1. PENGAMPUNAN DOSA
Mata kuliah: Dogmatika III Pendidikan Agama Kristen
Mahasiswa STT Mawar Saron Lampung
Yafarman Zai
yafarmanzaisttmsl@gmail.com
Abstrak: Manusia yang merupakan makhluk mulia dari semua ciptaan Allah. Namun oleh
karena tindakan yang mereka perbuat yang melawan kehendak Allah dan kehilangan kemuliaan
Allah yang hal ini disebut dengan dosa. Dan manusia masih diberi kesempatan untuk berbenah
diri dan hidup taat kepada Tuhan sehingga mendapat belas kasihan Tuhan. Dan ada beberapa
tanggapan Alkitab terhadap keberdosaan manusia serta karya pengampunan yang dari Tuhan
melalui Tuhan Yesus Kristus. Sehingga oleh karena kasih yang begitu besar dari Allah kepada
manusia Ia mengutus Tuhan Yesus ke dunia untuk memberikan pengampunan dosa dan
memperdamaikan manusia dengan Allah dan mengenakan kepada manusia kehidupan yang baru.
Namun masih ada dosa yang tak terampuni kata Firman Tuhan yaitu dosa menghujat Roh Kudus.
Kata kunci: Alkitab dan pengampunan dosa
Pendahuluan
Manusia diciptakan oleh Tuhan serupa dan segambar dengan Tuhan, untuk menjadi rekan kerja-
Nya dalam memelihara bumi, berkuasa atas makhluk yang ada di bumi serta menjadi makhluk
yang berakal budi yang hidup dalam memuliakan Tuhan. Namun hal itu semuanya hilang setelah
manusia jatu kedalam dosa yang disertai dengan hilangnya kemuliaan Allah dalam diri manusia.
Dan yang lebih jahatnya lagi manusia lebih memilih bersembunyi dan menjauh dari Tuhan
setelah melakukan dosa, dibanding untuk datang kepada Tuhan untuk meminta ampun atas setiap
pelanggaran yang telah dilakukannya. Dan seperti begitulah kehidupan manusia pada hari-hari
ini mereka telah melakukan dosa yang tidak berkenan kepada Tuhan, melanggar perintah-Nya
dan bahkan tidak lagi mengenal Allah, hidup tidak karu-karuan menjauh dari Tuhan, maka dalam
hal ini manusia itu memerlukan pelepasan (pengampunan) dan perdamaian dengan Tuhan untuk
memulihkan kembali kemuliaan Tuhan yang telas hilang dalam diri karena dosa. Salah cara yang
2. diperintahkan kepada manusia oleh Tuhan supaya mendapatkan pengampunan dosa dengan
membawa korban persembahan pengampunan dosa kepada YHWH (Adonay)
.
Namun manusia bukan semakin dekat dengan Tuhan malahan banyak manusia yang
memberontak serta menyembah ilah-ilah lain yang tidak bernyawa ataupun buatan tangan
manusia. Sehingga kasih Tuhan yang begitu besar mengutus Putra Tunggal-Nya Tuhan kita
Yesus Kristus datang kedalam dunia untuk membawa kedamaian, keselamatan, mencari
manusia-manusia yang tersesat, dan memberikan pengampunan dosa serta mengenakan bagi
mereka yang percaya kehidupan yang baru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengampunan” adalah pembebasan dari tuntutan
karena melakukan kesalahan atau kekeliruan (KBBI, 1992, 34). Dalam Kitab Suci Perjanjian
Baru terdapat dua kata kerja, yaitu kharizomai (melakukan secara anugerah) dan kata benda
aphesis (melepaskan) (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 1999, 45).1
Jadi, pengampunan adalah
pembebasan atau pelepasan dari kesalahan/dosa. Alkitab berkata bahwa upah dari dosa setiap
manusia adalah maut, namun tidak seorang pun manusia didunia ini yang berhasil bebas dari
hukuman dosa itu selain dari Dia yang mampu mengerjakannya, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang
mengambil rupa sebagai manusia datang dan hidup ditengah-tengah kita bahkan mati karena
dosa-dosa kita, sehingga melalui darah-Nya kita disucikan dan memberikan kita kehidupan yang
baru di dalam Tuhan.
PEMBAHASAN
PENGAMPUNAN DOSA
A. Pengertian dosa
Sebelum kita menyimpulkan pengertian atau defenisi dosa. Terlebih dahulu kita melihat kata
yang dipakai untuk menjelaskan dosa ini. Dalam penejelasannya Charles menyebutkan
sedikitnya dua belas kata yang menjelaskan mengenai dosa dalam Perjanjian Baru. Namun
untuk terlebih dahulu penulis akan menjelaskan kata yang dipakai Paulus dalam
menjelaskan tentang dosa, yaitu:
1
Yohanes Sukendar et al., “Pengampunan Menurut Kitab Suci Perjanjian Baru” (n.d.): 24–39.
3. 1. Kakos memiliki arti tidak baik, biasanya kata ini dipakai untuk menyatakan suatu
keadaan moral yang buruk, bandingkan (Roma 12:17, 13:3-4,10, 16:19; 1 Timotius
6:10).
2. Poneros, merupakan istilah dasar untuk kejahatan, dan hampir selalu menunjuk
tentang kejahatan moral, (Roma 12:9; 1 Tesalonika 5:22).
3. Esebes, artinya keadaan tanpa kehadiran Allah, juga menunjukkan suatu pengertian
tentang dosa bandingkan (Roma 1:18; 1 Timotius 1:9), lebih jauh lagi disebutkan
sebagai orang-orang durhaka dalam Roma 4:5, 5:6, yang merujuk kepada orangorang
yang belum diselamatkan.
4. Enokhos, artinya kesalahan dan biasanya menyatakan seseorang yang melakukan
kejahatan sehingga patut mendapat hukuman mati, (1 Korintus 11:27).
5. Harmatia, artinya tidak mencapai sasaran, (Roma 5:12, 6:1; 1 Korintus 15:3; 2
Korintus 5:21).
6. Adikia, menjelaskan setiap perbuatan yang tidak benar dalam dimensi dan arti yang
luas. Kata ini merujuk kepada orang-orang yang belum diselamatkan, bandingkan
(Roma 1:18; Roma 6:13), dan eprbuatan-perbuatan (2 Tesalonika 2:8).
7. Anomos, sering diterjemahkan dengan “kedurhakaan”, kata ini berarti melanggar
undang-undang atau hukum dalam arti yang yang luas(1 Timotius 1:9), dan kepada
antikristus, (2 Tesalonika 2:10).
8. Parabates, artinya melanggar atau orang berdosa, biasanya dihubungkan dengan
pelanggaran khusus terhadap hukum, (Roma 3:23, 5:14; Galatia 3:19; Ibrani 9:15).
9. Agnoein, kata ini dihubungkan dengan ibadah yang menyesatkan yang ditujukan
kepada allah lain(Roma 2:4).
10. Paraptoma, kata ini mengandung arti “ceroboh” yang dilakukan secara disengaja,
Paulus memakainya sebanyak enam kali dalam surat-suratnya, bandingkan (Roma
5:15-20; 2 Korintus 5:19; Galatia 6:1; Efesus 2:1).
4. 11. Hipokrisis, artinya, mengikuti penafsiran yang jelas-jelas salah, (pengertian ini
tampaknya terdapat dalam kasus ketidaktegasan Petrus dalam Galatia 2:11-21),
berpura-pura, guru-guru palsu, munafik, (1 Timotius 4:2).2
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dosa berarti tidak
sampai kepada sasaran, kebobrokan, pendurhakaan, penyelewengan, kesesatan, kejahatan,
penyimpangan, keadaan yang tidak beriman, pengingkaran hukum, kecurangan, kebodohan
dan niat meninggalkan jalan yang benar. Atau dapat didefenisikan sebagai berlawanan
dengan atau menentang karakter Allah, (Roma 3:23).3
Jadi, dosa berbicara tentang hal-hal yang tidak berkenan atau bertentangan kepada kehendak
Allah, melawan perintah ataupun melupakan Allah. C. S. Lewis mengatakan, Dosa adalah
pemberontakan terhadap Allah, dan juga kesombongan yang menjadi pusat dari imoralitas, “
kejahatan terbesar”; kesombongan membawa pada setiap sifat buruk yang lain.4
Namun,
banyak orang di dunia yang hanya sadar bahwa tindakan yang mereka lakukan itu dosa tapi
memilih mengabaikan dibanding meminta pengampunan dari Tuhan serta bertobat. Malahan
mereka lebih memusingkan diri pada hal-hal dunia ini dengan tindakan yang tidak berkenan
kepada Tuhan(yang disebut dosa), tanpa menyadari bahwa dunia yang mereka cari itu
hanyalah sementara dan membawa mereka kepada kebinasaan.
B. Pengampunan dosa
1. Definisi-definisi kata pengampunan menurut kitab nabi-nabi PL
Salah
Kata salah adalah kata yang paling sering muncul dalam kitab nabi khususnya kitab
Yeremia sebanyak enam kali. Dua kali kata ini mencerminkan pandangan bahwa Allah
Yahweh tidak akan mengampuni bangsa Israel karena keseriusan dosa mereka dan
penolakan mereka untuk bertobat. Yeremia 5:1 dan 7. Selain itu Yeremia juga
menggunakan kata yang sama untuk menekankan pengharapan restorasi dan
pengampunan Israel. (Yeremia 31:34; 33:8; 36:3; 50:20).
2
Fredy Simanjuntak et al., “Konsep Dosa Menurut Pandangan Paulus,” Real Didache 3, no. 2 (2018): 17–
28.
3
Ibid.
4
Pardomuan Marbun, “Konsep Dosa Dalam Perjanjian Lama Dan Hubungannya Dengan Konsep
Perjanjian,” CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika 1, no. 1 (2020): 1–16.
5. Di dalam kitab Yesaya kata kerja ini juga menekankan tentang orang yang kembali
kepada YAHWEH memperoleh jaminan bahwa dia telah diampuni dan secara melimpah
dan dibebaskan (Yesaya 55:7). Daniel dan Amos memohon kepada Allah untuk
mengampuni umat-Nya (Daniel 9:19; Amos 7:2). Allah selalu menjadi subyek dari kata
kerja ini, bukan diarahkan dalam hubungan antara manusia dan saling memaafkan.
Kipper
Kata kipper berarti penebusan, atau melakukan penebusan dosa. Ini menunjukkan
tindakan menutupi dosa atau membuangnya, sedikitnya ini dikaitkan dengan ide
pengampunan. Dosa yang diselesaikan atau ditutupi, dapat diampuni sehingga terjadi
rekonsiliasi antara orang yang berdosa dan Allah yang mengambil alih. Dosa Yesaya
ditebus ketika ada bara yang disentuhkan ke bibirnya (Yesaya 6:7). Allah sendiri yang
membuat penebusan atas hal memalukan yang telah dilakukan oleh Israel (Yehezkiel
16:63). Yehezkiel memberikan gambaran sebuah waktu di masa depan di mana korban
diberikan untuk membuat penebusan (Yehezkiel 45:15,17), Yeremia memohon agar
Allah tidak mengampuni orang yang mencoba membunuh dia (Yeremia 18:23).
Nasa
Kata nasa berarti mengangkat atau membawa. Jika dikaitkan dengan dosa, menunjukkan
orang membawa dosa seperti sebuah beban atau membawa konsekwensi dosa (Yesaya
53:12; Yehezkiel 4:5-6; 44:10,12). Di dalam bagian yang lain ini juga menunjukkan
mengambil alih dosa dan menyingkirkannya dengan tindakan pengampunan (Yesaya 2:9;
33:24; Hosea 1:6; 14:2; Mikha 7:18).
Hanan
Kata ini berarti menjadi bermurah hati. Hanan sering kali diidentikkan kemurahan hati
dengan cara memberikan pengampunan (Yesaya 30:18-19; 33:2). Dalam bentuk kata
benda yang berarti ‘pengampunan’ muncul dalam Daniel 9:9 dan Yesaya 40:2.
Rasa
Kata ini berarti sudah dibayar lunas. Konsep penebusan diibaratkan dengan gambaran
orang yang berhutang yang sudah dibayar lunas. Pengalaman pengampunan kadang
diekspresikan dalam bahasa metaforis. Hizkia memuji Allah karena telah mengenyahkan
dosa di belakang dia (Yes. 38:17). Bahasa yang dramatik juga digunakan oleh Mikha
6. bahwa Allah menghapus kesalahan dan melemparkan segala dosa ke dalam tubir laut
(Mikha 7:;19).5
Dari beberapa definisi diatas kita bisa lihat bahwa memang pengampunan itu
sudah ada sejak PL atau sejak kejatuhan manusia dalam dosa, yang akan dilanjutkan pada
karya keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Jadi kita bisa simpulkan bahwa
pengampunan menurut PL bahwa pembebasan atau penebusan, peengangkatan, dan
kemurahan hati Tuhan kepada orang-orang kembali kepada-Nya dan mau menyesali dan
bertobat dari dosanya.
2. Pengampunan dosa menurut PB
5
Hery Susanto, “Konsep Pengampunan Dalam Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama Dan Relevansinya Dengan
Perilaku Memaafkan Dalam Sosial Budaya Masyarakat Jawa,” Jurnal SIAP 9, no. 2 (2020): 129–140.
7. Dalam Alkitab Perjanjian Baru, istilah pengampunan berasal dari istilah Yunani
(aphiemi). Istilah ini adalah kini aktif indikatif. Dalam pemakaian ini jelas dinyatakan
bahwa istilah menunjuk kepada suatu tindakan yang terus menerus dilakukan. H.
Vorlander menjelaskan istilah sebagai berikut: aphiemi (devided from apo, from,
and hiemi, to put in motion, send), attested since homer, means the voluntary releas of
aperson or thing over which on has legal or actual control. Dalam Perjanjian Baru
terdapat dua kata kerja yaitu kharizomai (melakukan secara anugerah), aphiemi dan kata
benda aphesis (melepaskan).6
Istilah kharizomai mempunyai arti memberi, mengaruniakan, memperlakukan dengan
murah hati, mengampuni, menyerahkan atau melepaskan, menghapus piutang. Demikian
juga Donald Guthrie menjelaskan bahwa kata kharizomai menambah suatu dimensi lain
lagi pada gagasan pengampunan yaitu gagasan tentang anugerah yang diterapkan baik
kepada perbuatan Allah atas kita berkenaan dengan dosa, maupun kepada perbuatan kita
satu sama lain. Hal inilah yang dimaksud Paulus dalam Efesus 4:32.7
Pernyataan di atas diperjelas dengan menggunakan pengertian istilah kharizomai sebagai
berikut: Kata “mengampuni” (kharizomai) adalah sebuah kata sifat yang menunjukkan
tindakan yang terus menerus dilakukan.
Pengampunan dosa manusia erat kaitannya dengan karya keselamatan dari Kristus (Kis
5:31; 13:38; Ef 4:32) dan juga salib Kristus (Mat 26:28; Ef 1:7). “Dalam Kis 5:31
diungkapkan: “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-
Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa”. Kristus telah dimuliakan oleh Allah untuk menyelamatkan dan
memberikan pengampunan dosa. Kristus oleh Allah diberi kuasa untuk mengampuni
dosa. Yesus yang telah dibangkitkan oleh Allah memberikan pengampunan dosa (bdk Kis
13:38)”.8
Dalam Mat 26:28: “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanian yang ditumpahkan
bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”. Sadar akan makna kematian-Nya yang
6
Herry Jeuke Nofrie Korengkeng, “Konsep Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Dan Implikasinya Bagi
Gereja Masa Kini,” HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 150–162.
7
Ibid.
8
Sukendar et al., “Pengampunan Menurut Kitab Suci Perjanjian Baru.”
8. sudah dekat, Yesus memberi para murid-Nya cawan air anggur sebagai tanda bahwa
darah yang kelak dicurahkan di salib, akan memulihkan hubungan perjanjian Allah bukan
hanya dengan mereka melainkan dengan “banyak orang”. Nyawa satu orang menjadi
tebusan bagi semua dan untuk pengampunan dosa. Dengan demikian kematian Yesus
disalib adalah momen pendamaian eskatologis.9
Karya Kristus yang memperdamikan serta menebus, hal ini merupakan anugrah dari
Tuhan kepada manusia dan juga menjadi landasan pengampunan dosa (1 Yoh. 1:9).
Orang yang berdosa itu berkat kasih karunia Allah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus. Dibenarkan berarti dibuat menjadi benar berkat karya
keselamatan Allah dalam Kristus. Dalam wafat dan kebangkitan Kristus, Allah
menyatakan diri sebagai “yang benar dan yang membenarakan orang yang percaya
kepada Yesus.10
Jadi kita bisa pahami bahwa pengampunan dosa itu bukanlah usahanya
manusia untuk membenarkan dirinya sendiri dan menerima keselamatan. Akan tetapi
bahwa keselamatan itu suatu Anugrah terbesar dari Tuhan yang diberikan kepada
manusia melalui Anak-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, yang datang kedalam dunia,
mengambil rupa sebagai manusia, menderita bahkan sampai disalibkan, mati dan turun
kedalam kerajaan maut untuk membebaskan kita pada belenggu dosa. Dan lebih dari itu
Dia memberikan kita kehidupan yang dan mendamaikan kita kepada Bapa.
3. Dosa tak diampuni
Dalam Mat 12:31-32 tertulis: Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat
manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila
seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan
datangpun tidak”. Apa itu hujat melawan Roh Kudus atau menentang Roh Kudus,
sehingga dosanya tidak diampuni? Daniel J. Harrington SJ berpendapat: satu-satunya
dosa yang tak terampuni adalah menganggap karya Roh Kudus sebagai pekerjaan roh
jahat, seperti dilakukan orang-orang Farisi dalam hubungannya dengan Yesus. Kegagalan
untuk mengakui Anak manusia dapat dipahami atau bahkan 35 diampuni, tetapi
9
Ibid.
10
Ibid.
9. kegagalan untuk mengakui sumber dari kuasa-Nya tidak dapat dimaafkan (Daniel J.
Harrington SJ, 2002, 52).11
KESIMPULAN
Dosa merupakan suatu tindakan yang melawan kehendak Allah, tidak taat, tindakan
bobrok manusia dalam menjalankan perintah (kehendak) Allah, sehingga oleh karena
dosa manusia mengalami keterpisahan dengan Tuhan dan kehilangan kemuliaan Allah
(Rom 3:23). Namun, manusia masih mendapat belas kasihan Allah yaitu karya
keselamatan yang dianugrahkan oleh Allah secara Cuma-Cuma kepada manusia. Jadi
berbicara tentang pengampunan (keselamatan) bukanlah hasil usahanya manusia
sehingga manusia tidak boleh membanggakan diri, karena itu Anugrah dari Tuhan. Jadi
segala sesuatu yang berkaitan tentang pengampunan itu suatu karya Tuhan memberikan
pembebasan, perdamaian kepada kaum manusia, sehingga kita perlu mesyukuri atas
pengampunan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dan lebih dari itu mari kita
sebagai manusia yang berdosa merespon karya keselamatan yang dari Tuhan dengan
mengaku dosa, bertobat, dan mau mengikut Tuhan Yesus Kristus.
DAFTAR PUSTAKA
Korengkeng, Herry Jeuke Nofrie. “Konsep Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Dan
Implikasinya Bagi Gereja Masa Kini.” HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan
Kristen 1, no. 2 (2020): 150–162.
Marbun, Pardomuan. “Konsep Dosa Dalam Perjanjian Lama Dan Hubungannya Dengan Konsep
Perjanjian.” CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika 1, no. 1 (2020): 1–16.
Simanjuntak, Fredy, Ardianto Lahagu, Yasanto Lase, and Aprilina Priscilla. “Konsep Dosa
Menurut Pandangan Paulus.” Real Didache 3, no. 2 (2018): 17–28.
Sukendar, Yohanes, Gereja Katolik, Kata Kunci, Kitab Suci, and Perjanjian Baru.
11
Ibid.
10. “Pengampunan Menurut Kitab Suci Perjanjian Baru” (n.d.): 24–39.
Susanto, Hery. “Konsep Pengampunan Dalam Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama Dan
Relevansinya Dengan Perilaku Memaafkan Dalam Sosial Budaya Masyarakat Jawa.” Jurnal
SIAP 9, no. 2 (2020): 129–140.