SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Bab 3. Permutasi dan Kombinasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan su-
atu obyek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun dengan mem-
pertimbangkan urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan maupun yang
tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan atau
memilih beberapa orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti
suatu kegiatan yang dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam
matematika, penyusunan obyek yang terdiri dari beberapa unsur dengan
mempertimbangkan urutan disebut dengan permutasi, sedangkan yang tidak
mempertimbangkan urutan disebut dengan kombinasi.


3.1. Permutasi
Masalah penyusunan kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara dimana urutan dipertimbangkan merupakan salah satu contoh
permutasi. Jika terdapat 3 orang (misalnya Amir, Budi dan Cindy) yang
akan dipilih untuk menduduki posisi tersebut, maka dengan menggunakan
Prinsip Perkalian kita dapat menentukan banyaknya susunan panitia yang
mungkin, yaitu:

   • Pertama menentukan Ketua, yang dapat dilakukan dalam 3 cara.

   • Begitu Ketua ditentukan, Sekretaris dapat ditentukan dalam 2 cara.

   • Setelah Ketua dan Sekretaris ditentukan, Bendahara dapat ditentukan
     dalam 1 cara.

   • Sehingga banyaknya susunan panitia yang mungkin adalah 3.2.1 = 6.

Secara formal, permutasi dapat didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 3.1
Permutasi dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah pengurutan dari n
unsur tersebut.
Contoh 3.1
Tentukan permutasi dari 3 huruf yang berbeda, misalnya ABC !
Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA.
Sehingga terdapat 6 permutasi dari huruf ABC.


                                      1
Teorema 3.1
Terdapat n! permutasi dari n unsur yang berbeda.
Bukti.
Asumsikan bahwa permutasi dari n unsur yang berbeda merupakan aktifi-
tas yang terdiri dari n langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah
memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah ke-
dua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n − 1 cara
karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai
pada langkah ke-n yang bisa dilakukan dengan 1 cara. Berdasarkan Prinsip
Perkalian, terdapat
                         n(n − 1)(n − 2)...2.1 = n!
permutasi dari n unsur yang berbeda.                                        2

Contoh 3.2
Berapa banyak permutasi dari huruf ABC ?
Terdapat 3.2.1 = 6 permutasi dari huruf ABC.
Contoh 3.3
Berapa banyak permutasi dari huruf ABCDEF jika subuntai ABC harus se-
lalu muncul bersama?
Karena subuntai ABC harus selalu muncul bersama, maka subuntai ABC
bisa dinyatakan sebagai satu unsur. Dengan demikian terdapat 4 unsur yang
dipermutasikan, sehingga banyaknya permutasi adalah 4.3.2.1 = 24.
Definisi 3.2
Permutasi-r dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah pengurutan dari
sub-himpunan dengan r anggota dari himpunan {x1 , x2 , ..., xn }. Banyaknya
permutasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan P (n, r).
Contoh 3.4
Tentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE.
Permutasi-3 dari huruf ABCDE adalah




                                      2
ABC      ABD ABE            ACB ACD     ACE
                    ADB      ADC ADE            AEB AEC     AED
                    BAC      BAD BAE            BCA BCD     BCE
                    BDA      BDC BDE            BEA BEC     BED
                    CAB      CAD CAE            CBA CBD     CBE
                    CDA      CDB CDE            CEA CEB     CED
                    DAB      DAC DAE            DBA DBC     DBE
                    DCA      DCB DCE            DEA DEB     DEC
                    EAB      EAC EAD            EBA EBC     EBD
                    ECA      ECB ECD            EDA EDB     EDC

Sehingga banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60.
Teorema 3.2
Banyaknya permutasi-r dari n unsur yang berbeda adalah
                                                   n!
                                 P (n, r) =
                                                (n − r)!

Bukti.
Asumsikan bahwa permutasi-r dari n unsur yang berbeda merupakan akti-
fitas yang terdiri dari r langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah
memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah ke-
dua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n − 1 cara
karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai
pada langkah ke-r yang bisa dilakukan dengan n − r + 1 cara. Berdasarkan
Prinsip Perkalian, diperoleh
                                            n(n − 1)(n − 2)...2.1        n!
    n(n − 1)(n − 2)...(n − r + 1) =                                 =
                                           (n − r)(n − r − 1)...2.1   (n − r)!
                    n!
Jadi P (n, r) =   (n−r)!
                         .                                                       2

Contoh 3.5
Gunakan Teorema 3.2 untuk menentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang
berbeda, misalnya ABCDE.
Karena r = 3 dan n = 5 maka permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah
                                        5!      5!
                        P (5, 3) =            =    = 5.4.3 = 60
                                     (5 − 3)!   2!
Jadi banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60.



                                            3
3.2. Kombinasi
Berbeda dengan permutasi yang urutan menjadi pertimbangan, pada kom-
binasi urutan tidak dipertimbangkan. Misalnya pemilihan 3 orang untuk
mewakili kelompak 5 orang (misalnya Dedi, Eka, Feri, Gani dan Hari) dalam
mengikuti suatu kegiatan. Dalam masalah ini, urutan tidak dipertimbangkan
karena tidak ada bedanya antara Dedi, Eka dan Feri dengan Eka, Dedi dan
Feri. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang yang akan dipilih dari 5
orang yang ada, diperoleh:

          {Dedi,Eka,Feri} {Dedi,Eka,Gani} {Dedi,Eka,Hari}
          {Dedi,Feri,Gani} {Dedi,Feri,Hari} {Dedi,Gani,Hari}
          {Eka,Feri,Gani} {Eka,Feri,Hadi} {Eka,Gani,Hari}
          {Feri,Gani,Hari}

Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada.
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan kombinasi secara formal seperti di
bawah ini.
Definisi 3.3
Kombinasi-r dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah seleksi tak teru-
rut r anggota dari himpunan {x1 , x2 , ..., xn } (sub-himpunan dengan r un-
sur). Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan
C(n, r) atau (n ).
              r

Contoh 3.6
Tentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE.
Kombinasi-3 dari huruf ABCDE adalah

                     ABC     ABD ABE ACD ACE
                     ADE     BCD BCE BDE CDE

Sehingga banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10.
Teorema 3.3
Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda adalah
                                             n!
                             C(n, r) =
                                         (n − r)!.r!

Bukti.
Pembuktian dilakukan dengan menghitung permutasi dari n unsur yang
berbeda dengan cara berikut ini.

                                         4
• Langkah pertama adalah menghitung kombinasi-r dari n, yaitu C(n, r).

   • Langkah kedua adalah mengurutkan r unsur tersebut, yaitu r!. Dengan
     demikian,

                              P (n, r) = C(n, r).r!
                                         P (n, r)
                              C(n, r) =
                                            r!
                                         n!/(n − r)!
                                       =
                                               r!
                                             n!
                                       =
                                         (n − r)!r!

     seperti yang diinginkan.                                              2


Contoh 3.7
Gunakan Teorema 3.3 untuk menentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang
berbeda, misalnya ABCDE.
Karena r = 3 dan n = 5 maka kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah
                               5!         5!     5.4
               C(5, 3) =               =       =     = 5.2 = 10
                           (5 − 3)!.3!   2!.3!    2

Jadi banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10.
Contoh 3.8
Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang bisa dipilih dari
6 orang
Karena panitia yang terdiri dari 4 orang merupakan susunan yang tidak
terurut, maka masalah ini merupakan kombinasi-4 dari 6 unsur yang terse-
dia. Sehingga dengan mengunakan Teorema 3.3 dimana n = 6 dan r = 4
diperoleh:
                            6!         6!     6.5
              C(6, 4) =             =       =     = 3.5 = 15
                        (6 − 4)!.4!   2!.4!    2
Jadi terdapat 15 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 4
orang bisa dipilih dari 6 orang.
Contoh 3.9
Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 ma-
hasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi?



                                       5
Pertamai, memilih 2 mahasiswa dari 5 mahasiswa yang ada, yaitu:
                              5!         5!     5.4
              C(5, 2) =               =       =     = 5.2 = 10
                          (5 − 2)!.2!   3!.2!    2

Kedua, memilih 3 mahasiswi dari 6 mahasiswi yang ada, yaitu:
                              6!         6!     6.5.4
             C(6, 3) =                =       =       = 5.4 = 20
                          (6 − 3)!.3!   3!.3!    3.2

Sehingga terdapat 10.20 = 200 cara untuk membentuk sebuah panitia yang
terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa
dan 6 mahasiswi?


3.3. Generalisasi Permutasi
Kalau pada pembahasan permutasi sebelumnya unsur-unsur yang diurutkan
berbeda, pada bagian ini akan dibahas permutasi yang digeneralisasikan den-
gan membolehkan pengulangan unsur-unsur yang akan diurutkan, dengan
kata lain unsur-unsurnya boleh sama.
Misalkan kita akan mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU.
Karena huruf-huruf pada kata tersebut ada yang sama, maka banyaknya
permutasi bukan 10!, tetapi kurang dari 10!.
Untuk mengurutkan 10 huruf pada kata KAKIKUKAKU dapat dilakukan
dengan cara:

   • Asumsikan masalah ini dengan tersedianya 10 posisi kosong yang akan
     diisi dengan huruf-huruf pada kata KAKIKUKAKU.

   • Pertama menempatkan 5 huruf K pada 10 posisi kosong, yang dapat
     dilakukan dalam C(10, 5) cara.

   • Setelah 5 huruf K ditempatkan, maka terdapat 10−5 = 5 posisi kosong.
     Berikutnya adalah menempatkan 2 huruf A pada 5 posisi kosong, yang
     dapat dilakukan dalam C(5, 2) cara.

   • Begitu 2 huruf A ditempatkan, terdapat C(3, 2) cara untuk menem-
     patkan 2 huruf U pada 3 posisi kosong yang ada.

   • Akhirnya terdapat C(1, 1) cara untuk menempatkan 1 huruf I pada 1
     posisi kosong yang tersisi.




                                       6
• Dengan menggunakan Prinsip Perkalian diperoleh
                                                         10! 5!       3!   1!
              C(10, 5).C(5, 2).C(3, 2).C(1, 1) =             .      .    .
                                                        5!.5! 2!.3! 2!.1! 1!.0!
                                                            10!
                                                      =
                                                        5!.2!.2!.1!
                                                        10.9.8.7.6
                                                      =
                                                            2.2
                                                      = 7560

   • Jadi banyaknya cara untuk mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU
     adalah 7560.

Secara umum banyaknya permutasi dari obyek yang mempunyai beberapa
unsur sama dapat dijabarkan seperti pada teorema berikut ini.
Teorema 3.4
Misalkan X merupakan sebuah barisan yang mempunyai n unsur, dimana
terdapat n1 unsur yang sama untuk jenis 1, n2 unsur yang sama untuk jenis
2 dan seterusnya sampai nt unsur yang sama untuk jenis t. Banyaknya
permutasi dari barisan X adalah
                                         n!
                                   n1 !.n2 !...nt !

Bukti.

   • Untuk menempatkan posisi n1 unsur yang sama untuk jenis 1 pada n
     posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n, n1 ) cara.
   • Setelah n1 unsur ditempatkan, maka terdapat n − n1 posisi yang terse-
     dia, sehingga untuk menempatkan posisi n2 unsur yang sama untuk
     jenis 2 pada n − n1 posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n −
     n1 , n2 ) cara.
   • Demikian seterusnya sampai pada nt unsur yang sama untuk jenis t
     yang bisa dilakukan dengan C(n − n1 − n2 − ... − nt−1 , nt ) cara.
   • Dengan menggunakan Prinsip Perkalian dapat diperoleh
           C(n, n1 ).C(n − n1 , n2 ).C(n − n1 − n2 , n3 )...C(n − n1 − n2 − ... − nt−1 , nt )
                 n!            (n − n1 )!         n − n1 − n2 − ... − nt−1
         =                  .                 ...
           n1 !(n − n1 )! n2 !(n − n1 − n2 )!              nt !.0!
                 n!
         =
           n1 !.n2 !...nt !

                                          7
2


Contoh 3.10
Gunakan Teorema 3.4 untuk menentukan banyaknya cara menyusun huruf-
huruf dari kata KAKIKUKAKU
Diketahui n = 10, n1 = 5, n2 = 2, n3 = 2 dan n4 = 1. Dengan menggunakan
Teorema 3.4, diperoleh
                           10!       10.9.8.7.6
                                   =            = 7560
                       5!.2!.2!.1!      2.2


3.4. Generalisasi Kombinasi
Generalisasi kombinasi merupakan perluasan dari kombinasi yang membolehkan
pengulangan suatu unsur. Misalnya kita ingin memilih 4 kelereng dari se-
buah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing-masing
warna yaitu merah, biru dan kuning. Kemungkinan terpilihnya 4 kelereng
tersebut adalah

        {4   merah}                         {3   merah, 1 biru}
        {2   merah, 2 biru}                 {1   merah, 3 biru}
        {3   merah, 1 kuning}               {2   merah, 2 kuning}
        {1   merah, 3 kuning}               {4   biru}
        {3   biru, 1 kuning}                {2   biru, 2 kuning}
        {1   biru, 3 kuning}                {4   kuning}
        {2   merah, 1 biru, 1 kuning}       {1   merah, 2 biru, 1 kuning}
        {1   merah, 1 biru, 2 kuning}

Sehingga terdapat 15 kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut.
Permasalahan di atas dapat kita nyatakan sebagai seleksi dari 4+3-1 simbol
yang terdiri dari 4 simbol o sebagai kelereng dan 3 − 1 simbol sebagai
pemisah kelereng yang berbeda warna. Selanjutnya kita menentukan posisi
dari simbol-simbol tersebut, yaitu:




                                        8
Merah         Biru       Kuning
                       oooo
                        ooo            o
                         oo           oo
                          o          ooo
                        ooo                         o
                         oo                        oo
                          o                       ooo
                                    oooo
                                     ooo            o
                                      oo           oo
                                       o          ooo
                                                 oooo
                         oo           o             o
                          o          oo             o
                          o           o            oo

Dari seleksi diperoleh 15 kemungkinan pengaturan simbol-simbol tersebut.
Secara umum permasalahan diatas dapat disajikan dalam teorema berikut
ini.
Teorema 3.5
Jika X merupakan sebuah himpunan yang mempunyai t unsur dimana pen-
gulangan diperbolehkan, maka banyaknya seleksi k unsur tak terurut dari X
adalah
                   C(k + t − 1, t − 1) = C(k + t − 1, k)

Bukti.
Misalkan X = {x1 , x2 , ..., xt }. Asumsikan bahwa terdapat k + t − 1 slot yang
akan diisi oleh k +t−1 simbol yang terdiri dari k simbol o dan t−1 simbol .
Penempatan simbol-simbol pada slot tertentu merupakan representasi dari
proses seleksi. Bilangan n1 dari simbol o hingga simbol yang pertama
merepresentasikan seleksi dari n1 x1 ; bilangan n2 dari simbol o dari simbol
   yang pertama hingga simbol yang kedua merepresentasikan seleksi dari
n2 x2 ; dan seterusnya sampai seleksi dari nt xt . Karena terdapat C(k + t −
1, t − 1) cara untuk menentukan posisi simbol , maka juga terdapat C(k +
t − 1, t − 1) seleksi. Hal ini juga sama dengan C(k + t − 1, k) cara untuk
menentukan posisi simbol o. Sehingga terdapat
                    C(k + t − 1, t − 1) = C(k + t − 1, k)
seleksi k-unsur tak terurut dari X dimana pengulangan diperbolehkan.         2


                                      9
Contoh 3.11
Gunakan Teorema 3.5 untuk menentukan banyaknya cara memilih 4 kelereng
dari sebuah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing-
masing warna yaitu merah, biru dan kuning.
Karena ada 3 warna kelereng dan 4 kelereng akan dipilih, maka t = 3 dan
k = 4. Sehingga banyaknya cara pemilihan 4 kelereng adalah:
                                           6!        6.5
               C(4 + 3 − 1, 3 − 1) =               =     = 15
                                       (6 − 2)!.2!    2

Contoh 3.12
Berapa banyak solusi bilangan bulat tak negatif dari persamaan

                               x1 + x2 = 10

Setiap solusi dari persamaan tersebut ekuivalen dengan pemilihan 10 butir
xi dari jenis i, i = 1, 2. Sehingga banyaknya seleksi adalah

                   C(10 + 2 − 1, 2 − 1) = C(11, 1) = 11

Latihan

3.1. Berapa banyak untai yang bisa dibentuk dengan mengurutkan huruf
     ABCDE jika :

       a. mengandung subuntai ACE.
       b. mengandung huruf ACE dalam sembarang urutan.
       c. A muncul sebelum D (misalnya BCADE, BCAED).
       d. tidak mengandung subuntai AB atau CD.

3.2. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat berbaris
     jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan?

3.3. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat duduk
     di meja mundar jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan?

3.4. Sebuah kelompok terdiri dari 6 mahasiswa dan 7 mahasiswi. Ada be-
     rapa cara kita bisa memilih panitia yang terdiri dari:

       a. 3 mahasiswa dan 4 mahasiswi.
       b. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswi.

                                    10
c. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswa.
      d. 4 orang dimana jumlah mahasiswa sama dengan mahasiswi.
3.5. Tentukan banyaknya kemungkinan lima kartu (tak terurut) yang dipilih
     dari 52 kartu jika:
      a. mengandung 4 As.
      b. mengandung 4 kartu dari nilai yang sama.
      c. mengandung semua spade.
      d. mengandung kartu dari semua rupa.
3.6. Dalam berapa banyak cara 10 buku yang berbeda dapat dibagikan
     pada 3 mahasiswa jika mahasiswa pertama mendapatkan 5 buku, ma-
     hasiswa kedua mendapatkan 3 buku dan mahasiswa ketiga mendap-
     atkan 2 buku?
3.7. Misalkan terdapat kumpulan bola yang berwarna merah, biru dan hijau
     yang masing-masing mengandung paling sedikitnya 10 bola.
      a. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih?
      b. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola
         merah harus terpilih?
      c. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola
         merah, paling sedikit 2 bola biru dan paling sedikit 3 bola hijau
         harus terpilih?
      d. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika tepat 1 bola merah
         dan paling sedikit 1 bola biru harus terpilih?
3.8. Carilah banyaknya solusi bilangan bulat dari persamaan

                              x1 + x2 + x3 = 15

    jika:
      a. x1 ≥ 0, x2 ≥ 0 dan x3 ≥ 0.
      b. x1 ≥ 1, x2 ≥ 1 dan x3 ≥ 1.
      c. x1 = 1, x2 ≥ 0 dan x3 ≥ 0.

Referensi

2.1. R. Johnsonbaugh, Discrete Mathematics, Fourth Edition, 1997, Pren-
     tice Hall.


                                   11

More Related Content

What's hot

Kombinatorial dan peluang diskrit
Kombinatorial dan peluang diskritKombinatorial dan peluang diskrit
Kombinatorial dan peluang diskritAldo Christian
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiLia Destiani
 
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasibuat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasiPuji Astuti Hendro
 
Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Muh Ikmal
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasiwidyaandiks s
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika unesa
 
Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1badaibkt
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Alzena Vashti
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiEma Rahayu
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01KuliahKita
 

What's hot (20)

Kombinatorial dan peluang diskrit
Kombinatorial dan peluang diskritKombinatorial dan peluang diskrit
Kombinatorial dan peluang diskrit
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasi
 
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasibuat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
 
Matematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasiMatematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasi
 
Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1Makalah matematika diskrit 1
Makalah matematika diskrit 1
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika
 
Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Counting 1
Counting 1Counting 1
Counting 1
 
Ppt workshop
Ppt workshopPpt workshop
Ppt workshop
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasi
 
PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
PELUANG - X SMA Kurikulum 2013PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
PELUANG - X SMA Kurikulum 2013
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 01
 
Tugas matdisk
Tugas matdiskTugas matdisk
Tugas matdisk
 

Similar to Permutasi 1

permutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasipermutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasiFrima Dona Spd
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...evansugianto
 
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxpermutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxnovajuniati1
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiHeni Widayani
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasarantiantika
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxesilraja
 
03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.pptCiciciiii
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
 
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptxHizkilmuhammad
 
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Paul Aurel
 
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptx
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptxINF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptx
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptxAlfiSyahrin89
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)reno sutriono
 

Similar to Permutasi 1 (20)

permutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasipermutasi dan kombinasi
permutasi dan kombinasi
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxpermutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
 
Xii peluang
Xii peluangXii peluang
Xii peluang
 
Permutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasiPermutasi dan kombinasi
Permutasi dan kombinasi
 
Ppt kaidah pencacahan
Ppt kaidah pencacahanPpt kaidah pencacahan
Ppt kaidah pencacahan
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasar
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
 
03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt03.Kombinatorial_.ppt
03.Kombinatorial_.ppt
 
Materi Kombinasi.pdf
Materi Kombinasi.pdfMateri Kombinasi.pdf
Materi Kombinasi.pdf
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
 
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx
001. TUGAS PPT MTK. ARS. KEL. H.pptx
 
Permutasi anjur pardosi1
Permutasi   anjur pardosi1Permutasi   anjur pardosi1
Permutasi anjur pardosi1
 
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
 
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptx
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptxINF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptx
INF12_KELOMPOK 6 (8888888888888888888888888888882).pptx
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Permutasi 1

  • 1. Bab 3. Permutasi dan Kombinasi Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan su- atu obyek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun dengan mem- pertimbangkan urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan maupun yang tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan atau memilih beberapa orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti suatu kegiatan yang dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam matematika, penyusunan obyek yang terdiri dari beberapa unsur dengan mempertimbangkan urutan disebut dengan permutasi, sedangkan yang tidak mempertimbangkan urutan disebut dengan kombinasi. 3.1. Permutasi Masalah penyusunan kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dimana urutan dipertimbangkan merupakan salah satu contoh permutasi. Jika terdapat 3 orang (misalnya Amir, Budi dan Cindy) yang akan dipilih untuk menduduki posisi tersebut, maka dengan menggunakan Prinsip Perkalian kita dapat menentukan banyaknya susunan panitia yang mungkin, yaitu: • Pertama menentukan Ketua, yang dapat dilakukan dalam 3 cara. • Begitu Ketua ditentukan, Sekretaris dapat ditentukan dalam 2 cara. • Setelah Ketua dan Sekretaris ditentukan, Bendahara dapat ditentukan dalam 1 cara. • Sehingga banyaknya susunan panitia yang mungkin adalah 3.2.1 = 6. Secara formal, permutasi dapat didefinisikan sebagai berikut. Definisi 3.1 Permutasi dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah pengurutan dari n unsur tersebut. Contoh 3.1 Tentukan permutasi dari 3 huruf yang berbeda, misalnya ABC ! Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA. Sehingga terdapat 6 permutasi dari huruf ABC. 1
  • 2. Teorema 3.1 Terdapat n! permutasi dari n unsur yang berbeda. Bukti. Asumsikan bahwa permutasi dari n unsur yang berbeda merupakan aktifi- tas yang terdiri dari n langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah ke- dua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n − 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai pada langkah ke-n yang bisa dilakukan dengan 1 cara. Berdasarkan Prinsip Perkalian, terdapat n(n − 1)(n − 2)...2.1 = n! permutasi dari n unsur yang berbeda. 2 Contoh 3.2 Berapa banyak permutasi dari huruf ABC ? Terdapat 3.2.1 = 6 permutasi dari huruf ABC. Contoh 3.3 Berapa banyak permutasi dari huruf ABCDEF jika subuntai ABC harus se- lalu muncul bersama? Karena subuntai ABC harus selalu muncul bersama, maka subuntai ABC bisa dinyatakan sebagai satu unsur. Dengan demikian terdapat 4 unsur yang dipermutasikan, sehingga banyaknya permutasi adalah 4.3.2.1 = 24. Definisi 3.2 Permutasi-r dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah pengurutan dari sub-himpunan dengan r anggota dari himpunan {x1 , x2 , ..., xn }. Banyaknya permutasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan P (n, r). Contoh 3.4 Tentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Permutasi-3 dari huruf ABCDE adalah 2
  • 3. ABC ABD ABE ACB ACD ACE ADB ADC ADE AEB AEC AED BAC BAD BAE BCA BCD BCE BDA BDC BDE BEA BEC BED CAB CAD CAE CBA CBD CBE CDA CDB CDE CEA CEB CED DAB DAC DAE DBA DBC DBE DCA DCB DCE DEA DEB DEC EAB EAC EAD EBA EBC EBD ECA ECB ECD EDA EDB EDC Sehingga banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60. Teorema 3.2 Banyaknya permutasi-r dari n unsur yang berbeda adalah n! P (n, r) = (n − r)! Bukti. Asumsikan bahwa permutasi-r dari n unsur yang berbeda merupakan akti- fitas yang terdiri dari r langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n cara. Langkah ke- dua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n − 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai pada langkah ke-r yang bisa dilakukan dengan n − r + 1 cara. Berdasarkan Prinsip Perkalian, diperoleh n(n − 1)(n − 2)...2.1 n! n(n − 1)(n − 2)...(n − r + 1) = = (n − r)(n − r − 1)...2.1 (n − r)! n! Jadi P (n, r) = (n−r)! . 2 Contoh 3.5 Gunakan Teorema 3.2 untuk menentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Karena r = 3 dan n = 5 maka permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 5! 5! P (5, 3) = = = 5.4.3 = 60 (5 − 3)! 2! Jadi banyaknya permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 60. 3
  • 4. 3.2. Kombinasi Berbeda dengan permutasi yang urutan menjadi pertimbangan, pada kom- binasi urutan tidak dipertimbangkan. Misalnya pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompak 5 orang (misalnya Dedi, Eka, Feri, Gani dan Hari) dalam mengikuti suatu kegiatan. Dalam masalah ini, urutan tidak dipertimbangkan karena tidak ada bedanya antara Dedi, Eka dan Feri dengan Eka, Dedi dan Feri. Dengan mendata semua kemungkinan 3 orang yang akan dipilih dari 5 orang yang ada, diperoleh: {Dedi,Eka,Feri} {Dedi,Eka,Gani} {Dedi,Eka,Hari} {Dedi,Feri,Gani} {Dedi,Feri,Hari} {Dedi,Gani,Hari} {Eka,Feri,Gani} {Eka,Feri,Hadi} {Eka,Gani,Hari} {Feri,Gani,Hari} Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada. Selanjutnya kita dapat mendefinisikan kombinasi secara formal seperti di bawah ini. Definisi 3.3 Kombinasi-r dari n unsur yang berbeda x1 , x2 , ..., xn adalah seleksi tak teru- rut r anggota dari himpunan {x1 , x2 , ..., xn } (sub-himpunan dengan r un- sur). Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan C(n, r) atau (n ). r Contoh 3.6 Tentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Kombinasi-3 dari huruf ABCDE adalah ABC ABD ABE ACD ACE ADE BCD BCE BDE CDE Sehingga banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10. Teorema 3.3 Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda adalah n! C(n, r) = (n − r)!.r! Bukti. Pembuktian dilakukan dengan menghitung permutasi dari n unsur yang berbeda dengan cara berikut ini. 4
  • 5. • Langkah pertama adalah menghitung kombinasi-r dari n, yaitu C(n, r). • Langkah kedua adalah mengurutkan r unsur tersebut, yaitu r!. Dengan demikian, P (n, r) = C(n, r).r! P (n, r) C(n, r) = r! n!/(n − r)! = r! n! = (n − r)!r! seperti yang diinginkan. 2 Contoh 3.7 Gunakan Teorema 3.3 untuk menentukan kombinasi-3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE. Karena r = 3 dan n = 5 maka kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 5! 5! 5.4 C(5, 3) = = = = 5.2 = 10 (5 − 3)!.3! 2!.3! 2 Jadi banyaknya kombinasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah 10. Contoh 3.8 Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang bisa dipilih dari 6 orang Karena panitia yang terdiri dari 4 orang merupakan susunan yang tidak terurut, maka masalah ini merupakan kombinasi-4 dari 6 unsur yang terse- dia. Sehingga dengan mengunakan Teorema 3.3 dimana n = 6 dan r = 4 diperoleh: 6! 6! 6.5 C(6, 4) = = = = 3.5 = 15 (6 − 4)!.4! 2!.4! 2 Jadi terdapat 15 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang bisa dipilih dari 6 orang. Contoh 3.9 Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 ma- hasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi? 5
  • 6. Pertamai, memilih 2 mahasiswa dari 5 mahasiswa yang ada, yaitu: 5! 5! 5.4 C(5, 2) = = = = 5.2 = 10 (5 − 2)!.2! 3!.2! 2 Kedua, memilih 3 mahasiswi dari 6 mahasiswi yang ada, yaitu: 6! 6! 6.5.4 C(6, 3) = = = = 5.4 = 20 (6 − 3)!.3! 3!.3! 3.2 Sehingga terdapat 10.20 = 200 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi? 3.3. Generalisasi Permutasi Kalau pada pembahasan permutasi sebelumnya unsur-unsur yang diurutkan berbeda, pada bagian ini akan dibahas permutasi yang digeneralisasikan den- gan membolehkan pengulangan unsur-unsur yang akan diurutkan, dengan kata lain unsur-unsurnya boleh sama. Misalkan kita akan mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU. Karena huruf-huruf pada kata tersebut ada yang sama, maka banyaknya permutasi bukan 10!, tetapi kurang dari 10!. Untuk mengurutkan 10 huruf pada kata KAKIKUKAKU dapat dilakukan dengan cara: • Asumsikan masalah ini dengan tersedianya 10 posisi kosong yang akan diisi dengan huruf-huruf pada kata KAKIKUKAKU. • Pertama menempatkan 5 huruf K pada 10 posisi kosong, yang dapat dilakukan dalam C(10, 5) cara. • Setelah 5 huruf K ditempatkan, maka terdapat 10−5 = 5 posisi kosong. Berikutnya adalah menempatkan 2 huruf A pada 5 posisi kosong, yang dapat dilakukan dalam C(5, 2) cara. • Begitu 2 huruf A ditempatkan, terdapat C(3, 2) cara untuk menem- patkan 2 huruf U pada 3 posisi kosong yang ada. • Akhirnya terdapat C(1, 1) cara untuk menempatkan 1 huruf I pada 1 posisi kosong yang tersisi. 6
  • 7. • Dengan menggunakan Prinsip Perkalian diperoleh 10! 5! 3! 1! C(10, 5).C(5, 2).C(3, 2).C(1, 1) = . . . 5!.5! 2!.3! 2!.1! 1!.0! 10! = 5!.2!.2!.1! 10.9.8.7.6 = 2.2 = 7560 • Jadi banyaknya cara untuk mengurutkan huruf-huruf dari kata KAKIKUKAKU adalah 7560. Secara umum banyaknya permutasi dari obyek yang mempunyai beberapa unsur sama dapat dijabarkan seperti pada teorema berikut ini. Teorema 3.4 Misalkan X merupakan sebuah barisan yang mempunyai n unsur, dimana terdapat n1 unsur yang sama untuk jenis 1, n2 unsur yang sama untuk jenis 2 dan seterusnya sampai nt unsur yang sama untuk jenis t. Banyaknya permutasi dari barisan X adalah n! n1 !.n2 !...nt ! Bukti. • Untuk menempatkan posisi n1 unsur yang sama untuk jenis 1 pada n posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n, n1 ) cara. • Setelah n1 unsur ditempatkan, maka terdapat n − n1 posisi yang terse- dia, sehingga untuk menempatkan posisi n2 unsur yang sama untuk jenis 2 pada n − n1 posisi yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n − n1 , n2 ) cara. • Demikian seterusnya sampai pada nt unsur yang sama untuk jenis t yang bisa dilakukan dengan C(n − n1 − n2 − ... − nt−1 , nt ) cara. • Dengan menggunakan Prinsip Perkalian dapat diperoleh C(n, n1 ).C(n − n1 , n2 ).C(n − n1 − n2 , n3 )...C(n − n1 − n2 − ... − nt−1 , nt ) n! (n − n1 )! n − n1 − n2 − ... − nt−1 = . ... n1 !(n − n1 )! n2 !(n − n1 − n2 )! nt !.0! n! = n1 !.n2 !...nt ! 7
  • 8. 2 Contoh 3.10 Gunakan Teorema 3.4 untuk menentukan banyaknya cara menyusun huruf- huruf dari kata KAKIKUKAKU Diketahui n = 10, n1 = 5, n2 = 2, n3 = 2 dan n4 = 1. Dengan menggunakan Teorema 3.4, diperoleh 10! 10.9.8.7.6 = = 7560 5!.2!.2!.1! 2.2 3.4. Generalisasi Kombinasi Generalisasi kombinasi merupakan perluasan dari kombinasi yang membolehkan pengulangan suatu unsur. Misalnya kita ingin memilih 4 kelereng dari se- buah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing-masing warna yaitu merah, biru dan kuning. Kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut adalah {4 merah} {3 merah, 1 biru} {2 merah, 2 biru} {1 merah, 3 biru} {3 merah, 1 kuning} {2 merah, 2 kuning} {1 merah, 3 kuning} {4 biru} {3 biru, 1 kuning} {2 biru, 2 kuning} {1 biru, 3 kuning} {4 kuning} {2 merah, 1 biru, 1 kuning} {1 merah, 2 biru, 1 kuning} {1 merah, 1 biru, 2 kuning} Sehingga terdapat 15 kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut. Permasalahan di atas dapat kita nyatakan sebagai seleksi dari 4+3-1 simbol yang terdiri dari 4 simbol o sebagai kelereng dan 3 − 1 simbol sebagai pemisah kelereng yang berbeda warna. Selanjutnya kita menentukan posisi dari simbol-simbol tersebut, yaitu: 8
  • 9. Merah Biru Kuning oooo ooo o oo oo o ooo ooo o oo oo o ooo oooo ooo o oo oo o ooo oooo oo o o o oo o o o oo Dari seleksi diperoleh 15 kemungkinan pengaturan simbol-simbol tersebut. Secara umum permasalahan diatas dapat disajikan dalam teorema berikut ini. Teorema 3.5 Jika X merupakan sebuah himpunan yang mempunyai t unsur dimana pen- gulangan diperbolehkan, maka banyaknya seleksi k unsur tak terurut dari X adalah C(k + t − 1, t − 1) = C(k + t − 1, k) Bukti. Misalkan X = {x1 , x2 , ..., xt }. Asumsikan bahwa terdapat k + t − 1 slot yang akan diisi oleh k +t−1 simbol yang terdiri dari k simbol o dan t−1 simbol . Penempatan simbol-simbol pada slot tertentu merupakan representasi dari proses seleksi. Bilangan n1 dari simbol o hingga simbol yang pertama merepresentasikan seleksi dari n1 x1 ; bilangan n2 dari simbol o dari simbol yang pertama hingga simbol yang kedua merepresentasikan seleksi dari n2 x2 ; dan seterusnya sampai seleksi dari nt xt . Karena terdapat C(k + t − 1, t − 1) cara untuk menentukan posisi simbol , maka juga terdapat C(k + t − 1, t − 1) seleksi. Hal ini juga sama dengan C(k + t − 1, k) cara untuk menentukan posisi simbol o. Sehingga terdapat C(k + t − 1, t − 1) = C(k + t − 1, k) seleksi k-unsur tak terurut dari X dimana pengulangan diperbolehkan. 2 9
  • 10. Contoh 3.11 Gunakan Teorema 3.5 untuk menentukan banyaknya cara memilih 4 kelereng dari sebuah kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing- masing warna yaitu merah, biru dan kuning. Karena ada 3 warna kelereng dan 4 kelereng akan dipilih, maka t = 3 dan k = 4. Sehingga banyaknya cara pemilihan 4 kelereng adalah: 6! 6.5 C(4 + 3 − 1, 3 − 1) = = = 15 (6 − 2)!.2! 2 Contoh 3.12 Berapa banyak solusi bilangan bulat tak negatif dari persamaan x1 + x2 = 10 Setiap solusi dari persamaan tersebut ekuivalen dengan pemilihan 10 butir xi dari jenis i, i = 1, 2. Sehingga banyaknya seleksi adalah C(10 + 2 − 1, 2 − 1) = C(11, 1) = 11 Latihan 3.1. Berapa banyak untai yang bisa dibentuk dengan mengurutkan huruf ABCDE jika : a. mengandung subuntai ACE. b. mengandung huruf ACE dalam sembarang urutan. c. A muncul sebelum D (misalnya BCADE, BCAED). d. tidak mengandung subuntai AB atau CD. 3.2. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat berbaris jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan? 3.3. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat duduk di meja mundar jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan? 3.4. Sebuah kelompok terdiri dari 6 mahasiswa dan 7 mahasiswi. Ada be- rapa cara kita bisa memilih panitia yang terdiri dari: a. 3 mahasiswa dan 4 mahasiswi. b. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswi. 10
  • 11. c. 4 orang paling sedikitnya 1 mahasiswa. d. 4 orang dimana jumlah mahasiswa sama dengan mahasiswi. 3.5. Tentukan banyaknya kemungkinan lima kartu (tak terurut) yang dipilih dari 52 kartu jika: a. mengandung 4 As. b. mengandung 4 kartu dari nilai yang sama. c. mengandung semua spade. d. mengandung kartu dari semua rupa. 3.6. Dalam berapa banyak cara 10 buku yang berbeda dapat dibagikan pada 3 mahasiswa jika mahasiswa pertama mendapatkan 5 buku, ma- hasiswa kedua mendapatkan 3 buku dan mahasiswa ketiga mendap- atkan 2 buku? 3.7. Misalkan terdapat kumpulan bola yang berwarna merah, biru dan hijau yang masing-masing mengandung paling sedikitnya 10 bola. a. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih? b. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola merah harus terpilih? c. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola merah, paling sedikit 2 bola biru dan paling sedikit 3 bola hijau harus terpilih? d. berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika tepat 1 bola merah dan paling sedikit 1 bola biru harus terpilih? 3.8. Carilah banyaknya solusi bilangan bulat dari persamaan x1 + x2 + x3 = 15 jika: a. x1 ≥ 0, x2 ≥ 0 dan x3 ≥ 0. b. x1 ≥ 1, x2 ≥ 1 dan x3 ≥ 1. c. x1 = 1, x2 ≥ 0 dan x3 ≥ 0. Referensi 2.1. R. Johnsonbaugh, Discrete Mathematics, Fourth Edition, 1997, Pren- tice Hall. 11