Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi manufaktur yang diterapkan oleh PT. Astra Honda Motor. Sistem informasi ini mencakup proses pengolahan data menjadi informasi, penerapan ERP, dan manfaat penerapan sistem informasi tersebut bagi perusahaan."
2. PENDAHULUAN
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya.
Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan,
bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang dikhususkan
pada departemen atau bagian manufaktur.
PT. Astra Honda Motor sebagai satu-satunya perusahaan manufacturing
dan Distributor resmi sepeda motor merk Honda sejak didirikan pada tahun 1971, sampai saat
ini merupakan perusahaan sepeda motor pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan jumlah
karyawan sekitar 12.000 orang di tiga plant produksi,yang mana plant ketiga mulai
beroperasisejak bulan September 2005, saat ini mampu memproduksi 3,2 juta unit per-
tahunnya. Bahkan jumlah akumulasi produksi PT. Astra Honda Motor telah mencapai 15 juta
unit ( jumlah akumulasi tersebut dicapai pada bulan September 2005 ).
3. Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIM
Input
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung
proses produksi secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
4. Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan
Database Management System (DBMS).
Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1.Pengumpulan (pendokumentasian) data
2.Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3.Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan
pengolahan data yang lain.
5. Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal
ini, perusahaan mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana
ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan baik yang disimpan ataupun akan
dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil
pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory).
Produksi
Subsistem produks didokumentasikan dan dijadikan sebuah informasi untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan
keputusannya. Definisi dari subsistem produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi disetiap
stasiun kerja ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah penjadwalan produksi (scheduling) dan transaksi
(transaction) antar stasiun kerja.
6. Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya,
performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam
unsur kualitas seperti proses perawatan. Proses yang didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (ProcessC ontrol),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material.
Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah
mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah
terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa
biaya merupakan komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga termasuk dalam
setiap komponen subsistem tersebut.
7. ERP (Enterprise Resource Planning )
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi
sehari-hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang,
waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem yaitu Sistem Financial, Sistem Distribusi, Sistem
Manufaktur, dan Sistem Human Resource. Contoh sistem ERP komersial antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan
JD.Edwards. Selain itu salah satu sistem ERP open source yang populer sekarang ini adalah Compiere.
Customer Relationship Management (CRM)
Adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan
mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pascapenjualan dalam sebuah organisasi. CRM melingkupi semua
aspek yang berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk di dalamnya adalah pusat
panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan
lapangan (field service).
8. Financial Resource Management (FRM)
Adalah modul modul yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial sehingga mampu
menyajikan laporan dari hasil relasi data dari beberapa departemen. modul-modulnya antara lain; General
Accounting, Financial Accounting, Controling, Invesment Management, Treasury, dan Enterprise Controlling.
Supply Chain Management (SCM)
Modul logistik secara fungsional digunakan untuk memproses pengadaan, penjualan dan distribusi logistik yang
digunakan oleh perusahaan. Tujuan dari SCM adalah untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers,
manufacturers, warehouse dan stores. SCM sebenarnya adalah modul yang menjadi fokus yang mutakhir dalam
pengembangan sistem ERP. Penerapan SCM yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi yang sangat
efektif dalam penghematan biaya perusahaan. Proses perencanaan hingga optimalisasi penyimpanandan penggunaan
logistik sangat membantu dalam memperbaiki prediksi permintaan serta efisiensi bagi perusahaan. Modul-modulnya
antara lain adalah : General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality
Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment
Management
9. HRM (Human Resource Management)
Sumber daya manusia adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan pengelolaan yang baik dan terukur dari mulai
perekrutan, penjadualan dan pemrosesan gaji. Pekerjaan-pekerjaan rutin bisnis yang terkait sumber daya manusia seperti
pembayaran gaji, manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor, bonus/kompensasi, perekrutan hingga perencanaan
kebutuhan tenaga kerja dapat dikelola oleh modul ini. Modulnya antara lain: Personnel Management, Personnel Time
Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.
Manufacturing Resource Planning (MRPII)
Evolusi dari Material Requirements Planning (MRP I), yang melingkupi faktor tambahan seperti perencanaan jangka
panjang, master schedulling, rough cut capacity planning dan shoop floor control. MRP I telah memasukan unsur
pengawasan dan pelaporan. Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa banyak hal yang harus dipadukan antara lain
keuangan, peramalan, sales order, analisis penjualan, distribusi, quality control serta sistem pelaporan dan pengawasan
lebih lanjut.
10. Implementasi ERP pada PT Astra Honda Motor (AHM)
PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai perusahaan perakitan motor terkemuka di Indonesia juga mengedepankan penerapan
TI dalam proses bisnisnya. Penerapan teknologi informasi (TI) pada AHM bukan merupakan hal yang baru, karena
perusahaan ini sudah mengimplementasikannya di pabrik motornya sejak tahun1980. Pada awalnya TI pada AHM hanya
dimanfaatkan untuk mendukung sistem akuntansi saja. Namun pada tahun 1986, teknologi informasi merambah ke sistem
keuangan dan kontrol produksi. Sistem tersebut dibuat secara swadaya oleh PT AHM sendiri, sehingga yang terjadi adalah
TI yang diaplikasikan menjadi terpisah satu sama lainnya atau tidak terintegerasi. Pada tahun 1995, sistem perusahaan
diubah menjadi mulai terintegrasi dengan penggunaan ERP dan untuk selanjutnya semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Tujuan dari PT AHM menerapkan TI di perusahaannya adalah untuk menerapkan sistem Just In Time (JIT), sehingga dapat
tercipta efisiensi dalam perusahaan.
Melalui sistem terintegrasi yang digunakan, dalam hal ini menggunakan ERP, pada setiap periode AHM akan memperoleh
informasi dari divisi Keuangan, Operasi dan Human Resource mengenai aktivitasnya masing-masing. Sebagai contoh, divisi
operasi menyajikan informasi mengenai produksi jumlah motor yang akan dijual untuk satu bulan kedepan. Dengan
demikian, bagian produksi dapat merencanakan tipe apa saja yang akan diproduksi dan juga jumlah komponen yang
dibutuhkan. Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan kepada perusahaan pemasok komponen mengenai kebutuhan
tersebut. Selanjutnya pada divisi keuangan menyajikan anggaran biaya yang dibutuhkan. Sedangkan untuk divisi HR
11. menyiapkan kebutuhan tenaga kerja. Semua informasi tersebut diintegrasikan dalam satu database, sehingga setiap divisi
dapat menghasilkan informasi yang real time.
Sistem akan langsung menghitung jumlah suku cadang komponen yang telah digunakan. Secara otomatis, persediaan suku
cadang komponen langsung dihitung. Untuk selanjutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk
pemesanan. Aplikasi ERP tersebut mendukung sistem Just in Time (JIT) yang diterapkan oleh perusahaan. Melalui ERP
informasi kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan dalam JIT akan bergulir cepat, sebab sistem menghadirkan
otomatisasi dan integrasi pada sistem bisnis yang akan diolah melalui software secara online.
Hubungan AHM dengan vendor dilakukan melalui online sehingga setiap kali pemesanan dilakukan vendor langsung dapat
mengirimkan komponen yang dibutuhkan pabrik. Secara otomatis, persediaan suku cadang komponen langsung dihitung.
Berikutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan, sehingga penggunakan aplikasi ERP
mendukung sistem Just in Time (JIT). Selain itu, kelengkapan atribut pemesanan seperti nama vendor, nama suku cadang,
jumlah, dan jam delivery harus tercantum pada komponen yang diterima dengan dilengkapi Bar Code Text (BCT).
Keuntungan yang didapat dari penerapan Just In Time (JIT) melalui pengunaan ERP dalam perusahaan adalah terjadinya
efisiensi yang sangat besar. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi motor akan menjadi sangat cepat. Keuntungan
lainnya yang di dapat oleh PT AHM adalah dapat menyatukan jaringan komunikasi antar pabrik, sehingga hubungan antar
pabrik menjadi mudah.
Penggunaan TI agar dapat digunakan secara maksimal pada perusahaan juga harus didukung pula oleh skill karyawan.
Karyawan AHM dapat dikatakan memguasai dari implementasi aneka solusi TI di lingkungannya. Hal ini dikarenakan TI
sudah lama diperkenalkan pada mereka sehingga komputerisasi bukan merupakan hal yang baru.
12. ERPAkan Bisa Mendukung Industri yang Spesifik
Industri manufaktur tidak lagi menjadi satu-satunya industri yang memerlukan ERP. Kita telah bisa lihat
bahwa industri spesifik seperti Telekomunikasi, Multi-level Marketing, Perusahaan Listrik atau
Pertambangan dapat menggunakan ERP. Juga semakin sering terlihat adalah industri jasa (Service) seperti
perhotelan, rumah sakit, perbankan, asuransi yang juga menggunakan ERP.
Tidak mengherankan jika suatu saat, sekolah, departemen kehakiman, departemen pertahanan, bahkan suatu
badan pemerintahaan seperti kantor gubernuran juga dapat menggunakan ERP. Dengan segala keterbatasan
sumber daya dari ERP vendor, maka feature yang dirancang untuk sebuah industri spesifik akan terbatas
juga. Ada ERP yang lebih cocok untuk industriA, ada yang untuk industri B, namun tidak mungkin ada ERP
yang cocok untuk semua industri. Akan menjadi seberapa spesifikkah? ERP vendor akan selalu mencari
titik keseimbangan agar produknya tidak menjadi terlalu spesifik sampai tidak diterima oleh industri secara
luas . Industri sebaiknya berhati-hati dalam memilih ERP yang cocok.
13. Manfaat diterapkannya ERPsebagai bagian dari Teknologi
informasi
Berikut ini adalah manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi perusahaan:
Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan
perusahaan dengan lebih baik.
StandarisasiProses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas,
penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitasproduk.
Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang
biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
14. Teknologi
Salah satu analis industri ERP terkemuka pernah mengatakan ‘jika memilih ERP, anda harus melihat teknologi
yang digunakan dibaliknya’. Sayangnya, banyak user yang memilih ERP belum tentu memberikan perhatian
cukup pada hal ini. Sebagai orang teknik, saya bisa memahami betapa sulitnya jika sebuah aplikasi yang
berskala ERP harus didesain ulang dengan teknologi baru.
Seperti banyak hal lainnya, teknologi ada yang Sunrise dan ada yang Sunset. Ingatkah anda dengan Fotran,
PDP-11, Pascal, Cobol, Wordstar yang hanya sepuluh tahun yang lalu muncul di setiap kurikulum Computer
Science di universitas kita, apakah ada aplikasi baru yang dibangun dengan bahasa itu, hari ini?. Untuk
mengetahui mana yang Sunrise dan mana yang Sunset merupakan tantangan bagi departemen MIS/EDP yang
biasanya lebih ter- update dibanding dengan departemenlainnya. Sayangnya, biasanya pemilihan ERP itu
didorong dari pihak user (pemakai) yang lebih terfokus kepada feature, sehingga faktor teknologi biasanya
diabaikan.Akitbatnya, terjadilah masalah di kemudian hari seperti banyaknya perusahaan di Indonesia yang
‘terjebak’ dengan namanya sistem ‘legacy’.
15. Sumber Daya Manusia
Secanggih apapun teknologi kita hari ini, ERP tetap saja belum sempurna seperti yang diharapkan
manusia. Oleh karena itu, seberapa sukses pun ERP yang kita pilih dari luar negeri, di negeri kita ini
belum tentu bisa jalan jika tidak didukung oleh lokal support yang kuat. Kita harus benar-benar teliti
memilih vendor yang bisa komit terhadap apa yang mereka tawarkan sebab menangani paket ERP sangat
lain dibandingkan dengan menangani penjualan PC atau paket perangkat lunak desktop.
Infrastruktur
Infrastruktur dalam hal ini termasuk sistem pendukung untuk penerapan suatu proyek ERP. Contohnya:
apakah vendor menyediakan Help Desk; apakah vendor mempunyai tata cara (standard operating
procedure/methodology) dalam penerapan sistem ERP; apakah vendor mengetahui langkah apa yang
harus diambil pada saat melakukan customization, apakah vendor bisa menjelaskan langkah-langkah apa
yang harus ditempuh sebelum sistem ‘go- live’, umpamanya.
16. Fasilitas Manufaktur
Fasilitas manufaktur tersedia untuk kapasitas 175.000 unit perbulan meliputi:
Fasilitas Manufaktur PT. Astra Honda Motor
-Painting : perawatan awal, pengecatan plastik dan metal
-Plating : pelapisan plating pada permukaan komponen
-Pressing : pembuatan komponen metal dengan cara pressing
-Welding : pengelasan titik, pengelasan TIG, pengelasan MIG
-Plastic Injection : mesin cetak injeksi komponen plastik
-Die Casting : pencetakan komponen aluminium
-Die & mould Repair : perbaikan dies & mould
-Die &mould making : perancangan dan pembuatan mould dan die
-Workshop : pembuatan & pemeliharaan perlengkapan produksi
-Assembling : perakitan engine dan unit sepeda motor
-Packing : fasilitas untuk pengemasan unit sepeda motor
17. KESIMPULAN
Penerapan ERP pada PT. ASTRA HONDA MOTOR. mempunyai kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan ERP pada suatu perusahaan harus menjadi kebijakan strategik pada tingkat top management dan didukung penuh
oleh setiap unsur yang ada dalam perusahaan. ERP telah mampu memenuhi beberapa target jangka panjang sebelum
tenggang waktunya. Seperti terlihat pada operation net income yang mencapai pertumbuhan. Dengan peningkatan penjualan,
berarti perusahaan telah berhasil menerapkan suatu proses yang efisien. Proses ini diawali oleh tingkat akurasi data yang
dikendalikan oleh ERP. Hal serupa dapat terlihat pada ketepatan waktu pada pengiriman, penggunaan laporan internal yang
standar dan rata-rata kesalahan yang ditimbulkan oleh karyawan. Indikator-indikator tersebut telah membuktikan bahwa ERP
mengarahkan proses pada hal tersebut.
18. DAFTAR PUSTAKA
Aladwani, A.M., 2001, “Change Management Strategies For Succsessful ERP Implementation”, Business Process
Management Journal, Vol.7 no.3 pp. 266-275.
Baheshti, H.M., 2006, “What Manager Should Know About ERP/ERP II”, Management Research New Vol.29 No.4, pp.
184-193.
Bradford, M., and Florin, J., 2003, “Examining the Role of Inovation Diffusion Factors on the Implementation Success of
Enterprise Resources Planning Systems”, International Journal of accounting Information System 4 pp. 205 – 225.
http://singcat.com/erp.html
Lynch, LG. 1977. Input Methods And Facilities Available For Land Survey Data. Dalam A.W moore & S.W.Bie. Uses of
Soil Information Systems. Center for Agric. Publ. And Documentation. Wageningen 103 h.
O’Brien James. 2005. Introduction to Information System, 12 th edition. McGraw Hill Companies, Inc.
http://tatriariesta.blogspot.co.id/2011/09/implementasi-erp-pada-pt-astra-honda.html
http://thesis.binus.ac.id/doc/bab1/2007-3-00475-TIAS%20BAB%201.pdf