SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Disusun oleh
Rivaldi Julianto (41615110080)
Stoikiometri berasal dari kata Yunani.
“Stoicheion” yang berarti unsur dan
“metrain” yang berarti pengukuran. Jadi
Stoikiometri merupakan aspek kimia
yang menyangkut hubungan berbagai
komponen dalam reaaksi kimia dan
hubungan kuantitatif diantara komponen
tersebut.
• Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 –
NaOH menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat
dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau
metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan
pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah,
namun molar totalnya sama.
• Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.
• Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak
berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan
warna tetapi terjadi perubahan suhu.
• Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang
dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah
didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada
saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa
didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 :
1.
• Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA)
yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan
NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan
perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2.
• Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh
titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang
disebut dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya.
• Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat
ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan
mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.
Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam
perbandingan pereaksi senyawa, antara lain:
1. Jumlah pereaksi
2. Suhu
3. Volume
Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita
temukan antara lain :
1.Pengisian aki.
2.Gejala Kapilaritas pada air
3.Teori Kinetik Gas
4.Kalorimeter
5.Memanaskan/ memasak air
Aki memiliki beberapa bagian
utama. Yaitu kutub positif (anode)
yang terbuat dari timbal dioksida
(PbO2), kutub negatif yang terbuat
dari timbal murni (Pb), dan larutan
elektrolit kuat yaitu asam sulfat
(H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Dalam kehidupan sehari-hari, aki
ini memiliki beberapa reaksi.
Karena aki tersebut dapat
mengubah dari energi kimia
menjadi listrik dan dapat kembali
menjadi energi kimia. Sehingga aki
ini juga merupakan elemen
sekunder.
• Saat aki digunakan terjadi perubahan energi
kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan
pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya.
Pada anode yang semula timbal dioksida
(PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada
katode yang semula timbale murni (Pb)
menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan
elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan
menjadi encer karena terbentuk air. Pada
mulanya terdapat air aki yang sudah
tercampur dengan asam sulfat dengan
kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan
mudah terurai didalam air dan pada saat
sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ +
• Karena aki merupakan
elemen sekunder, maka
tentunya aki juga dapat diisi
kembali. Proses tersebut
dikenal sebagai Setrum Aki.
Pada saat penyetruman aki,
terjadi perubahan energy
listrik menjadi kimia, katode
yang semula timbal sulfat
(PbSO4) menjadi timbal
murni (Pb), yang semula
anode timbal sulfat menjadi
timbal dioksida (PbO2), dan
larutan yang semula encer
menjadi lebih pekat.
• Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa
kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan
adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya
adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara
partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa
cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan
semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi
dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler
untuk zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair
di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
• Gejala kapilaritas pd air.
Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih
tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik
dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi
permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
• Gejala kapilaritas pd air raksa.
Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih
rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih
besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
• Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan
pipa.
• Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa
kapiler? Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak
seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III
Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada
zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair
naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama
dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.
• w = F
• Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak
θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair
yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut.
w = m g
w = ρ V g
w = ρ π r2 h g
• Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah:
F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ
• Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
• Keterangan:
h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ : tegangan permukaan N/m
θ : sudut kontak (derajat)
ρ : massa jenis zat cair (hg/m3)
r : jari-jari pipa (m)
• Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya,
1.naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor,
2.pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui
pembuluh kayu pada batang)
3.dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain.
• Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya
1.ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi
lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.
Stoikiometri (2)

More Related Content

What's hot

Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenFirda Shabrina
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Ppt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenPpt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenzakiahidris
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Model hidrokarbon
Model hidrokarbonModel hidrokarbon
Model hidrokarbonTillapia
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLinda Rosita
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakVirdha Rahma
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)samira_fa34
 
Struktur dan-isomer-2
Struktur dan-isomer-2Struktur dan-isomer-2
Struktur dan-isomer-2fauzanik
 

What's hot (20)

Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Praktikum Elektrolisis
Praktikum ElektrolisisPraktikum Elektrolisis
Praktikum Elektrolisis
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
5. ketengikan minyak (1)
5. ketengikan minyak (1)5. ketengikan minyak (1)
5. ketengikan minyak (1)
 
Ppt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalenPpt ikatan kovalen
Ppt ikatan kovalen
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Model hidrokarbon
Model hidrokarbonModel hidrokarbon
Model hidrokarbon
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Elektroforesis gel
Elektroforesis gelElektroforesis gel
Elektroforesis gel
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Struktur dan-isomer-2
Struktur dan-isomer-2Struktur dan-isomer-2
Struktur dan-isomer-2
 

Similar to Stoikiometri (2)

Similar to Stoikiometri (2) (20)

Bab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometriBab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometri
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
2 12
2 122 12
2 12
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
Jurnal tegangan
Jurnal teganganJurnal tegangan
Jurnal tegangan
 
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaFisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
 
Kalorimet er
Kalorimet erKalorimet er
Kalorimet er
 
Kalorimeter
KalorimeterKalorimeter
Kalorimeter
 
Kalorimet er
Kalorimet erKalorimet er
Kalorimet er
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas sma
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)Kesetimbangan kimia (4)
Kesetimbangan kimia (4)
 
Fluida.ppt
Fluida.pptFluida.ppt
Fluida.ppt
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika kalor
Fisika kalorFisika kalor
Fisika kalor
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 

More from Rivaldi Julian

More from Rivaldi Julian (12)

Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan HidupPendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
Pendidikan & Pengetahuan Lingkungan Hidup
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Polutan udara
Polutan udaraPolutan udara
Polutan udara
 
Struktur atom (5)
Struktur atom (5)Struktur atom (5)
Struktur atom (5)
 
Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)Perubahan kimia (1)
Perubahan kimia (1)
 
Ringkasan Jurnal
Ringkasan JurnalRingkasan Jurnal
Ringkasan Jurnal
 
Materi & Perubahanya
Materi & PerubahanyaMateri & Perubahanya
Materi & Perubahanya
 
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan KimiaKesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Kimia
 
Bahasa Energi & Termodinamika
Bahasa Energi & TermodinamikaBahasa Energi & Termodinamika
Bahasa Energi & Termodinamika
 
Perubahan Materi
Perubahan MateriPerubahan Materi
Perubahan Materi
 
Bentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & BahasaBentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & Bahasa
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 

Stoikiometri (2)

  • 2. Stoikiometri berasal dari kata Yunani. “Stoicheion” yang berarti unsur dan “metrain” yang berarti pengukuran. Jadi Stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.
  • 3. • Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 – NaOH menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. • Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. • Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan warna tetapi terjadi perubahan suhu. • Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 : 1.
  • 4. • Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA) yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2. • Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang disebut dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi- pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya. • Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.
  • 5. Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam perbandingan pereaksi senyawa, antara lain: 1. Jumlah pereaksi 2. Suhu 3. Volume
  • 6. Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita temukan antara lain : 1.Pengisian aki. 2.Gejala Kapilaritas pada air 3.Teori Kinetik Gas 4.Kalorimeter 5.Memanaskan/ memasak air
  • 7. Aki memiliki beberapa bagian utama. Yaitu kutub positif (anode) yang terbuat dari timbal dioksida (PbO2), kutub negatif yang terbuat dari timbal murni (Pb), dan larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Dalam kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki beberapa reaksi. Karena aki tersebut dapat mengubah dari energi kimia menjadi listrik dan dapat kembali menjadi energi kimia. Sehingga aki ini juga merupakan elemen sekunder.
  • 8. • Saat aki digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode yang semula timbal dioksida (PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer karena terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur dengan asam sulfat dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan mudah terurai didalam air dan pada saat sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ +
  • 9. • Karena aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya aki juga dapat diisi kembali. Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki. Pada saat penyetruman aki, terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia, katode yang semula timbal sulfat (PbSO4) menjadi timbal murni (Pb), yang semula anode timbal sulfat menjadi timbal dioksida (PbO2), dan larutan yang semula encer menjadi lebih pekat.
  • 10. • Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
  • 11. • Gejala kapilaritas pd air. Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
  • 12. • Gejala kapilaritas pd air raksa. Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
  • 13. • Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. • Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa kapiler? Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair. • w = F
  • 14. • Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut. w = m g w = ρ V g w = ρ π r2 h g • Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah: F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ • Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
  • 15. • Keterangan: h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m) γ : tegangan permukaan N/m θ : sudut kontak (derajat) ρ : massa jenis zat cair (hg/m3) r : jari-jari pipa (m)
  • 16. • Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, 1.naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, 2.pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui pembuluh kayu pada batang) 3.dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain. • Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya 1.ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.