2. Stoikiometri berasal dari kata Yunani.
“Stoicheion” yang berarti unsur dan
“metrain” yang berarti pengukuran. Jadi
Stoikiometri merupakan aspek kimia
yang menyangkut hubungan berbagai
komponen dalam reaaksi kimia dan
hubungan kuantitatif diantara komponen
tersebut.
3. • Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 –
NaOH menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat
dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau
metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan
pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah,
namun molar totalnya sama.
• Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.
• Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak
berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan
warna tetapi terjadi perubahan suhu.
• Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang
dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah
didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada
saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa
didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 :
1.
4. • Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA)
yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan
NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan
perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2.
• Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh
titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang
disebut dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya.
• Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat
ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan
mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.
5. Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam
perbandingan pereaksi senyawa, antara lain:
1. Jumlah pereaksi
2. Suhu
3. Volume
6. Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita
temukan antara lain :
1.Pengisian aki.
2.Gejala Kapilaritas pada air
3.Teori Kinetik Gas
4.Kalorimeter
5.Memanaskan/ memasak air
7. Aki memiliki beberapa bagian
utama. Yaitu kutub positif (anode)
yang terbuat dari timbal dioksida
(PbO2), kutub negatif yang terbuat
dari timbal murni (Pb), dan larutan
elektrolit kuat yaitu asam sulfat
(H2SO4) dengan kepekatan 30%.
Dalam kehidupan sehari-hari, aki
ini memiliki beberapa reaksi.
Karena aki tersebut dapat
mengubah dari energi kimia
menjadi listrik dan dapat kembali
menjadi energi kimia. Sehingga aki
ini juga merupakan elemen
sekunder.
8. • Saat aki digunakan terjadi perubahan energi
kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan
pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya.
Pada anode yang semula timbal dioksida
(PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada
katode yang semula timbale murni (Pb)
menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan
elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan
menjadi encer karena terbentuk air. Pada
mulanya terdapat air aki yang sudah
tercampur dengan asam sulfat dengan
kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan
mudah terurai didalam air dan pada saat
sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ +
9. • Karena aki merupakan
elemen sekunder, maka
tentunya aki juga dapat diisi
kembali. Proses tersebut
dikenal sebagai Setrum Aki.
Pada saat penyetruman aki,
terjadi perubahan energy
listrik menjadi kimia, katode
yang semula timbal sulfat
(PbSO4) menjadi timbal
murni (Pb), yang semula
anode timbal sulfat menjadi
timbal dioksida (PbO2), dan
larutan yang semula encer
menjadi lebih pekat.
10. • Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa
kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan
adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya
adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara
partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa
cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan
semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi
dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler
untuk zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair
di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
11. • Gejala kapilaritas pd air.
Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih
tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik
dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi
permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
12. • Gejala kapilaritas pd air raksa.
Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih
rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih
besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
13. • Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan
pipa.
• Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa
kapiler? Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak
seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III
Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada
zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair
naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama
dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.
• w = F
14. • Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak
θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair
yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut.
w = m g
w = ρ V g
w = ρ π r2 h g
• Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah:
F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ
• Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
15. • Keterangan:
h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ : tegangan permukaan N/m
θ : sudut kontak (derajat)
ρ : massa jenis zat cair (hg/m3)
r : jari-jari pipa (m)
16. • Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya,
1.naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor,
2.pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui
pembuluh kayu pada batang)
3.dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain.
• Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya
1.ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi
lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.