Tradisi adat tahunan masyarakat Suku Ta'a dan Suku Bare'e di Kabupaten Tojo Una-Una yang bernama Moraa dipandang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Moraa meliputi kegiatan kayori, numbuk padi, pembakaran nasi bulu, dan penyajian makanan yang dapat menanamkan nilai-nilai religius, kerjasama, berpikir kritis, dan peduli lingkungan pada siswa. Pemikiran Ki Hajar Dewant
1. RUANG KOLABORASI TENTANG FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA
RISAL
1
SURYAWAL
2
IRWAN
3
JEIN
4
INDAH HAIRUNISA
5
Kelompok 2
2. 1. Apa kekuatan konteks sosio kultural di daerah anda yang sejalan
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara?
Tradisi Adat “MORAA”
Tradisi ritual adat tahunan syukuran / pesta panen masyarakat Suku Ta’a dan
Suku Bare’e Kab. Tojo Una-Una yang dilaksanakan sesudah masa panen.
Tujuan :
Sebagai wujud rasa syukur terhadap hasil panen.
Bentuk Kegiatan :
Kayori (Melantunkan Syair/pantun), Menumbuk Padi, Pembakaran Nasi Bulu (Cani),
Penyajian Makanan.
Filosofi pakaian yang digunakan : Pakaian yang digunakan berwarna kuning (baju/atasan)
melambangkan kemakmuran dan keindahan dan hitam (celana,rok/bawahan) melambangkan
kepercayaan mistis dianut warga masyarakat. Selain itu, digunakan pengikat kepala “Siga”
(untuk Laki-laki) dan “Tali Bonto (Perempuan) bertujuan melindungi kepala dari keadaan alam
yang tidak baik.
Jenis syair/pantun dalam kayori : Syair yang mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi berkah dan hasil yang meimpah. Alat yang digunakan dalam kayori : Lesung
penumbuk padi dan gendang untuk menghasilkan irama.
Kekuatan Sosio Kultural
yang ada di Daerah Kab.
Tojo Una-Una masih
sangat kuat dalam
memegang teguh adat
istiadat leluhur.
3. 2. Bagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai –
nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya
daerah anda?
TRADISI
MORAA
Kayori
1. Kreatifitas
2. Inovatif
Menumbuk Padi
1. Kerja Keras
2. Mandiri
Pengolahan Sawah dan Panen
1. Religius
2. Peduli lingkungan
3. Berpikir kritis
Pembakaran Nasi Bulu (Cani)
1. Kerjasama
2. Gotong royong
Penyajian Makanan
1. Saling berbagi
2. Peduli
3. Toleransi/ Saling menghargai
4. Ramah dan Sopan santun
4. 3. Sepakati satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menebalkan
laku murid di kelas atau sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial
budaya di daerah anda yang dapat di terapkan.
PENGUATAN
BUDI PEKERTI
Pemikiran KHD yang menebalkan laku murid
dikelas yang sesuai dengan kearifan lokal
daerah (Tradisi MORAA)
Penguatan Budi Pekerti
1. Religius
- Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
- Aktif mengikuti kegiatan keagamaan disekolah
2. Ramah dan Sopan Santun
- Pembiasaan perilaku “5S”
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
- bergaul dengan semua tanpa membedakan teman
3. Peduli dan Berbagi
- Menjenguk teman sakit
- Memberikan bantuan kepada korban bencana alam
- Menyampaikan dukacita kepada teman yang berduka
4. Peduli lingkungan, Gotong Royong dan Kerjasama
- Jumpa berlian (Jumat Pagi Bersihkan Lingkungan)
- Melaksanakan budaya buang sampah pada tempatnya
- Kolaborasi dalam kelompok diskusi kelas
5. Berpikir kritis, Kreatif dan Inovatif
- Pelaksanaan P5 dan tugas proyek
- Mampu menyelesaikan soal-soal HOTS dengan benar
6. Kerja Keras
- Belajar dengan tekun dan menyelesaikan tugas tepat
waktu
7. Mandiri
- Mandiri dalam mengikuti kegiatan disekolah
- Mengerjakan tugas individu dengan baik, tidak
menyontek
8. Toleransi dan Saling Menghargai
- Berrperilaku baik terhadap teman yang beda agama
- ikut membantu persiapan kegiatan keagamaan agana
lain disekolah.