Sunan Kalijaga adalah salah satu Wali Sanga yang berperan besar dalam menyebarkan agama Islam di Jawa dengan metode yang bijak dan lembut, seperti memadukan ajaran Islam dengan budaya Jawa serta menggunakan berbagai inovasi seperti wayang dan pertanian untuk dakwah.
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
Sejarah dakwah sunan kalijaga
1. 1
DAKWAH SUNAN KALIJAGA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Sejarah Dakwah
Dosen Pengampu: Moh. Abu Suhud
Disusun Oleh:
Zakka Nurlatifah Khasanah 13220097
Fitrotu Khoirin Nisak 13220098
Dhesy Marhaeni 13220099
M Anwar Kamil 13220105
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur semoga tetap terlimpahkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar meskipun belum
bisa di bilang sempurna. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang
“Sejarah Dakwah Sunan kalijaga”.
Makalah berjudul Sejarah Dakwah Sunan kalijaga ini dibuat oleh penulis
kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah dakwah. Yang mana Makalah ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam memahami Sejarah Dakwah Sunan kalijaga yang didapat dari
pembahasan ini, sehingga bermanfaat untuk kelaknantiamin.
Akhirnya semoga makalah yang telah disusun oleh penulis ini dapat
bermanfaat untuk penulis dan pembaaca. Selain itu tidak lupa penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan agar lebih baik
kedepannya.
Yogyakarta, 15 Maret 2014
Tim Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Bab II. Pembahasan
A. Biografi Sunan Kalijaga
B. Inovasi Dakwah Sunan Kalijaga
C. Metode Dakwah Sunan Kalijaga
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
DaftarPustaka
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Islam dalam penyebarannya ke Indonesia khususnya ke Jawa, tidak
begitu saja, tetapi ini melalui jalan-jalan yang sulit untuk ditempuh. Para wali
khususnya Sunan Kalijaga menempuh jalan memasukkan ajaran Islam kepada
rakyat di tanah Jawa antara lain:
1. Ajaran agama itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara
memasukkan sedikit-demi sedikit, agar masyarakat tidak kaget atau
tidak menolak.
2. Mengawinkan ajaran-ajaran agama Islam dengan kepercayaan Hindu
Budha
Disamping kedua cara tersebut di atas, sebenarnya masih banyak lagi
hal-hal atau pun cara-cara yang ditempuh oleh Sunan Kalijaga.
Untuk lebih jelas mengenai cara-cara atau pun hal-hal yang ditempuh
oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran Islam, kami akan mencoba untuk
mengupasnya lebih dalammelaluimakalah yang kami susunini.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana Sunan Kalijaga menyiarkan dakwahnya ?
2. Bagaimanakah strategi dakwah Sunan Kalijaga ?
3. Metode dakwah apa saja yang digunakan Sunan Kalijaga ?
C. Tujuan
1. MengenaltokohislamjawaSunanKalijaga
2. Mempelajaristrategidakwah yang digunakanuntukdiaplikasikan di
masasekarang
3. MembandingkankeefektifandakwahSunanKalijaga
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga, alias Raden Syahid adalah seorang anggota Wali
Sanga. Beliau seorang putra tumenggung, tetapi beliau tidak mau mewarisi
kekuasaan dari ayahandanya. Justru beliau memilih menjadi pegiat spiritual
Islam di tanah Jawa yang pada akhirnya oleh dewan Wali Sanga beliau
diangkat sebagai salah satu anggotanya untuk menggantikan Syekh Subakir
yang kembali ke Persia. Namanya akrab ditelinga Islam Jawa. Dan nyatanya,
dialah Wali yang bisa diterima oleh berbagai pihak, beliau yang aktif
menyebarkan agama Islam dengan menggunakan kultur Jawa sebagai
medianya .
Dalam kisah kewalian, Sunan Kalijaga dikenal sebagai orang yang
menciptakan “pakaian takwa”, tembang-tembang Jawa, seni memperingati
Maulud Nabi yang lebih dikenal dengan sebutan Gerebeg Mulud, Upacara
Sekaten (syahadatain, pengucapan dua kalimat syahadat) yang dilakukan
setiap tahun untuk mengajak orang Jawa masuk Islam . Ajaran Sunan
Kalijaga tentang makrifat dan sangkan paran (asal dan kembalinya manusia )
yang berupa tembang-tembang mengajarkan paham manunggaling kawula
gusti yaitu mengajarkan pencapaian menunggalnya hamba dengan Tuhan
Yang Maha Esa, meski banyak tembang yang telah diciptakannya hanya
tembang “ilir-ilir” yang paling dikenal masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga juga
menyusun beberapa doa dalam bahasa Jawa, doa-doa yang disusunnya itu
berupa kidung atau mantra . Diantara doa-doa dari Sunan Kalijaga yang amat
terkenal adalah kidung “Rumeksa ing Wengi” atau perlindungan pada malam
hari . Kidung ini juga dikenal sebagai “Mantra Wedha” atau doa
penyembuhan .
6. B. Inovasi Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah seorang Wali yang sangat inovatif, beliau juga
memanfaatkan wayang untuk dakwah agama Islam . Banyak unsur Islam
dimasukkan ke dalam wayang . Misalnya, di dunia ini ada kebaikan dan
kejahatan, yang baik dilambangkan dengan Pandawa yang lima orang .
Artinya, kebaikan itu pada agama Islam yang dibangun dari lima pilar atau
rukun agama . Dari Pandawa yang lima itu yang tertua adalah Puntadewa atau
Yudhistira .
Puntadewa diberi jimat atau pusaka yang namanya “ Kalimasada” .
Pusaka ini berupa tulisan dan setelah dibaca ternyata “ Kalimat Syahadat”, ya
rukun pertama dalam agama Islam ialah kalimat syahadat . Pandawa yang
nomor dua adalah Bratasena (anak Barata), juga dikenal dengan nama Bima .
Bima ini selalu digambarkan tegak dan kokoh, ia merupakan pilar Islam yang
kedua yaitu shalat . Sedangkan yang ketiga yaitu Arjuna orangnya senang
bertapa dan oleh Sunan Kalijaga, Arjuna dianggap sebagai lambang puasa,
sedangkan Nakula dan Sadewa dianggap sebagai lambang zakat dan ibadah
haji yang keduanya tak bisa dipisah . Sunan Kalijaga tidak membongkar
kebudayaan yang ada, tetapi mengisinya untuk keperluan dakwah Islam .
Sunan Kalijaga juga berinovasi dalam bidang pertanian, dalam
berinovasi Sunan Kalijaga tidak semata-mata melakukan pekerjaan
duniawinya, unsur spiritual juga dimasukkan dalam inovasinya . Cangkul
misalnya, dalam bahasa Jawa adalah pacul kata pacul ini mengungkapkan
suatu makna yaitu mapak barang kang mencungul (meratakan tanah yang
menggunduk) dan dengan cangkul juga ajaran makrifat diberikan kepada
petani . Seperti juga bertani, orang hidup ini harus bisa menggali bagian
dalam yang masih subur untuk menggantikan bagian lahiriah yang sudah
gersang dan rawan penyakit. Gagang atau pegangan cangkul disebut “doran”
oleh Sunan Kalijaga kata doran dapat dimaknai “donga marang Pangeran”
atau berdoa kepada Tuhan .
Manusia hidup tak pernah lepas dari berdoa, yang dapat berupa
pengharapan didalam hati atau yang terucap melalui lisan . Jadi dengan
menggunakan simbol Cangkul, Sunan Kalijaga mengajarkan pada orang Jawa
7. untuk pandai berintropeksi dan mawas diri, bekerja yang teratur dan berdoa .
Dengan filsafat cangkul, Kalijaga mengajar manusia untuk bisa kembali
kepada Tuhan . Dari sedikituraiandiatas,seperti yang
diungkapkandalambukuPurwadi,dapatdiketahuibahwaDakwahIslamiyahSuna
nKalijagamerupakandakwah yang berbasisnilai agama danbudaya.1
C. MetodeDakwahSunanKalijaga
Diantara metode dakwah yang digunakan Sunan Kalijaga adalah Al
Hikmah, Al Mujadalah billati hiya ahsan, pembentukan dan penanaman kader
serta penyebaran juru dakwah ke berbagai daerah . Metode Al Hikmah
sebagai sistem dan cara para wali merupakan jalan kebijaksanaan yang
diselenggarakan secara popular, atraktif dan sensasional . Cara ini
dipergunakan dalam menghadapi masyarakat awam, dalam metode ini
dibuatlah gamelan sekatenan (dua kalimat persaksian kunci ke Islaman) oleh
Sunan Kalijaga . Yang diadakan di Masjid Agung dengan memukul gamelan
yang sangat unik dalam hal langgaman lagu maupun komposisi instrumental
yang lazim pada waktu itu .
Metode selanjutnya yang digunakan Sunan Kalijaga adalah Al
Mujadalah billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang baik) . Cara ini
diterapkan terhadap tokoh yang secara terang-terangan menunjukkan kurang
simpati dan kurang setuju terhadap dakwah Islam . Cara ini digunakan Sunan
Kalijaga ketika mengajak Adipati Pandanaran di Semarang untuk masuk
Islam . Pada mulanya terjadi perdebatan seru, tetapi perdebatan itu berakhir
dengan rasa tunduk sang Adipati untuk masuk Islam . Bahkan sampai-sampai
Adipati ini rela mengorbankan pangkat dan meninggalkan kemewahan dunia
dan keluarganya demi untuk syarat-syarat yang diminta oleh Sunan Kalijaga
untuk dapat diterima sebagai murid dalam berguru ilmu ke Islaman .
Sedangkan metode yang lainnya ialah dengan pembentukan dan
penanaman kader, serta penyebaran juru dakwah keberbagai daerah . Tempat
yang dituju ialah daerah-daerah yang sama sekali kosong dari penghuni Islam
. Sunan Kalijaga mengkader Kyai Gede Adipati Pandanaran yang kemudian
1
Purwadi, DakwahSunanKalijaga, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004),hlm. 218
8. dikenal dengan sebutan Sunan Tembayat. Selain itu Sunan Kalijaga juga
mendidik Ki Cakrajaya dari Purworejo dan setelah itu beliau menganjurkan
Ki Cakrajaya untuk pindah ke lowanu agar mengislamkan masyarakat
disekitar daerah itu . Metode dakwah tersebut pada waktu itu sangat efektif,
dan sebagian besar Adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga .
Diantaranya adalah Adipati Pandanaran, Kartasura, Banyumas serta Pajang .
9. BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari beberapa materi di atas pada waktu itu seorang wali yang sangat di
kenal salah satunya sunan kalijaga yang menyebarkan ajaran agama islam di
tanah jawa. Beliau telah berjuang demi ajaran Allah dengan banyak
rintangan yang selalu menghadang tapi beliau selalu mempunyai akal baru,
dari situlah Kegigihan Sunan Kalijaga ketika menyiarkan dakwah patut di
jadikan contoh setiap pendakwah bisa mengerti situasi dan kondisi orang
ataupun masyarakat lingkungan yang akan di serbar didakwahnya, di
situlah ke sunan kalijaga bisa memadukan adat istiadat yang ada dak di
selingi nilai-nilai islami dan sunan juga berdakwah dengan cara lembut dan
bijaksana tidak memaksa orang yang didakwahi beliau.