transformatif, sehingga memihak masyarakat tidak didasarkan karena dia NU, Muhammadiyah, Persis, SI atau yang lainnya, tetapi didasarkan karena masyarakat membutuhkan pemihakan dan pembelaan. Masyarakat sebagai warga masyarakat yang membutuhkan sentuhan kemanusiaan dari orang beriman, bukan masyarakat yang hanya akan dieksploitasi oleh ormas agama, partai politik, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi dan aparat kemananan. Jika Muhammadiyah secara tegas mulai merencanakan tindakan-tindakan advokatif atas masalah-masalah yang didata secara proporsional, terutama atas masyarakat yang mengalami penindasan dan pemiskinan, maka Muhammadiyah tidak akan terlalu banyak disibukkan dengan rutinitas organisasi yang memang membosankan dan melelahkan. Muhammadiyah akan lebih tampak progresif dan responsif sehingga perlahan-lahan akan dapat dilihat bahwa Muhammadiyah memang mengamalkan secara sungguh-sungguh teologi al-maun yang dahulu dikerjakan oleh Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, yang senantiasa menyapa kuam miskin dengan tindakan nyata. Muhammadiyah sangat strategis dalam arti bahwa organisasi ini memiliki basis massa yang menyebar dari tingkat Wilayah sampai Desa (PWM-PRM) yang secara khusus sebetulnya dapat digerakkan untuk melakukan perlawanan kepada negara yang mendukung terjadinya proses sistematik pemiskinan rakyat. Apa yang dikutbahkan para pendukung globalisme ekonomi-perdagangan melalui para pembisik kebijakan negara di Indoenesia, sesungguhnya dapat dihadapi
  • 12. JURNAL EKONOMI ISLAM 144 Zuly Qodir: Islam, Muhammadiyah dan ... Vol. II, No. 1, Juli 2008 oleh ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU sebagai ormas besar yang sejak awal diharapkan menjadi basis civil Islam di Indonesia. Namun, Muhammadiyah akan mengalami mati suri dari tingkat Wilayah sampai Ranting tatkala secara perlahan-lahan struktur organisasi dan aktivitas organisasinya juga sudah ditenderkan kepada lembaga-lembaga pemiskinan internasional dengan pelbagai macam atribut (kedok) yang disandangkan di belakangnya demi kesejahteraan rakyat dan negara sehingga perlu digagas apa yang disebut dengan welfare state, sosial-demokrasi ekonomi dan pemerintahan yang baik (good governance) yang merupakan bagian dari kampanye sistem pemerintahan global para pemberi utang luar negeri dari negara-negara kaya dan jauh lebih makmur dari negara-negara dunia ketiga (selatan) yang miskin. DAFTAR PUSTAKA Hirts, Paul dan Grahame Thompson (2001). Globalisasi Adalah Mitos. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mander, Jerry, Deby Barker dan David Corten (2003). Globalisasi Membantu Orang Miskin?, Globalisasi, Kemiskinan dan Ketimpangan. Yogyakarta: Cinderalas. Soros, George (2007). Open Society: Reforming Global Capitalism. Indonesia: Yayasan Obor. Steger, Manfred B (2004). Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar. Yogyakarta: Lafadl.