SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
83
Menghitung Pressure Drop
Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu
mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang
keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa dihitung.
Adanya aliran air di dalam sebuah pipa menyebabkan penurunan
tekanan di sisi keluar pipa. Adanya perbedaan tekanan air masuk
pipa dan keluar pipa dapat disebabkan oleh hambatan aliran,
misalnya kekasaran permukaan dalam pipa, gesekan air dengan
permukaan pipa, panjang pipa, diameter pipa dan kecepatan aliran.
Untuk menghitung perbedaan tekanan antara sisi masuk pipa dan
sisi keluar pipa sering kali menggunakan rumus Bernoulli seperti
berikut ini.
g
V
D
L
fz
g
V
g
P
z
g
V
g
P B
B
BB
A
AA
222
222
+++=++
ρρ
... pers. 7.1
Dalam rumus di atas, tekanan di sisi masuk pipa disimbolkan dengan
subscript A dan tekanan di sisi keluar pipa disimbolkan dengan
subscript B. Penurunan tekanan aliran untuk berbagai kondisi aliran
dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan tidak
terdapat beda ketinggian.
Dalam kondisi ini, karena diameter pipa seragam maka
kecepatan aliran masuk dan keluar pipa sama sehingga
VA
= VB
. Kemudian, karena tidak terdapat beda ketinggian
84
antara sisi masuk dan sisi keluar pipa maka zA
= zB
atau Δz =
0. Dengan demikian, beda tekanan (pressure loss) adalah:
2
2
B
BA
V
D
L
fPP
ρ
=− ... pers. 7.2
2. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan terdapat
beda ketinggian.
Panjang pipa, L
Diameter pipa, D
Kekasaran, e
Panjang pipa, L
Kecepatan
aliran, V
A
B
Δz
Gambar 7.1 Skematis Aliran Air dalam Pipa
Dalam kondisi ini, kecepatan aliran di dalam pipa dianggap
konstan (VA
= VB
) dan terdapat beda ketinggian Δz. Rumus
beda tekanan kasus ini adalah:
2
2
B
BA
V
D
L
fzgPP
ρ
ρ +Δ=− ... pers. 7.3
Jika dalam kasus menghitung pressure loss menggunakan persa-
maan Bernoulli, maka untuk menghitung laju aliran volume (debit)
digunakan rumus berikut ini:
4
2
d
VAVQ
π
×=×= ... pers. 7.4.
Rumus di atas menyatakan bahwa debit air yang mengalir di dalam
pipa sangat bergantung pada kecepatan aliran (V) dan diameter
dalam pipa (d).
Dari penjelasan di atas, yang termasuk dalam data-data input antara
lain:
1. Tekanan di sisi masuk pipa (pA), satuan kPa (kilo-Pascal).
2. Kecepatan rata-rata air di dalam pipa (V), satuan m/s.
85
3. Diameter pipa (D), satuan cm.
4. Material pipa yang dinyatakan dengan kekasaran permukaan
(e), satuan mikron.
5. Panjang pipa (L), satuan meter.
6. Perbedaan ketinggian antara sisi masuk dan keluar pipa (Δz),
satuan meter.
7. Massa jenis air (ρ), satuan kg/m3
.
8. Kekentalan fluida (dinamik, μ), satuan centiPoise (cP).
Sedangkan yang termasuk dalam data-data output adalah:
1. Bilangan Reynolds (Re).
Bilangan Reynolds merupakan ukuran untuk menyatakan
apakah modus aliran berupa aliran laminer atau turbulen.
Bilangan Reynold ini dihitung menggunakan rumus berikut
ini.
μ
ρVD
=Re ... pers. 7.5
2. Faktor gesekan (f).
Faktor gesekan bisa dicari dari diagram Moody atau bisa
juga dihitung menggunakan rumus Colebrook berikut ini.
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
+⋅−=
fRf
D
e 51,2
7,3
log2
1
... pers. 7.6
Rumus di atas hanya berlaku untuk kondisi aliran turbulen.
Untuk diagram Moody ditunjukkan dalam gambar di bawah
ini.
86
Gambar 7.2 Diagram Moody
3. Tekanan di sisi keluar pipa (pB
), satuan kPa.
Tekanan di sisi keluar pipa dapat diturunkan dari persamaan
Bernoulli, seperti berikut:
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
+Δ−=
2
2
B
AB
V
D
L
fzgPP
ρ
ρ ... pers. 7.7
4. Beda tekanan (pressure loss, Δp), satuan kPa.
Beda tekanan atau pressure loss dinyatakan dengan rumus
berikut ini.
BA PPp −=Δ ... pers. 7.8
5. Debit, satuan liter/detik.
Dihitung dengan rumus berikut.
4
2
D
VQ
π
×= ... pers. 7.9
6. Laju aliran massa, satuan kg/detik.
Dihitung dengan rumus berikut:
Qm ρ= ... pers. 7.10
87
7.1 Menyusun Area Data Input
Area data input dituliskan dalam bentuk tabel seperti nampak dalam
Gambar 7.3. Kolom B diisi dengan uraian variabel, kolom C diisi
dengan data input, dan kolom D adalah satuan dari input data.
Angka-angka yang terdapat di kolom C dapat diubah sesuai dengan
kondisi yang diinginkan. Untuk mengubah-ubah angka-angka itu
dapat dilakukan dengan mengetikkan angka melalui keyboard dan
diakhiri dengan menekan tombol ENTER. Jenis dan ukuran font
yang digunakan adalah Calibri 11.
Gambar 7.3 Area Data Input
Langkah-langkah dalam menyusun area data input adalah:
1. Buatlah area data input ini apa adanya sesuai dengan
Gambar 7.3.
2. Memberi Nama pada Setiap Sel Data Input.
Microsoft Excel secara otomatis sudah memberikan nama
pada setiap sel. Misalnya sel C3 namanya adalah C3, sel C11
namanya adalah C11 dan lain-lain. Ada baiknya jika nama-
88
nama yang diberikan oleh Microsoft Excel ini diubah dengan
nama yang lebih mewakili, misalnya saja:
Nama Sel Sebelumnya Nama Sel Baru
C8 PA
C9 V
C10 D
C11 E
C12 E_D
C13 L
C14 Delta_Z
C15 Rho
C16 Myu
C20 F
Buka dan baca kembali isi Bab 6 tentang bagaimana cara
mengubah nama sel.
7.2 Menyusun Area Data Output
dan Area Perhitungan
Sama seperti dalam contoh Bab 6, dalam contoh ini area perhitungan
dibuat di dalam area yang sama dengan area data output. Area
perhitungan tidak dibuat secara khusus karena perhitungan yang
dilakukan tidak terlampau rumit. Dalam contoh ini tidak ada
pembacaan data tabel secara khusus oleh Microsoft Excel, semua
data atau angka-angka yang diperlukan harus dibaca secara manual.
Tampilan area data output ditunjukkan dalam Gambar 7.4 di bawah
ini.
89
Gambar 7.4 Area Data Output
Jumlah variabel output yang harus dihitung adalah sebanyak enam
variabel. Uraian variabel diletakkan di kolom B, sedangkan angka-
angka hasil perhitungan diletakkan di kolom C dan satuan diketikkan
di kolom D. Jenis dan ukuran font yang digunakan adalah Calibri 11.
Bagian tersulit dari penyusunan area ini adalah perhitungan friction
factor (f) karena melibatkan perhitungan iterasi di dalam sel C20 dan
C21. Proses perhitungan iterasi ini perlu dilakukan karena dalam
mencari nilai friction factor ingin diperoleh hasil yang mendekati
benar. Penjelasan yang lebih lengkap akan dibahas di halaman
berikutnya.
1. Mengolah data Pipe relative roughness (e/D).
Untuk menghitung angka ini, rumus yang harus diketikkan di
sel C12 dalam formula bar adalah:
= E/D
90
2. Mengolah data Reynolds Number (Re).
Untuk menghitung bilangan Reynolds (Reynolds Number),
rumus yang harus diketikkan di sel C19 dalam formula bar
adalah:
= Rho*V*(D/100)/(Myu/1000)
Rumus yang diketikkan dalam formula bar kelihatan tidak
sama dengan rumus bilangan Reynolds yang ada di halaman
sebelumnya. Diameter pipa harus dibagi 100 dan Myu harus
dibagi 1.000, mengapa demikian? Ini karena kebutuhan
konversi satuan.
• Untuk konversi satuan dari cm ke meter, sebuah
angka harus dibagi 100.
• Untuk konversi satuan dari cP ke kg/m-s, sebuah
angka harus dibagi 1000.
3. Mengolah data Friction factor (f).
Faktor gesekan (friction factor) dalam contoh ini diperoleh
dengan menghitung bukan diperoleh dari diagram Moody.
Akan tetapi, angka yang diketikkan ke dalam sel C20
diestimasi dari diagram Moody. Untuk memeriksa apakah
angka yang diketikkan itu sudah mendekati benar maka
angka ini diperiksa dengan rumus berikut.
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
+⋅−=
fRf
D
e 51,2
7,3
log2
1
Bagaimana cara memeriksanya? Rumus atau persamaan di
atas dimodifikasi menjadi rumus berikut ini.
⎥
⎥
⎦
⎤
⎢
⎢
⎣
⎡
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛
+⋅−−=Δ
fRf
f D
e 51,2
7,3
log2
1
Selama proses perhitungan, apabila Δf mendekati nol (0)
maka angka faktor gesekan yang diketikkan ke dalam sel
C20 mendekati benar. Angka faktor gesekan harus dike-
tikkan secara berulang untuk memeriksa apakah Δf sudah
91
mendekati nol atau belum. Berapa angka pertama yang
harus diketikkan? Sebagai angka perkiraan, angka koefisien
gesek dari diagram Moody harus dipakai.
Angka faktor gesekan yang dibaca dari diagram Moody, baru
bisa didapat jika bilangan Reynolds (Re) dan kekasaran
relatif bahan pipa (e/D) sudah diketahui. Kemudian kedua
angka itu diplot dalam diagram Moody dan faktor gesekan
baru bisa diperoleh. Sebagai contoh, apabila bilangan
Reynolds sudah dihitung sebesar 106
dan e/D dihitung
sebesar 0,003 maka faktor gesekan yang didapat adalah
sekitar 0,04. Berikut ini ilustrasi yang memperlihatkan bagai-
mana memperoleh faktor gesekan dari diagram Moody
(Gambar 7.5).
Gambar 7.5 Membaca Koefisien Gesek dari Diagram Moody
Sebelum mencoba memasukkan data ke dalam sel C20, ada
baiknya membuat rumus terlebih dahulu di sel C21. Rumus
yang harus diketikkan dalam formula bar adalah:
=(1/SQRT(f))-(-
2*LOG10((E_D/3.7)+(2.51/(Re*SQRT(F)))))
Setelah mendapatkan angka faktor gesekan dan menuliskan
rumus, angka faktor gesekan ini diketikkan ke dalam cel
0,04
92
C20. Apabila angka yang tercetak di sel C21 mendekati nol
maka angka faktor gesekan yang diketikkan sudah men-
dekati benar.
4. Mengolah data Tekanan di sisi keluar pipa (pB
).
Untuk menghitung tekanan pB
ini, rumus yang harus dike-
tikkan dalam formula bar adalah:
=((PA*1000)-
rho*9.81*(Delta_Z+(F*L*V^2/((D/100)*2*9.81))))/1000
Ada beberapa faktor konversi satuan yang ikut diketikkan
dalam rumus di atas. Faktor-faktor konversi satuan itu,
antara lain:
• Satuan tekanan (pA
) harus dikonversikan dari kPa ke
Pa (Pascal atau N/m2
) dengan mengalikannya
dengan 1.000.
• Satuan diameter pipa (D) harus dikonversikan dari
cm ke meter dengan membaginya dengan 100.
• Di akhir rumus terdapat faktor pembagi 1.000. Itu
adalah sebagai faktor konversi satuan dari Pascal
(atau N/m2
) ke kPa. Ingat bahwa satuan akhir dari
rumus di atas adalah Pascal. Oleh karenanya satuan
Pascal ini harus dikonversikan kembali menjadi kPa
dengan membagi 1.000.
5. Mengolah data Pressure Drop.
Pressure drop adalah selisih antara tekanan di sisi masuk
pipa (pA
) dan sisi keluar pipa (pB
). Untuk menghitung
pressure drop ini, rumus yang harus diketikkan dalam
formula bar adalah:
=PA-C22
Di mana PA
adalah tekanan di sisi masuk pipa dan isi sel C22
adalah tekanan di sisi keluar pipa.
6. Mengolah data Debit aliran.
Debit atau laju aliran volumetrik adalah volume fluida yang
mengalir dalam setiap satu satuan waktu. Debit ini bisa
93
dihitung dari hasil perkalian antara kecepatan aliran fluida
dan luas penampang aliran. Untuk menghitung debit, rumus
yang harus diketikkan dalam formula bar adalah:
=(V*PI()*(D/100)^2/4)*1000
Di mana V adalah kecepatan aliran dan D adalah diameter
pipa. Beberapa faktor koreksi yang ikut diketikkan dalam
rumus di atas, antara lain:
• Satuan diameter pipa (D) harus dikonversikan dari
cm ke meter dengan membaginya dengan 100.
• Karena satuan akhir yang diinginkan adalah
liter/detik maka rumus itu harus dikalikan dengan
1.000. Sebelum dikalikan dengan 1.000, satuan debit
itu adalah m3
/detik. Konversi satuan dari m3
ke liter
(dm3
) adalah dengan mengalikan 1.000.
7. Mengolah data Laju aliran massa fluida.
Laju aliran massa fluida merupakan hasil perkalian massa
jenis (ρ) dengan debit. Rumus yang harus diketikkan dalam
formula bar untuk menghitung pressure drop ini adalah:
=(C24/1000)*rho
Faktor pembagi 1.000 adalah faktor konversi dari liter (dm3
)
ke m3
.
7.3 Menguji Aplikasi
Untuk menguji apakah ada korelasi antara data input dan nilai output
maka aplikasi ini harus diuji. Pengujian dilakukan dengan mengetik-
kan angka-angka pada area data input. Angka-angka yang harus
diketikkan adalah:
• Tekanan di titik A 300 kPa
• Kecepatan rata-rata fluida 3 m/s
• Diameter pipa 5 cm
• Material pipa, e 45 mikron
94
• Panjang pipa dari A ke B 100 m
• Perbedaan ketinggian dari A ke B 3 m
• Massa jenis fluida 1000 kg/m3
• Kekentalan fluida 1 cP
Dengan angka-angka input itu, hasil perhitungan di area data output
diperlihatkan dalam Gambar 7.6. Pada saat menentukan friction
factor, angka pertama yang diketikkan adalah 0,01. Dengan angka
itu, nilai di bawah friction factor masih belum bernilai nol. Kemudian
angka friction factor diketikkan kembali selain angka 0,01. Demikian
seterusnya hingga diperoleh nilai di bawah friction factor mendekati
nol. Dalam contoh ini angka friction factor yang diperoleh berkisar di
angka 0,0212. Selanjutnya variabel seperti pressure drop, volume
flowrate dan mass flowrate juga diperoleh.
Gambar 7.6 Hasil Perhitungan saat Pengujian Aplikasi

More Related Content

What's hot

Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Irene Baria
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanJoy Irman
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk21010115410004
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatanfianardi
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek vieta_ressang
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersihYudirwan Tanjung
 
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptx
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptxFile_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptx
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptxSuhendriCurex
 

What's hot (20)

Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
Justek situ tlajung udik hilir
Justek situ tlajung udik hilirJustek situ tlajung udik hilir
Justek situ tlajung udik hilir
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Bendungan tipe urugan
Bendungan tipe uruganBendungan tipe urugan
Bendungan tipe urugan
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
 
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptx
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptxFile_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptx
File_Soal_17_158_29_1679305579 asesi drainase perkotaan.pptx
 

Viewers also liked

Fisika Dasar I - 10
Fisika Dasar I - 10Fisika Dasar I - 10
Fisika Dasar I - 10jayamartha
 
Fisika Dasar I - 7
Fisika Dasar I - 7Fisika Dasar I - 7
Fisika Dasar I - 7jayamartha
 
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger Novan Ardhiyangga
 
Modul mekanika fluida - rev 02
Modul   mekanika fluida - rev 02Modul   mekanika fluida - rev 02
Modul mekanika fluida - rev 02adi kurntango
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaAzzam Robbani
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaRonny wisanggeni
 

Viewers also liked (11)

Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
Laporan Magang (Landasan Keguruan 2)
 
Bab 7-current-meter-2
Bab 7-current-meter-2Bab 7-current-meter-2
Bab 7-current-meter-2
 
Fisika Dasar I - 10
Fisika Dasar I - 10Fisika Dasar I - 10
Fisika Dasar I - 10
 
Fisika Dasar I - 7
Fisika Dasar I - 7Fisika Dasar I - 7
Fisika Dasar I - 7
 
Pompa kompresor
Pompa kompresorPompa kompresor
Pompa kompresor
 
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
 
Makalah kompresor
Makalah kompresorMakalah kompresor
Makalah kompresor
 
Modul mekanika fluida - rev 02
Modul   mekanika fluida - rev 02Modul   mekanika fluida - rev 02
Modul mekanika fluida - rev 02
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
 

Similar to MENGHITUNG PRESSURE DROP

Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAli Hasimi Pane
 
Skema k3 fizik spm 2017 Pahang
Skema k3 fizik spm 2017 PahangSkema k3 fizik spm 2017 Pahang
Skema k3 fizik spm 2017 PahangTuisyen Geliga
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem ujiIvAn AQuin
 
Termodinamika ichi
Termodinamika ichiTermodinamika ichi
Termodinamika ichivideljorgi
 
Tune up mesin 2 tak
Tune up mesin 2 takTune up mesin 2 tak
Tune up mesin 2 takAndri Wiyono
 
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)Akhmad Asari
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1GGM Spektafest
 
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptssuser97aaa8
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptAnnasrielGamer
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Hadi Nursyam
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013andibutsiawan
 
Pertemuan 9 pemutaran kembali flowchart
Pertemuan 9   pemutaran kembali flowchartPertemuan 9   pemutaran kembali flowchart
Pertemuan 9 pemutaran kembali flowchartRhezaNaufal1
 
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015Saprudin Eskom
 
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohp
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohpITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohp
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohpFransiska Puteri
 

Similar to MENGHITUNG PRESSURE DROP (20)

Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
 
Skema k3 fizik spm 2017 Pahang
Skema k3 fizik spm 2017 PahangSkema k3 fizik spm 2017 Pahang
Skema k3 fizik spm 2017 Pahang
 
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji10   rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
10 rancang bangun load cell sebagai sensor gaya pada sistem uji
 
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
 
Termodinamika ichi
Termodinamika ichiTermodinamika ichi
Termodinamika ichi
 
Tune up mesin 2 tak
Tune up mesin 2 takTune up mesin 2 tak
Tune up mesin 2 tak
 
Modul epanet
Modul epanetModul epanet
Modul epanet
 
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
 
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1999 Rayon B Kode 52
 
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
 
Pertemuan 9 pemutaran kembali flowchart
Pertemuan 9   pemutaran kembali flowchartPertemuan 9   pemutaran kembali flowchart
Pertemuan 9 pemutaran kembali flowchart
 
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
Soal UAS Pemrograman Dasar Kelas 11 SMK semester ganjil tahun ajaran 2014-2015
 
Soalprogdasx
SoalprogdasxSoalprogdasx
Soalprogdasx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohp
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohpITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohp
ITP UNS SEMESTER 2 Analisis jaringan, ohp
 

More from Ronny wisanggeni

More from Ronny wisanggeni (18)

Sni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulangSni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulang
 
Sni 03 3527-1994
Sni 03 3527-1994Sni 03 3527-1994
Sni 03 3527-1994
 
Outdoor spotlight series
Outdoor spotlight seriesOutdoor spotlight series
Outdoor spotlight series
 
Pompa teco
Pompa tecoPompa teco
Pompa teco
 
Piping
PipingPiping
Piping
 
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylicAnalisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
 
Dasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pabDasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pab
 
Outdoor wall lamp series
Outdoor wall lamp seriesOutdoor wall lamp series
Outdoor wall lamp series
 
Pool light series
Pool light seriesPool light series
Pool light series
 
Fatro catalog downlight halogen series
Fatro catalog downlight halogen seriesFatro catalog downlight halogen series
Fatro catalog downlight halogen series
 
Downlight series
Downlight seriesDownlight series
Downlight series
 
Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor   ptSupreme multi pair kabel telephone indoor   pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
 
Ceiling lamp series
Ceiling lamp seriesCeiling lamp series
Ceiling lamp series
 
Led series
Led seriesLed series
Led series
 
Bangunan cara menghitung b.o
Bangunan  cara menghitung b.oBangunan  cara menghitung b.o
Bangunan cara menghitung b.o
 
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasiPekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasi
 
1964 chapter viii
1964 chapter viii1964 chapter viii
1964 chapter viii
 
Analisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasaAnalisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasa
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (8)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

MENGHITUNG PRESSURE DROP

  • 1. 83 Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa dihitung. Adanya aliran air di dalam sebuah pipa menyebabkan penurunan tekanan di sisi keluar pipa. Adanya perbedaan tekanan air masuk pipa dan keluar pipa dapat disebabkan oleh hambatan aliran, misalnya kekasaran permukaan dalam pipa, gesekan air dengan permukaan pipa, panjang pipa, diameter pipa dan kecepatan aliran. Untuk menghitung perbedaan tekanan antara sisi masuk pipa dan sisi keluar pipa sering kali menggunakan rumus Bernoulli seperti berikut ini. g V D L fz g V g P z g V g P B B BB A AA 222 222 +++=++ ρρ ... pers. 7.1 Dalam rumus di atas, tekanan di sisi masuk pipa disimbolkan dengan subscript A dan tekanan di sisi keluar pipa disimbolkan dengan subscript B. Penurunan tekanan aliran untuk berbagai kondisi aliran dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan tidak terdapat beda ketinggian. Dalam kondisi ini, karena diameter pipa seragam maka kecepatan aliran masuk dan keluar pipa sama sehingga VA = VB . Kemudian, karena tidak terdapat beda ketinggian
  • 2. 84 antara sisi masuk dan sisi keluar pipa maka zA = zB atau Δz = 0. Dengan demikian, beda tekanan (pressure loss) adalah: 2 2 B BA V D L fPP ρ =− ... pers. 7.2 2. Untuk aliran dalam pipa berdiameter seragam dan terdapat beda ketinggian. Panjang pipa, L Diameter pipa, D Kekasaran, e Panjang pipa, L Kecepatan aliran, V A B Δz Gambar 7.1 Skematis Aliran Air dalam Pipa Dalam kondisi ini, kecepatan aliran di dalam pipa dianggap konstan (VA = VB ) dan terdapat beda ketinggian Δz. Rumus beda tekanan kasus ini adalah: 2 2 B BA V D L fzgPP ρ ρ +Δ=− ... pers. 7.3 Jika dalam kasus menghitung pressure loss menggunakan persa- maan Bernoulli, maka untuk menghitung laju aliran volume (debit) digunakan rumus berikut ini: 4 2 d VAVQ π ×=×= ... pers. 7.4. Rumus di atas menyatakan bahwa debit air yang mengalir di dalam pipa sangat bergantung pada kecepatan aliran (V) dan diameter dalam pipa (d). Dari penjelasan di atas, yang termasuk dalam data-data input antara lain: 1. Tekanan di sisi masuk pipa (pA), satuan kPa (kilo-Pascal). 2. Kecepatan rata-rata air di dalam pipa (V), satuan m/s.
  • 3. 85 3. Diameter pipa (D), satuan cm. 4. Material pipa yang dinyatakan dengan kekasaran permukaan (e), satuan mikron. 5. Panjang pipa (L), satuan meter. 6. Perbedaan ketinggian antara sisi masuk dan keluar pipa (Δz), satuan meter. 7. Massa jenis air (ρ), satuan kg/m3 . 8. Kekentalan fluida (dinamik, μ), satuan centiPoise (cP). Sedangkan yang termasuk dalam data-data output adalah: 1. Bilangan Reynolds (Re). Bilangan Reynolds merupakan ukuran untuk menyatakan apakah modus aliran berupa aliran laminer atau turbulen. Bilangan Reynold ini dihitung menggunakan rumus berikut ini. μ ρVD =Re ... pers. 7.5 2. Faktor gesekan (f). Faktor gesekan bisa dicari dari diagram Moody atau bisa juga dihitung menggunakan rumus Colebrook berikut ini. ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ +⋅−= fRf D e 51,2 7,3 log2 1 ... pers. 7.6 Rumus di atas hanya berlaku untuk kondisi aliran turbulen. Untuk diagram Moody ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
  • 4. 86 Gambar 7.2 Diagram Moody 3. Tekanan di sisi keluar pipa (pB ), satuan kPa. Tekanan di sisi keluar pipa dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli, seperti berikut: ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ +Δ−= 2 2 B AB V D L fzgPP ρ ρ ... pers. 7.7 4. Beda tekanan (pressure loss, Δp), satuan kPa. Beda tekanan atau pressure loss dinyatakan dengan rumus berikut ini. BA PPp −=Δ ... pers. 7.8 5. Debit, satuan liter/detik. Dihitung dengan rumus berikut. 4 2 D VQ π ×= ... pers. 7.9 6. Laju aliran massa, satuan kg/detik. Dihitung dengan rumus berikut: Qm ρ= ... pers. 7.10
  • 5. 87 7.1 Menyusun Area Data Input Area data input dituliskan dalam bentuk tabel seperti nampak dalam Gambar 7.3. Kolom B diisi dengan uraian variabel, kolom C diisi dengan data input, dan kolom D adalah satuan dari input data. Angka-angka yang terdapat di kolom C dapat diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Untuk mengubah-ubah angka-angka itu dapat dilakukan dengan mengetikkan angka melalui keyboard dan diakhiri dengan menekan tombol ENTER. Jenis dan ukuran font yang digunakan adalah Calibri 11. Gambar 7.3 Area Data Input Langkah-langkah dalam menyusun area data input adalah: 1. Buatlah area data input ini apa adanya sesuai dengan Gambar 7.3. 2. Memberi Nama pada Setiap Sel Data Input. Microsoft Excel secara otomatis sudah memberikan nama pada setiap sel. Misalnya sel C3 namanya adalah C3, sel C11 namanya adalah C11 dan lain-lain. Ada baiknya jika nama-
  • 6. 88 nama yang diberikan oleh Microsoft Excel ini diubah dengan nama yang lebih mewakili, misalnya saja: Nama Sel Sebelumnya Nama Sel Baru C8 PA C9 V C10 D C11 E C12 E_D C13 L C14 Delta_Z C15 Rho C16 Myu C20 F Buka dan baca kembali isi Bab 6 tentang bagaimana cara mengubah nama sel. 7.2 Menyusun Area Data Output dan Area Perhitungan Sama seperti dalam contoh Bab 6, dalam contoh ini area perhitungan dibuat di dalam area yang sama dengan area data output. Area perhitungan tidak dibuat secara khusus karena perhitungan yang dilakukan tidak terlampau rumit. Dalam contoh ini tidak ada pembacaan data tabel secara khusus oleh Microsoft Excel, semua data atau angka-angka yang diperlukan harus dibaca secara manual. Tampilan area data output ditunjukkan dalam Gambar 7.4 di bawah ini.
  • 7. 89 Gambar 7.4 Area Data Output Jumlah variabel output yang harus dihitung adalah sebanyak enam variabel. Uraian variabel diletakkan di kolom B, sedangkan angka- angka hasil perhitungan diletakkan di kolom C dan satuan diketikkan di kolom D. Jenis dan ukuran font yang digunakan adalah Calibri 11. Bagian tersulit dari penyusunan area ini adalah perhitungan friction factor (f) karena melibatkan perhitungan iterasi di dalam sel C20 dan C21. Proses perhitungan iterasi ini perlu dilakukan karena dalam mencari nilai friction factor ingin diperoleh hasil yang mendekati benar. Penjelasan yang lebih lengkap akan dibahas di halaman berikutnya. 1. Mengolah data Pipe relative roughness (e/D). Untuk menghitung angka ini, rumus yang harus diketikkan di sel C12 dalam formula bar adalah: = E/D
  • 8. 90 2. Mengolah data Reynolds Number (Re). Untuk menghitung bilangan Reynolds (Reynolds Number), rumus yang harus diketikkan di sel C19 dalam formula bar adalah: = Rho*V*(D/100)/(Myu/1000) Rumus yang diketikkan dalam formula bar kelihatan tidak sama dengan rumus bilangan Reynolds yang ada di halaman sebelumnya. Diameter pipa harus dibagi 100 dan Myu harus dibagi 1.000, mengapa demikian? Ini karena kebutuhan konversi satuan. • Untuk konversi satuan dari cm ke meter, sebuah angka harus dibagi 100. • Untuk konversi satuan dari cP ke kg/m-s, sebuah angka harus dibagi 1000. 3. Mengolah data Friction factor (f). Faktor gesekan (friction factor) dalam contoh ini diperoleh dengan menghitung bukan diperoleh dari diagram Moody. Akan tetapi, angka yang diketikkan ke dalam sel C20 diestimasi dari diagram Moody. Untuk memeriksa apakah angka yang diketikkan itu sudah mendekati benar maka angka ini diperiksa dengan rumus berikut. ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ +⋅−= fRf D e 51,2 7,3 log2 1 Bagaimana cara memeriksanya? Rumus atau persamaan di atas dimodifikasi menjadi rumus berikut ini. ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ +⋅−−=Δ fRf f D e 51,2 7,3 log2 1 Selama proses perhitungan, apabila Δf mendekati nol (0) maka angka faktor gesekan yang diketikkan ke dalam sel C20 mendekati benar. Angka faktor gesekan harus dike- tikkan secara berulang untuk memeriksa apakah Δf sudah
  • 9. 91 mendekati nol atau belum. Berapa angka pertama yang harus diketikkan? Sebagai angka perkiraan, angka koefisien gesek dari diagram Moody harus dipakai. Angka faktor gesekan yang dibaca dari diagram Moody, baru bisa didapat jika bilangan Reynolds (Re) dan kekasaran relatif bahan pipa (e/D) sudah diketahui. Kemudian kedua angka itu diplot dalam diagram Moody dan faktor gesekan baru bisa diperoleh. Sebagai contoh, apabila bilangan Reynolds sudah dihitung sebesar 106 dan e/D dihitung sebesar 0,003 maka faktor gesekan yang didapat adalah sekitar 0,04. Berikut ini ilustrasi yang memperlihatkan bagai- mana memperoleh faktor gesekan dari diagram Moody (Gambar 7.5). Gambar 7.5 Membaca Koefisien Gesek dari Diagram Moody Sebelum mencoba memasukkan data ke dalam sel C20, ada baiknya membuat rumus terlebih dahulu di sel C21. Rumus yang harus diketikkan dalam formula bar adalah: =(1/SQRT(f))-(- 2*LOG10((E_D/3.7)+(2.51/(Re*SQRT(F))))) Setelah mendapatkan angka faktor gesekan dan menuliskan rumus, angka faktor gesekan ini diketikkan ke dalam cel 0,04
  • 10. 92 C20. Apabila angka yang tercetak di sel C21 mendekati nol maka angka faktor gesekan yang diketikkan sudah men- dekati benar. 4. Mengolah data Tekanan di sisi keluar pipa (pB ). Untuk menghitung tekanan pB ini, rumus yang harus dike- tikkan dalam formula bar adalah: =((PA*1000)- rho*9.81*(Delta_Z+(F*L*V^2/((D/100)*2*9.81))))/1000 Ada beberapa faktor konversi satuan yang ikut diketikkan dalam rumus di atas. Faktor-faktor konversi satuan itu, antara lain: • Satuan tekanan (pA ) harus dikonversikan dari kPa ke Pa (Pascal atau N/m2 ) dengan mengalikannya dengan 1.000. • Satuan diameter pipa (D) harus dikonversikan dari cm ke meter dengan membaginya dengan 100. • Di akhir rumus terdapat faktor pembagi 1.000. Itu adalah sebagai faktor konversi satuan dari Pascal (atau N/m2 ) ke kPa. Ingat bahwa satuan akhir dari rumus di atas adalah Pascal. Oleh karenanya satuan Pascal ini harus dikonversikan kembali menjadi kPa dengan membagi 1.000. 5. Mengolah data Pressure Drop. Pressure drop adalah selisih antara tekanan di sisi masuk pipa (pA ) dan sisi keluar pipa (pB ). Untuk menghitung pressure drop ini, rumus yang harus diketikkan dalam formula bar adalah: =PA-C22 Di mana PA adalah tekanan di sisi masuk pipa dan isi sel C22 adalah tekanan di sisi keluar pipa. 6. Mengolah data Debit aliran. Debit atau laju aliran volumetrik adalah volume fluida yang mengalir dalam setiap satu satuan waktu. Debit ini bisa
  • 11. 93 dihitung dari hasil perkalian antara kecepatan aliran fluida dan luas penampang aliran. Untuk menghitung debit, rumus yang harus diketikkan dalam formula bar adalah: =(V*PI()*(D/100)^2/4)*1000 Di mana V adalah kecepatan aliran dan D adalah diameter pipa. Beberapa faktor koreksi yang ikut diketikkan dalam rumus di atas, antara lain: • Satuan diameter pipa (D) harus dikonversikan dari cm ke meter dengan membaginya dengan 100. • Karena satuan akhir yang diinginkan adalah liter/detik maka rumus itu harus dikalikan dengan 1.000. Sebelum dikalikan dengan 1.000, satuan debit itu adalah m3 /detik. Konversi satuan dari m3 ke liter (dm3 ) adalah dengan mengalikan 1.000. 7. Mengolah data Laju aliran massa fluida. Laju aliran massa fluida merupakan hasil perkalian massa jenis (ρ) dengan debit. Rumus yang harus diketikkan dalam formula bar untuk menghitung pressure drop ini adalah: =(C24/1000)*rho Faktor pembagi 1.000 adalah faktor konversi dari liter (dm3 ) ke m3 . 7.3 Menguji Aplikasi Untuk menguji apakah ada korelasi antara data input dan nilai output maka aplikasi ini harus diuji. Pengujian dilakukan dengan mengetik- kan angka-angka pada area data input. Angka-angka yang harus diketikkan adalah: • Tekanan di titik A 300 kPa • Kecepatan rata-rata fluida 3 m/s • Diameter pipa 5 cm • Material pipa, e 45 mikron
  • 12. 94 • Panjang pipa dari A ke B 100 m • Perbedaan ketinggian dari A ke B 3 m • Massa jenis fluida 1000 kg/m3 • Kekentalan fluida 1 cP Dengan angka-angka input itu, hasil perhitungan di area data output diperlihatkan dalam Gambar 7.6. Pada saat menentukan friction factor, angka pertama yang diketikkan adalah 0,01. Dengan angka itu, nilai di bawah friction factor masih belum bernilai nol. Kemudian angka friction factor diketikkan kembali selain angka 0,01. Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai di bawah friction factor mendekati nol. Dalam contoh ini angka friction factor yang diperoleh berkisar di angka 0,0212. Selanjutnya variabel seperti pressure drop, volume flowrate dan mass flowrate juga diperoleh. Gambar 7.6 Hasil Perhitungan saat Pengujian Aplikasi