3. •Sanguine: blood;
•Phlegmatic: phlegm;
•Choleric: yellow bile;
•Melancholic: black bile.
Arabic terms are as follows:
•Sanguine: Damawiyy;
•Phlegmatic: Balghamiyy;
•Choleric: Safrawiyy;
•Melancholic: Sauda.
4.
5.
6.
7.
8. Al Ghazali pernah membagi manusia menjadi empat (4) golongan;
Pertama : Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri (Seseorang yang Tahu
(berilmu), dan dia Tahu kalau dirinya Tahu).
Orang ini bisa disebut ‘alim = mengetahui. Kepada orang ini yang harus
kita lakukan adalah mengikutinya. Apalagi kalau kita masih termasuk
dalam golongan orang yang awam, yang masih butuh banyak diajari,
maka sudah seharusnya kita mencari orang yang seperti ini, duduk
bersama dengannya akan menjadi pengobat hati.
“Ini adalah jenis manusia yang paling baik. Jenis manusia yang memiliki
kemapanan ilmu, dan dia tahu kalau dirinya itu berilmu, maka ia
menggunakan ilmunya. Ia berusaha semaksimal mungkin agar ilmunya
benar-benar bermanfaat bagi dirinya, orang sekitarnya, dan bahkan bagi
seluruh umat manusia. Manusia jenis ini adalah manusia unggul.
Manusia yang sukses dunia dan akhirat,” ujarnya.
9. Al Ghazali pernah membagi manusia menjadi empat (4) golongan;
Kedua : Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri (Seseorang yang
Tahu (berilmu), tapi dia Tidak Tahu kalau dirinya Tahu).
Untuk model ini, bolehlah kita sebut dia seumpama orang yang tengah
tertidur. Sikap kita kepadanya membangunkan dia. Manusia yang
memiliki ilmu dan kecakapan, tapi dia tidak pernah menyadari kalau
dirinya memiliki ilmu dan kecakapan. Manusia jenis ini sering kita jumpai
di sekeliling kita. Terkadang kita menemukan orang yang sebenarnya
memiliki potensi yang luar biasa, tapi ia tidak tahu kalau memiliki potensi.
Karena keberadaan dia seakan gak berguna, selama dia belum bangun
manusia ini sukses di dunia tapi rugi di akhirat.
10. Al Ghazali pernah membagi manusia menjadi empat (4) golongan;
Ketiga, Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri (Seseorang yang tidak
tahu (tidak atau belum berilmu), tapi dia tahu alias sadar diri kalau dia tidak
tahu).
Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih tergolong baik. Sebab, ini jenis
manusia yang bisa menyadari kekurangannnya. Ia bisa mengintropeksi dirinya
dan bisa menempatkan dirinya di tempat yang sepantasnya. Karena dia tahu
dirinya tidak berilmu, maka dia belajar.
Dengan belajar itu, sangat diharapkan suatu saat dia bisa berilmu dan tahu
kalau dirinya berilmu. Manusia seperti ini sengsara di dunia tapi bahagia di
akhirat.
11. Al Ghazali pernah membagi manusia menjadi empat (4) golongan;
Keempat, Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri (Seseorang
yang Tidak Tahu (tidak berilmu), dan dia Tidak Tahu kalau dirinya Tidak
Tahu).
Menurut Imam Ghazali, inilah adalah jenis manusia yang paling buruk. Ini
jenis manusia yang selalu merasa mengerti, selalu merasa tahu, selalu
merasa memiliki ilmu, padahal ia tidak tahu apa-apa.
12. • عةَبْرَا ٌافَنْصَا 4 golongan manusia : Al-Banna
• 1. مؤمن
• أاحَص ُعَفْدَت ال ٍةَدْيأقَع في َةَدأاءَف ال و ٌلَمَع ُهُعَبْتَي َال ٍانَمْيأ أِل َىنْعَم َال وَت ال و اَهأقْيأقْحَت إلى اَهأباَهألْيبَس في أةَّي أْحض
• Tiada makna bagi iman itu tidak diikuti dengan amal. Akidah tidak akan memberi faedah
bila tidak mendorong penganutnya kpd merealisasikanya dan berkorban dijalanya
• 2. متردد ragu-ragu
• ْقَحال ُهْج َو ُهَل ْنأبَتْسَي مَل ٌصَْخش اَّمإ و
Boleh jadi dia belum mendapat penjelasan tentang kebenaran
• org spt ini kami biarkan bersama keraaguanya.Di samping itu kami memberi saran
kpdnya utk berhubung lebih dkt lagi dgn kami
• ٍبْثُك نَع َانأب َل أصَّتَي ْآنأب أهْي أوصُن و أهأدُّدَرَتأل ُهُكُرْتَن فهذا
13. • 3. نفعي opportunistik
• َف ْنأم أهليَع ُدوُعَي اَم َف َرَع إذ إال ُهَتَنوُعَم َلُدْبَي نَأ ُدْي أرُي َال ٌصّخَش اَّمإ َوُهُتَدأاء
• Boleh jadi ia adalah individu yg tak mau mmberi dukungan kecuali setelah mengetahui
manfaat yg dpt diperolehi
• َتْصَلْأج ْإن أهللا ُاب َوَث َإال أاءَزَج نأم َانَدْنأع َْسيَل َْكيَنَانَح ُ؛هَل ُلوُقنَف
• Kami kata kpd nya: Kasihanilah dirimu…kami tidak menjanjikan apa2 , kecuali pahala
dari Allah,jika anda ikhlas
• 4. متحامل prejudis
• ُهُكوُكُش َانأب ْتَطاَحأ َو ُهُنَظ َانْيأف َءاَسأ ٌصّخَش اَّمإ َو
• ةَعاَبأتا َانُقُز ْرَي و اًقح َالحق َانَي أرُي ْأن ُهل و َانل ُهللا ْوُعْدَن اَذَهَف
• Kami memohon perlindungan dari Allah swt dari perangai mereka
14. Kedua2 potensi tersebut adalah sifat yang baik (Ketaqwaan) dan sifat
yang buruk (Kefasikan ) sebagaiman terdapat penjelasaan dalam Al-
Qur’an surat As-Syams (91) ayat ( 7-8)
(٨) اَاهَوهقَتَو اَهَورُجُف اَهَمَهْلَأَف(٧)اَاهَّوَس اَمَو ٍسهفَنَو
Artinya : “7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya,”
Dari dua potensi inilah akan melahirkan tiga sifat utama
manusia yaitu
1. Karakter Manusia yang baik, patuh atau orang yang beriman,
2. Karakter Manusia yang buruk, pembangkang, atau orang kafir
3. Karakter Manusia yang bermuka dua, ragu-ragu atau orang
Munafiq
KARAKTER DARI AL-QURAN
15. Pertama, manusia itu lemah.
Kedua, manusia itu mudah
terperdaya
Ketiga, manusia itu lalai.
Keempat, manusia itu penakut
Kelima, manusia itu bersedih hati
Keenam, manusia itu tergesa-gesa
Ketujuh, manusia itu suka
membantah
15 karakter manusia DARI ALQURAN
Kelapan, manusia itu suka berlebih2an
Kesembilan, manusia itu pelupa
Kesepuluh, manusia itu suka berkeluh-
kesah
Kesebelas, manusia itu kikir
Keduabelas, manusia itu suka kufur
nikmat
Ketigabelas, manusia itu zalim dan
bodoh
Keempatbelas, manusia itu suka
menuruti prasangkanya
Kelimabelas, manusia itu suka
berangan-angan
16. 15 karakter manusia DARI ALQURAN
Pertama, manusia itu lemah. “Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah”
(Q.S. Annisa; 28)
Kedua, manusia itu mudah terperdaya “Hai manusia, apakah
yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)
Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)
17. 15 karakter manusia DARI ALQURAN
Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)
Kelima, manusia itu bersedih hati. “Sesungguhnya orang-orang
mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)
Keenam, manusia itu tergesa-gesa. "Dan manusia mendoa untuk
kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)
18. Sambungan …. 15 karakter manusia
Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan
manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
Kelapan, manusia itu suka berlebih2an. “Dan apabila
manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami
hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui
(jalannya yang sesat), seolah2 dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
menimpanya. Begitulah orang2 yang melampaui batas itu
memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Yunus :
12)
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui
19. Sambungan …. 15 karakter manusia
Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan
kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya
kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia
mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan
kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk
penghuni neraka.”(Az-Zumar : 8 )
Kesepuluh, manusia itu suka berkeluh-kesah. “Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah” (Al Ma’arij : 20)
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa mala
petaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”(Al-Fushshilat : 20)
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya
berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan
apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)
20. Sambungan ….15 karakter manusia
Kesebelas, manusia itu kikir. “Katakanlah: “Kalau seandainya kamu
menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan
adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)
Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan
sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap
rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada
Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)
Ketigabelas, manusia itu zalim dan bodoh. “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)
21. Sambungan ….15 karakter manusia
Keempatbelas, manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan
kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)
Kelimabelas, manusia itu suka berangan-angan. “Orang-orang munafik
itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata:
“Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka
menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan
menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu
telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al
Hadid 72)
22. #1. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an pertama adalah Suci atau Fitrah
#2. Karakter Manusia Menurut Al-Qur’an ke 2 adalah amat dzalim dan bodoh
#3. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an ke 3 adalah lemah
#4. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 4 adalah Pelupa
#5. Karakter Manusia menurut AL-Qur’an ke 5 ialah tergesa-tergesa
#6. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 6 berkeluh kesah dan kikir
#7. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 7 adalah Cinta Dunia
#8. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 8 adalah kebanyakan tidak
bersyukur
#9. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 9 ialah gemar bebrbuat
kerusakan dan saling membunuh
#10. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 10 adalah suka berselisih
#11. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 11 adalah ingkar
#12. Karakter manuia menurut Al-qur’an ke 12 adalah banyak membantah
#13. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an ke 13 adalah sering melakukan
kesalahan
23. #1. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an pertama adalah Suci atau Fitrah
Sifat manusia hakikatnya fitrah Qs. Al-A’rof (7) : 172
ْسَلَأ ْمِهِسُفَْنأ ىَلَع ْمُهَدَهْشَأَو ْمُهَتَّيِِّرُذ ْمِهِروُهُظ ْنِم َمَآد ِِنَب ْنِم َكُّبَر َذََخأ ْذِإَوََ ْمُُِِّبََِب ُتََّنِإ ِةَامَيِقْلا َمْوَي اوُلوُقَت ْنَأ ََنْدِهَش ىَلَب اوُلاََِلِالَا اَذَه ْنَع َّاُّن
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
Ayat ini mengingatkan kita bahwa sebelum manusia lahir telah diambil
kesaksiaannya akan keesaan Allah swt, oleh karenannya semua manusia pada
hakikatnya beragama tauhid atau mengesakan Allah swt
24. #2. Karakter Manusia Menurut Al-Qur’an ke 2 adalah amat dzalim dan
bodoh
Allah swt berFirman dalam Qs.Al-Ahzab (33) : 72
ْقَفْشَأَو اَهَّْلِمََْي ْنَأ ََََْبأَل ِالَبِْاْلَو ِضْاألرَو ِاتَاوَمَّالس ىَلَع َةَناَاألم اَّْضَََع ََّنِإََحَو اَهِّْم َنوالُهَج اًومُلَظ َناَنُهَّنِإ ُناَسْناإل اَهَل
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,”
Dzalim atau aniaya adalah merupakan salah satu sifat manusia yang
paling menonjol yang disebabkan karena kebodohan diri sendiri
25. #3. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an ke 3 adalah lemah
Sifat Manusia lemah Qs. An-Nisa (4) : 28
اًفيِعَض ُناَسْناإل َقِلُخَو ْمَُُّْع َفِِّفَُُي ْنَأ َُّاَّلل ُيدَُِي
Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah.”
Semua manusia bersifat lemah, lemah fisiknya, lemah akalnya juga lemah
hatinya karena itu aneh apabila ada manusia yang sombong, itu menunjukan
bahwa dia tidak mengerti asal usulnya ,
bukankah ketika lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak dapat bertahan
hidup tanpa adanya pertolangan
26. #4. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 4 adalah Pelupa
Sifat Manusia adalah lupa Qs. Thoha (20) :115
اًمْزَع ُهَل ْدََِن ََْلَو َيِسََّل ُلْبََ ْنِم َمَآد ََلِإ ََنْدِهَع ْدَقَلَو
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka
ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.”
Lupa yang wajar adalah bagian dari nikmat karena bila kita tidak pernah lupa kita
akan stress, orang yang selalu ingat dengan hal yang menggelitik terus menerus
maka sepanjang hari akan selalu senyum-senyum sendiri, tertawa sendiri
kemudian ngobrol sendiri,
orang yang selalu mengingat kesedihannya dia akan selalu murung dan sedih,
melamun curhat dll demikian pula orang-orang yang selalu mengingat
kesalahannya akan ketakutan yang tidak berujung
27. #5. Karakter Manusia menurut AL-Qur’an ke 5 ialah tergesa-tergesa
Sifat Manusia tergesa –gesa Al-Isro (17) : 11
والُجَع ُناَسْناإل َناَنَو ِْْيَْْلِِب ُهَاءَعُد ِّ
ََِّلشِِب ُناَسْناإل ُعْدَيَو
Artinya : “Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk
kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”
Tergesa-gesa datangnya dari syaitan dan bersabar dari Allah, orang sering
melihat orang sukses dari sisi kesuksesannya pada saat memetik hasilnya bukan
proses orang tersebut meraih kesuksesan
yang pada umumnya didapat melalui proses yang panjang dan berliku serta penuh
dengan ujian dan hambatan yang harus dihadapi dengan sabar dan yakin bahwa
badai pasti berlalu, habis gelap akan terbit terang.Sebagaimana janji Allah dibalik
kesukaran akan ada kemudahan.
Manusia umumnya ingin hal yang serba cepat atau instan seperti makan cabai
begitu digigit akan langsung terasa pedasnya, ssehingga banyak yang ingin sukses
mengambil jalan pintas
28. #6. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 6 berkeluh kesah dan kikir
Sifat manusia Keluh kesah dan kikir Qs. AL-ma’arij (70) : 19-21
اًوعَُّم َُْيَْاْل ُهَّسَم اَذِإَو اًوعُزَج ََُّّالش ُهَّسَم اَذِإ اًوعُلَه َقِلُخ َناَسْناإل َّنِإ
Artinya : “ 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir,”
Mengeluh dengan yang sedikit lupa dengan yang banyak, mengeluh
dengan yang banyak karena melihat ada yang lebih banyak pada orang lain,
mengeluh dengan sedikit rasa sakit
lupa dengan kesehatan yang ada, begitu seterusnya selama manusia masih
hidup dan tidak memiliki rasa cukup tidak akan berhenti dari sifat keluh
kesah begitulah kebanyakan manusia.
Berkeluh kesah dikala kurang namun dikala berlebih kikir, sifat kikir dilatar
belakangi karena rasa memiliki dan mencintai terhadap harta yang amat sangat
dan adanya pemikiran bahwa harta yang dimilikinya adalah hasil kerja kerasnya
semata
29. #7. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 7 adalah Cinta Dunia
Sifat Manusia cinta kesenangan dunia Qs. Ali Imron(3) :14
َو ِبَهَّالذ َنِم ِةَََطَّْقُمْلا ِْيِاطََّقْلاَو َََِّبْلاَو ِاءَسِِّّال َنِم ِاتَوََّهالش ُّبُح َِّاسّلِل َنِِّيُزَو ِةَّضِفْلاَْاْل ُاعَتَم َكِلَذ ِثََْْاْلَو ِامَعْاألنَو ِةَمَّوَسُمْلا ِلْيَْاْلُهَدِّْع َُّاَّللَو اَيُّْنالد ِاةَي
ِآبَمْلا ُنْسُح
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Siapa orangnya yang tidak suka punya pendamping hidup yang cantik, pintar
dan sholeh?, siapa yang tidak ingin punya anak-anak yang sehat cerdas, sholeh
berprestasi dan membanggakan?,
siapa yang tidak senang bila mempunyai harta yang banyak, kendaraan yang
mewah, rumah yang indah kebun yang luas, perusahaan yang besar ?,
Dunia adalah surga bagi orang kafir dan penjara bagi orang beriman, oleh karena itu
jangan sampai orang beriman tertipu dengan kesenangan yang sesaat didunia ini
dengan sibuk mencari kesenangan dunia hingga melupakan akhirat
30. #8. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 8 adalah kebanyakan tidak bersyukur
Sifat manusia kebanyakan tidak bersyukur Qs. Al-Mu’min (41) : 61
ال ىَلَع ٍلْضَل وُذَل ََّاَّلل َّنِإ اًَِصْبُم َارََّهّالَو ِيهِل اوُُُّْسَتِل َلْيَّلال ُمَُُل َلَعَج يِذَّلا َُّاَّللَلَو َِّاسَّنوَُُُْشَي ال َِّاسّال َََثْنَأ َّنُِ
Artinya : “Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat
padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar
mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia
tidak bersyukur.”
Bersyukur artinya menerima pemberian dengan baik dan menggunakan pemberian
tersebut sesuai dengan kegunaannya,
bersyukur diberikan harta dengan menggunakan harta tersebut untuk dibelanjakan
dijalan Allah, untuk pribadi, keluarga dan juga berfungsi sosial dengan berzakat dan
shodaqoh lainnya.
Bersykur terhadap nikmat sehat adalah dengan menjaga kesehatan dengan baik dan
menggunakannya untuk beribadah secara maksimal,
Jika manusia dapat bersyukur maka nikmat tersebut akan bertambah dan sebaliknya
dengan mengingkari maka azab menanti didunia dan akhirat.
31. #9. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 9 ialah gemar bebrbuat kerusakan
dan saling membunuh
Sifat manusia gemar berbuat kerusakan dan menumpahkan darah Al-Baqoroh (2) :
30
ُدِسْفُي ْنَم اَيهِل ُلَعَََْتأ اوُلاََ ًةَفيِلَخ ِضْاألر ِِف ٌلِاعَج ِِِّنِإ ِةَُِالئَمْلِل َكُّبَر َالََ ْذِإَوِفْسَيَو اَيهِلَكَل ُسِِّدَقُنَو َكِدْمَ
ِِب ُحِِّبَسُن ُنََْنَو َاءَمِِّالد ُكاَم ُمَلَْعأ ِِِّنِإ َالََ
َنوُمَلْعَت ال
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Membunuh baik karena peperangan atau alasan dendam pribadi dengan berbagai
motif merupakan berita sehari-hari yang tidak mengherankan lagi,bahkan lebih sadis
dan lebih mengerikan karena ternyata banyak diantara pelakunya adalah orang-
orang yang mengenal dan dekat dengan mangsa seperti itu pulalah awal
pembunuhan yang di contohkan oleh putra Adam as Qabil yang membunuh adiknya
Habil.
32. #10. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 10 adalah suka berselisih
Sifat Manusia berselisih pendapat Qs. Hud (11) : 118
ََِفِلَتُُْم َنوُلاَزَي الَو ًةَدِاحَو ًةَُّمأ ََّاسّال َلَعََْل َكُّبَر َاءَش ْوَلَو
Artinya : “Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang
satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”
Berselisih hal yang biasa bagi manusia, rambut boleh sama hitam namun
pemikiran pasti berbeda mulai dari urusan yang terkecil sampai urusan yang
terbesar, mulai dari urusan pribadi sampai urusan bernegara bahkan dalam hal
agamapun
para ahli kitab dalam menanggapi suatu hukum berbeda-beda dalam
menafsirkannya sesuai dengan niat, kecendrungan dan keilmuan masing-
masing sampai akhirnya tidak heran bila yahudi akan berpecah menjadi 71
golongan , nasrani menjadi 72 golongan dan kaum muslimin berpecah menjadi
73 golongan.
33. #11. Karakter manusia menurut Al-Qur’an ke 11 adalah ingkar
Sifat Manusia Ingkar Qs. Ar-Rum (30) : 8
ِِّقَْْلِِب الِإ اَمُهَّْيَب اَمَو َضْاألرَو ِاتَاوَمَّالس َُّاَّلل َقَلَخ اَم ْمِهِسُفَْنأ ِِف اوَََُُّفَتَي ََْلََوأُم ٍلََجأَووَُِالََُل ْمِِِِّبَر ِاءَقِلِب َِّاسّال َنِم اًْيِثَن َّنِإَو ىًّمَسَن
Artinya : ”Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?,
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.”
Anak yang diasuh, dibesarkan, dididik suatu keluarga dalam suasana
keprihatianan kemudian menuai kesuksesan sehingga tidak terasa suasana pahit
getir kehidupan dimasa prihatin dulu terkadang membuat orang bersangkutan lupa
pada orang tua yang telah berjuang menjadikannya sukses seperti
sekarang karena malu melihat keadaan orang tuanya.
Ini hanya contoh kecil saja betapa mudahnya manusia mengingkari nikmat yang
diterimanya padahal orang tuanya masih ada maka tidak heran bila kepada Allah
yang dianggapnya perkara yang gaib akan lebih mudah buat dirinya untuk
mengingkarinya.
34. #12. Karakter manuia menurut Al-qur’an ke 12 adalah banyak membantah
Sifat Manusia Banyak membantah Qs. Al-Kahfi (18) : 54
الَدَج ٍءْيَش َََثْنَأ ُناَسْناإل َناَنَو ٍلَثَم ِِّلُن ْنِم َِّاسّلِل ِآنَُْقْلا اَذَه ِِف اَّْلَََّص ْدَقَلَو
Artinya : “ Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al
Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah.”
Membantah adalah pekerjaan orang yang malas, orang yang merasa benar
dan membantah juga perbuatan orang yang tidak taat, pada saat terdengar
kumandang azan banyak alasan dan bantahan untuk tidak bersegera
menunaikannya,
bangun kesiangan, masih ngantuk, kerjaan lagi tanggung, cape dan lain-lain, perintah
shodaqoh, zakat harta masih sedikit, diperintah haji sibuk kerjaan masih menumpuk
dll alasan untuk membenarkan kesalahaannya.
Sifat suka membantah dicontohkan oleh kaum nabi Musa ketika disuruh
berperang melawan penjajah malah menyuruh nabi musa perang sendiri karena
mereka takut mati
35. #13. Karakter Manusia menurut Al-Qur’an ke 13 adalah sering melakukan
kesalahan
Sifat Manusia tidak terbebas dari kesalahan Qs. Yusuf (12) : 53
يِحَر ٌورُفَا ِِِّبَر َّنِإ ِِِّبَر َمِحَر اَم الِإ ِوءُّلسِِب ٌةَارَّألم َسْفَّّال َّنِإ يِسْفَن ُئِّ
ََُِبأ اَمَوٌم
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Manusia tempatnya salah dan dosa, dan sebaik-baik orang yang bersalah
adalah orang yang mengakui kesalahaannya, meminta maaf kepada sesama
manusia, dan mohon ampun kepada Allah
36. • PEMBENTUKKAN KARAKTER DAN KEISTIMEWAAN TARBIYAH AL QURAN
• Imam Hasan Al Banna berkata tentang tarbiyah :
• “Bahawa dakwah Al-Ikhwan memiliki keistimewaan khusus dengan ciri-ciri yang berbeza dari dakwah-dakwah
yang lain; samada yang semasa dengannya atau pada masa lainnya dan di antara ciri-cirinya adalah perhatiannya
terhadap pembentukan dan memiliki tahapan dalam setiap langkah-langkahnya”.
•
• Pembentukan dan tarbiyah yang kukuh menurut Al-Ikhwan memiliki ciri-ciri dan keistimewaan khusus yang tidak boleh
diingkari oleh para murabbi, iaitu di antaranya:
•
• 1. At-Tarbiyah Ar-Rabbaniyah (Tarbiyah Rabbaniyah) bahwa kita memiliki dakwah rabbaniyah yang setia kepadanya
dan di antara ciri-ciri khas dakwah rabbaniyah ini adalah :
•
• a. Al-Masdar Ar-Rabbani (Sumber Yang Rabbani) dengan erti bahwa dakwah ini menerima segala perintahnya dari
Allah, berjalan sesuai dengan kehendak Allah dan sesuai dengan apa yang telah diwajibkanNya ke atas kita.
•
• b. Al-Ittijah Ar-Rabbani (Arah Yang Rabbani) dengan erti bahwa kami hanya berharap segala usaha dan kerja kami
hanya kerana Allah dan mencari redhaNya dan dari sini, kami semua bebas dari berbagai tuduhan (seperti tujuan menghalalkan segala
cara); kerana kami berusaha menjadikan arah Rabbani sebagai manhaj kami.
•
• c. Al-Wasilah Ar-Rabbaniyah (Wasilah Yang Rabbani) iaitu bahawa kami tidak berjalan dalam melakukan perubahan
menggunakan wasilah lain yang ditolak oleh syariat sehingga mampu mewujudkan tujuan yang rabbani.
37. • 2. At-Tarbiyah As-Syumuliyah (Tarbiyah Yang Menyeluruh) iaitu tarbiyah yang mencakupi berbagai potensi jiwa
manusia (akal, perasaan dan perilaku), sehingga memberikan pembentukan pada segala potensi tersebut haknya dalam
melakukan perubahan dan sempurna dalam melakukan proses perubahan tarbiyah. Jika tidak, maka perubahan yang
kita lakukan merupakan perubahan yang sia-sia dan hampa dan hanya menghasilkan individu yang hampa pula.
• 3. At-Tarbiyah Al-Wasatiyah(Tarbiyah Yang Bersifat Pertengahan) iaitu tidak ada ‘ifrat’ (pengurangan) dan
‘tafrith’ (berlebihan) di dalamnya, tidak cenderung pada satu sisi terhadap kepentingan sisi tertentu, tidak berlebihan
pada satu perkara dan tidak mengindahkan perkara lainnya, namun menggunakan segala perkara dengan seimbang,
adil dan jalan pertengahan.
• 4. At-Tarbiyah Al-Insaniyah (Tarbiyah Yang Manusiawi) iaitu terbiyah yang membuka interaksi dengan jiwa
manusia bukan benda mati; yang dalam perjalanannya menggunakan sunnah Ilahiyah dalam berinteraksi dengan jiwa
manusia dan menyedari bahawa setiap jiwa memiliki prinsip-prinsip, sendi-sendi, ciri-ciri, perasaan dan sentuhan yang
mesti sentiasa diperhatikan.
•
• 5. At-Tarbiyah Al-Manhajiyah (Tarbiyah Yang Bertahap) iaitu tarbiyah yang sentiasa bertahap dalam langkah-
langkah dan fasa pembentukannya sesuai dengan prinsip bertahap dan sesuai dengan konsep yang tersusun rapi,
tergambar dan jelas ciri-cirinya, tidak terburu-buru, tidak mendahului realiti dan tidak melampaui tingkatan tangga
tarbiyah yang diidam-idamkan kerana barangsiapa yang tergesa-gesa sebelum tiba waktunya maka akan mengalami
penyesalan.
38. • 6. At-Tarbiyah Al-Mustamirrah (Tarbiyah Yang Berkesinambungan) iaitu tarbiyah yang dimulai dari semenjak kelahiran
hakiki jiwa manusia; dengan konsep komitmen terhadap dakwah dan tarbiyah, bahkan mungkin dimulai pada umur baligh,
kemudian diteruskan sesuai dengan perjalanan hidupnya secara sistemik hingga akhir hayatnya; iaitu kerja tarbiyah yang
tidak pernah berhenti. “Dan Beribadahlah kepada Tuhanmu hingga datang kematian” (QS Al-Hijr : 99), kerana itu seseorang
tidak boleh mendakwa bahawa dirinya memiliki tingkat paling atas (senioriti) dalam kerja tarbiyah walauapapun posisinya.
•
• 7. At-Tarbiyah Al-Ijabiyah (Tarbiyah Yang Positif) iaitu dakwah menuju cita-cita yang waqi’ie dan keberkesanan dalam
kerja, terfokus pada pembahasan tentang jiwa yang positif yang dimulai dari dalam diri, terfokus padanya dan berusaha
meningkatkan potensi yang ada di dalamnya, menggelorakan jiwa yang positif dan konstruktif, efektif dan produktif serta
menyebarkan jiwa optimis dalam diri.
• 8. At-Tarbiyah Al-Waqi’iyah (Tarbiyah Yang Realistik) iaitu tarbiyah yang dimulai dari jiwa seadanya, berkomunikasi
sesuai dengan keadaan dan realiti yang melingkunginya.
•
• 9. At-Tarbiyah Al-Murunah (Tarbiyah Yang Anjal) iaitu tarbiyah yang seiring dengan keadaan amal dakwah iaitu
menyangkut individu dan masyarakat yang melingkunginya.
•
• 10. At-Tarbiyah Al-Harakiyah (Tarbiyah Yang Sentiasa Dinamik Dalam Bergerak) iaitu tarbiyah yang dibangun di atas
asas pembinaan medan yang realistik, bukan sekadar ideologi atau teori semata2.
•
• 11. At-Tarbiyah Ad-Daqiqah Wal Amiqah (Tarbiyah Yang Kukuh dan Mendalam) iaitu tarbiyah yang bukan hanya
nampak pada permukaan semata-mata, namun meresap ke dalam lubuk hati manusia dalam berbagai ajaran, wasilah dan
bentuk-bentuknya.