Dokumen tersebut membahas tentang peran Allah dalam kehidupan keluarga menurut ajaran Kristen. Tuhan dicitakan sebagai pribadi yang membentuk keluarga dan memberikan contoh kasih dalam keluarga melalui Yesus Kristus. Keluarga Kristen diharapkan dapat mencerminkan kasih Tuhan secara holistik kepada anggotanya.
2. Kompetensi Dasar:
1.1 Mengakui peran Allah dalam kehidupan
keluarga
2.1 Mengembangkan perilaku tanggung jawab
sebagai wujud dari pengakuan
terhadap peran Allah dalam kehidupan keluarga
3.1 Memahami peran Allah dalam kehidupan
keluarga
4.1 Bersaksi tentang peran Allah dalam
keluarganya
3. INDIKATOR
• Menjelaskan pengertian dan bentuk keluarga
• Menguraikan fungsi keluarga
• Mengungkapkan peran Allah dalam kehidupan
keluarga
• Menghayati dan memaknai peran Allah dalam
kehidupan keluarga dengan
menjunjung tinggi nilai kristiani
• Menuliskan dan menyampaikan kesaksian
pribadi tentang peran Allah dalam
kehidupan keluarga peserta didik
5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keluarga berarti ibu dan bapak beserta
anak-anaknya atau seisi rumah. Pengertian ini
mengacu pada aspek antropologis
yaitu manusia dalam lingkungan keluarga. Istilah
keluarga berbeda dengan istilah
rumah tangga. Rumah tangga lebih bersifat
material ekonomis, yaitu sesuatu
yang berhubungan dengan urusan kehidupan
dalam rumah, seperti belanja dan
sebagainya.
6. Definisi keluarga yang lain (Hendi
Suhendi, 2001:80) adalah suatu
kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang direkat oleh ikatan
darah,
perkawinan, atau adopsi serta tinggal
bersama.
7. Meskipun keluarga didefinisikan
secara berbeda, namun terdapat kesamaan
dalam rumusan yang berbeda.
Kesamaan itu mencakup ciri-ciri pokok, yakni:
a. Keluarga merupakan kelompok atau
persekutuan sosial yang paling kecil.
b. Keluarga terbentuk apabila ada ikatan darah,
perkawinan, atau adopsi.
c. Keluarga merupakan suatu persekutuan yang
berawal dari dua orang yang
berbeda jenis kelamin yang diikat dalam ikatan
pernikahan.
Meskipun keluarga didefinisikan
secara berbeda, namun terdapat kesamaan
dalam rumusan yang berbeda.
Kesamaan itu mencakup ciri-ciri pokok, yakni:
a. Keluarga merupakan kelompok atau
persekutuan sosial yang paling kecil.
b. Keluarga terbentuk apabila ada ikatan darah,
perkawinan, atau adopsi.
c. Keluarga merupakan suatu persekutuan yang
berawal dari dua orang yang
berbeda jenis kelamin yang diikat dalam ikatan
pernikahan.
8. Terdapat dua bentuk keluarga dalam
masyarakat, yaitu keluarga inti dan
keluarga besar.
a. Keluarga inti (nuclear family, conjugal
family, basic family), yaitu kelompok yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak; atau
keluarga yang terdiri dari pasangan
suami-istri dan anak-anaknya.
9. b. Keluarga besar (extended family, consanguine
family), yaitu kelompok yang
terdiri dari semua orang yang berketurunan dari
kakek dan nenek yang sama,
termasuk keturunan masing-masing istri dan
suami. Atau dengan kata lain,
keluarga besar adalah keluarga batih ditambah
kerabat lain yang memiliki
hubungan erat (hubungan darah) dan
senantiasa dipertahankan, misalnya
kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, kemenakan,
dan sebagainya.
10. Fungsi Keluarga
Setelah sebuah keluarga terbentuk,
anggota keluarga memiliki tugas
masingmasing.
Suatu pekerjaan yang harus dilakukan
dalam kehidupan keluarga inilah
yang disebut sebagai fungsi. Adapun
fungsi keluarga adalah sebagai berikut.
(Suhendi, 2001:44-52)
11. Fungsi biologis
Berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan biologis dan seks suami
istri
untuk menghasilkan keturunan,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga,
serta
memelihara dan merawat anggota
keluarga secara fisik.
12. Fungsi sosialisasi anak
Berhubungan dengan pembentukan
kepribadian anak, serta
memperkenalkan
pola tingkah laku, sikap, keyakinan,
cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut
oleh
kelompok sosial/masyarakat.
13. Fungsi afeksi
Berhubungan dengan rasa (afeksi),
misalnya rasa kasih sayang, keintiman,
perhatian, dan rasa aman yang
tercipta dalam keluarga.
14. Fungsi edukatif
Berkaitan dengan pendidikan untuk
anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya,
serta menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan,
keterampilan yang sesuai dengan
bakat dan minat anak.
15. Fungsi religius
Fungsi ini mendorong
dikembangkannya seluruh anggota
menjadi insaninsan
agama yang penuh ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta
menunjukkan penghayatan dan
perilaku nilai-nilai agama.
16. Fungsi protektif
Fungsi ini bertujuan agar memberikan
tempat yang nyaman bagi anggota
keluarga dan memberikan
perlindungan secara fisik, ekonomis
maupun
psikologis bagi seluruh anggotanya.
17. Fungsi rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk mencari
hiburan, memberikan suasana yang
segar
dan gembira dalam lingkungan
keluarga
18. Fungsi ekonomis
Berkaitan dengan orang tua yang
mencari sumber-sumber penghasilan
untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, dan
pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
19. Fungsi status sosial
Keluarga akan mewariskan
kedudukannya kepada anak-anaknya,
karena
kelahiran anggota keluarga biasanya
dihubungkan dengan sistem status ini.
Selain itu status individu juga dapat
berubah melalui perkawinan dan
usahausaha
yang dilakukan seseorang.
20. Selain fungsi keluarga yang sudah
diuraikan di atas, secara khusus
menurut
iman Kristen fungsi keluarga seperti
yang dipaparkan dalam kitab suci
orang
Kristen.
21. a. Sebagai teman sekerja Allah dalam
mengelola alam semesta dan segala isinya
(Kej. 1:28). Manusia diciptakan sesuai
dengan gambar dan rupa Allah (imago
dei). Artinya manusia merupakan
perpanjangan tangan Tuhan di bumi untuk
menjaga seluruh ciptaan Tuhan, termasuk
dalam hubungan antara sesama
dan juga alam.
22. b. Sebagai lembaga pendidik utama dan
pertama (Ul. 6:4-9). Yang pertama berarti
belum ada lembaga lain yang dapat mendahului
peran keluarga
dalam pendidikan kepada anak. Yang utama
berarti belum ada lembaga
lain yang mengungguli perannya dalam
pendidikan. Dengan kata lain, keluarga
menjadi lingkungan dasar penerapan dan
pembentukan nilai-nilai kehidupan
sesuai dengan ajaran Kristiani.
23. c. Sebagai wadah semua anggota keluarga
dalam mengekspresikan kasih,
kesetiaan, dan sikap saling menghormati (Ef.
5:22-23; 6:1-3). Setiap anggota
keluarga berkewajiban menciptakan lingkungan
keluarga yang harmonis
dengan menghayati dan melakukan ajaran-
ajaran Kristiani sehingga dampaknya
dapat terpancar dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
25. Tuhan adalah Pribadi yang
membentuk sebuah keluarga. Tuhan
menciptakan
manusia sepasang yakni laki-laki dan
perempuan (Kej. 2:21-25). Manusia
diciptakan berbeda tetapi satu
kesatuan. Artinya, manusia diciptakan
dalam dua
jenis kelamin. Manusia sama dan
sehakikat, namun diciptakan dengan
fungsi yang
26. berbeda agar saling mengasihi dan
melengkapi. Dalam perbedaan itu manusia
menjadi satu persekutuan yang luar biasa
karena saling membutuhkan dan saling
mendukung. Tuhan memberikan daya tarik
yang luar biasa dalam diri sebagai
laki-laki dan perempuan sehingga
mempunyai rasa suka yang membuat
mereka
bertemu dan mengikat diri. Itulah cikal
bakal manusia membangun keluarga.
27. Rasul Paulus menyebutkan bahwa keluarga
Kristen harus hidup dengan
menjadikan Kristus sebagai kepala
keluarga (1 Kor. 11:3), karena Tuhan Yesus
secara pribadi sangat mengasihi dan
memimpin keluarga. Hal ini nampak ketika
Ia
mulai menyatakan diri sebagai Juru
selamat pada pernikahan di Kana (Yoh.
2:1-11).
29. Seorang anak yang berkembang menjadi
remaja mempunyai dua dimensi
kehidupan yang sedang dan akan dijalani.
Di satu sisi, anak berada dalam posisi
sebagai salah satu anggota keluarga. Di sisi
yang lain ia akan membentuk keluarga
baru pada masa yang akan datang. Oleh
karena itu, seorang anak perlu disiapkan
sejak dini, melalui berbagai pengalaman
yang diturunkan dalam keluarganya.
30. Berkaitan dengan hal tersebut,
keluarga Kristen pada masa kini perlu
menyadari
peranannya dengan cara
memberlakukan nilai-nilai kehidupan,
baik secara
Alkitab maupun teologis
31. a. Keluarga sebagai pusat pembentukan
kehidupan rohani. Dari keluarga kita
mempelajari pola-pola hubungan akrab
dengan orang lain, nilai-nilai, ide dan
perilaku yang berproses hari demi hari,
tahun demi tahun. Di samping keluarga
juga ada terdapat sekolah, gereja,
kelompok masyarakat yang juga berperan
membentuk jati diri dan kehidupan rohani.
32. b. Keluarga sebagai tempat bernaung kudus.
Maksudnya adalah keluarga
merupakan tempat penerimaan, pembinaan,
pertumbuhan yang
memberdayakan anggota-anggota keluarga untuk
berperan serta dalam
tindakan kasih dan penyelamatan Allah yang terus
berlanjut. Bukan berarti
kita mencintai dan memuja dan mengisolir diri
terhadap masyarakat, tetapi
sebaliknya menjadi tempat bernaung kepada anggota
keluarga untuk
memberikan bimbingan, pertolongan, dan
penyelamatan untuk lingkungan.
33. c. Keluarga yang mencerminkan kasih
Allah secara holistik. Di sini kehidupan
keluarga perlu ditata untuk mencerminkan
atau merefleksikan kasih Allah
yang memberikan pengasuhan secara fisik,
mental/emosional, sosial, spiritual/
rohani kepada para anggotanya. Hal ini
juga dikenal sebagai kasih Allah yang
bersifat holistik.
34. d. Keluarga sebagai pencerita. Keluarga
adalah pencerita yang alamiah dimana
orang yang lebih tua (kakek, nenek, ayah,
ibu) adalah pencerita utama untuk
menceritakan karya-karya Allah di dalam
keluarga sebagai kabar kesukaan.
Orang tua yang bercerita adalah bagian
dalam kebudayaan kita yang seringkali
kita abaikan.
36. Dalam keluarga Kristen, ada hal yang
khas berkaitan dengan peran Tuhan
dalam
keluarga. Peran Tuhan melingkupi
seluruh aspek kehidupan keluarga
maupun
pribadi
37. a. Berkat Tuhan
Pengertian berkat Tuhan cakupannya
sangat luas, bukan hanya sekedar
uang
atau hal material lainnya. Berkat
Tuhan juga meliputi kesehatan,
sukacita,
damai sejahtera, kemenangan, umur
panjang, kebahagiaan, dan
sebagainya.
38. b. Pengampunan Tuhan
Tidak seorangpun yang hidupnya
sempurna di dunia ini, termasuk anda dan
saya. Kita berbuat dosa di dalam pikiran,
perkataan, maupun perbuatan.
Kematian Tuhan Yesus merupakan tanda
kasih yang sangat besar kepada umat
manusia sebagai Tuhan Yang Maha
Pengampun (Ef. 1:7). Seperti Tuhan yang
mengampuni, kita sebagai orang Kristen
harus bisa mengampuni orang yang
bersalah kepada kita.
39. c. Pembaruan oleh Tuhan
Pembaruan oleh Tuhan sering disebut juga
dalam kekristenan sebagai ‘hidup
baru’. Artinya, manusia memulai kehidupan
yang lebih baik dan berarti di dalam
Kristus. Kristus masuk dan berdiam dalam
kehidupan manusia yang baru, yang
tidak sama dengan kehidupannya yang lama.
Pembaruan oleh Tuhan dalam
keluarga kita akan dirasakan dalam arah dan
tujuan kehidupan keluarga yang
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
Tuhan.
40. Kejadian 2:24
Dalam teks ini terdapat tiga landasan dalam
membangun keluarga Kristen.
a. Meninggalkan ayah dan ibunya (tanggung jawab)
Sejak dilahirkan anak menjadi tanggung jawab orang
tua, tetapi setelah
memasuki rumah tangganya sendiri, seorang anak akan
meninggalkan
statusnya sebagai anak yang berada di bawah tanggung
jawab orang
tuanya, lalu menjadi seorang suami atau istri, dan
bertanggung jawab
penuh atas keluarganya sendiri.
41. b. Bersatu dengan suami atau istrinya
(tidak mengenal perceraian)
Bersatu berarti tidak bisa dipisahkan,
ibarat dua lembar kertas yang
direkatkan menjadi satu. Kalaupun
dipisahkan akan menjadi rusak. Hal ini
berarti dalam keluarga Kristen tidak
mengenal perceraian.
42. c. Keduanya menjadi satu daging (tidak ada
orang ketiga)
Satu daging merupakan aspek hubungan seksual
dalam pernikahan. Seks
adalah anugerah Allah yang kudus, yang
ditempatkan oleh Tuhan hanya
dalam kerangka pernikahan resmi, jadi di luar
pernikahan adalah dosa.
Karena telah menjadi satu daging, maka dalam
keluarga Kristen tidak ada
pihak ketiga.
43. 2. Yohanes 2:1-11
Yohanes 2:1-11 merupakan
pemaparan mujizat pertama yang
dilakukan oleh
Tuhan Yesus. Kisah ini menceritakan
saat-saat ketika Tuhan Yesus dan
murid-muridNya hadir pada pesta
perkawinan di Kana, ibu Tuhan Yesus
juga berada
di tempat itu.