AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Khalifah Ibrahim bin Al-Walid yang Singkat
1. brahim bin Al-Walid ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia hanya memerintah dalam waktu singkat pada tahun
744 sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan terhadap lawan-lawan politiknya. Wikipedia
Meninggal: 25 Januari 750 M, Kekhalifahan Umayyah
Orang tua: Al-Walid bin Abdul-Malik
Tanggal Penobatan: 744 M
Kakek / Nenek: Abdul Malik bin Marwan
Paman: Sulaiman bin Abdul-Malik
Kakek Buyut: Marwan bin al-Hakam, 'Aisha bint Mu'awiyah
Ibrahim bin Al-Walid ialah Khalifah Bani Umayyah. Ia hanya memerintah dalam waktu singkat pada tahun
744 sebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan terhadap lawan-lawan politiknya.
Pada masa pemerintahan Khalifah Ibrahim bin al-Walid, telah dilakukan penerjemahan buku-buku filsafat
Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini mengakibatkan lahirnya golongan Mutakalimin, seperti Mu'tazilah,
Jabariah, Ahlus Sunnah, dsb.
Ia menjabat sebagai khalifah ketigabelas Daulah Umayyah menggantikan saudaranya, Yazid bin Walid.
Karena kondisi pemerintahan saat itu mengalami guncangan, naiknya Ibrahim sebagai khalifah tidak
disetujui oleh sebagian kalangan keluarga Bani Umayyah. Bahkan sebagian ahli sejarah menyebutkan di
kalangan sebagian Bani Umayyah ada yang menganggapnya hanya sebagai gubernur, bukan khalifah.
Di antara mereka yang menolak kekhalifahan Ibrahim bin Walid adalah Marwan bin Muhammad. Saat itu ia
menjabat gubernur empat wilayah, yaitu Armenia, Kaukasus, Azerbaijan, dan Mosul. Marwan tak hanya
menolak baiat atas Ibrahim bin Walid, namun juga mengerahkan 80.000 orang dari Armenia menuju Suriah.
Itulah gerakan terbesar yang dihadapi pemerintahan Ibrahim bin Walid.
Untuk menghadapi pasukan besar itu, ia minta bantuan saudara sepupunya, Sulaiman bin Hisyam dan
mengangkatnya sebagai Panglima Besar. Utnuk menghadang kekuatan pasukan Marwan bin Muhammad,
Panglima Sulaiman segera mengadakan kunjungan ke berbagai daerah dekat Syria dan Palestina serta
beberapa daerah lainnya. Akhirnya, dari Mesir, Irak dan Hijaz datang bala bantuan yang mencapai 120.000
orang.
Pasukan besar itu berangkat dari Damaskus menuju utara untuk menghadang pasukan Marwan bin
Muhammad. Suasana Syria dan sekitarnya cukup tegang. Dua pasukan besar akan segera bertemu.
Pertempuran saudara tak mungkin terelakkan.
Gubernur Marwan bin Muhammad bukan hanya pejabat terkenal di daerah Armenia dan sekitarnya, tetapi
juga seorang panglima perang tangguh yang matang di medan pertempuran. Berkali-kali ia memimpin
pasukan perang dan menaklukkan sejumlah wilayah.
2. Sedangkan Panglima Sulaiman bin Hisyam sebaliknya. Meski seorang panglima, Sulaiman bin Hisyam
dibesarkan di lingkungan istana, bergelut dengan kemewahan. Ia tak begitu menguasai medan peperangan.
Karenanya, meski jumlah pasukannya di atas pasukan Marwan, Sulaiman tak mampu berbuat banyak.
Ketika pertempuran pecah, pasukannya porak-poranda. Medan perang dibanjiri darah tentara Sulaiman.
Melihat keadaan pasukannya, Sulaiman buru-buru melarikan diri ke Damaskus. Ia segera menghadap
Khalifah Ibrahim bin Walid dan menceritakan apa yang terjadi.
Khalifah Ibrahim tak bisa berbuat banyak. Ia tak memiliki pasukan cadangan. Oleh sebab itu, ia memutuskan
untuk menyerahkan diri kepada Marwan bin Muhammad. Dengan diiringi keluarganya, ia menemui
Gubernur Marwan dan menyerahkan jabatan khalifahnya.
Marwan bin Muhammad memberikan perlindungan kepada Ibrahim bin Walid yang sempat hidup hingga
132 Hijriyah. Ibrahim bin Walid hanya memerintah kurang dari setahun. Menurut Imam As-Suyuthi, ia hanya
memerintah selama 70 hari. Selanjutnya, khilafah Bani Umayyah dipimpin oleh Marwan bin Muhammad,
khalifah terkahir Bani Umayyah.