SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
SILASE JAGUNG
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku yang
berupa tanaman hijauan , limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya,
dengan jumlah kadar / kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di masukan
dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara , yang biasa disebut dengan
Silo, selama sekitar tiga minggu.
Didalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses
tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula
yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah proses fermentasi.
Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat di simpan untuk jangka
waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya.
Tujuan pembuatan Silase
Tujuan utama pembuatan silage adalah untuk memaksimumkan pengawetan
kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya,
agar bisa di disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian di berikan
sebagai pakan bagi ternak. Sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam
mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Sayangnya fermentasi yang terjadi didalam silo (tempat pembuatan silase), sangat
tidak terkontrol prosesnya, akibatnya kandungan nutrisi pada bahan yang di awetkan
menjadi berkurang jumlahnya.. Maka untuk memperbaiki berkurangnya nutrisi
tersbut, beberapa jenis zat tambahan (additive) harus di gunakan agar kandungan
nutrisi dalam silase tidak berkurang secara drastis, bahkan bisa meningkatkan
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak yang memakannya.
Pembuatan silase dapat juga menggunakan bahan tambahan, yang kegunaan nya
tergantung dari bahan tambahan yang akan di pergunakan. Adapun penggunaan
bahan tambahan sangat tergantung dari kebutuhan hasil yang ingin di capai.
Prinsip Dasar Fermentasi Silase
Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara silase fermentasi adalah sebagai
berikut.
Respirasi
Sebelum sel-sel di dalam tumbuhan mati atau tidak mendapatkan oksigen, maka
mereka melakukan respirasi untuk membentuk energi yang di butuhkan dalam
aktivitas normalnya. Respirasi ini merupakan konversi karbohidrat menjadi energi.
Respirasi ini di bermanfaat untuk menghabiskan oksigen yang terkandung, beberapa
saat setelah bahan di masukan dalam silo.
Namun respirasi ini mengkonsumsi karbohidrat dan menimbulkan panas, sehingga
waktunya harus sangat di batasi.
Respirasi yang berkelamaan di dalam bahan baku silase, dapat mengurangi kadar
karbohidrat, yang pada ahirnya bisa menggagalkan proses fermentasi.
Pengurangan kadar oksigen yang berada di dalam bahan baku silase, saat berada
pada ruang yang kedap udara yg disebut dengan Silo, adalah cara terbaik
meminimumkan masa respirasi ini.
Fermentatsi.
Setelah kadar oksigen habis , maka proses fermentasi di mulai. Fermentasi adalah
menurunkan kadar pH di dalam bahan baku silase. Sampai dengan kadar pH
dimana tidak ada lagi organisme yang dapat hidup dan berfungsi di dalam silo.
Penurunan kadar pH ini dilakukan oleh lactic acid yang di hasilkan oleh bakteri
Lactobacillus.
Lactobasillus itu sendiri sudah berada didalam bahan baku silase, dan dia akan
tumbuh dan berkembang dengan cepat sampai bahan baku terfermentasi. Bakteri ini
akan mengkonsumsi karbohidrat untuk kebutuhan energinya dan mengeluarkan
lactic acid. Bakteri ini akan terus memproduksi lactic acid dan menurunkan kadar pH
di dalam bahan baku silase. Sampi pada tahap kadar pH yang rendah, dimana tidak
lagi memungkinkan bakteri ini beraktivitas. Sehingga silo berada pada keadaan
stagnant, atau tidak ada lagi perubahan yang terjadi, sehingga bahan baku silase
berada pada keadaan yang tetap. Keadaan inilah yang di sebut keadaan
terfermentasi, dimana bahan baku berada dalam keadaan tetap , yang disebut
dengan menjadi awet.
Pada keadaan ini maka silase dapat di simpan bertahun-tahun selama tidak ada
oksigen yang menyentuhnya
Bakteri Clostridia
Bakteri ini juga sudah berada pada hijauan atau bahan baku silase lainnya, saat
mereka di masukan kedalam silo.
Bakteri ini mengkonsumsi karbohidrat, protein dan lactic acid sebagai sumber energi
mereka kemudian mengeluarkan Butyric acid, dimana Butyric acid bisa
diasosiasikan dengan pembusukan silase
Keadaan yang menyuburkan tumbuhnya bakteri clostridia adalah kurangnya kadar
karbohidrat untuk proses fermentasi , yang biasanya di sebabkan oleh : kehujanan
pada saat pencacahan bahan baku silase, proses respirasi yang terlalu lama, terlalu
banyaknya kadar air di dalam bahan baku. Dan juga kekurangan jumlah bakteri
Lactobasillus . Itulah sebabnya kadang di perlukan penggunaan bahan tambahan
atau aditive.
Materi III - Tahapan atau Phase yang terjadi pada proses fermentasi Silase
Proses fermentasi ini (yang biasa di sebut dengan Ensiling), berjalan dalam enam
phase, yaitu:
Phase I
Saat pertama kali hijauan di panen, pada seluruh permukaan hijauan tersebut
terdapat organisme aerobic, atau sering disebut sebagai bakteri aerobic, yaitu
bacteri yang membutuhkan udara / oksigen.
Sehingga pada saat pertamakali hijauan sebagai bahan pembuatan silase di
masukan ke dalam silo, bakteri tersebut akan mengkonsumsi udara/oksigen yang
terperangkap di dalam rang silo tersebut. Kejadian ini merupakan sesuatu yang tidak
di inginkan untuk terjadi saat ensiling, karena pada saat yang sama bakteri aerobik
tersebut juga akan mengkonsumsi karbohidrat yang sebetulnya di perlukan bagi
bakteri lactic acid.
Walaupun kejadian ini nampak menguntungkan dalam mengurangi jumlah oksigen
di dalam silo , sehingga menciptakan lingkungan anaerob seperti yang kita
kehendaki dalam ensiling, namun kejadian tersebut juga menghasilkan air dan
peningkatan suhu / panas. Peningkatan panas yang berlebihan akan mengurangi
digestibility kandungan nutrisi, seperti misalnya protein.
Proses perubahan kimiawi yang terjadi pada phase awal ini adalah terurainya
protein tumbuhan, yang akan terurai menjadi amino acid, kemudian menjadi amonia
dan amines. Lebih dari 50% protein yang terkandung di dalam bahan baku akan
terurai.
Laju kecepatan penguraian protein ini (proteolysis), sangat tergantung dari laju
berkurangnya kadar pH.
Raung lingkup silo yang menjadi acid, akan mengurangi aktivitas enzym yang juga
akan menguraikan protein.
Lama terjadinya proses dalam tahap ini tergantung pada kekedapan udara dalam
silo, dalam kekedapan udara yang baik maka phase ini hanya akan bejalan
beberapa jam saja. Dengan teknik penanganan yang kurang memadai maka phase
ini akan berlangsung sampai beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Untuk itu maka tujuan utama yang harus di capai pada phase ensiling ini adalah,
semaksimum mungkin di lakukan pencegahan masuknya udara/oksigen, sehingga
keadaan anaerobic dapat secepatnya tercapai.
Kunci sukses pada phase ini adalah:
- Kematangan bahan
- Kelembaban bahan
- Panjangnya pemotongan yang akan menentukan kepadatan dalam silo
- Kecepatan memasukan bahan dalam silo
- Kekedapan serta kerapatan silo
Phase II
Setelah oksigen habis di konsumsi bakteri aerobic, maka phase dua ini di mulai,
disinilah proses fermentasi dimulai, dengan dimulainya tumbuh dan berkembangnya
bakteri acetic – acid..
Bakteri tersebut akan menyerap karbohidrat dan menghasilkan acetic acid sebagai
hasil ahirnya.
Pertumbuhan acetic acid ini sangat diharapkan, karena disamping bermanfaat untk
ternak ruminansia juga menurunkan kadar pH yang sangat di perlukan pada phase
berikutnya.
Penurunan kadar pH di dalam silo di bawah 5.0, perkembangan bakteri acetic acid
akan menurun dan ahirnya berhenti
Dan itu merupakan tanda berahirnya phase-2. Dalam fermentasi hijauan phase-2 ini
berlangsung antara 24 s/d 72 jam.
Phase III
Makin menurunnya kadar pH akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan
bakteri anaerob lainnya yang memproduksi latic acid. Maka pada phase ini latic acid
akan bertambah terus
Phase IV Dengan bertambahnya jumlah bakteri pada phase 3, maka karbohidrat
yang akan terurai menjadi latic acid juga makin bertambah.
Latic acid ini sangat di butuhkan dan memegang peranan paling penting dalam
proses fermentasi. Untuk pengawetan yang efisien, produksinya harus mencapai
60% dari total organic acid dalam silase.
Saat silase di konsumsi oleh ternak, latic acid akan di manfaatkan sebagai sumber
energi ternak tersebut.
Phase 4 ini adalah phase yang paling lama saat ensiling, proses ini berjalan terus
sampai kadar pH dari bahan hijauan yang di pergunakan turun terus, hingga
mencapai kadar yang bisa menghentikan pertumbuhan segala macam bakteri, dan
hijauan atau bahan baku lainnya mulai terawetkan. Tidak akan ada lagi proses
penguraian selama tidak ada udara/oksigen yang masuk atau di masukan.
Phase V
Pencapaian final kadar pH tergantung dari jenis bahan baku yang di awetkan, dan
juga kondisi saat di masukan dalam silo. Hijauan pada umumnya akan mencapai
kadar pH 4,5, jagung 4.0.
Kadar pH saja tidaklah merupakan indikasi dari baik buruknya proses fermentasi ini.
Hijauan yang mengandung kadar air di atas 70% akan mengalami proses yang
berlainan pada phase 4 ini. Bukan bakteri yang memproduksi latic acid yang tumbuh
dan berkembang, namun bakteri clostridia yang akan tumbuh dan berkembang.
Bakteri anaerobic ini akan memproduksi butyric acid dan bukan latic acid, yang akan
menyebabkan silase berasa asam. Kejadian ini berlangsung karena pH masih di
atas 5.0
Phase VI
Phase ini merupakan phase pengangkatan silage dari tempatnya /silo.
Proses pengangkatan ini sangatlah penting namun biasanya tidak pernah di
perhatikan oleh para peternak yang kurang berpengalaman.
Hasil riset mengatakan bahwa lebih dari 50% silase mengalami kerusakan atau
pembusukan yang di sebabkan oleh bakteri aerobic, saat di keluarkan dari silo.
Kerusakan terjadi hampir di seluruh permukaan silase yang terekspos oksigen, saat
berada pada tempat penyimpanan atau pada tempat pakan ternak, setelah di
keluarkan dari silo.
Kecermatan kerapihan dan kecepatan penanganan silase setelah dikeluarkan dari
silo yang kedap udara sangatlah perlu untuk di cermati, agar tidak terjadi
pembusukan.
Materi IV - PEMBUATAN SILASE
Bahan pembuatan Silase
Bahan untuk pembuatan silase adalah segala macam hijauan dan bahan dari
tumbuhan lainnya yang di sukai oleh ternak ruminansia, seperti :
-Rumput, Sorghum, Jagung, Biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol
jagung, pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi, dll
Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Silase :
Segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian yang di sukai oleh ternak, terutama
yang mengandung banyak karbohidrat nya. Untuk penjelasan mengapa dan apa
sebabnya lihat di bagian Prinsip Fermentasi
Bahan tambahan
Dengan mengetahui prinsip fermentasi dan phase tahapan prosesnya , maka kita
bisa memanipulasi proses fermentasi dalam pebuatan silase.
Manipulasi di tujukan untuk mempercepat proses atau untuk meningkatkan dan
mempertahankan kadar nutrisi yang terkandung pada bahan baku silase
Manipulasi dengan penambahan bahan additive ini bisa dilakukan secara langsung
dengan
memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat yang siap
diabsorpsi oleh mikroba, antara lain :
-Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
-Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
-Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
-Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
-Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
Biasanya ini diperlukan bila bahan dasarnya kurang banyak mengadung karbohidrat
Proses pembuatan Silase
Setelah memahami prinsip dasar pembuatan silase, maka proses tahap
pelaksanaan pembuatan silase akan menjadi sangat mudah di fahami apa dan
mengapanya.
Penyiapan Silo
Silo hanyalah nama sebuah wadah yang bisa di tutup dan kedap udara, artinya
udara tidak bisa masuk maupun keluar dar dan ke dalam wadah tersebut. Wadah
tersebut juga harus kedap rembesan cairan.
Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik
dan termurah serta sangat fleksibel penggunaannya. Walaupun bahan dari metal,
semen dll tetap baik untuk di gunakan.
Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong keresek plastik ukuran satu
kilogram, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 meter dan ketinggian 30
meter.
Pilihlah ukuran, bahan serta konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anda.
Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang mempunyai tutup yang bisa di kunci
dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik. Karena di samping
ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk di angkat manusia, kemudian
dengan penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak.
Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak sekali gus, maka cara yang termurah
adalah dengan menggali tanah. Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian
menggunakan kantung plastik yang di jual meteran, sehingga penutupannya bisa
dilakukan dengan sangat rapat.
Prinsip yang harus di perhatikan adalah, saat membuka dan memberikan silase
pada ternak, maka silo tersebut akan kemasukan udara/oksigen yang bisa dan akan
merusak silase yang telah jadi karena terjadinya proses aerobic, lihat dip hase-6.
Inilah sebabnya kenapa pembuatan dalam jumlah kecil dengan menggunakan silo
yang banyak serta portable (seperti gentong plastik biru, atau kantong plastik), jauh
lebih berdaya guna di banding dengan pembuatan dalam jumlah sangat besar dalam
satu wadah/silo.
Untuk itu ketahuilah jumlah kebutuhan ternak anda, lalu sesuaikan pembuatan silo,
sehingga penggunaannya bisa sekali buka silo , isinya langsung habis di konsumsi
sehingga tidak adalagi sisa yang harus di simpan.
Penyimpanan sisa silase ini , di samping sangat merepotkan juga sangat riskan
terhadap terjadinya proses pembusukan karena terjadi nya eksposur tehadap
oksigen yang akan mengaktive kan bakteri aerob
Penyiapan bahan baku silase serta penempatan pada silo:
Bahan baku sebaiknya berasal dari tumbuhan atau bijian yang segar yang langsung
di dapat dari pemanenan, jangan yang telah tersimpan lama – mengapa – lihat pada
Prinsip Dasar Fermentasi Silase.
1.Pemotongan atau Pencacahan Bahan Baku
Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 centimeter.
Pemotongan dan pencacahan perlu di lakukan agar mudah di masukan dalam silo
dan mengurangi terperangkapnya
ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan.
Jika hendak menggunakan bahan tambahan, maka taburkan bahan tambahan
tersebut kemudian di aduk secara
merata, sebelum di masukan dalam silo
2.Masukan cacahan tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis.
3.Saat memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan
atau pengepresan untuk setiap
lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan, karena oksigen harus sebanyak
mungkin di kurangi atau di hilangkan
sama sekali dari ruang silo – Lihat Prinsip Dasar Fermentasi Silase.
4.Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang bisa
masuk kedalam silo -- Lihat Prinsip
Dasar Fermentasi Silase.
5.Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena matahari
atau kena hujan secara langsung,
selama tiga minggu
6.Setelah tiga minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak.
Sedangkan untuk menilai kualitas hasil
pembuatan silase ini bisa di lihat di Kriteria Silase yang baik, jika penilaian anda
mendapatkan hasil 100 atau
mendekati 100, maka cara and membuat silase sudah sangat baik, lakukan cara
tersebut untuk pembuatan silase
berikutnya.
7.Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai jangka waktu yang sangat
lama asalkan tidak kemasukan udara.
8.Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan sedikit
demi sedikit dicampur dengan hijauan
yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya diberi
silase sesuai dengan kebutuhan.
Bagi Pemula:
Bagi pemula yang belum pernah membuat fermentasi silase, akan menganggap
proses ini adalah proses yang sulit dan serba canggih. Namun jika telah mengetahui
prinsip dasarnya maka pembuatan silse ini bukanlah merupakan sesuatu yang sulit
ataupun aneh serba canggih serta padat teknologi.
Sedikit menyinggung sejarah di temukannya silase;
Pada jaman dahulu kala di daratan Eropa ada seorang penggembala sapi, yang
selalu dengan rajin dan penuh perhatian pada ternak yang di gembalanya. Dia
sangat memperhatikan keberadaan beberapa anak sapi gembalaannya yang sering
tidak kebagian hijauan saat merumput. Kemudian dia menyabit rumput, yang
kemudian dia tempatkan pada kantung kain tebal yang selalu dia bawa sebagai
tempat menyimpan bekal makannya. Rumput yang di bawanya kemudian dengan
penuh rasa kasih sayang di berikan pada anak-anak sapi setibanya di kandang.
Pada suatu ketika , setelah menyabit dan menempatkan rumput di dalam kantung
tebalnya, anak–anak sapi tersebut selalu mendekatinya dan berusaha memakan
rumput yang berada dalam kantung tersebut. Penggembala itu merasa kesal,
menghardik agar anak sapi tersebut belajar merumput, kemudian dia mengubur
kantung plastiknya di dalam tanah, agar anak sapi tersebut tidak manja dan mau
berusaha lebih keras dalam merumput.
Sebagai manusia biasa si penggembala tidak bisa menemukan kembali kuburan
kantung plastiknya, saat mereka pulang ke kandang.
Beberapa minggu kemudian saat menggembala pada tempat yang sama dimana dia
mengubur kantung plastiknya, secara kebetulan dia menemukan kembali kuburan
tersebut.
Setelah di gali ulang, di buka dan dilihat isinya, ternyata rumput tersebut masih ada
serta beraroma wangi dan berasa kemanisan. Dia coba berikan pada anak-anak
sapi, ternyata mereka sangat menyukainya, demikian juga saat di berikan pada sapi
dewasa lainnya.
Sejak itulah proses fermentasi di kenal dan di pergunakan untuk mengawetkan
hijauan.
Jika saat ini proses fermentasi silase terkesan serba scientific, itu karena para
ilmuwan terus menyelidiki dan mengembangkannya , dengan menggunakan istilah-
istilah yang ruwet njlimet serta susah di mengerti, walaupun tujuannya memudahkan
bagi para peternak.
Bagi para pemula dan peserta yang belum pernah membuat fermentasi silase,
lakukan tahapan pada penjelasan di atas, dengan sekala jumlah yang kecil terlebih
dahulu.
Gunakan kantung plastik bekas pembungkus sebagi silo, sebanyak sepuluh kantung
silo atau kelipatan dari sepuluh. Perhatikan betul-betul jangan sampai ada yang
bocor silo mini nya.
Lima silo mini diperuntukan pembuatan silase tanpa bahan tambahan, lima lainnya
untuk pembuatan silase dengan menggunakan bahan tambahan.
Setiap minggu bukalah masing-masing satu silo yang memakai bahan tambahan
dan yang tidak.
Periksa dengan seksama hasilnya. Lakukan pencatatan dari apa yang anda
temukan, bandingkan dengan penjelasan diatas.
Pada minggu ke empat dan kelima, anda akan mampu memberikan skore atau
penilaian hasil fermentasi yang anda lakukan , dengan melihat Kriteria Silase yang
baik di bawah ini.
Setelah melakukan berulang ulang, maka anda akan merasakan bahwa proses
pembuatan silase adalah suatu proses yang penuh dengan nuansa seni yang tinggi,
sehingga sangat menyenangkan untuk di lakukan.
Ketekunan, kecepatan, kebersihan serta kepatuhan pada prosedur dan tahap
pembuatan silase, akan menentukan perbedaan hasil yang di dapat.
Penilai ahir dari produksi silase anda , adalah ternak anda, jika ternak anda
menyukainya, pertumbuhannya lebih baik, serta anda tidak takut lagi menghadapi
kelangkaan hijauan saat musim panas yang panjang. Berarti anda telah meraih satu
tahap kesuksesan dalam hidup anda. Tiada yang menilai kesuksesan anda, tiada
yang memberikan penghargaan pada kesuksesan anda ini, namun dengan pasti
kesuksesan berikutnya telah menanti anda.
Kriteria Silase yang baik :
Indikasi dan penjelasan serta nilai keberhasilannya:
KEWANGIAN
1. Wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk
mencicipinya. Nilai 25
2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20
3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat atau
sama sekali tidak ada bau. Nilai 10
4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0
RASA
5. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 25
6. Rasanya sedikit asam Nilai 20
7. Tidak ada rasa Nilai 10
8. Rasa yang tidak sedap, tidak ada dorongan untuk mencobanya. 0
WARNA
9. Hijau kekuning- kuningan. Nilai 25
10.Coklat agak kehitam-hitaman. Nilai 10
11.Hitam, mendekati warna kompos Nilai 0
SENTUHAN
12. Kering, tetapi apabila dipegang terasa lembut dan empuk. Apabila menempel
ditangan karena baunya yang wangi tidak dicucipun tidak apa-apa. Nilai 25
13. Kandungan airnya terasa sedikit banyak tetapi tidak terasa basah. Apabila
ditangan dicuci bau wanginya langsung hilang. Nilai 10
14. Kandungan airnya banyak, terasa basah sedikit (becek) bau yang menempel
ditangan, harus dicuci dengan sabun supaya baunya hilang. Nilai 0
Jumlah nilai = Nilai wangi + Nilai rasa + Nilai warna + Nilai sentuh, angka 100 adalah
yang terbaik
Penyimpanan Silase:
Silase dapat di simpan dalam waktu yang sangat lama selama tetap berada dalam
keadaan kedap udara
Pengawetan Hijauan Makanan Ternak (HMT) cara pengawetan hijauan dari rumput dan tebon
(batang jagung). Tebon mempunyai potensi besar untuk diolah menjadi silase. Pada daerah
yang potensial untuk kemitraan dengan Perusahaan benih hibrida tebon jagung sangat
melimpah. Pada sentra daerah yang potensi di tanaman jagung manis juga mempnuyai
keunggulan karena umur panen hanya 65 hari dan rasa lebih manis. Tujuan pengawetan bahan
pakan rumput atau tebon dalam bentuk segar ketika ketersediaannya berlimpah atau pada
saat melebihi kebutuhan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan penyimpanan bentuk
segar ini, maka kualitas gizinya tidak menurun secara dratis ketika digunakan 2 – 6 bulan
kemudian. Kami akan membahas secara praktis cara pembuatan silase rumput dan tebon jagung
ini karena secara proses ada perbedaan. Untuk pembahasan secara teoritis mengenai silase akan
kami bahas pada artikel berikutnya.
ALAT :
1. Alat pemotong/Chopper jika tidak ada bisa menggunakan alat pemotong manual
seperti sabit dengan panjang sekitar 5 cm
2. Sekop untuk mengaduk adonan
3. Silo (tempat untuk memproses Silase
4. Plastik untuk alas atau penutup, bisa juga menggunakan kantong plastik
BAHAN :
1. Rumput atau tebon jagung
2. Dedak padi/ Tepung Gaplek 4% dari berat bahan baku
3. Molases/tetes tebu 2 % dari berat bahan baku
CARA PEMBUATAN SILASE PADA MUSIM
1.Bahan silase di potong-potong dengan ukuran sekitar 5 cm.
2.Pada musim hujan bahan silase rumput dan tebon jagung perlu dilayukan untuk mengurangi
kadar air,
3.Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu,
tepung gaplek jumlahnya 4% dari hijauan yang akan di silase
4.Aduk adonan menjadi satu dan campurkan secara merata
5.Masukkan Adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung plastik.
Kemudian dipadatkan.(ukuran standar kepadatan:650kg harus dapat masuk dalam silo
ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo
plastik menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum 6.kemudian diperam
(diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari)
7.Ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung
berisi tanah atau pasir.
8.Proses silase /fermentasi berlangsung sekitar 21 hari lebih
9.Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka
penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan
10.Pengambilan silase harus secara cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase
yang sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak
CARA PEMBUATAN SILASE PADA WAKTU MUSIM KEMARAU
Pada waktu diwaktu musim kemarau tebon jagung tidak perlu dilayukan terlebih dahulu dan
langkah selanjutnya sama seperti cara pembuatan silase pada musim penghujan
Kriteria Silase yang baik :
Indikasi dan penjelasan serta nilai keberhasilannya:
KEWANGIAN
1. Wangi seperti buah‐buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk
mencicipinya. Nilai 25
2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20
3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat atau sama
sekali tidak ada bau. Nilai 10
4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0
RASA
1. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 25

More Related Content

What's hot

Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)dewisetiyana52
 
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docxMATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docxRhafyM
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan panganlombkTBK
 
vitamin larut air
vitamin larut airvitamin larut air
vitamin larut airHadik27
 
Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)cumipaus
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Nuruliswati
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriAditya Rendra
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidopteraAbdillah20
 

What's hot (20)

Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
 
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docxMATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
MATERI-SISTEM-INTEGUMEN.docx
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Mineral untuk unggas
Mineral untuk unggasMineral untuk unggas
Mineral untuk unggas
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
vitamin larut air
vitamin larut airvitamin larut air
vitamin larut air
 
Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Analisis SWOT.pdf
Analisis SWOT.pdfAnalisis SWOT.pdf
Analisis SWOT.pdf
 
Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Nematoda
NematodaNematoda
Nematoda
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
 
Teknologi Enzim
Teknologi EnzimTeknologi Enzim
Teknologi Enzim
 
Chapter 3. lipid
Chapter 3. lipidChapter 3. lipid
Chapter 3. lipid
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Tremotoda
TremotodaTremotoda
Tremotoda
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidoptera
 

Similar to Pembuatan silase ..

Fermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silaseFermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silaseRere Rindani
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxAgathaHaselvin
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasiyuliartiramli
 
BAHAN_PAKAN_SILASE.ppt
BAHAN_PAKAN_SILASE.pptBAHAN_PAKAN_SILASE.ppt
BAHAN_PAKAN_SILASE.pptHanifahPurba2
 
Fotosintesis dan gerak tumbuhan
Fotosintesis dan gerak tumbuhanFotosintesis dan gerak tumbuhan
Fotosintesis dan gerak tumbuhanFarhan Prasetya
 
Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)nirwana02
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholDhiarrafii Bintang Matahari
 
Dedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptxDedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptxDedyBinAli
 

Similar to Pembuatan silase .. (13)

Fermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silaseFermentasi asam laktat pada silase
Fermentasi asam laktat pada silase
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
 
13 fermentasi
13 fermentasi13 fermentasi
13 fermentasi
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Fermentasi buah
Fermentasi buahFermentasi buah
Fermentasi buah
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
 
BAHAN_PAKAN_SILASE.ppt
BAHAN_PAKAN_SILASE.pptBAHAN_PAKAN_SILASE.ppt
BAHAN_PAKAN_SILASE.ppt
 
Fotosintesis dan gerak tumbuhan
Fotosintesis dan gerak tumbuhanFotosintesis dan gerak tumbuhan
Fotosintesis dan gerak tumbuhan
 
Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)Biokimia pangan (umbi umbian)
Biokimia pangan (umbi umbian)
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi Asam CukaFermentasi Asam Cuka
Fermentasi Asam Cuka
 
Dedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptxDedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptx
 
Terpadu
TerpaduTerpadu
Terpadu
 

Recently uploaded

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (7)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

Pembuatan silase ..

  • 1. SILASE JAGUNG Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan , limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya, dengan jumlah kadar / kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara , yang biasa disebut dengan Silo, selama sekitar tiga minggu. Didalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah proses fermentasi. Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat di simpan untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya. Tujuan pembuatan Silase Tujuan utama pembuatan silage adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa di disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian di berikan sebagai pakan bagi ternak. Sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Sayangnya fermentasi yang terjadi didalam silo (tempat pembuatan silase), sangat tidak terkontrol prosesnya, akibatnya kandungan nutrisi pada bahan yang di awetkan menjadi berkurang jumlahnya.. Maka untuk memperbaiki berkurangnya nutrisi tersbut, beberapa jenis zat tambahan (additive) harus di gunakan agar kandungan nutrisi dalam silase tidak berkurang secara drastis, bahkan bisa meningkatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ternak yang memakannya. Pembuatan silase dapat juga menggunakan bahan tambahan, yang kegunaan nya tergantung dari bahan tambahan yang akan di pergunakan. Adapun penggunaan bahan tambahan sangat tergantung dari kebutuhan hasil yang ingin di capai. Prinsip Dasar Fermentasi Silase Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara silase fermentasi adalah sebagai berikut. Respirasi Sebelum sel-sel di dalam tumbuhan mati atau tidak mendapatkan oksigen, maka mereka melakukan respirasi untuk membentuk energi yang di butuhkan dalam aktivitas normalnya. Respirasi ini merupakan konversi karbohidrat menjadi energi. Respirasi ini di bermanfaat untuk menghabiskan oksigen yang terkandung, beberapa saat setelah bahan di masukan dalam silo. Namun respirasi ini mengkonsumsi karbohidrat dan menimbulkan panas, sehingga waktunya harus sangat di batasi. Respirasi yang berkelamaan di dalam bahan baku silase, dapat mengurangi kadar karbohidrat, yang pada ahirnya bisa menggagalkan proses fermentasi. Pengurangan kadar oksigen yang berada di dalam bahan baku silase, saat berada pada ruang yang kedap udara yg disebut dengan Silo, adalah cara terbaik meminimumkan masa respirasi ini.
  • 2. Fermentatsi. Setelah kadar oksigen habis , maka proses fermentasi di mulai. Fermentasi adalah menurunkan kadar pH di dalam bahan baku silase. Sampai dengan kadar pH dimana tidak ada lagi organisme yang dapat hidup dan berfungsi di dalam silo. Penurunan kadar pH ini dilakukan oleh lactic acid yang di hasilkan oleh bakteri Lactobacillus. Lactobasillus itu sendiri sudah berada didalam bahan baku silase, dan dia akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sampai bahan baku terfermentasi. Bakteri ini akan mengkonsumsi karbohidrat untuk kebutuhan energinya dan mengeluarkan lactic acid. Bakteri ini akan terus memproduksi lactic acid dan menurunkan kadar pH di dalam bahan baku silase. Sampi pada tahap kadar pH yang rendah, dimana tidak lagi memungkinkan bakteri ini beraktivitas. Sehingga silo berada pada keadaan stagnant, atau tidak ada lagi perubahan yang terjadi, sehingga bahan baku silase berada pada keadaan yang tetap. Keadaan inilah yang di sebut keadaan terfermentasi, dimana bahan baku berada dalam keadaan tetap , yang disebut dengan menjadi awet. Pada keadaan ini maka silase dapat di simpan bertahun-tahun selama tidak ada oksigen yang menyentuhnya Bakteri Clostridia Bakteri ini juga sudah berada pada hijauan atau bahan baku silase lainnya, saat mereka di masukan kedalam silo. Bakteri ini mengkonsumsi karbohidrat, protein dan lactic acid sebagai sumber energi mereka kemudian mengeluarkan Butyric acid, dimana Butyric acid bisa diasosiasikan dengan pembusukan silase Keadaan yang menyuburkan tumbuhnya bakteri clostridia adalah kurangnya kadar karbohidrat untuk proses fermentasi , yang biasanya di sebabkan oleh : kehujanan pada saat pencacahan bahan baku silase, proses respirasi yang terlalu lama, terlalu banyaknya kadar air di dalam bahan baku. Dan juga kekurangan jumlah bakteri Lactobasillus . Itulah sebabnya kadang di perlukan penggunaan bahan tambahan atau aditive. Materi III - Tahapan atau Phase yang terjadi pada proses fermentasi Silase Proses fermentasi ini (yang biasa di sebut dengan Ensiling), berjalan dalam enam phase, yaitu: Phase I Saat pertama kali hijauan di panen, pada seluruh permukaan hijauan tersebut terdapat organisme aerobic, atau sering disebut sebagai bakteri aerobic, yaitu bacteri yang membutuhkan udara / oksigen. Sehingga pada saat pertamakali hijauan sebagai bahan pembuatan silase di masukan ke dalam silo, bakteri tersebut akan mengkonsumsi udara/oksigen yang terperangkap di dalam rang silo tersebut. Kejadian ini merupakan sesuatu yang tidak di inginkan untuk terjadi saat ensiling, karena pada saat yang sama bakteri aerobik tersebut juga akan mengkonsumsi karbohidrat yang sebetulnya di perlukan bagi bakteri lactic acid. Walaupun kejadian ini nampak menguntungkan dalam mengurangi jumlah oksigen di dalam silo , sehingga menciptakan lingkungan anaerob seperti yang kita
  • 3. kehendaki dalam ensiling, namun kejadian tersebut juga menghasilkan air dan peningkatan suhu / panas. Peningkatan panas yang berlebihan akan mengurangi digestibility kandungan nutrisi, seperti misalnya protein. Proses perubahan kimiawi yang terjadi pada phase awal ini adalah terurainya protein tumbuhan, yang akan terurai menjadi amino acid, kemudian menjadi amonia dan amines. Lebih dari 50% protein yang terkandung di dalam bahan baku akan terurai. Laju kecepatan penguraian protein ini (proteolysis), sangat tergantung dari laju berkurangnya kadar pH. Raung lingkup silo yang menjadi acid, akan mengurangi aktivitas enzym yang juga akan menguraikan protein. Lama terjadinya proses dalam tahap ini tergantung pada kekedapan udara dalam silo, dalam kekedapan udara yang baik maka phase ini hanya akan bejalan beberapa jam saja. Dengan teknik penanganan yang kurang memadai maka phase ini akan berlangsung sampai beberapa hari bahkan beberapa minggu. Untuk itu maka tujuan utama yang harus di capai pada phase ensiling ini adalah, semaksimum mungkin di lakukan pencegahan masuknya udara/oksigen, sehingga keadaan anaerobic dapat secepatnya tercapai. Kunci sukses pada phase ini adalah: - Kematangan bahan - Kelembaban bahan - Panjangnya pemotongan yang akan menentukan kepadatan dalam silo - Kecepatan memasukan bahan dalam silo - Kekedapan serta kerapatan silo Phase II Setelah oksigen habis di konsumsi bakteri aerobic, maka phase dua ini di mulai, disinilah proses fermentasi dimulai, dengan dimulainya tumbuh dan berkembangnya bakteri acetic – acid.. Bakteri tersebut akan menyerap karbohidrat dan menghasilkan acetic acid sebagai hasil ahirnya. Pertumbuhan acetic acid ini sangat diharapkan, karena disamping bermanfaat untk ternak ruminansia juga menurunkan kadar pH yang sangat di perlukan pada phase berikutnya. Penurunan kadar pH di dalam silo di bawah 5.0, perkembangan bakteri acetic acid akan menurun dan ahirnya berhenti Dan itu merupakan tanda berahirnya phase-2. Dalam fermentasi hijauan phase-2 ini berlangsung antara 24 s/d 72 jam. Phase III Makin menurunnya kadar pH akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan bakteri anaerob lainnya yang memproduksi latic acid. Maka pada phase ini latic acid akan bertambah terus Phase IV Dengan bertambahnya jumlah bakteri pada phase 3, maka karbohidrat yang akan terurai menjadi latic acid juga makin bertambah. Latic acid ini sangat di butuhkan dan memegang peranan paling penting dalam proses fermentasi. Untuk pengawetan yang efisien, produksinya harus mencapai 60% dari total organic acid dalam silase. Saat silase di konsumsi oleh ternak, latic acid akan di manfaatkan sebagai sumber
  • 4. energi ternak tersebut. Phase 4 ini adalah phase yang paling lama saat ensiling, proses ini berjalan terus sampai kadar pH dari bahan hijauan yang di pergunakan turun terus, hingga mencapai kadar yang bisa menghentikan pertumbuhan segala macam bakteri, dan hijauan atau bahan baku lainnya mulai terawetkan. Tidak akan ada lagi proses penguraian selama tidak ada udara/oksigen yang masuk atau di masukan. Phase V Pencapaian final kadar pH tergantung dari jenis bahan baku yang di awetkan, dan juga kondisi saat di masukan dalam silo. Hijauan pada umumnya akan mencapai kadar pH 4,5, jagung 4.0. Kadar pH saja tidaklah merupakan indikasi dari baik buruknya proses fermentasi ini. Hijauan yang mengandung kadar air di atas 70% akan mengalami proses yang berlainan pada phase 4 ini. Bukan bakteri yang memproduksi latic acid yang tumbuh dan berkembang, namun bakteri clostridia yang akan tumbuh dan berkembang. Bakteri anaerobic ini akan memproduksi butyric acid dan bukan latic acid, yang akan menyebabkan silase berasa asam. Kejadian ini berlangsung karena pH masih di atas 5.0 Phase VI Phase ini merupakan phase pengangkatan silage dari tempatnya /silo. Proses pengangkatan ini sangatlah penting namun biasanya tidak pernah di perhatikan oleh para peternak yang kurang berpengalaman. Hasil riset mengatakan bahwa lebih dari 50% silase mengalami kerusakan atau pembusukan yang di sebabkan oleh bakteri aerobic, saat di keluarkan dari silo. Kerusakan terjadi hampir di seluruh permukaan silase yang terekspos oksigen, saat berada pada tempat penyimpanan atau pada tempat pakan ternak, setelah di keluarkan dari silo. Kecermatan kerapihan dan kecepatan penanganan silase setelah dikeluarkan dari silo yang kedap udara sangatlah perlu untuk di cermati, agar tidak terjadi pembusukan. Materi IV - PEMBUATAN SILASE Bahan pembuatan Silase Bahan untuk pembuatan silase adalah segala macam hijauan dan bahan dari tumbuhan lainnya yang di sukai oleh ternak ruminansia, seperti : -Rumput, Sorghum, Jagung, Biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi, dll Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Silase : Segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian yang di sukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak karbohidrat nya. Untuk penjelasan mengapa dan apa sebabnya lihat di bagian Prinsip Fermentasi Bahan tambahan Dengan mengetahui prinsip fermentasi dan phase tahapan prosesnya , maka kita bisa memanipulasi proses fermentasi dalam pebuatan silase. Manipulasi di tujukan untuk mempercepat proses atau untuk meningkatkan dan mempertahankan kadar nutrisi yang terkandung pada bahan baku silase
  • 5. Manipulasi dengan penambahan bahan additive ini bisa dilakukan secara langsung dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara lain : -Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan. -Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan. -Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan. -Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan. -Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan. Biasanya ini diperlukan bila bahan dasarnya kurang banyak mengadung karbohidrat Proses pembuatan Silase Setelah memahami prinsip dasar pembuatan silase, maka proses tahap pelaksanaan pembuatan silase akan menjadi sangat mudah di fahami apa dan mengapanya. Penyiapan Silo Silo hanyalah nama sebuah wadah yang bisa di tutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa masuk maupun keluar dar dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap rembesan cairan. Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang terbaik dan termurah serta sangat fleksibel penggunaannya. Walaupun bahan dari metal, semen dll tetap baik untuk di gunakan. Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan, mulai kantong keresek plastik ukuran satu kilogram, sampai silo silindris dengan garis tengah 100 meter dan ketinggian 30 meter. Pilihlah ukuran, bahan serta konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anda. Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang mempunyai tutup yang bisa di kunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik. Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk di angkat manusia, kemudian dengan penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak. Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak sekali gus, maka cara yang termurah adalah dengan menggali tanah. Ukuran di sesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian menggunakan kantung plastik yang di jual meteran, sehingga penutupannya bisa dilakukan dengan sangat rapat. Prinsip yang harus di perhatikan adalah, saat membuka dan memberikan silase pada ternak, maka silo tersebut akan kemasukan udara/oksigen yang bisa dan akan merusak silase yang telah jadi karena terjadinya proses aerobic, lihat dip hase-6. Inilah sebabnya kenapa pembuatan dalam jumlah kecil dengan menggunakan silo yang banyak serta portable (seperti gentong plastik biru, atau kantong plastik), jauh lebih berdaya guna di banding dengan pembuatan dalam jumlah sangat besar dalam satu wadah/silo. Untuk itu ketahuilah jumlah kebutuhan ternak anda, lalu sesuaikan pembuatan silo, sehingga penggunaannya bisa sekali buka silo , isinya langsung habis di konsumsi sehingga tidak adalagi sisa yang harus di simpan. Penyimpanan sisa silase ini , di samping sangat merepotkan juga sangat riskan terhadap terjadinya proses pembusukan karena terjadi nya eksposur tehadap
  • 6. oksigen yang akan mengaktive kan bakteri aerob Penyiapan bahan baku silase serta penempatan pada silo: Bahan baku sebaiknya berasal dari tumbuhan atau bijian yang segar yang langsung di dapat dari pemanenan, jangan yang telah tersimpan lama – mengapa – lihat pada Prinsip Dasar Fermentasi Silase. 1.Pemotongan atau Pencacahan Bahan Baku Ukuran pemotongan sebaiknya sekitar 5 centimeter. Pemotongan dan pencacahan perlu di lakukan agar mudah di masukan dalam silo dan mengurangi terperangkapnya ruang udara di dalam silo serta memudahkan pemadatan. Jika hendak menggunakan bahan tambahan, maka taburkan bahan tambahan tersebut kemudian di aduk secara merata, sebelum di masukan dalam silo 2.Masukan cacahan tersebut kedalam silo secara bertahap, lapis demi lapis. 3.Saat memasukan bahan baku kedalam silo secara bertahap, lakukan penekanan atau pengepresan untuk setiap lapisan agar padat. Kenapa harus di padatkan, karena oksigen harus sebanyak mungkin di kurangi atau di hilangkan sama sekali dari ruang silo – Lihat Prinsip Dasar Fermentasi Silase. 4.Lakukan penutupan dengan serapat mungkin sehingga tidak ada udara yang bisa masuk kedalam silo -- Lihat Prinsip Dasar Fermentasi Silase. 5.Biarkan silo tertutup rapat serta di letakan pada ruang yang tidak terkena matahari atau kena hujan secara langsung, selama tiga minggu 6.Setelah tiga minggu maka silase sudah siap di sajikan sebagai pakan ternak. Sedangkan untuk menilai kualitas hasil pembuatan silase ini bisa di lihat di Kriteria Silase yang baik, jika penilaian anda mendapatkan hasil 100 atau mendekati 100, maka cara and membuat silase sudah sangat baik, lakukan cara tersebut untuk pembuatan silase berikutnya. 7.Silo yang tidak di buka dapat terus di simpan sampai jangka waktu yang sangat lama asalkan tidak kemasukan udara. 8.Pemberian pada ternak yang belum terbiasa makan silase, harus di berikan sedikit demi sedikit dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa secara bertahap dapat seluruhnya diberi silase sesuai dengan kebutuhan. Bagi Pemula: Bagi pemula yang belum pernah membuat fermentasi silase, akan menganggap proses ini adalah proses yang sulit dan serba canggih. Namun jika telah mengetahui prinsip dasarnya maka pembuatan silse ini bukanlah merupakan sesuatu yang sulit ataupun aneh serba canggih serta padat teknologi. Sedikit menyinggung sejarah di temukannya silase; Pada jaman dahulu kala di daratan Eropa ada seorang penggembala sapi, yang selalu dengan rajin dan penuh perhatian pada ternak yang di gembalanya. Dia sangat memperhatikan keberadaan beberapa anak sapi gembalaannya yang sering
  • 7. tidak kebagian hijauan saat merumput. Kemudian dia menyabit rumput, yang kemudian dia tempatkan pada kantung kain tebal yang selalu dia bawa sebagai tempat menyimpan bekal makannya. Rumput yang di bawanya kemudian dengan penuh rasa kasih sayang di berikan pada anak-anak sapi setibanya di kandang. Pada suatu ketika , setelah menyabit dan menempatkan rumput di dalam kantung tebalnya, anak–anak sapi tersebut selalu mendekatinya dan berusaha memakan rumput yang berada dalam kantung tersebut. Penggembala itu merasa kesal, menghardik agar anak sapi tersebut belajar merumput, kemudian dia mengubur kantung plastiknya di dalam tanah, agar anak sapi tersebut tidak manja dan mau berusaha lebih keras dalam merumput. Sebagai manusia biasa si penggembala tidak bisa menemukan kembali kuburan kantung plastiknya, saat mereka pulang ke kandang. Beberapa minggu kemudian saat menggembala pada tempat yang sama dimana dia mengubur kantung plastiknya, secara kebetulan dia menemukan kembali kuburan tersebut. Setelah di gali ulang, di buka dan dilihat isinya, ternyata rumput tersebut masih ada serta beraroma wangi dan berasa kemanisan. Dia coba berikan pada anak-anak sapi, ternyata mereka sangat menyukainya, demikian juga saat di berikan pada sapi dewasa lainnya. Sejak itulah proses fermentasi di kenal dan di pergunakan untuk mengawetkan hijauan. Jika saat ini proses fermentasi silase terkesan serba scientific, itu karena para ilmuwan terus menyelidiki dan mengembangkannya , dengan menggunakan istilah- istilah yang ruwet njlimet serta susah di mengerti, walaupun tujuannya memudahkan bagi para peternak. Bagi para pemula dan peserta yang belum pernah membuat fermentasi silase, lakukan tahapan pada penjelasan di atas, dengan sekala jumlah yang kecil terlebih dahulu. Gunakan kantung plastik bekas pembungkus sebagi silo, sebanyak sepuluh kantung silo atau kelipatan dari sepuluh. Perhatikan betul-betul jangan sampai ada yang bocor silo mini nya. Lima silo mini diperuntukan pembuatan silase tanpa bahan tambahan, lima lainnya untuk pembuatan silase dengan menggunakan bahan tambahan. Setiap minggu bukalah masing-masing satu silo yang memakai bahan tambahan dan yang tidak. Periksa dengan seksama hasilnya. Lakukan pencatatan dari apa yang anda temukan, bandingkan dengan penjelasan diatas. Pada minggu ke empat dan kelima, anda akan mampu memberikan skore atau penilaian hasil fermentasi yang anda lakukan , dengan melihat Kriteria Silase yang baik di bawah ini. Setelah melakukan berulang ulang, maka anda akan merasakan bahwa proses pembuatan silase adalah suatu proses yang penuh dengan nuansa seni yang tinggi, sehingga sangat menyenangkan untuk di lakukan. Ketekunan, kecepatan, kebersihan serta kepatuhan pada prosedur dan tahap pembuatan silase, akan menentukan perbedaan hasil yang di dapat. Penilai ahir dari produksi silase anda , adalah ternak anda, jika ternak anda menyukainya, pertumbuhannya lebih baik, serta anda tidak takut lagi menghadapi kelangkaan hijauan saat musim panas yang panjang. Berarti anda telah meraih satu
  • 8. tahap kesuksesan dalam hidup anda. Tiada yang menilai kesuksesan anda, tiada yang memberikan penghargaan pada kesuksesan anda ini, namun dengan pasti kesuksesan berikutnya telah menanti anda. Kriteria Silase yang baik : Indikasi dan penjelasan serta nilai keberhasilannya: KEWANGIAN 1. Wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk mencicipinya. Nilai 25 2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20 3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat atau sama sekali tidak ada bau. Nilai 10 4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0 RASA 5. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 25 6. Rasanya sedikit asam Nilai 20 7. Tidak ada rasa Nilai 10 8. Rasa yang tidak sedap, tidak ada dorongan untuk mencobanya. 0 WARNA 9. Hijau kekuning- kuningan. Nilai 25 10.Coklat agak kehitam-hitaman. Nilai 10 11.Hitam, mendekati warna kompos Nilai 0 SENTUHAN 12. Kering, tetapi apabila dipegang terasa lembut dan empuk. Apabila menempel ditangan karena baunya yang wangi tidak dicucipun tidak apa-apa. Nilai 25 13. Kandungan airnya terasa sedikit banyak tetapi tidak terasa basah. Apabila ditangan dicuci bau wanginya langsung hilang. Nilai 10 14. Kandungan airnya banyak, terasa basah sedikit (becek) bau yang menempel ditangan, harus dicuci dengan sabun supaya baunya hilang. Nilai 0 Jumlah nilai = Nilai wangi + Nilai rasa + Nilai warna + Nilai sentuh, angka 100 adalah yang terbaik Penyimpanan Silase: Silase dapat di simpan dalam waktu yang sangat lama selama tetap berada dalam keadaan kedap udara Pengawetan Hijauan Makanan Ternak (HMT) cara pengawetan hijauan dari rumput dan tebon (batang jagung). Tebon mempunyai potensi besar untuk diolah menjadi silase. Pada daerah yang potensial untuk kemitraan dengan Perusahaan benih hibrida tebon jagung sangat melimpah. Pada sentra daerah yang potensi di tanaman jagung manis juga mempnuyai keunggulan karena umur panen hanya 65 hari dan rasa lebih manis. Tujuan pengawetan bahan pakan rumput atau tebon dalam bentuk segar ketika ketersediaannya berlimpah atau pada saat melebihi kebutuhan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan penyimpanan bentuk segar ini, maka kualitas gizinya tidak menurun secara dratis ketika digunakan 2 – 6 bulan kemudian. Kami akan membahas secara praktis cara pembuatan silase rumput dan tebon jagung
  • 9. ini karena secara proses ada perbedaan. Untuk pembahasan secara teoritis mengenai silase akan kami bahas pada artikel berikutnya. ALAT : 1. Alat pemotong/Chopper jika tidak ada bisa menggunakan alat pemotong manual seperti sabit dengan panjang sekitar 5 cm 2. Sekop untuk mengaduk adonan 3. Silo (tempat untuk memproses Silase 4. Plastik untuk alas atau penutup, bisa juga menggunakan kantong plastik BAHAN : 1. Rumput atau tebon jagung 2. Dedak padi/ Tepung Gaplek 4% dari berat bahan baku 3. Molases/tetes tebu 2 % dari berat bahan baku CARA PEMBUATAN SILASE PADA MUSIM 1.Bahan silase di potong-potong dengan ukuran sekitar 5 cm. 2.Pada musim hujan bahan silase rumput dan tebon jagung perlu dilayukan untuk mengurangi kadar air, 3.Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu, tepung gaplek jumlahnya 4% dari hijauan yang akan di silase 4.Aduk adonan menjadi satu dan campurkan secara merata 5.Masukkan Adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung plastik. Kemudian dipadatkan.(ukuran standar kepadatan:650kg harus dapat masuk dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo plastik menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum 6.kemudian diperam (diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari) 7.Ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir. 8.Proses silase /fermentasi berlangsung sekitar 21 hari lebih 9.Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan 10.Pengambilan silase harus secara cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase yang sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak CARA PEMBUATAN SILASE PADA WAKTU MUSIM KEMARAU Pada waktu diwaktu musim kemarau tebon jagung tidak perlu dilayukan terlebih dahulu dan langkah selanjutnya sama seperti cara pembuatan silase pada musim penghujan Kriteria Silase yang baik : Indikasi dan penjelasan serta nilai keberhasilannya: KEWANGIAN 1. Wangi seperti buah‐buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk mencicipinya. Nilai 25
  • 10. 2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20 3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat atau sama sekali tidak ada bau. Nilai 10 4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0 RASA 1. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 25