SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Kuliah Hidraulika
Wahyu Widiyanto
Teknik Sipil
Universitas Jenderal Soedirman
(Metode Integrasi Numerik, Integrasi Grafis, Langkah Langsung)
Persamaan Aliran Berubah Lambat Laun
• Kedalaman aliran di sepanjang saluran dapat
dihitung dengan menyelesaikan persamaan
diferensial untuk aliran berubah lambat laun.
3
2
0
1
gA
T
Q
I
I
dx
dy f



y : kedalaman aliran
x : jarak
I0 : kemiringan dasar saluran
If : kemiringan garis energi
Q : debit aliran
T : lebar bagian atas saluran
g : percepatan gravitasi
A : luas tampang saluran
Penyelesaian Persamaan
• Ada beberapa metode untuk
menyelesaikan persamaan di atas, di
antaranya:
1. Metode integrasi numerik
2. Metode integrasi grafis
3. Metode langkah langsung (direct step)
4. Metode langkah standar (standar step)
Metode Integrasi Numerik
Persamaan aliran berubah lambat laun dibawa ke
dalam bentuk sbb:
3
2
3
/
4
2
2
2
0
1
gA
T
Q
R
A
Q
n
I
dx
dy



Selanjutnya persamaan tersebut akan diselesaikan
secara numerik dan ditulis sbb:
3
2
3
/
4
2
2
2
0
1
gA
T
Q
R
A
Q
n
I
f



i
i
i
i
i x
f
f
y
y 


 

2
1
1
dan
dengan f = dy/dx
Ingat…!!!
3
2
3
/
4
2
2
2
0
1
gA
T
Q
R
A
Q
n
I
f



i
i
i
i
i x
f
f
y
y 


 

2
1
1
……………………..... (a)
……………………..... (b)
Lambang I boleh diganti S
Lambang y boleh diganti h
Langkah-langkah Penyelesaian
1. Berdasarkan nilai yi awal yang diketahui, dihitung nilai fi
dari persamaan (a)
2. Pertama kali dianggap fi+1 = fi
3. Hitung nilai yi+1 dari persamaan (b) dengan
menggunakan nilai fi+1 yang diperoleh dalam langkah 2
atau nilai fi+1 yang diperoleh dalam langkah 4
4. Hitung nilai baru yi+1 dengan menggunakan nilai fi+1
yang dihitung dari nilai yi+1 dari langkah 3
5. Apabila nilai yi+1 yang diperoleh dalam langkah 3 dan 4
masih berbeda jauh, maka langkah 3 dan 4 diulangi lagi
6. Sesudah nilai yi+1 yang benar diperoleh, dihitung nilai
yi+2 yang berjarak x dari yi+1.
7. Prosedur di atas diulangi lagi sampai diperoleh nilai y di
sepanjang saluran
Contoh hitungan
• Suatu saluran lebar dengan tampang
segiempat dengan debit tiap satuan lebar
2,5 m3/d/m. Kemiringan dasar saluran
0,001 dan koefisien Manning n = 0,015.
Pada suatu titik diketahui kedalaman air
adalah 2,75 m. Berapakah kedalaman air
pada jarak setiap interval 200 m dari titik
tersebut ke arah hulu? Gunakan metode
integrasi numerik.
Penyelesaian
i
gA
T
Q
i
R
A
Q
n
S
fi



















3
2
3
/
4
2
2
2
0
1
i
gh
q
i
h
q
n
S
fi



















3
2
3
/
10
2
2
0
1
Untuk saluran lebar R ≈ h sehingga:
2
1
3
2
2
1
3
2 1
1
S
R
n
Bh
S
R
n
A
Q n
n
n
n 

2
1
3
2
1
S
R
n
h
q n
n
 2
1
)
001
,
0
(
015
,
0
1
5
,
2
3
/
5
n
h

hn
5/3 = 1,186 → hn = 1,1076 m
Kedalaman kritik :
m
8605
,
0
81
,
9
5
,
2
3
2
3
2



g
q
hc
Karena hn > hc maka aliran adalah subkritis, dan hitungan profil
muka air dilakukan dari hilir ke hulu.
Kedalaman normal :
Untuk i = 1 :
0009818
,
0
75
,
2
81
,
9
5
,
2
1
75
,
2
5
,
2
015
,
0
001
,
0
3
2
3
/
10
2
2
1 

















 


f
Pertama kali dianggap f2 = f1 sehingga dengan persamaan (b)
dapat dihitung h2 :
1
2
1
1
2
2
x
f
f
h
h 



m
5536
,
2
200
2
0009818
,
0
0009818
,
0
75
,
2 




Kedalaman air pada jarak 200 m ke arah hulu.
i
i
i
i
i x
f
f
y
y 


 

2
1
1 Untuk aliran subkritis Δx bernilai negatif
Dihitung kemiringan profil muka air di titik i = 2 :
0009755
,
0
5536
,
2
81
,
9
5
,
2
1
5536
,
2
5
,
2
015
,
0
001
,
0
3
2
3
/
10
2
2
2 

















 


f
Kedalaman air di titik i = 2 dengan memperhitungkan
kemiringan profil muka air di titik 1 dan 2, yaitu f1 dan f2,
adalah :
m
5543
,
2
200
2
0009755
,
0
0009818
,
0
75
,
2
2 




h
Kemiringan profil muka air di titik i = 2, yaitu f2, dihitung
berdasarkan kedalaman h2, yaitu :
0009756
,
0
5543
,
2
81
,
9
5
,
2
1
5543
,
2
5
,
2
015
,
0
001
,
0
3
2
3
/
10
2
2
2 

















 


f
h3 = h2 – f2∆x2 = 2,5543 – 0,0009756 x 200 = 2,3592 m
Kemiringan profil muka air di titik i = 3 :
0009664
,
0
3592
,
2
81
,
9
5
,
2
1
3592
,
2
5
,
2
015
,
0
001
,
0
3
2
3
/
10
2
2
3 

















 


f
Kedalaman air pada jarak 400 m ke arah hulu.
2
3
2
2
3
2
x
f
f
h
h 



m
3601
,
2
200
2
0009664
,
0
0009756
,
0
5543
,
2 




Hitungan selanjutnya dikerjakan dengan
langkah yang sama dan hasilnya diberikan
dalam tabel dan gambar berikut ini.
Titik i xi+1 – xi (m)
Jarak kumulatif
(m)
hi (m)
1 0 2.7500
200
2 200 2.5543
200
3 400 2.3601
200
4 600 2.1681
200
5 800 1.9796
200
6 1000 1.7966
200
7 1200 1.6223
200
8 1400 1.4625
200
9 1600 1.3268
200
10 1800 1.2268
200
11 2000 1.1673
Tabel hasil hitungan profil muka air.
1
2
3
4
5
y1=2,75
y2
hc=0,86
hn=1,1
M1
GKN
GKK
Sketsa profil muka air M1 (pembendungan)
GKN : garis kedalaman normal
GKK : garis kedalaman kritik
Metode Integrasi Grafis
3
2
0
1
gA
T
Q
I
I
dx
dy f



Persamaan semula
Ditulis menjadi:
f
I
I
gA
T
Q
dy
dx



0
3
2
1
Ruas kanan persamaan di atas hanya merupakan fungsi dari
y untuk bentuk saluran tertentu, sehingga dapat ditulis
sebagai f (y) dan dapat ditulis menjadi:
dx = f(y) dy
………………………. (a)
………………………. (b)
y1
y2
y
y
y1
y2
1








dy
dx
2








dy
dx








dy
dx








dy
dx
dy
dy
dy
dx
x
y
y
 








2
1
O
Sketsa integrasi grafis
O
Dari gambar di atas
• Dipandang suatu pias saluran yang dibatasi dua tampang lintang
yang berjarak x1 dan x2 dari titik O yang mempunyai kedalaman y1
dan y2.


 

2
1
2
1
2
1
)
(
y
y
y
y
x
x
dy
dy
dx
dy
y
f
dx
x = x2 – x1
Dengan menggunakan persamaan (b) untuk setiap nilai y
dapat dihitung nilai dx/dy dan selanjutnya dapat digambar
grafik hubungan antara dx/dy dan y seperti terlihat dalam
gambar. Nilai x adalah sama dengan luasan yang diarsir.
Dengan menghitung luasan tersebut maka dapat diperoleh
nilai x.
…………. (c)
Contoh Hitungan
• Suatu saluran segiempat dengan lebar
dasar B = 10 m. Kedalaman air normal yn
= 2,71 m dan kedalaman air di batas hilir
adalah 4,87 m. Kemiringan saluran Io =
0,0005. Koefisien kekasaran Chezy C =
50 m2/d. Koefisien Coriolis a = 1,11 dan
percepatan gravitasi g = 9,81 m/d2. Hitung
profil muka air dengan metode integrasi
grafis.
Penyelesaian
Menghitung debit aliran
Luas tampang basah: A = 10 x 2,71 = 27,1 m2
Keliling basah: P = 10 + 2x2,71 = 15,42 m
Jari-jari hidraulis: R=A/P = 1,76 m
Menghitung profil muka air


 

2
1
2
1
2
1
)
(
y
y
y
y
x
x
dy
dy
dx
dy
y
f
dx
Debit aliran: Q=AC√(RI) = 27,1 x 50 √(1,76 x 0,0005) = 40,2 m3/d
f
f I
I
A
I
I
gA
T
Q
y
f









0
3
2
0
3
2
81
,
9
10
2
,
40
11
,
1
1
1
)
(
a
f
I
A
y
f



0005
,
0
5
,
1828
1
)
(
3
Dimana nilai If dapat dihitung dengan rumus Chezy:
Q = A C R1/2 If
1/2
atau
 
2
2
2
2
2
2
2
6464
,
0
50
2
,
40
RA
RA
C
RA
Q
I f 


………………………. (1)
Hitungan selanjutnya berdasarkan persamaan (1), dilakukan
dengan menggunakan tabel di bawah.
Profil y B A P R If f(y)
(m) (m) (m2
) (m) (m)
0 2,71 10 27,1 15,42 1,757 0,000501 ∞
I 3,00 10 30,0 16,00 1,875 0,000383 7972
II 3,50 10 35,0 17,00 2,059 0,000256 3928
III 4,00 10 40,0 18,00 2,222 0,000182 3053
IV 4,50 10 45,0 19,00 2,368 0,000135 2683
V 4,87 10 48,7 19,74 2,467 0,000110 2527
Tabel Hitungan profil muka air dengan metode integrasi grafis
Nilai y pada kolom kedua dari tabel tersebut ditentukan secara
sembarang kecuali nilai pada batas hulu dan hilir yang telah diketahui.
7972
2527
2683
3053
3928
y
f(y)
2,71 3,0 3,5 4,0 4,5 4,87
0 I II III IV V
x0 - x1 = x01 = ( ∞ + 7972 ) ∙ 0,29/2 = ∞
x1 – x2 = x12 = (7972 + 3928 ) ∙ 0,50/2 = ….. m
x2 – x3 = x23 = (3928 + 3053) ∙ 0,50/2 = ….. m
x3 – x4 = x34 = (3053 + 2683 ) ∙ 0,50/2 = …… m
x4 – x5 = x45 = (2683 + 2527 ) ∙ 0,37/2 = ……. m
xmax – x4 = ….. m
xmax – x3 = ….. m
xmax – x2 = ….. m
xmax – x1 = …... m
xmax – x0 = ∞
Jarak kumulatif:
1
2
3
4
5
y5=4,87
M1
GKN
yn=2,71 y1=3,0
y2=3,5
y3=4,0
y4=4,5
x1
x3
x4
xmax
x2
Profil muka air hasil hitungan dengan metode integrasi grafis
Metode Langkah Langsung
(Direct Step Method)
• Metode langkah langsung dilakukan dengan
membagi saluran menjadi sejumlah pias dengan
panjang x. Mulai dari ujung batas hilir di mana
karakteristik hidraulis di tampang tersebut
diketahui, dihitung kedalaman air pada tampang
di sebelah hulu. Prosedur hitungan tersebut
diteruskan untuk tampang di hulu berikutnya,
sampai akhirnya didapat kedalaman air di
sepanjang saluran. Ketelitian tergantung
panjang pias, semakin kecil x semakin teliti
hasil yang diperoleh.
g
V
2
2
1
y1
g
V
2
2
2
y2
hf = If ∆x
∆z = Io ∆x
∆x
f
h
g
V
y
z
g
V
y
z 





2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
Persamaan energi
(Persamaan Bernoulli)
Mengingat:
z1 – z2 = Io ∆x
hf = If ∆x
dan
maka:
f
h
g
V
y
z
g
V
y
z 





2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
x
I
g
V
y
g
V
y
x
I f
o 






2
2
2
2
2
2
1
1
f
o I
I
g
V
y
g
V
y
x






















2
2
2
1
1
2
2
2
f
o
s
s
I
I
E
E
x



 1
2
atau
f
o
s
s
I
I
E
E
x



 1
2
Dengan mengetahui karakteristik aliran dan
kekasaran pada satu tampang maka kecepatan dan
kedalaman aliran di tampang yang lain dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan di atas.
Kemiringan garis energi If adalah nilai rerata di
tampang 1 dan 2, yang dapat didasarkan pada
persamaan Manning atau Chezy. Apabila
karakteristik aliran di kedua tampang diketahui
maka jarak antara tampang dapat dihitung dengan
rumus di atas.
Contoh Hitungan
• Suatu saluran segiempat dengan lebar B =
3 m mengalirkan air dengan debit Q = 3
m3/d. Kedalaman air pada suatu titik yang
berdekatan adalah 1,3 m dan 1,2 m.
Apabila koefisien Manning n = 0,018 dan
kemiringan dasar saluran So = 0,0003,
hitung jarak antara kedua tampang
tersebut. (Metode langkah langsung)
Penyelesaian
Karakteristik aliran pada tampang 1.
Luas tampang basah : A1 = 3 x 1,3 = 3,9 m2
Keliling basah : P1 = 3 + 2 x 1,3 = 5,6 m
Jari-jari hidraulis : R = 6
,
5
9
,
3

P
A
= 0,696 m
Tinggi kecepatan :
2
2
2
1
2
2
1
9
,
3
81
,
9
2
3
2
2 



gA
Q
g
V
= 0,03016
Karakteristik aliran pada tampang 2.
Luas tampang basah : A2 = 3 x 1,2 = 3,6 m2
Keliling basah : P1 = 3 + 2 x 1,2 = 5,4 m
Jari-jari hidraulis : R = 4
,
5
6
,
3

P
A
= 0,667 m
Tinggi kecepatan : 2
2
2
2
2
2
2
6
,
3
81
,
9
2
3
2
2 



gA
Q
g
V
= 0,0354
Tampang basah rerata : Ar =
2
6
,
3
9
,
3
2
2
1 

 A
A
= 3,75 m2
Jari-jari hidraulis rerata : Rr = 2
667
,
0
696
,
0
2
2
1 

 R
R
= 0,6815 m
Kemiringan garis energi dihitung dengan rumus Manning
berdasarkan nilai Ar dan Rr
000345757
,
0
6815
,
0
75
,
3
3
018
,
0
3
/
4
2
2
2
3
/
4
2
2
2





r
r
f
R
A
Q
n
S
Jarak antara kedua tampang adalah :
    m
2300
000345757
,
0
0003
,
0
3
,
1
0354
,
0
2
,
1
03016
,
0
2
2
1
2
1
2
2
2




























f
S
S
h
g
V
h
g
V
x
Metode Tahapan Standar
(Standar Step Method)
• Metode ini dikembangkan dari persamaan
energi total dari aliran pada saluran
terbuka.
f
h
g
V
y
z
g
V
y
z 





2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
E1 E2
E1 = E2 + hf
Persamaan energi
(Persamaan Bernoulli)
Prinsip metode standar step
• Dicoba harga y (kedalaman air)
sedemikian hingga memenuhi persamaan:
E1 = E2 + hf
• Jika memenuhi persamaan tersebut maka
telah diselesaikan satu tahap perhitungan.
• Cara tersebut diulangi untuk titik-titik
selanjutnya.
Contoh
• Suatu saluran berbentuk trapesium
dengan kemiringan dinding 1 : 1, lebar
dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran
0,0015. Pemasangan bangunan pintu
pengontrol menyebabkan kenaikan
kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m
pada debit 19,0 m3/d. Jika angka
kekasaran Manning n = 0,017, maka
hitung dan gambarkan profil muka air yang
terjadi.
Penyelesaian
2
1
3
2
0
1
S
R
n
A
Q 
Mencari kedalaman normal dengan Rumus Manning
  2
1
3
2
0
2
1
2
1
)
( S
m
y
b
y
my
b
n
y
my
b
Q
















  2
1
3
2
0015
,
0
1
1
2
3
1
3
017
,
0
1
)
1
3
(
19
2 
















y
y
y
y
y
Melalui metode coba-coba diperoleh y = 1,726 m
Mencari kedalaman air kritis
3
2
3
3
2
)
3
(
81
,
9
)
1
2
3
(
19
)
(
)
2
(
c
c
c
c
c
y
y
y
m
B
g
y
m
B
Q
y








Harga yc didapat dengan cara coba-coba,
diperoleh yc = 0,546 m
y > yn > yc, maka profil aliran adalah M1
Selanjutnya dihitung profil muka air, dimulai dari
kedalaman yang sudah diketahui di hulu titik
kontrol, y = 4,0 m, bergerak ke arah hulu. Pada
titik kontrol ini diberi notasi x = 0.
Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel berikut ini
X Z y A V V 2
/2g E 1 R Sf Sf ΔX hf E 2
(10-4
) (10-4
)
(m) (m) (m) (m2) (m/d) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
- 1 - - 2 - - 3 - - 4 - - 5 - - 6 - - 7 - - 8 - - 9 - - 10 - - 11 - - 12 - - 13 -
0 0,00 4,000 28,000 0,679 0,023 4,023 1,956 0,544
200 0,30 3,706 24,852 0,765 0,030 4,036 1,843 0,747 0,646 200 0,013 4,036
400 0,60 3,416 21,917 0,867 0,038 4,054 1,731 1,045 0,896 200 0,018 4,054
600 0,90 3,130 19,187 0,990 0,050 4,080 1,619 1,491 1,268 200 0,025 4,080
800 1,20 2,851 16,681 1,139 0,066 4,117 1,508 2,169 1,830 200 0,037 4,117
1000 1,50 2,582 14,413 1,318 0,089 4,171 1,399 3,210 2,689 200 0,054 4,171
1200 1,80 2,331 12,427 1,529 0,119 4,250 1,295 4,785 3,997 200 0,080 4,251
1400 2,10 2,110 10,782 1,762 0,158 4,368 1,202 7,020 5,902 200 0,118 4,368
1600 2,40 1,934 9,542 1,991 0,202 4,536 1,127 9,774 8,397 200 0,168 4,536
1800 2,70 1,817 8,752 2,171 0,240 4,757 1,075 12,362 11,068 200 0,221 4,757
2000 3,00 1,758 8,365 2,271 0,263 5,021 1,049 13,987 13,174 200 0,263 5,021
2200 3,30 1,737 8,228 2,309 0,272 5,309 1,040 14,628 14,307 200 0,286 5,307
2250 3,38 1,734 8,209 2,315 0,273 5,382 1,038 14,722 14,675 50 0,073 5,382
Keterangan
Kolom Simbol Keterangan
1 X Lokasi titik di mana kedalaman
airnya dihitung
2 z Elevasi dasar saluran, dihitung
berdasarkan elevasi dasar yang
diketahui (misalnya pada titik
kontrol diambil z1 = 0) dan
kemiringan dasar saluran, S0, z2 =
z1 + S0(X2-X1)
Kolom Simbol Keterangan
3 y Perkiraan kedalaman air
4 A Luas penampang basah yang
dihitung untuk kedalaman y pada
kolom 3
5 V Kecepatan aliran, V=Q/A, di mana
A luas penampang diambil dari
kolom 4
6 V2/2g Tinggi kecepatan
Kolom Simbol Keterangan
7 E1 Total tinggi energi, merupakan
penjumlahan ketinggian dasar
saluran, z, pada kolom 2,
kedalaman air , h, kolom 3, dan
tinggi energi V2/2g, kolom 6, atau
E = z + y + V2/2g
8 R Jari-jari hidrolis untuk kedalaman
air h adalah R=A/P, di mana A
luas penampang basah dari kolom
4, P keliling basah
9 Sf Kemiringan garis energi yang
dihitung dengan persamaan di
bawah tabel ini
Kolom Simbol Keterangan
10 Sf Rata-rata Sf pada kedalaman yang
bersangkutan dan kedalaman
sebelumnya untuk jarak yang
ditentukan
11 ΔX Jarak antara titik yang dihitung
kedalaman airnya dan lokasi yang
telah dihitung kedalaman air
sebelumnya
12 hf Kehilangan tinggi energi
sepanjang ΔX dihitung dari
persamaan, hf = ΔX∙Sf, di mana Sf
diambil dari kolom 10 dan ΔX dari
kolom 11
Kolom Simbol Keterangan
13 E2 Merupakan tinggi energi total, yang
dihitung dari penambahan kehilangan
tinggi energi, hf, dengan tinggi energi
total (E1 di kolom 7) pada perhitungan
sebelumnya. Jika selisih E1 pada kolom
7 dan E2 pada kolom 13 berada pada
kisaran yang dapat diterima, maka
perkiraan kedalaman air y pada kolom 3
merupakan kedalaman air yang dicari
pada titik tersebut, dan perhitungan
dapat dilanjutkan pada titik berikutnya.
Sebaliknya, jika selisih masih jauh,
maka perlu diulang dengan harga y
yang baru.
Kemiringan Garis Energi
3
4
2
2
2
R
A
n
Q
Sf 
R
A
C
Q
Sf 2
2
2

(Manning)
(Chezy)
1
2
3
4
5
y1=4,0 m
y2
hc=0,546
hn=1,726
M1
GKN
GKK
Sketsa profil muka air M1 (pembendungan)
GKN : garis kedalaman normal
GKK : garis kedalaman kritik

More Related Content

What's hot

Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfFitriHariyanti4
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluapVian Andreas
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okkMekanika fluida 2 pertemuan 6 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okkMarfizal Marfizal
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGanisa Elsina Salamena
 

What's hot (20)

Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okkMekanika fluida 2 pertemuan 6 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 6 okk
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
 
Bab 2 hidrostatika
Bab 2 hidrostatikaBab 2 hidrostatika
Bab 2 hidrostatika
 

Similar to PROFIL AL

PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfAliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfArvinJunior
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205silksady
 
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)Yayu Sri Rahayu
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Marfizal Marfizal
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
UMPTN Fisika 2002 regional III Kode 721
UMPTN Fisika 2002 regional  III Kode 721UMPTN Fisika 2002 regional  III Kode 721
UMPTN Fisika 2002 regional III Kode 721SMA Negeri 9 KERINCI
 
Soal dan pembahasan UAM 2016
Soal dan pembahasan UAM  2016Soal dan pembahasan UAM  2016
Soal dan pembahasan UAM 2016Al Frilantika
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2Ilham Wahyudin
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Ilham Wahyudin
 
Solusi ukk fisika xi 2013 2014
Solusi ukk fisika xi 2013 2014Solusi ukk fisika xi 2013 2014
Solusi ukk fisika xi 2013 2014Al Frilantika
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanwong949618676
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
Soal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaSoal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaAn Nur
 
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321SMA Negeri 9 KERINCI
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Marfizal Marfizal
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dAinun Naim
 

Similar to PROFIL AL (20)

PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfAliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
 
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
2010 2011 prediksiunpaket1hslwrkshopclp (1)
 
UMPTN Fisika 1996 Rayon A Kode 25
UMPTN Fisika 1996 Rayon A Kode 25UMPTN Fisika 1996 Rayon A Kode 25
UMPTN Fisika 1996 Rayon A Kode 25
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04Mekanika fluida 1 pertemuan 04
Mekanika fluida 1 pertemuan 04
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
UMPTN Fisika 2002 regional III Kode 721
UMPTN Fisika 2002 regional  III Kode 721UMPTN Fisika 2002 regional  III Kode 721
UMPTN Fisika 2002 regional III Kode 721
 
Fluida XII-IPA
Fluida XII-IPAFluida XII-IPA
Fluida XII-IPA
 
Soal dan pembahasan UAM 2016
Soal dan pembahasan UAM  2016Soal dan pembahasan UAM  2016
Soal dan pembahasan UAM 2016
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 2
 
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
Soal Latihan UN Fisika SMA 2015 - 1
 
Solusi ukk fisika xi 2013 2014
Solusi ukk fisika xi 2013 2014Solusi ukk fisika xi 2013 2014
Solusi ukk fisika xi 2013 2014
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
Soal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaSoal penyisihan-sma
Soal penyisihan-sma
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321
UMPTN Fisika 2002 regional II Kode 321
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

PROFIL AL

  • 1. Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman (Metode Integrasi Numerik, Integrasi Grafis, Langkah Langsung)
  • 2. Persamaan Aliran Berubah Lambat Laun • Kedalaman aliran di sepanjang saluran dapat dihitung dengan menyelesaikan persamaan diferensial untuk aliran berubah lambat laun. 3 2 0 1 gA T Q I I dx dy f    y : kedalaman aliran x : jarak I0 : kemiringan dasar saluran If : kemiringan garis energi Q : debit aliran T : lebar bagian atas saluran g : percepatan gravitasi A : luas tampang saluran
  • 3. Penyelesaian Persamaan • Ada beberapa metode untuk menyelesaikan persamaan di atas, di antaranya: 1. Metode integrasi numerik 2. Metode integrasi grafis 3. Metode langkah langsung (direct step) 4. Metode langkah standar (standar step)
  • 4. Metode Integrasi Numerik Persamaan aliran berubah lambat laun dibawa ke dalam bentuk sbb: 3 2 3 / 4 2 2 2 0 1 gA T Q R A Q n I dx dy    Selanjutnya persamaan tersebut akan diselesaikan secara numerik dan ditulis sbb: 3 2 3 / 4 2 2 2 0 1 gA T Q R A Q n I f    i i i i i x f f y y       2 1 1 dan dengan f = dy/dx
  • 5. Ingat…!!! 3 2 3 / 4 2 2 2 0 1 gA T Q R A Q n I f    i i i i i x f f y y       2 1 1 ……………………..... (a) ……………………..... (b) Lambang I boleh diganti S Lambang y boleh diganti h
  • 6. Langkah-langkah Penyelesaian 1. Berdasarkan nilai yi awal yang diketahui, dihitung nilai fi dari persamaan (a) 2. Pertama kali dianggap fi+1 = fi 3. Hitung nilai yi+1 dari persamaan (b) dengan menggunakan nilai fi+1 yang diperoleh dalam langkah 2 atau nilai fi+1 yang diperoleh dalam langkah 4 4. Hitung nilai baru yi+1 dengan menggunakan nilai fi+1 yang dihitung dari nilai yi+1 dari langkah 3 5. Apabila nilai yi+1 yang diperoleh dalam langkah 3 dan 4 masih berbeda jauh, maka langkah 3 dan 4 diulangi lagi 6. Sesudah nilai yi+1 yang benar diperoleh, dihitung nilai yi+2 yang berjarak x dari yi+1. 7. Prosedur di atas diulangi lagi sampai diperoleh nilai y di sepanjang saluran
  • 7. Contoh hitungan • Suatu saluran lebar dengan tampang segiempat dengan debit tiap satuan lebar 2,5 m3/d/m. Kemiringan dasar saluran 0,001 dan koefisien Manning n = 0,015. Pada suatu titik diketahui kedalaman air adalah 2,75 m. Berapakah kedalaman air pada jarak setiap interval 200 m dari titik tersebut ke arah hulu? Gunakan metode integrasi numerik.
  • 9. 2 1 3 2 2 1 3 2 1 1 S R n Bh S R n A Q n n n n   2 1 3 2 1 S R n h q n n  2 1 ) 001 , 0 ( 015 , 0 1 5 , 2 3 / 5 n h  hn 5/3 = 1,186 → hn = 1,1076 m Kedalaman kritik : m 8605 , 0 81 , 9 5 , 2 3 2 3 2    g q hc Karena hn > hc maka aliran adalah subkritis, dan hitungan profil muka air dilakukan dari hilir ke hulu. Kedalaman normal :
  • 10. Untuk i = 1 : 0009818 , 0 75 , 2 81 , 9 5 , 2 1 75 , 2 5 , 2 015 , 0 001 , 0 3 2 3 / 10 2 2 1                       f Pertama kali dianggap f2 = f1 sehingga dengan persamaan (b) dapat dihitung h2 : 1 2 1 1 2 2 x f f h h     m 5536 , 2 200 2 0009818 , 0 0009818 , 0 75 , 2      Kedalaman air pada jarak 200 m ke arah hulu. i i i i i x f f y y       2 1 1 Untuk aliran subkritis Δx bernilai negatif
  • 11. Dihitung kemiringan profil muka air di titik i = 2 : 0009755 , 0 5536 , 2 81 , 9 5 , 2 1 5536 , 2 5 , 2 015 , 0 001 , 0 3 2 3 / 10 2 2 2                       f Kedalaman air di titik i = 2 dengan memperhitungkan kemiringan profil muka air di titik 1 dan 2, yaitu f1 dan f2, adalah : m 5543 , 2 200 2 0009755 , 0 0009818 , 0 75 , 2 2      h
  • 12. Kemiringan profil muka air di titik i = 2, yaitu f2, dihitung berdasarkan kedalaman h2, yaitu : 0009756 , 0 5543 , 2 81 , 9 5 , 2 1 5543 , 2 5 , 2 015 , 0 001 , 0 3 2 3 / 10 2 2 2                       f h3 = h2 – f2∆x2 = 2,5543 – 0,0009756 x 200 = 2,3592 m Kemiringan profil muka air di titik i = 3 : 0009664 , 0 3592 , 2 81 , 9 5 , 2 1 3592 , 2 5 , 2 015 , 0 001 , 0 3 2 3 / 10 2 2 3                       f Kedalaman air pada jarak 400 m ke arah hulu.
  • 13. 2 3 2 2 3 2 x f f h h     m 3601 , 2 200 2 0009664 , 0 0009756 , 0 5543 , 2      Hitungan selanjutnya dikerjakan dengan langkah yang sama dan hasilnya diberikan dalam tabel dan gambar berikut ini.
  • 14. Titik i xi+1 – xi (m) Jarak kumulatif (m) hi (m) 1 0 2.7500 200 2 200 2.5543 200 3 400 2.3601 200 4 600 2.1681 200 5 800 1.9796 200 6 1000 1.7966 200 7 1200 1.6223 200 8 1400 1.4625 200 9 1600 1.3268 200 10 1800 1.2268 200 11 2000 1.1673 Tabel hasil hitungan profil muka air.
  • 15. 1 2 3 4 5 y1=2,75 y2 hc=0,86 hn=1,1 M1 GKN GKK Sketsa profil muka air M1 (pembendungan) GKN : garis kedalaman normal GKK : garis kedalaman kritik
  • 16. Metode Integrasi Grafis 3 2 0 1 gA T Q I I dx dy f    Persamaan semula Ditulis menjadi: f I I gA T Q dy dx    0 3 2 1 Ruas kanan persamaan di atas hanya merupakan fungsi dari y untuk bentuk saluran tertentu, sehingga dapat ditulis sebagai f (y) dan dapat ditulis menjadi: dx = f(y) dy ………………………. (a) ………………………. (b)
  • 18. Dari gambar di atas • Dipandang suatu pias saluran yang dibatasi dua tampang lintang yang berjarak x1 dan x2 dari titik O yang mempunyai kedalaman y1 dan y2.      2 1 2 1 2 1 ) ( y y y y x x dy dy dx dy y f dx x = x2 – x1 Dengan menggunakan persamaan (b) untuk setiap nilai y dapat dihitung nilai dx/dy dan selanjutnya dapat digambar grafik hubungan antara dx/dy dan y seperti terlihat dalam gambar. Nilai x adalah sama dengan luasan yang diarsir. Dengan menghitung luasan tersebut maka dapat diperoleh nilai x. …………. (c)
  • 19. Contoh Hitungan • Suatu saluran segiempat dengan lebar dasar B = 10 m. Kedalaman air normal yn = 2,71 m dan kedalaman air di batas hilir adalah 4,87 m. Kemiringan saluran Io = 0,0005. Koefisien kekasaran Chezy C = 50 m2/d. Koefisien Coriolis a = 1,11 dan percepatan gravitasi g = 9,81 m/d2. Hitung profil muka air dengan metode integrasi grafis.
  • 20. Penyelesaian Menghitung debit aliran Luas tampang basah: A = 10 x 2,71 = 27,1 m2 Keliling basah: P = 10 + 2x2,71 = 15,42 m Jari-jari hidraulis: R=A/P = 1,76 m Menghitung profil muka air      2 1 2 1 2 1 ) ( y y y y x x dy dy dx dy y f dx Debit aliran: Q=AC√(RI) = 27,1 x 50 √(1,76 x 0,0005) = 40,2 m3/d
  • 21. f f I I A I I gA T Q y f          0 3 2 0 3 2 81 , 9 10 2 , 40 11 , 1 1 1 ) ( a f I A y f    0005 , 0 5 , 1828 1 ) ( 3 Dimana nilai If dapat dihitung dengan rumus Chezy: Q = A C R1/2 If 1/2 atau   2 2 2 2 2 2 2 6464 , 0 50 2 , 40 RA RA C RA Q I f    ………………………. (1) Hitungan selanjutnya berdasarkan persamaan (1), dilakukan dengan menggunakan tabel di bawah.
  • 22. Profil y B A P R If f(y) (m) (m) (m2 ) (m) (m) 0 2,71 10 27,1 15,42 1,757 0,000501 ∞ I 3,00 10 30,0 16,00 1,875 0,000383 7972 II 3,50 10 35,0 17,00 2,059 0,000256 3928 III 4,00 10 40,0 18,00 2,222 0,000182 3053 IV 4,50 10 45,0 19,00 2,368 0,000135 2683 V 4,87 10 48,7 19,74 2,467 0,000110 2527 Tabel Hitungan profil muka air dengan metode integrasi grafis Nilai y pada kolom kedua dari tabel tersebut ditentukan secara sembarang kecuali nilai pada batas hulu dan hilir yang telah diketahui.
  • 23. 7972 2527 2683 3053 3928 y f(y) 2,71 3,0 3,5 4,0 4,5 4,87 0 I II III IV V
  • 24. x0 - x1 = x01 = ( ∞ + 7972 ) ∙ 0,29/2 = ∞ x1 – x2 = x12 = (7972 + 3928 ) ∙ 0,50/2 = ….. m x2 – x3 = x23 = (3928 + 3053) ∙ 0,50/2 = ….. m x3 – x4 = x34 = (3053 + 2683 ) ∙ 0,50/2 = …… m x4 – x5 = x45 = (2683 + 2527 ) ∙ 0,37/2 = ……. m xmax – x4 = ….. m xmax – x3 = ….. m xmax – x2 = ….. m xmax – x1 = …... m xmax – x0 = ∞ Jarak kumulatif:
  • 26. Metode Langkah Langsung (Direct Step Method) • Metode langkah langsung dilakukan dengan membagi saluran menjadi sejumlah pias dengan panjang x. Mulai dari ujung batas hilir di mana karakteristik hidraulis di tampang tersebut diketahui, dihitung kedalaman air pada tampang di sebelah hulu. Prosedur hitungan tersebut diteruskan untuk tampang di hulu berikutnya, sampai akhirnya didapat kedalaman air di sepanjang saluran. Ketelitian tergantung panjang pias, semakin kecil x semakin teliti hasil yang diperoleh.
  • 27. g V 2 2 1 y1 g V 2 2 2 y2 hf = If ∆x ∆z = Io ∆x ∆x f h g V y z g V y z       2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 Persamaan energi (Persamaan Bernoulli)
  • 28. Mengingat: z1 – z2 = Io ∆x hf = If ∆x dan maka: f h g V y z g V y z       2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 x I g V y g V y x I f o        2 2 2 2 2 2 1 1 f o I I g V y g V y x                       2 2 2 1 1 2 2 2 f o s s I I E E x     1 2 atau
  • 29. f o s s I I E E x     1 2 Dengan mengetahui karakteristik aliran dan kekasaran pada satu tampang maka kecepatan dan kedalaman aliran di tampang yang lain dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di atas. Kemiringan garis energi If adalah nilai rerata di tampang 1 dan 2, yang dapat didasarkan pada persamaan Manning atau Chezy. Apabila karakteristik aliran di kedua tampang diketahui maka jarak antara tampang dapat dihitung dengan rumus di atas.
  • 30. Contoh Hitungan • Suatu saluran segiempat dengan lebar B = 3 m mengalirkan air dengan debit Q = 3 m3/d. Kedalaman air pada suatu titik yang berdekatan adalah 1,3 m dan 1,2 m. Apabila koefisien Manning n = 0,018 dan kemiringan dasar saluran So = 0,0003, hitung jarak antara kedua tampang tersebut. (Metode langkah langsung)
  • 31. Penyelesaian Karakteristik aliran pada tampang 1. Luas tampang basah : A1 = 3 x 1,3 = 3,9 m2 Keliling basah : P1 = 3 + 2 x 1,3 = 5,6 m Jari-jari hidraulis : R = 6 , 5 9 , 3  P A = 0,696 m Tinggi kecepatan : 2 2 2 1 2 2 1 9 , 3 81 , 9 2 3 2 2     gA Q g V = 0,03016
  • 32. Karakteristik aliran pada tampang 2. Luas tampang basah : A2 = 3 x 1,2 = 3,6 m2 Keliling basah : P1 = 3 + 2 x 1,2 = 5,4 m Jari-jari hidraulis : R = 4 , 5 6 , 3  P A = 0,667 m Tinggi kecepatan : 2 2 2 2 2 2 2 6 , 3 81 , 9 2 3 2 2     gA Q g V = 0,0354 Tampang basah rerata : Ar = 2 6 , 3 9 , 3 2 2 1    A A = 3,75 m2 Jari-jari hidraulis rerata : Rr = 2 667 , 0 696 , 0 2 2 1    R R = 0,6815 m Kemiringan garis energi dihitung dengan rumus Manning berdasarkan nilai Ar dan Rr
  • 33. 000345757 , 0 6815 , 0 75 , 3 3 018 , 0 3 / 4 2 2 2 3 / 4 2 2 2      r r f R A Q n S Jarak antara kedua tampang adalah :     m 2300 000345757 , 0 0003 , 0 3 , 1 0354 , 0 2 , 1 03016 , 0 2 2 1 2 1 2 2 2                             f S S h g V h g V x
  • 34. Metode Tahapan Standar (Standar Step Method) • Metode ini dikembangkan dari persamaan energi total dari aliran pada saluran terbuka. f h g V y z g V y z       2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 E1 E2 E1 = E2 + hf Persamaan energi (Persamaan Bernoulli)
  • 35. Prinsip metode standar step • Dicoba harga y (kedalaman air) sedemikian hingga memenuhi persamaan: E1 = E2 + hf • Jika memenuhi persamaan tersebut maka telah diselesaikan satu tahap perhitungan. • Cara tersebut diulangi untuk titik-titik selanjutnya.
  • 36. Contoh • Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding 1 : 1, lebar dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran 0,0015. Pemasangan bangunan pintu pengontrol menyebabkan kenaikan kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m pada debit 19,0 m3/d. Jika angka kekasaran Manning n = 0,017, maka hitung dan gambarkan profil muka air yang terjadi.
  • 37. Penyelesaian 2 1 3 2 0 1 S R n A Q  Mencari kedalaman normal dengan Rumus Manning   2 1 3 2 0 2 1 2 1 ) ( S m y b y my b n y my b Q                   2 1 3 2 0015 , 0 1 1 2 3 1 3 017 , 0 1 ) 1 3 ( 19 2                  y y y y y Melalui metode coba-coba diperoleh y = 1,726 m
  • 38. Mencari kedalaman air kritis 3 2 3 3 2 ) 3 ( 81 , 9 ) 1 2 3 ( 19 ) ( ) 2 ( c c c c c y y y m B g y m B Q y         Harga yc didapat dengan cara coba-coba, diperoleh yc = 0,546 m y > yn > yc, maka profil aliran adalah M1 Selanjutnya dihitung profil muka air, dimulai dari kedalaman yang sudah diketahui di hulu titik kontrol, y = 4,0 m, bergerak ke arah hulu. Pada titik kontrol ini diberi notasi x = 0.
  • 39. Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel berikut ini X Z y A V V 2 /2g E 1 R Sf Sf ΔX hf E 2 (10-4 ) (10-4 ) (m) (m) (m) (m2) (m/d) (m) (m) (m) (m) (m) (m) - 1 - - 2 - - 3 - - 4 - - 5 - - 6 - - 7 - - 8 - - 9 - - 10 - - 11 - - 12 - - 13 - 0 0,00 4,000 28,000 0,679 0,023 4,023 1,956 0,544 200 0,30 3,706 24,852 0,765 0,030 4,036 1,843 0,747 0,646 200 0,013 4,036 400 0,60 3,416 21,917 0,867 0,038 4,054 1,731 1,045 0,896 200 0,018 4,054 600 0,90 3,130 19,187 0,990 0,050 4,080 1,619 1,491 1,268 200 0,025 4,080 800 1,20 2,851 16,681 1,139 0,066 4,117 1,508 2,169 1,830 200 0,037 4,117 1000 1,50 2,582 14,413 1,318 0,089 4,171 1,399 3,210 2,689 200 0,054 4,171 1200 1,80 2,331 12,427 1,529 0,119 4,250 1,295 4,785 3,997 200 0,080 4,251 1400 2,10 2,110 10,782 1,762 0,158 4,368 1,202 7,020 5,902 200 0,118 4,368 1600 2,40 1,934 9,542 1,991 0,202 4,536 1,127 9,774 8,397 200 0,168 4,536 1800 2,70 1,817 8,752 2,171 0,240 4,757 1,075 12,362 11,068 200 0,221 4,757 2000 3,00 1,758 8,365 2,271 0,263 5,021 1,049 13,987 13,174 200 0,263 5,021 2200 3,30 1,737 8,228 2,309 0,272 5,309 1,040 14,628 14,307 200 0,286 5,307 2250 3,38 1,734 8,209 2,315 0,273 5,382 1,038 14,722 14,675 50 0,073 5,382
  • 40. Keterangan Kolom Simbol Keterangan 1 X Lokasi titik di mana kedalaman airnya dihitung 2 z Elevasi dasar saluran, dihitung berdasarkan elevasi dasar yang diketahui (misalnya pada titik kontrol diambil z1 = 0) dan kemiringan dasar saluran, S0, z2 = z1 + S0(X2-X1)
  • 41. Kolom Simbol Keterangan 3 y Perkiraan kedalaman air 4 A Luas penampang basah yang dihitung untuk kedalaman y pada kolom 3 5 V Kecepatan aliran, V=Q/A, di mana A luas penampang diambil dari kolom 4 6 V2/2g Tinggi kecepatan
  • 42. Kolom Simbol Keterangan 7 E1 Total tinggi energi, merupakan penjumlahan ketinggian dasar saluran, z, pada kolom 2, kedalaman air , h, kolom 3, dan tinggi energi V2/2g, kolom 6, atau E = z + y + V2/2g 8 R Jari-jari hidrolis untuk kedalaman air h adalah R=A/P, di mana A luas penampang basah dari kolom 4, P keliling basah 9 Sf Kemiringan garis energi yang dihitung dengan persamaan di bawah tabel ini
  • 43. Kolom Simbol Keterangan 10 Sf Rata-rata Sf pada kedalaman yang bersangkutan dan kedalaman sebelumnya untuk jarak yang ditentukan 11 ΔX Jarak antara titik yang dihitung kedalaman airnya dan lokasi yang telah dihitung kedalaman air sebelumnya 12 hf Kehilangan tinggi energi sepanjang ΔX dihitung dari persamaan, hf = ΔX∙Sf, di mana Sf diambil dari kolom 10 dan ΔX dari kolom 11
  • 44. Kolom Simbol Keterangan 13 E2 Merupakan tinggi energi total, yang dihitung dari penambahan kehilangan tinggi energi, hf, dengan tinggi energi total (E1 di kolom 7) pada perhitungan sebelumnya. Jika selisih E1 pada kolom 7 dan E2 pada kolom 13 berada pada kisaran yang dapat diterima, maka perkiraan kedalaman air y pada kolom 3 merupakan kedalaman air yang dicari pada titik tersebut, dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik berikutnya. Sebaliknya, jika selisih masih jauh, maka perlu diulang dengan harga y yang baru.
  • 45. Kemiringan Garis Energi 3 4 2 2 2 R A n Q Sf  R A C Q Sf 2 2 2  (Manning) (Chezy)
  • 46. 1 2 3 4 5 y1=4,0 m y2 hc=0,546 hn=1,726 M1 GKN GKK Sketsa profil muka air M1 (pembendungan) GKN : garis kedalaman normal GKK : garis kedalaman kritik