Dokumen tersebut membahas persebaran flora dan fauna di dunia dan Indonesia. Flora dibagi menjadi 6 komunitas berdasarkan iklim dan ketinggian, yaitu padang rumput, gurun, tundra, hutan basah, hutan gugur, dan taiga. Sedangkan fauna dibedakan berdasar wilayah zoogeografis dan disesuaikan dengan lingkungan masing-masing seperti padang rumput, gurun, dan tundra.
1. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA DAN DI INDONESIA
A. Persebaran Tumbuhan dan Hewan di Permukaan Bumi
1. Persebaran Tumbuhan di Permukaan Bumi
Jenis flora berdasarkan iklim dan ketinggian tempat di muka bumi ada empat macam yaitu sebagai berikut.
a. Hutan hujan tropik
1) Hutan hujan tanah rawa, terdiri atas berikut ini.
a) Hutan rawa air tawar, terletak pada ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan air laut, suhunya 260
C.
b) Hutan rawa gambut, terletak pada ketinggian 100 m di atas permukaan air laut, suhunya 260
C.
c) Hutan mangrove/bakau, terletak pada ketinggian 5 m di atas permukaan air laut, suhunya 260
C.
2) Hutan hujan tanah kering
a) Hutan pantai, ketinggian 5 m, suhunya 260
C.
b) Hutan penuh, ketinggian 700 – 1.000 m, suhunya 230
C - 190
C.
c) Hutan dipterocarpaceae, ketinggian 1.000 m, suhunya 260
C - 210
C.
d) Hutan nondipterocarpaceae, ketinggian 1.000 m, suhunya 260
C - 210
C.
e) Hutan belukar, ketinggian 1.000 m, suhunya 260
C - 210
C.
b. Hutan musim
1) Hutan musim gugur daun, ketinggian 800 m di atas permukaan air laut, suhunya 200
C.
2) Hutan musim selalu hujan, ketinggian 1.200 m, suhunya 220
C.
c. Hutan savanna/sabana
1) 1) Hutan sabana pohon dan palma, ketinggian kurang dari 900 m suhunya 200
C.
2) Hutan sabana causarina, ketinggian 1.600 m – 2.400 m, suhunya 190
C.
d. Stepa/padang rumput
a) Stepa iklim kering, ketinggian kurang dari 900 m, suhunya 220
C.
b) Stepa iklim basah, terdiri atas berikut ini.
1) Rawa rumput, ketinggian kurang dari 1.000 m, suhunya 260
C.
2) Stepa tanah rendah, ketinggian kurang dari 1.000 m, suhunya 260
C.
3) Stepa pegunungan, ketinggian 1.500 m - 2.400 m, suhunya 180
C.
4) Stepa berawa gunung, ketinggian 1.500 m – 2.400 m, suhunya 100
C.
5) Stepa Alpin, ketinggian 4.000 m – 4.500 m, suhunya kurang dari 100
C.
6) Komunitas rumput dan tundra/lumut, ketinggian lebih dari 4.500 m, suhunya 100
C.
2. Persebaran Hewan di Permukaan Bumi
Wilayah-wilayah zoogeografis utama dibuat oleh Wallace pada tahun 1876 seperti berikut.
a. Wilayah paleatik
1) Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2) Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3) Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
b. Wilayah neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan plestosen.
Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung, reptile, kalkun liar,
jenis beruang, bebek, dan angsa.
c. Wilayah oriental
1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau.
Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas
tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-kus, burung
enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon, orang utan, tapir,
dan kera.
d. Wilayah Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus mondok, berang-
berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.
e. Wilayah Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan
sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).
f. Wilayah neotropik
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif dan jumlah
besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis kukang), beruang
berbintik, rusa dan tapir.
1
2. g. Wilayah Antartika
1) Sebagai wilayah kelanjutan.
2) Memiliki fauna yang termiskin.
h. Wilayah Oceanian
Penyebaran di samudra membentuk perbedaan nyata dengan yang ada di daratan.
3. Penyebaran Komunitas Flora di Dunia
Penyebaran organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi menjadi enam macam yang utama. Keenam daerah ini
dibedakan berdasarkan perubahan naik garis lintang (penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur.
Enam macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Padang rumput (stepa)
Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah
padang rumput antara 200 mm – 500 mm/tahun. Pada daerah tertentu curah hujan bisa mencapai 1.000
mm/tahun, akan tetapi turunnya hujan tidak teratur. Hujan yang tidak teratur mengakibatkan tumbuhan sulit
untuk mengambil air. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah
rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga
meter, misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses. Daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput
yang pendek, contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam
1) Tundra, terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini mengakibatkan jenis tumbuhan
yang ada adalah rumput-rumput kerdil.
2) Praire, terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas. Rumput di praire tinggi
disbanding rumput tundra.
3) Steppa, terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput
pendek dan diselingi oleh semak belukar.
Tumbuhan yang bisa tahan hidup di daerah savanna adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan
rendah. Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Savanna terdiri atas
berikut ini.
1) Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan tumbuh dengan mudah.
2) Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi tanah, pohon tinggi jarang.
3) Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4) Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-semak yang tahan panas.
b. Gurun/padang pasir
Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan dengan padang rumput. Daerah
padang pasir biasanya sangat gersang. Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan
lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga terjadi
perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari. Suhu pada siang hari sangat tinggi dan pada
malam hari sangat rendah sekali. Tumbuhan yang bisa hidup di daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang
bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri
atau tidak berdaun dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat
menyimpan air dalam jaringan spon.
Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Contoh
tumbuhan yang hidup di gurun adalah kaktus dan kurma.
c. Tundra (padang lumut)
Daerah padang lumut hanya terdapat di kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang serta gelap
dan musim panas yang panjang serta terang terus-menerus. Daerah tundra di kutub bisa mengalami gelap
berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½0
LU/LS. Di daerah ini tidak ada tumbuhan tinggi, pohonnya
pendek seperti semak. Tumbuhan yang banyak hidup di daerah tundra adalah lumut, terutama sphagnum dan
lichens (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang menyolok,
dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek, sehingga pada musim pertumbuhan pemandangannya sangat
indah.
d. Hutan basah
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan. Sepanjang tahun hutan basah tropika
cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama. Pohon-pohon
utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan cabang-cabangnya berdaun lebat, sehingga membentuk
suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar
hutan secara langsung, tetapi kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap. Pada hutan basah tropika
selain pepohonan yang tinggi terdapat tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan, dan epifit adalah
anggrek.
e. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan gugur ini disebabkan oleh hal berikut ini.
1) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000 mm/tahun, serta adanya musim dingin
dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan panas, tumbuhan di daerah ini mengadakan
penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
2) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi,
tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim dingin. Yang
tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
2
3. Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 – 20 spesies.
f. Taiga (hutan pinus)
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis tumbuhan misalnya conifer, terutama pohon
spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Daerah taiga merupakan bioma yang hanya
terdiri dari satu spesies pohon. Taiga banyak terdapat di belahan bumi bagian utara.
4. Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia
Keadaan fauna di tiap-tiap daerah sangat tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan
daerah itu untuk member makanan. Secara langsung atau tidak iklim sangat berpengaruh pada penyebaran fauna.
Akibat pengaruh iklim, maka terdapat fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput, fauna
hutan tropis, dan sebagainya.
a. Fauna di daerah padang rumput
Di daerah padang rumput terdapat banyak spesies hewan. Hewan pemakan rumput yang besar-besar, misalnya
zebra (Afrika), kanguru (Australia), dan bison (Amerika) merupakan konsumen primer di padang rumput.
Predator yang terdapat di padang rumput seperti singa dan anjing liar memangsa herbivor besar, sedangkan
ular makan herbivor kecil. Selain vertebrata dan herbivor, di padang rumput banyak terdapat insekta, misalnya
belalang.
b. Fauna di daerah gurun
Hewan di daerah gurun beradaptasi terhadap lingkungan gersang. Mamalia yang besar jarang dapat hidup di
daerah gurun, karena hewan besar sukar menyesuaikan diri terhadap suhu tinggi dan ketiadaan air. Ular, kadal,
dan rodentia banyak terdapat di daerah gurun. Sedangkan hewan kecil-kecil di gurun hidup dalam lubang dan
keluar mencari mangsa pada pagi hari atau malam hari.
c. Fauna di daerah tundra
Beberapa hewan yang hidup di daerah tundra ada yang hidup menetap dan ada pula yang hanya datang di
daerah ini pada musim panas saja untuk bertelur. Hewan yang hidup menetap, baik bangsa burung atau
mamalia, mempunyai bulu yang tebal, yang melindungi terhadap suhu yang rendah. Untuk melindungi
terhadap suhu yang rendah, hewan-hewan mengalami perubahan warna menjadi putih dalam musim dingin.
Warna putih tersebut merupakan warna pelindung di atas salju dan mengurangi kehilangan panas oleh radiasi
matahari. Herbivora yang hidup di daerah tundra antara lain muskox dan reindeer mendapat cukup makanan
yaitu lumut dan lichens. Sedangkan hewan mamalia yang hidup di daerah tundra adalah beruang kutub, kelinci
kutub, dan lemming.
d. Fauna di hutan basah
Apabila kita masuk ke dalam hutan basah tropika, kita tidak banyak menjumpai binatang, seakan-akan hutan
tersebut tidak dihuni. Hal ini disebabkan karena gelapnya dasar hutan dan hewan pada waktu siang banyak
yang hidup di tudung sehingga tidak terlihat. Selain itu banyak hewan yang hidup di malam hari. Hewan hutan
basah tropik, diantaranya adalah babi hutan, kera, burung, kucing hutan, bajing, dan lain sebagainya. Contoh
karnivora yang hidup di hutan basah adalah macan tutul di Asia-Afrika, sedangkan di Amerika jaguar.
e. Fauna di daerah hutan gugur
Beberapa hewan yang hidup di daerah hutan gugur adalah beruang, rusa, raccoon, bajing, rubah, dan burung
pelatuk.
f. Fauna di daerah taiga
Di daerah taiga kebanyakan hewan yang hidup sebangsa burung yang berimigrasi ke sebelah selatan pada
waktu musim gugur, hewan yang khas yang ada di taiga adalah moose. Hewan lainnya beruang hutan, ajag, dan
marten.
B. Persebaran Hewan dan Tumbuhan di Indonesia
Menurut Van Steenis, seorang ahli biologis dari Belanda, di Indonesia terdapat ± 4.000 jenis pohon-pohonan,
1.500 jenis pakis-pakisan, dan 5.000 jenis anggrek. Ia membagi pula tumbuhan-tumbuhan ini dalam tumbuh-
tumbuhan berbunga sebanyak ± 25.000 macam dan tumbuhan yang tidak berbunga ± 1.750 macam. Jika disimpulkan
tanah air Indonesia kaya akan flora.
Keadaan flora dan fauna di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menyusut, hal ini disebabkan karena
pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, manusia cenderung memanfaatkan flora dan fauna tanpa kendali demi
pemuasan kebutuhan hidupnya.
1. Persebaran Flora di Indonesia
Adanya bermcam-macam tumbuhan di suatu tempat dipengaruhi oleh iklim, tumbuhan di daerah iklim tropik
berbeda dengan tumbuhan di daerah iklim dingin, tanah, tumbuhan di tanah kapur berbeda dengan tumbuhan di
tanah merah, dan air, tumbuhan di daerah yang banyak air berbeda dengan tumbuhan di daerah yang kurang air.
Karena Indonesia beriklim tropik dan banyak mendapat hujan, maka Indonesia mempunyai hutan-hutan lebat,
yang disebut hujan tropis. Ada beberapa jenis hutan, sebagai berikut.
a. Hutan musim
Hutan yang terdapat di daerah yang dipengaruhi iklim musim. Selama musim kemarau daun pohon di hutan
musim banyak yang gugur sehingga meranggas. Sebaliknya, setelah musim penghujan daunnya lebat kembali.
Oleh karena itu musim sering juga disebut hutan homogen, karena terdiri dari satu jenis tanaman saja,
misalnya hutan jati.
b. Hutan hujan tropis
Hutan ini terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. Hutan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Pohonnya berdaun rindang dan lebat.
2) Sinar matahari tidak dapat menembus langsung ke bawah.
3) Tanah dan udara dibawah sangat lembap.
3
4. 4) Karena uap air sukar keluar.
5) Pohon di dalam hutan sering dibelit oleh tumbuhan sulur seperti rotan.
6) Rata-rata ketinggian pohon adalah 60 m.
7) Banyak tumbuh pohon epifit (pakis dan anggrek).
c. Hutan bakau
Hutan ini terdapat di daratan rendah dan di sungai yang banyak lumpurnya. Pohon bakau mempunyai akar
menjulang di atas permukaan air waktu laut air surut dan terendam waktu air laut pasang. Akar pohon ini bisa
menahan erosi dari kikisan ombak air laut, karena akar bakau sangat kuat dalam menyerap air.
d. Hutan sabana (stepa)
Hutan padang rumput banyak terdapat di daerah yang kurang hujan. Untuk Indonesia daerah yang banyak
ditumbuhi sabana (padang rumput yang diselingi semak belukar) adalah daerah Nusa Tenggara, daerah ini
sangat cocok untuk peternakan sapi dan kuda.
Secara rinci flora di Indonesia dibedakan menjadi tiga
a. Flora Indonesia bagian barat
Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat sejenis dengan flora di Asia. Di wilayah ini
terdapat hutan hujan tropis. Jenis flora yang ada di kawasan Indonesia bagian barat antara lain karet, kapur
barus (kamper), kemenyan, meranti, mahagoni (mahoni), dan sebagainya. Dengan pohon yang tinggi-tinggi
daunnya kecil dan rindang.
b. Flora Indonesia timur
Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di Indonesia timur sama dengan flora yang di
Benua Australia, karena sebelum zaman glacial Indonesia timur satu daratan dengan Australia. Jenis floranya
antara lain pohon rasamala, eucalyptus, dan sabana dengan ciri-ciri padang rumput, terdapat semak-belukar,
dan pohon-pohon rendah.
c. Flora Indonesia tengah
Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia tengah merupakan daerah peralihan
antara Indonesia barat dengan Indonesia timur. Jenis flora yang di Indonesia tengah yang sangat menonjol
adalah hutam musim (hutan jati) dengan ciri sebagai berikut.
1) Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis.
2) Pada musim kemarau daunnya gugur.
3) Pada musim penghujan mulai bertunas.
Jenis flora yang sangat menonjol adalah kayu cendana di Nusa Tenggara Timur, kayu eboni atau kayu besi yang
terdapat di Sulawesi. Selain itu di Nusa Tenggara juga terdapat wilayah sabana, yaitu padang rumput yang
diselingin semak belukar.
Manfaat hutan
a. Menyimpan serta mengatur persediaan air, sebab akar-akar pohon dapat menghambat dan menahan
jalannya air yang masuk dalam tanah.
b. Mencegah erosi dan tanah longsor, karena akar-akar pohon memiliki daya ikat terhadap butiran-butiran
tanah.
c. Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan.
d. Mengurangi polusi udara, karena udara di sekitar hutan segar dan bersih.
e. Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang berguguran dapat membentuk humus tanah.
f. Menjaga keseimbangan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan akan lebih banyak
menjadi pengisi air tanah.
Persebaran flora di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Persebaran Flora di Indonesia
No Jenis Flora Terbanyak Daerah
1. Beringin raksasa, bunga bangkai, bakau, berbagai jenis anggrek,
kayu meranti, dan pinus.
Pulau Sumatra
2. Akasia, pinus, jati, rasamala, cemara, dan kayu kina. Pulau Jawa
3. Akasia, cendana, kayu putih, dan kemiri. Kepulauan Nusa Tenggara
4. Kayu, kamper, rotan, bamboo, dan kayu samin. Pulau Kalimantan
5. Anggrek putih, pinus, rotan, kayu jati, dan agalis Pulau Sulawesi
6. Kayu putih, sagu, dan anggrek Pulau Maluku
7. Tumbuhan bakau, sagu, dan anggrek Pulau Irian
8. Pala, kayu cendana, dan cemara geseng Pulau Bali
2. Persebaran Fauna di Indonesia
Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak, sebab kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tumbuh-tumbuhan dan iklim. Keadaan hewan di Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat
terjadinya dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dengan laut tengah Austral-Asia, maka persebaran fauna di
Indonesia juga dibagi menjadi tiga daerah fauna.
a. Fauna Indonesia barat
Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia, antara lain sebagai berikut.
1) Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.
2) Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
4
5. 3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil
pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-
lumba/pesut terdapat di sungai Mahakam Kalimantan Timur.
b. Fauna Indonesia timur
Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain sebagai berikut.
1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.
2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua.
3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku.
c. Fauna Indonesia bagian tengah
Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari fauna Indonesia barat dan timur.
Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini merupakan sisa hewan purba.
2) Anoa di Sulawesi.
3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat.
4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Daerah flora dan fauna Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Wallace.
Sedangkan antara flora fauna Indonesia bagian timur dengan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Weber.
Kedua nama garis ini diambilkan dari nama sarjana ahli biologi yang telah berjasa di bidang kehewanan, yaitu sebagai
berikut.
1) Alfred Russel Wallace, seorang ahli ilmu hewan bangsa Inggris, jasanya:
a) mengadakan penelitian tentang fauna di hutan Amazone.
b) mengadakan penelitian di Indonesia tentang fauna pada tahun 1854-1862.
2) Max Willem Carl Weber, seorang sarjana bangsa Jerman dalam bidang ilmu hewan (zoology), jasanya:
a) memimpin ekspedisi laut Sibolga tahun 1899-1900.
b) pada tahun 1888 mengadakan penelitian fauna di Indonesia Timur.
3. Hubungan Sebaran Tumbuhan dan Hewan dengan Kondisi Fisik Lingkungan Indonesia
Sebelum zaman glacial, yaitu sebelum terjadinya benua, Indonesia merupakan Negara yang masih satu daratan
dengan benua Asia dan benua Australia. Yaitu untuk Indonesia barat, Sumatra, dan Jawa dulunya satu daratan dengan
benua Asia. Sedangkan Papua satu daratan dengan benua Australia. Setelah bumi terjadi dan es yang ada di kutub
utara dan selatan mencair, maka daratan yang rendah tergenang air, sedang daratan tinggi tidak tergenang air dan
terjadilah pulau-pulau.
Dataran rendah yang tergenang air, terjadilah laut Cina Selatan, laut Jawa, dan laut Arafura dan dataran tinggi
terjadilah pulau Sumatra, pulau Jawa, dan pulau Papua. Dengan demikian pulau Jawa dan Sumatra dulunya
merupakan satu daratan dengan benua Asia, sedangkan pulau Papua satu daratan dengan benua Australia.
Dikarenakan pulau Jawa dan Sumatra satu daratan dengan benua Asia, maka jalur pegunungan, jenis tanah,
jenis flora dan fauna sama dengan yang ada di Asia. Sedangkan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang di
Papua sama dengan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang ada di Australia.
Dilihat dari jalur pegunungan yang masuk ke Indonesia, Indonesia terbagi menjadi dua dangkalan, yaitu
dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Dangkalan Sunda adalah wilayah Indonesia barat yang dulunya satu daratan
dengan Asia, dan dangkalan Sahul yaitu Indonesia timur yang dulunya satu daratan dengan Australia.
Dengan demikian, maka jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia juga dibedakan menjadi tiga, berdasarkan
kondisi fisik Indonesia, yaitu jenis flora fauna Indonesia barat, flora fauna Indonesia timur, flora fauna Indonesia
peralihan.
Dari uraian di atas kalau kita simpulkan maka flora fauna Indonesia barat keberadaannya sama dengan flora
fauna yang ada di benua Asia, sedangkan flora fauna di Indonesia timur keberadaannya sama dengan flora fauna yang
ada di Australia.
5
6. 3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil
pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-
lumba/pesut terdapat di sungai Mahakam Kalimantan Timur.
b. Fauna Indonesia timur
Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain sebagai berikut.
1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.
2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua.
3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku.
c. Fauna Indonesia bagian tengah
Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari fauna Indonesia barat dan timur.
Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini merupakan sisa hewan purba.
2) Anoa di Sulawesi.
3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat.
4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Daerah flora dan fauna Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Wallace.
Sedangkan antara flora fauna Indonesia bagian timur dengan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Weber.
Kedua nama garis ini diambilkan dari nama sarjana ahli biologi yang telah berjasa di bidang kehewanan, yaitu sebagai
berikut.
1) Alfred Russel Wallace, seorang ahli ilmu hewan bangsa Inggris, jasanya:
a) mengadakan penelitian tentang fauna di hutan Amazone.
b) mengadakan penelitian di Indonesia tentang fauna pada tahun 1854-1862.
2) Max Willem Carl Weber, seorang sarjana bangsa Jerman dalam bidang ilmu hewan (zoology), jasanya:
a) memimpin ekspedisi laut Sibolga tahun 1899-1900.
b) pada tahun 1888 mengadakan penelitian fauna di Indonesia Timur.
3. Hubungan Sebaran Tumbuhan dan Hewan dengan Kondisi Fisik Lingkungan Indonesia
Sebelum zaman glacial, yaitu sebelum terjadinya benua, Indonesia merupakan Negara yang masih satu daratan
dengan benua Asia dan benua Australia. Yaitu untuk Indonesia barat, Sumatra, dan Jawa dulunya satu daratan dengan
benua Asia. Sedangkan Papua satu daratan dengan benua Australia. Setelah bumi terjadi dan es yang ada di kutub
utara dan selatan mencair, maka daratan yang rendah tergenang air, sedang daratan tinggi tidak tergenang air dan
terjadilah pulau-pulau.
Dataran rendah yang tergenang air, terjadilah laut Cina Selatan, laut Jawa, dan laut Arafura dan dataran tinggi
terjadilah pulau Sumatra, pulau Jawa, dan pulau Papua. Dengan demikian pulau Jawa dan Sumatra dulunya
merupakan satu daratan dengan benua Asia, sedangkan pulau Papua satu daratan dengan benua Australia.
Dikarenakan pulau Jawa dan Sumatra satu daratan dengan benua Asia, maka jalur pegunungan, jenis tanah,
jenis flora dan fauna sama dengan yang ada di Asia. Sedangkan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang di
Papua sama dengan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang ada di Australia.
Dilihat dari jalur pegunungan yang masuk ke Indonesia, Indonesia terbagi menjadi dua dangkalan, yaitu
dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Dangkalan Sunda adalah wilayah Indonesia barat yang dulunya satu daratan
dengan Asia, dan dangkalan Sahul yaitu Indonesia timur yang dulunya satu daratan dengan Australia.
Dengan demikian, maka jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia juga dibedakan menjadi tiga, berdasarkan
kondisi fisik Indonesia, yaitu jenis flora fauna Indonesia barat, flora fauna Indonesia timur, flora fauna Indonesia
peralihan.
Dari uraian di atas kalau kita simpulkan maka flora fauna Indonesia barat keberadaannya sama dengan flora
fauna yang ada di benua Asia, sedangkan flora fauna di Indonesia timur keberadaannya sama dengan flora fauna yang
ada di Australia.
5