SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
SNI 03-3527-1994
1
Mutu dan Ukuran kayu bangunan
1. Ruang lingkup
Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat
pengemasan, dan syarat penendaan kayu bangunan.
2. Definisi
Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan
kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
3. Istilah
3.1 Kekuatan kayu adalah ketahanan kayu terhadap pembebanan-pembebanan
3.2 Ratio kekuatan adalah perbandingan kekuatan kayu yang mengandung
cacat dengan kekuatan kayu tanpa cacat.
3.3 Keawetan kayu adalah lamanya waktu/umum pemakaian kayu didasarkan
atas ketahanan terhadap pengaruh cuaca, kelembaban udara, air, jamur,
rayap serta serangga-serangga lainnya.
3.4 Lebar kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukur
tegak lurus panjang batang.
3.5 Tebal kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukir
tegak lurus panjang batang.
3.6 Balok kayu adalah balok dari bahan kayu, dengan penampang lintang
berbentuk segi empat siku-siku.
3.7 Papan adalah kayu gergajian yang mempunyai ukuran tebal 2-4 cm dan
lebar 10-30 cm.
3.8 Kaso adalah kayu gergajian untuk bahan bangunan yang biasanya
berukuran 4 cm x 6 cm, 5 cm x 7 cm dan 4 cm x 8 cm.
3.9 Reng adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk bangunan yang
biasanya berukuran 2 cm x 3 cm dan 3 cm x 4 cm dengan panjang nominal
1,00 atau lebih.
3.10 Lis adalah kayu gergajian yang biasanya lebarnya kurang dari 10 cm dan
tebalnya kurang dari setengahnya.
3.11 Jalusi adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk penutup kubaan
yang berfungsi sebagai ventilasi.
3.12 Bingkai adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk rangka pintu atau
jendela.
3.13 Kayu sehat adalah yang bebas dari pembusukan.
3.14 Cacat adalah setiap kelainan yang terjadi/terdapat pada kayu yang dapat
mempengaruhi mutu/ kwalitas kayu.
SNI 03-3527-1994
2
3.15 Pinggul (wamo, wanulak) adalah cacat pada kayu sedemikian rupa
sehingga sudut-sudut pada penampang tegak kayu menjadi tidak lagi
berbentuk empat persegi panjang.
3.16 Serat miring adalah cacat kayu dimana arah serat yang berada pada sisi
lebar mengarah kepada sisi tebalnya, atau sebaliknya.
3.17 Mata kayu adalah cacat pada kayu yang disebabkan oleh adanya bekas
pertumbuhan cabang pada batangnya.
3.18 Lubang penggerak adalah lubang-lubang yang terdapat pada kayu yang
disebabkan oleh serangga.
3.19 Retak adalah celah-celah kecil antara serat pada badan atau bontos kayu,
yang pada umumnya dapat berkembang menjadi pecah-pecah.
3.20 Lengkung adalah perubahan bentuk kayu berupa pelengkungan menurut
sumbu memanjang.
3.21 Muntir/menggeliat (twist) adalah perubahan bentuk kayu yang berupa
putaran pada penampang tegaknya, sehingga semua bidang sisi tegaknya
menjadi tidak rata.
3.22 Mata kayu sehat adalah mata kayu yang bebas dari pembusukkan.
3.23 Gubal adalah bagian terluar dari kayu bulat yang berbatasan dengan kulit.
Pada pohon yang masih hidup bagian ini terdiri dari sel-sel yang hidup dan
berisi bahan-bahan makanan cadangan, biasanya warnanya lebih muda
dari kayu terasnya.
3.24 Mencawan adalah perubahan bentuk kayu berupa perlengkungan menurut
sumbu lebarnya.
3.25 Pecah tertutup adalah terpisahnya serat kayu pada arah memanjang yang
menembus pada muka tebal dari sekeping kayu gergajian.
3.26 Perubahan warna adalah perubahan warna dari warna aslinya yang
umumnya disebabkan oleh jamur.
3.27 Urat kapur/getah adalah saluran/rongga yang terdapat pada kayu yang
biasanya berisi resin atau damar/getah/kapur.
4. Penggolongan
Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu:
4.1 Kayu bangunan struktural
Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural bangunan dan
penggunaannya memerlukan perhitungan beban
4.2 Kayu bangunan non-struktural
Ialah kayu bangunan yang digunakan dalam begian bangunan, yang
penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.
SNI 03-3527-1994
3
4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain
Ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan butir 4.1;
dan 4.2; tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan
bangunan penolong ataupun bangunan sementara.
5. Syarat mutu
5.1Persyaratan berdasarkan cacat visual
Cacat maksimum yang diperkenankan untuk kayu bangunan sesuai tabel 1.
Tabel 1
Cacat maksimum yang diperkenankan untuk kayu bangunan
SNI 03-3527-1994
4
5.2Kekuatan
Kekuatan kayu bangunan dalam keadaan kering udara sesuai tabel 2
Tabel 2
Kekuatan kayu
5.3Ratio kekuatan kayu bangunan
Nilai ratio kekuatan kayu bangunan sesuai dengan tabel 3.
Tabel 3
Ratio kekuatan kayu bangunan
SNI 03-3527-1994
5
5.4Nilai tegangan dasar kayu bengunan tanpa cacat
5.4.1 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan basah
(kadar air > 20%) sesuai dengan tabel 4.
Tabel 4
Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat
Dalam keadaan basah
5.4.2 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan kering
(kadar air 20%) sesuai tabel 5.
Tabel 5
Nilai tegangan dasar kayu bangunan
Tanpa cacat dalam keadaan kering
5.5Ukuran toleransi kayu bangunan
5.5.1 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan untuk semua jenis
pemakaian harus sesuai tabel 6.
SNI 03-3527-1994
6
Tabel 6
Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan
Untuk semua jenis pemakaian
5.5.2 Ukuran lebar tebal nominal kayu bangunan untuk penggunaan pada
bangunan rumah dan gedung harus sesuai tabel 7.
SNI 03-3527-1994
7
Tabel 7
Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan
Untuk penggunaan pada bangunan rumah dan gedung
SNI 03-3527-1994
8
5.5.3 Ukuran panjang nominal kayu bangunan adalah:
- 100 cm
- 150cm
- 200 cm
- 250 cm
- 300 cm
- 350 cm
- 400 cm
- 450 cm
- 500 cm
- 550 cm
- 600 cm
5.5.4 Toleransi
Toleransi lebar dari tebal ditetapkan -0 dan + 5%.
Toleransi panjang ditetapkan -0 dan + 10 cm.
5.6Keawetan kayu
Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri yang berbeda menurut
jenisnya. Pedoman untuk menentukan kelas keawetan kayu dapat dilihat pada
tabel 8.
SNI 03-3527-1994
9
Tabel8
Kelaskeawetankayu
SNI 03-3527-1994
10
6. Syarat pengemasan
Kayu bangunan yang telah diseleksi klasifikasi dan mutunya dalat dikemas
dengan menggunakan ban pengikat dengan batas maksimum 20 buah perikatan,
ban pengikat ditempatkan ½ m dari kedua ujung dan tengah-tengah panjang
kayu.
7. Syarat penandaan
Kayu bangunan yang telah dikemas sesuai butir 6 harus diberikan penandaan
sebagai berikut:
- Ukuran tebal, lebar danpanjang
- Klasifikasi
- Mutu
- Jumlah potongan dalam kemasan
- Identitas/nama perusahaan

More Related Content

What's hot

Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi  Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
RWibisono
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
Arnas Aidil
 
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
HerLiana Sidabutar
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
franst
 

What's hot (20)

Penutup Atap (Materi: Bahan Bangunan)
Penutup Atap (Materi: Bahan Bangunan)Penutup Atap (Materi: Bahan Bangunan)
Penutup Atap (Materi: Bahan Bangunan)
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi  Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
Spesifikasi aspal berdasarkan penetrasi
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
Sni kayu-2002
Sni kayu-2002Sni kayu-2002
Sni kayu-2002
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Menggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayuMenggambar sambungan kayu
Menggambar sambungan kayu
 
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
Contoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayuContoh soal struktur_kayu
Contoh soal struktur_kayu
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
 
Desain perkerasan jalan raya lentur dan kaku kelompok 5 Universitas Sebelas M...
Desain perkerasan jalan raya lentur dan kaku kelompok 5 Universitas Sebelas M...Desain perkerasan jalan raya lentur dan kaku kelompok 5 Universitas Sebelas M...
Desain perkerasan jalan raya lentur dan kaku kelompok 5 Universitas Sebelas M...
 
Kayu kelas II
Kayu kelas IIKayu kelas II
Kayu kelas II
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Ilmu Ukur Tanah - Pengukuran Polar
Ilmu Ukur Tanah - Pengukuran PolarIlmu Ukur Tanah - Pengukuran Polar
Ilmu Ukur Tanah - Pengukuran Polar
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton)
 
Perkerasan berbutir
Perkerasan berbutirPerkerasan berbutir
Perkerasan berbutir
 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 

Similar to Sni 03 3527-1994

604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
Alen Pepa
 
Proposal tugas akhir tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
Proposal tugas akhir   tinjauan kuat lentur balok komposit kayu betonProposal tugas akhir   tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
Proposal tugas akhir tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
Paul Alves
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayu
doloksanggul
 

Similar to Sni 03 3527-1994 (20)

604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
604cd429c80ddec6c1cd2642d5bba73b
 
Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
 
Proposal tugas akhir tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
Proposal tugas akhir   tinjauan kuat lentur balok komposit kayu betonProposal tugas akhir   tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
Proposal tugas akhir tinjauan kuat lentur balok komposit kayu beton
 
KHB TING 1 - Bab 2 (2) Jenis Bahan Dan Pengikat
KHB TING 1 - Bab 2 (2) Jenis Bahan Dan PengikatKHB TING 1 - Bab 2 (2) Jenis Bahan Dan Pengikat
KHB TING 1 - Bab 2 (2) Jenis Bahan Dan Pengikat
 
Konstruksi kayu
Konstruksi kayuKonstruksi kayu
Konstruksi kayu
 
Kayu lapis 2
Kayu lapis 2Kayu lapis 2
Kayu lapis 2
 
cupdf.com_2-penyambungan-kemasan-kayu.ppt
cupdf.com_2-penyambungan-kemasan-kayu.pptcupdf.com_2-penyambungan-kemasan-kayu.ppt
cupdf.com_2-penyambungan-kemasan-kayu.ppt
 
Jenis2 penyambungan kayu.ppt
Jenis2 penyambungan kayu.pptJenis2 penyambungan kayu.ppt
Jenis2 penyambungan kayu.ppt
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Modul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayuModul bahan bangunan kayu
Modul bahan bangunan kayu
 
Pembuatan kayu lapis
Pembuatan kayu lapisPembuatan kayu lapis
Pembuatan kayu lapis
 
Bahan bangunan
Bahan bangunanBahan bangunan
Bahan bangunan
 
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayuPertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptxpertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
 
KAYU
KAYUKAYU
KAYU
 
Pengertian Kayu
Pengertian KayuPengertian Kayu
Pengertian Kayu
 
VINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPISVINEER DAN KAYU LAPIS
VINEER DAN KAYU LAPIS
 
panduan praktikum phhk_221021_182542.pdf
panduan praktikum phhk_221021_182542.pdfpanduan praktikum phhk_221021_182542.pdf
panduan praktikum phhk_221021_182542.pdf
 

More from Ronny wisanggeni

Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor   ptSupreme multi pair kabel telephone indoor   pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
Ronny wisanggeni
 

More from Ronny wisanggeni (19)

Sni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulangSni 7394-2008 hit beton tulang
Sni 7394-2008 hit beton tulang
 
Outdoor spotlight series
Outdoor spotlight seriesOutdoor spotlight series
Outdoor spotlight series
 
Pompa teco
Pompa tecoPompa teco
Pompa teco
 
Piping
PipingPiping
Piping
 
Aplikasi excel-2007-dalam-bidang-teknik-mesin
Aplikasi excel-2007-dalam-bidang-teknik-mesinAplikasi excel-2007-dalam-bidang-teknik-mesin
Aplikasi excel-2007-dalam-bidang-teknik-mesin
 
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylicAnalisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
 
Dasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pabDasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pab
 
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipaBab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
Bab 04-aliran-fluida-dalam-pipa
 
Outdoor wall lamp series
Outdoor wall lamp seriesOutdoor wall lamp series
Outdoor wall lamp series
 
Pool light series
Pool light seriesPool light series
Pool light series
 
Fatro catalog downlight halogen series
Fatro catalog downlight halogen seriesFatro catalog downlight halogen series
Fatro catalog downlight halogen series
 
Downlight series
Downlight seriesDownlight series
Downlight series
 
Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor   ptSupreme multi pair kabel telephone indoor   pt
Supreme multi pair kabel telephone indoor pt
 
Ceiling lamp series
Ceiling lamp seriesCeiling lamp series
Ceiling lamp series
 
Led series
Led seriesLed series
Led series
 
Bangunan cara menghitung b.o
Bangunan  cara menghitung b.oBangunan  cara menghitung b.o
Bangunan cara menghitung b.o
 
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasiPekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasi
 
1964 chapter viii
1964 chapter viii1964 chapter viii
1964 chapter viii
 
Analisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasaAnalisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasa
 

Recently uploaded

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 

Recently uploaded (20)

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 

Sni 03 3527-1994

  • 1. SNI 03-3527-1994 1 Mutu dan Ukuran kayu bangunan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat pengemasan, dan syarat penendaan kayu bangunan. 2. Definisi Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan penggunaannya. 3. Istilah 3.1 Kekuatan kayu adalah ketahanan kayu terhadap pembebanan-pembebanan 3.2 Ratio kekuatan adalah perbandingan kekuatan kayu yang mengandung cacat dengan kekuatan kayu tanpa cacat. 3.3 Keawetan kayu adalah lamanya waktu/umum pemakaian kayu didasarkan atas ketahanan terhadap pengaruh cuaca, kelembaban udara, air, jamur, rayap serta serangga-serangga lainnya. 3.4 Lebar kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukur tegak lurus panjang batang. 3.5 Tebal kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukir tegak lurus panjang batang. 3.6 Balok kayu adalah balok dari bahan kayu, dengan penampang lintang berbentuk segi empat siku-siku. 3.7 Papan adalah kayu gergajian yang mempunyai ukuran tebal 2-4 cm dan lebar 10-30 cm. 3.8 Kaso adalah kayu gergajian untuk bahan bangunan yang biasanya berukuran 4 cm x 6 cm, 5 cm x 7 cm dan 4 cm x 8 cm. 3.9 Reng adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk bangunan yang biasanya berukuran 2 cm x 3 cm dan 3 cm x 4 cm dengan panjang nominal 1,00 atau lebih. 3.10 Lis adalah kayu gergajian yang biasanya lebarnya kurang dari 10 cm dan tebalnya kurang dari setengahnya. 3.11 Jalusi adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk penutup kubaan yang berfungsi sebagai ventilasi. 3.12 Bingkai adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk rangka pintu atau jendela. 3.13 Kayu sehat adalah yang bebas dari pembusukan. 3.14 Cacat adalah setiap kelainan yang terjadi/terdapat pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu/ kwalitas kayu.
  • 2. SNI 03-3527-1994 2 3.15 Pinggul (wamo, wanulak) adalah cacat pada kayu sedemikian rupa sehingga sudut-sudut pada penampang tegak kayu menjadi tidak lagi berbentuk empat persegi panjang. 3.16 Serat miring adalah cacat kayu dimana arah serat yang berada pada sisi lebar mengarah kepada sisi tebalnya, atau sebaliknya. 3.17 Mata kayu adalah cacat pada kayu yang disebabkan oleh adanya bekas pertumbuhan cabang pada batangnya. 3.18 Lubang penggerak adalah lubang-lubang yang terdapat pada kayu yang disebabkan oleh serangga. 3.19 Retak adalah celah-celah kecil antara serat pada badan atau bontos kayu, yang pada umumnya dapat berkembang menjadi pecah-pecah. 3.20 Lengkung adalah perubahan bentuk kayu berupa pelengkungan menurut sumbu memanjang. 3.21 Muntir/menggeliat (twist) adalah perubahan bentuk kayu yang berupa putaran pada penampang tegaknya, sehingga semua bidang sisi tegaknya menjadi tidak rata. 3.22 Mata kayu sehat adalah mata kayu yang bebas dari pembusukkan. 3.23 Gubal adalah bagian terluar dari kayu bulat yang berbatasan dengan kulit. Pada pohon yang masih hidup bagian ini terdiri dari sel-sel yang hidup dan berisi bahan-bahan makanan cadangan, biasanya warnanya lebih muda dari kayu terasnya. 3.24 Mencawan adalah perubahan bentuk kayu berupa perlengkungan menurut sumbu lebarnya. 3.25 Pecah tertutup adalah terpisahnya serat kayu pada arah memanjang yang menembus pada muka tebal dari sekeping kayu gergajian. 3.26 Perubahan warna adalah perubahan warna dari warna aslinya yang umumnya disebabkan oleh jamur. 3.27 Urat kapur/getah adalah saluran/rongga yang terdapat pada kayu yang biasanya berisi resin atau damar/getah/kapur. 4. Penggolongan Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu: 4.1 Kayu bangunan struktural Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural bangunan dan penggunaannya memerlukan perhitungan beban 4.2 Kayu bangunan non-struktural Ialah kayu bangunan yang digunakan dalam begian bangunan, yang penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.
  • 3. SNI 03-3527-1994 3 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan butir 4.1; dan 4.2; tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan sementara. 5. Syarat mutu 5.1Persyaratan berdasarkan cacat visual Cacat maksimum yang diperkenankan untuk kayu bangunan sesuai tabel 1. Tabel 1 Cacat maksimum yang diperkenankan untuk kayu bangunan
  • 4. SNI 03-3527-1994 4 5.2Kekuatan Kekuatan kayu bangunan dalam keadaan kering udara sesuai tabel 2 Tabel 2 Kekuatan kayu 5.3Ratio kekuatan kayu bangunan Nilai ratio kekuatan kayu bangunan sesuai dengan tabel 3. Tabel 3 Ratio kekuatan kayu bangunan
  • 5. SNI 03-3527-1994 5 5.4Nilai tegangan dasar kayu bengunan tanpa cacat 5.4.1 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan basah (kadar air > 20%) sesuai dengan tabel 4. Tabel 4 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat Dalam keadaan basah 5.4.2 Nilai tegangan dasar kayu bangunan tanpa cacat dalam keadaan kering (kadar air 20%) sesuai tabel 5. Tabel 5 Nilai tegangan dasar kayu bangunan Tanpa cacat dalam keadaan kering 5.5Ukuran toleransi kayu bangunan 5.5.1 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan untuk semua jenis pemakaian harus sesuai tabel 6.
  • 6. SNI 03-3527-1994 6 Tabel 6 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan Untuk semua jenis pemakaian 5.5.2 Ukuran lebar tebal nominal kayu bangunan untuk penggunaan pada bangunan rumah dan gedung harus sesuai tabel 7.
  • 7. SNI 03-3527-1994 7 Tabel 7 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan Untuk penggunaan pada bangunan rumah dan gedung
  • 8. SNI 03-3527-1994 8 5.5.3 Ukuran panjang nominal kayu bangunan adalah: - 100 cm - 150cm - 200 cm - 250 cm - 300 cm - 350 cm - 400 cm - 450 cm - 500 cm - 550 cm - 600 cm 5.5.4 Toleransi Toleransi lebar dari tebal ditetapkan -0 dan + 5%. Toleransi panjang ditetapkan -0 dan + 10 cm. 5.6Keawetan kayu Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri yang berbeda menurut jenisnya. Pedoman untuk menentukan kelas keawetan kayu dapat dilihat pada tabel 8.
  • 10. SNI 03-3527-1994 10 6. Syarat pengemasan Kayu bangunan yang telah diseleksi klasifikasi dan mutunya dalat dikemas dengan menggunakan ban pengikat dengan batas maksimum 20 buah perikatan, ban pengikat ditempatkan ½ m dari kedua ujung dan tengah-tengah panjang kayu. 7. Syarat penandaan Kayu bangunan yang telah dikemas sesuai butir 6 harus diberikan penandaan sebagai berikut: - Ukuran tebal, lebar danpanjang - Klasifikasi - Mutu - Jumlah potongan dalam kemasan - Identitas/nama perusahaan