Berdasarkan hasil focus group discussion, laporan merekomendasikan perubahan budaya organisasi PT. Danareksa Investment Management dari budaya klan dan hierarki menjadi budaya pasar dan adhokrasi untuk menyesuaikan dengan tantangan masa depan. Perubahan perilaku dan sistem diperlukan untuk mendukung perubahan budaya tersebut."
2. Overview
Sehubungan dengan tindaklanjut dari pelatihan Strategic Leadership yang dilaksanakan
pada tanggal 29 â 30 Mei 2015, maka dilakukan evaluasi terhadap budaya organisasi
sebagai dasar untuk melakukan pengembangan organisasi yang strategis dan
penyusunan training need analysis (TNA) yang dipersiapkan untuk meningkatkan
kompetensi kepala divisi untuk memiliki kompetensi yang lebih advance.
Untuk melakukan kajian terhadap budaya organisasi dilakukan focus group discussion
untuk seluruh team manajemen, untuk menentukan behavior dan system yang perlu di
kembangkan, sehingga mendorong munculnya perubahan budaya yang lebih sesuai
dengan tantangan yang dihadapi oleh PT. Danareksa Investment Management.
Konsep evaluasi budaya organisasi menggunakan metode organization culture
assessment instrument (OCAI) dari Competing Values Framework by Kim S. Cameron &
Robert E. Quinn yang telah diadopsi kedalam budaya Indonesia untuk mendapatkan
gambaran empat budaya organisasi yaitu : Clan, Adhocracy, Hirarchy dan Market.
Berdasarkan hasil matrix budaya organisasi bisa diperoleh framework yang diharapkan
oleh PT. Danareksa Investment Management di masa depan.
3. Organizational Culture Framework
The Hierarchy Culture
âĸ Organisasi yang sangat formal dan terstruktur.
âĸ Semua diatur berdasarkan prosedur kerja.
âĸ Pemimpin berperan sebagai koordinator yang
baik dan efisien.
The Market Culture
âĸTerfokus pada hasil.
âĸKompetitif dan berorientasi pada sasaran.
âĸPemimpin dipandang sebagai orang yang
tegas dan penuh tuntutan.
The Adhocracy Culture
âĸTempat kerja yang dinamis dan kreatif.
âĸ Pengambilan risiko dan inovasi.
âĸ Pemimpin merupakan inovator dan berani
mengambil risiko.
The Clan Culture
âĸ Tempat kerja yang sangat menyenangkan.
âĸ Pemimpin dipandang sebagai mentor dan
senior.
âĸ Dipersatukan dengan loyalitas dan
komitmen.
Stability and Control
Flexibility and Discretion
ExternalFocusandDifferentiation
Competing Values Framework by Kim S. Cameron & Robert E. Quinn
5. Improvement Corporate Culture PT. DIM
Berdasarkan analisa OCAI maka terdapat pergeseran kebutuhan
dari budaya clan dan budaya hirarcy yang di persepsikan saat ini
sebagai budaya yang ada menjadi budaya adhoracy dan budaya
market.
Budaya clan yang kental dengan relationship yang hangat antar
anggota, disatu sisi akan mengembangkan iklim kerja yang saling
support. Selain itu, budaya hirarcy yang lebih mengandalkan
system sebagai mesin pengerak organisasi.
Budaya baru yang akan dituju adalah budaya adhocracy yang lebih
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan internal dan eksternal
dan berupaya untuk selalu berinovasi secara berkesinambungan.
Budaya market lebih mendorong organisasi untuk selalu melihat
peluang pasar sebagai backbone organisasi.
Perubahan ini diharapkan akan lebih selaras dengan tantangan
yang dihadapi oleh PT DIM.
8. Market Culture
1. Marketing
Opportunity
2. Customer
Focus
3. Proactivity
4. Competitive
5. Result
Oriented
Dalam Market Culture terdapat 5
(lima) aspek yang membentuk
budaya market yang menjadi
harapan. Masing- masing aspek
tersebut, membentuk fondasi baik
perilaku maupun sistem yang perlu
dikembangkan.
Pada halaman-halaman berikut
akan diperoleh hasil FGD yang
merupakan analisa dari seluruh
team yang diharapkan menjadi
dasar perubahan-perubahan yang
akan dilakukan.
9. 1. Market Opportunity
īˇ Kompetensi Asuransi.
īˇ Agresif.
īˇ Inovatif.
īˇ Standar Kerja Internasional.
īˇ Mengikuti Perkembangan Teknologi.
īˇ Pengelolaan SDM Yang Siap Bersaing.
īˇ Kompensasi Yang Menarik.
īˇ Reward .
Behavior
System
īˇ Digital marketing.
īˇ Full electronik pelayanan nasabah.
īˇ Ambil Asuransi.
īˇ Kerjasama dengan foreign MI for sophisticated product in
country.
īˇ Penjualan produk di LN (grap Market LN).
īˇ Infrastructur Product.
īˇ Online product.
īˇ Investor retail high.
īˇ Potensi investor.
īˇ Cross border fund (MEA & globalisation).
īˇ Offshore investee.
īˇ Bermitra dengan onlineshop sebagai cross sell.
īˇ Mencari peluang agar dapat menjual produk ke luar negeri.
īˇ Pengelolaan dana haji.
īˇ Pengelolaan portofolio asuransi.
īˇ ETF.
īˇ EBA.
īˇ Kemudahan dalam bertransaksi.
īˇ Financial planning.
īˇ TKW.
īˇ Diaspora.
īˇ Produk terstruktur.
īˇ Produk tematik.
īˇ Penduduk usia produktif tinggi.
īˇ Yang sesuai dengan kebutuhan para investor untuk saat ini.
10. 2. Customer Focus
īˇ Menguasai Perencanaan Keuangan.
īˇ Memberi Kemudahan Memperoleh
Informasi.
īˇ Dukungan Teknologi.
īˇ Access Ke Data Riset (Kepelanggan)
Behavior
System
īˇ Lebih dekat dengan client melalui bantuan untuk
memenuhi/memberikan solusi kepada investor.
īˇ Memberikan info terkait dengan kondisi pasar & peluang-
peluangnya.
īˇ Talk show investasi.
īˇ Iklan di MRT/ Subway.
īˇ Folder investment program(customized).
īˇ Mengadakan acara/seminar ke luar negeri.
īˇ Menemui investor secara rutin.
īˇ Membuat event gathering melibatkan publik figure & CEO.
īˇ Lebih mendekatkan dengan para customer berapapun jumlah
yang di investasikan oleh nasabah tersebut.
īˇ Tidak memilih-milih nasabah (hal ini dikhususkan untuk
nasabah retail).
īˇ Pelayanan nasabah secara elektronik.
īˇ Kemudahan akses informasi.
īˇ Insurance-linked fund.
īˇ Pengelolaan produk valas.
īˇ Advice perencanaan keuangan secara lengkap.
īˇ Advice lifestyle bagi HNW clients.
īˇ âUANGKU UANGKUâ.
īˇ Apresiasi untuk customer jalankan âwow marketingâ.
īˇ Relationship untuk client.
īˇ Health is investment.
īˇ Investment is healty.
īˇ Suprise-suprise untuk investor terkait pelayanan investor
bilang âwowâ.
īˇ Form feed back investor.
īˇ Fully informative.
īˇ Full service/always avalible.
īˇ Full access.
11. 3. Proactivity
īˇ Tekun, Teliti
īˇ Lebih Dekat Dengan Klien & Mengerti
Kebutuhan.
īˇ Selalu Mencari Target Pasar Baru.
īˇ Sifat Ingin Tahu Yang Tinggi.
īˇ Proaktif
īˇ Sistem CRM.
Behavior
System
īˇ Gathering informasi untuk benchmark & evaluasi.
īˇ Mempertahankan/maintain & meningkatkan performance
product.
īˇ Melakukan marketing intelligence, product apa yang populer
disetiap siklus ekonomi.
īˇ Program investor get investor.
īˇ Data mini investor yang lebih kuat, melihat intelligence.
īˇ Menyampaikan informasi real time.
īˇ Menyampaikan laporan semua SLA masing-masing divisi.
īˇ Otomatisasi proses yang masih manual.
īˇ Mempercepat ketersediaan sistem informasi untuk decision
support.
īˇ Product yang lebih flexibel & competitive.
īˇ Cara penawaran dengan asuransi.
īˇ Membuat produk offshore (jika regulasi memungkinkan).
īˇ Go branding dengan company diluar asset management
(competition).
īˇ Buka branch di KL & Brunai Darusallam.
īˇ Peningkatan relationship membantu kebutuhan âpersonalâ
client level .
īˇ Sigap menggali kebutuhan costumer terkait investasi.
īˇ Mencari/identifikasi tren, kebutuhan, kesiapan pasar.
īˇ Netwoking.
īˇ Mengetahui kondisi pasar yang diinginkan oleh
nasabah/investor.
īˇ Mendalami peraturan-peraturan baru yang
berkaitan/berhubungan pada kondisi pasar saat ini.
12. 4. Competitive
īˇ Persistent .
īˇ Dicipline.
īˇ Semangat / passion.
īˇ Proaktif.
īˇ Akuntabilitas.
īˇ Carrot & Stick.
īˇ Monitoring & Review.
Behavior
System
īˇ Agresif dalam menangkap peluang yang ada & menuangkannya
dalam rencana kerja.
īˇ Tidak memilih-milih nasabah, dalam hal ini untuk nasabah retail.
īˇ Mengikuti training/pelatihan untuk menghadapi adanya
persaingan yang semakin ketat.
īˇ Menguasai teknis produk & market.
īˇ Menjadi âsahabatâ investor/client.
īˇ Jangan berkata âtidakâ.
īˇ Positive thinking.
īˇ Meningkatkan komunikasi 2 (dua) arah atasan & bawahan.
īˇ Rutin benchmarking.
īˇ Monitoring performance.
īˇ Rajin baca Koran.
īˇ Saling update informasi dengan teman-teman sales.
īˇ Update informasi.
īˇ Inovasi product.
īˇ Meningkatkan pemahaman produk & kebutuhan customer.
īˇ Penyempurnaan sytem & service.
īˇ Know your competitor.
īˇ Immediate competitor.
īˇ Target.
īˇ Melakukan evaluasi.
īˇ Sikap kritis terhadap perubahan.
īˇ Cepat tanggap terhadap kesempatan & peluang yang ada.
īˇ Mengambil risk yang measurable/risk taker.
īˇ Mencari ide-ide investasi baru.
īˇ Meningkatkan kompetensi SDM.
īˇ Meningkatkan sistem informasi.
īˇ Layanan prima & menepati janji.
īˇ Kedekatan profesional investor.
īˇ Eksekusi yang akurat.
īˇ Aggresivitas team sales ditingkatkan.
īˇ Proactive.
13. 5. Result Oriented
īˇ Discipline.
īˇ Time Management.
īˇ Komitmen.
īˇ Integrity.
īˇ Perfeksionis.
īˇ Team Work.
īˇ Integrated System.
īˇ Task Force.
Behavior
System
īˇ Daily Activity.
īˇ Gelar si turtle buat yang lambat.
īˇ Kerja keras, kuat mental.
īˇ Selalu selesaikan tugas /target/masalah.
īˇ Sederhanakan proses.
īˇ Meng-update posisi achievement saat ini.
īˇ Management by objective mengetahui prioritas, benefit/cost ratio.
īˇ Bekerja dengan semangat agar tercapainya hasil.
īˇ Jangan berhenti untuk belajar.
īˇ Lebih berusaha untuk menjadi yang terbaik.
īˇ Meningkatkan efesiensi kerja.
īˇ Menyusun kegiatan berdasarkan skala prioritas.
īˇ Evaluasi hasil kerja dan menutupi kelemahan yang ada, dalam
proses kerja serta menyusun strategi yang tepat untuk mencapai
target.
īˇ Kerja lebih cepat.
īˇ Hindari penundaan.
īˇ SOP yang jelas dipampang di board.
īˇ Efektivitas kerja.
īˇ Disiplin dengan target yang hendak dicapai.
īˇ Bekerja secara professional.
īˇ Disiplin pada monitoring untuk merubah prospect jadi sales.
īˇ Keberanian menyampaikan pendapat / ber-argument dengan
atasan.
īˇ Berani ambil risiko dengan terukur.
īˇ Otomatisasi /perbaikan sistem perndukung .
īˇ Meningkatkan daya saing yang tinggi.
īˇ Menurunkan kadar resiko ketakutan.
īˇ Sistem pengendalian terhadap semua aktifitas.
14. Adhocracy Culture
6. Visioner
7. Change
Agent
8. Dynamic9. Creative
10. Risk
Oriented
11.
Innovation
Dalam Adhocracy Culture terdapat
6 (enam) aspek yang membentuk
budaya Adhocracy yang
diharapkan. Masing- masing aspek
tersebut membentuk fondasi, baik
perilaku maupun sistem yang perlu
dikembangkan.
Pada halaman-halaman berikut
akan diperoleh hasil FGD yang
merupakan analisa dari seluruh
team, yang diharapkan menjadi
dasar perubahan-perubahan yang
akan dilakukan.
15. 6. Visioner
īˇ Komunikasi.
īˇ Networking.
īˇ Adventur.
īˇ Passionate.
īˇ Jeli.
īˇ Otomatisasi.
īˇ Slim Organization.
īˇ Matrix Communication.
īˇ Comprehensive Study.
Behavior
System
īˇ Asset management yang world dass, menguasai market lokal &
South East Asia.
īˇ Mengurangi mentalitas BUMN.
īˇ Aktif join forum internasional.
īˇ Responsive dan waspada pada competitor.
īˇ Berorientasi pada teknologi.
īˇ Selalu harus di depan dibandingkan competitor.
īˇ Selalu inovasi dengan kreasi yang baru, yang berbeda dengan
sebelumnya.
īˇ Terlibat di dalam forum-forum industri pasar modal, baik dalam
negeri maupun internasional.
īˇ Mengikuti kegiatan-kegiatan berskala internasional dalam
industry.
īˇ Perbanyak baca-baca buku.
īˇ Menulis untuk koran.
īˇ Lebih banyak berinteraksi dengan kompetitor dan forum-forum
terkait bisnis perusahaan.
īˇ Aktif berinteraksi dengan rekan-rekan industri diluar perusahaan.
īˇ Berusaha menjadi problem solver dari setiap perubahan pasar
yang ada.
īˇ Internship pada MI di LN/Foreign MI.
īˇ Direksi /kadiv harus dikenal baik di industry.
īˇ Eksposal perusahaan sebagai handling manager global.
īˇ Bergaul dengan perusahaan / investor.
īˇ Mendapatkan informasi terkini dengan banyak membaca.
īˇ Networking dengan high profile.
īˇ Banyak baca buku.
īˇ Tidak menentang perubahan ketika menyampaikan ide-ide.
īˇ Mempunyai perencanaan master plan & blue print.
īˇ DIM sebagai pionir dalam produk Reksa Dana, sehingga punya
peluang untuk melahirkan produk yang lebih focus pada
kebutuhan infrastructure.
16. 7. Change Agent
Memberikan Contoh :
īˇ Credible.
īˇ Tegas.
īˇ Berani ambil resiko/tanggung jawab.
Komunikasi & Keterbukaan :
īˇ Open minded.
īˇ Good listening/skill.
īˇ Tegas.
Coaching :
īˇ Credible.
īˇ Well structured.
īˇ Objective.
Memberikan Contoh :
īˇ Competency Model.
īˇ Performance.
īˇ Appraisal.
Komunikasi & Keterbukaan :
īˇ Alur komunikasi yang dipahami bersangkutan
(menerapkan model komunikasi).
Coaching :
īˇ Jadwal yang terstruktur.
īˇ Alur komunikasi yang jelas.
īˇ Menerapkan cara pengukuran keberhasilan.
Behavior
System
īˇ Profesional, mengajak bawahan untuk lebih profesional dalam
bekerja.
īˇ Menjaga kredibilitas dan bisa menjadi contoh.
īˇ Tidak terlalu birokrasi /menjaga jarak.
īˇ Memberi contoh kepada bawahan.
īˇ Cepat beradaptasi.
īˇ Memperkaya referensi agar lebih kreatif.
īˇ Menerima segala tantangan dalam pekerjaan meski diluar
kemampuan.
īˇ Komunikasi, disiplin, bekerja dengan efektif & efesien.
īˇ Mengkomunikasikan perubahan.
īˇ Memberi contoh dengan lebih dulu melakukan.
īˇ Meningkatkan coaching kepada Ka.Div dan Ka. Unit.
īˇ Meningkatkan komunikasi/ alignment dengan seluruh team
marketing.
īˇ Keterbukaan informasi.
īˇ Memberikan coaching untuk mencapai target.
īˇ Merubah paradigma berpikiran bawahan.
īˇ Memberikan contoh sebagai panutan yang harus diikuti.
īˇ Memonitor dengan membimbing bawahan/rekan kerja.
īˇ Menjadi Fasilitator.
īˇ Lebih terbuka.
īˇ Tidak emosional.
īˇ Lebih memahami dan mengerti lingkungan disekitar.
īˇ Menjelaskan kepada bawahan rencana dan strategi divisi dan
bagaimana cara mewujudkannya.
īˇ Memberi contoh perubahan.
īˇ Komunikasi horizontal dan vertikal ditingkatkan.
īˇ Memberi contoh terlebih dahulu tentang perubahan.
īˇ Memberikan compliment / reward kepada tim yang bersedia
berubah.
17. 8. Dynamic īˇ Komunikasi yang tidak terlalu birokrasi.
īˇ Mencari anggota divisi yang sudah punya data base client.
īˇ Proaktif.
īˇ Berani ambil keputusan.
īˇ Mempercepat ritme kerja tim dan meninggalkan pola kerja yang
īˇ Memutar role kerja temporary.
īˇ Mendengarkan keluhan bawahan.
īˇ Memilih karyawan yang bersemangat.
īˇ Memberikan kepercayaan kepada bawahan didalam menangani
strategis secara bertahap dan berkesinambungan.
īˇ Kurangi birokrasi.
īˇ Right man in the right place.
īˇ Memfasilitasi jalur komunikasi yang berjenjang.
īˇ Rekrut yang sesuai dengan karakter pekerjaan.
īˇ Proaktif memberi masukan dan usulan perbaikan.
īˇ Inovasi.
īˇ Kepala divisi lebih proaktif mencari peluang/mencari solusi
īˇ Management forum (diskusi bebas seluruh Ka. Divisi dan direksi).
īˇ Rekrutment yang lebih cepat dan fleksibel.
īˇ Dinamika mengantisipasi perubahan pasar, misal product yang
īˇ Dinamika komunikasi atasan bawahan ( no border).
īˇ Matrix communication between division / directorate.
īˇ Lebih memahami tugas/ job desc dari masing-masing.
īˇ Komunikasi lebih ditingkatkan.
īˇ Setiap marketing mengerti tentang market movement.
īˇ Dapat berdiskusi lebih terarah dengan FM (Fund Manager).
Matrix/ Alur Communication :
âĸ Sifat keterbukaan.
īˇ Mendengarkan.
īˇ Menerima pendapat orang lain.
Pemahaman Atas SOP / Job Desk :
īˇ Berusaha menaati/mematuhi.
īˇ Menerima dan menjalankan tanggung jawab.
Delegasi Wewenang Yang Jelas :
īˇ Melakukan mentoring.
Matrix / Alur Coordination :
īˇ Pedoman.
īˇ SOP.
Pemahaman Atas SOP / Job Desk :
īˇ Tersedia SOP / Job Desk yang jelas.
īˇ Arahan dari management/ atasan.
Delegasi Wewenang Yang Jelas :
īˇ Menetapkan batasan suatu pekerjaan.
Behavior
System
18. 9. Creative īˇ Berani dalam mengambil keputusan.
īˇ Berani approach client secara mandiri.
īˇ Lebih bebas menyampaikan pendapat.
īˇ Lebih sering acara fun bareng.
īˇ Kreativitas dalam menciptakan pengerjaan sistem yang baru.
īˇ Berani mengungkapkan pendapat secara personal.
īˇ Inisiatif untuk melihat kesempatan pengembangan bisnis.
īˇ Berani melakukan sesuatu diluar kebiasaan.
īˇ Ajang â Innovation Awardsâ (penghargaan atas tiap kreativitas).
īˇ Berani menyampaikan ide-ide baru.
īˇ Berani ambil keputusan.
īˇ Berani mencoba.
īˇ Memberikan reward yang menantang.
īˇ Mendorong pegawai untuk menentukan cara menyelesaikan
masalah.
īˇ Berpikir Out Of The Box.
īˇ Berani mengemukakan pendapat dengan atasan dalam hal ini
direksi.
īˇ Tidak perlu takut untuk menghadapi para direksi.
īˇ Creative opinion
īˇ Creative communication with direction.
īˇ Kreativitas dalam menyampaikan ide-ide baru, misal menyikapi
kondisi pasar.
īˇ Kreatif dalam menyampaikan ide dan bisa di terima dengan baik.
īˇ Menembus batasan-batasan kaku menjadi lebih fleksibel.
īˇ Berani bermain dengan ide.
īˇ Selalu berusaha menyelesaikan masalah dan cara-cara baru dalam
memberikan solusi.
īˇ Memberikan kesempatan kepada semua personil di divisi untuk
mengajukan ide dan inovasi di dalam mencapai target kerja.
Kesempatan Dan Kebebasan Berpendapat :
īˇ Berani memberikan pendapat.
Creative Problem Solving :
īˇ Curious.
īˇ Open minded.
Creativity Reward / Award :
īˇ Creative menyampaikan ide-ide yang baru.
Behavior
System
Kesempatan Dan Kebebasan Berpendapat :
īˇ Komunikasi yang lancar antara atasan dan
bawahan / sesama kolega pada organisasi
yang tepat.
Creative Problem Solving :
īˇ Komunikasi yang smooth.
īˇ Informasi dapat bergulir dengan lancer.
Creativity Reward / Award :
īˇ Ide-ide creatif yang digunakan diberi point
lebih positif.
19. 10. Risk Oriented īˇ Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, oleh karena
itu diharapkan tidak takut untuk menghadapinya.
īˇ Resiko yang terukur dan konsep exit strategi yang disepakati.
īˇ Keberanian mengambil risiko tetapi terukur.
īˇ Keputusan yang di ambil berimplikasi dan dalam batas risiko yang
dapat diterima serta bertanggung jawab terhadap resiko tersebut.
īˇ Resiko di marahin atasan.
īˇ Resiko mempertanggung jawabkan keputusanya.
īˇ Bisa mengidentifikasi benefit risk untuk perubahan.
īˇ Berani mengambil resiko yang terukur (calculated risk).
īˇ Mengambil keputusan dengan cepat dengan resiko seminimal
mungkin.
īˇ Eksekusi langsung dengan keyakinan.
īˇ Memerlukan keberanian mengambil resiko dalam penetrasi pasar.
īˇ Berani ambil risiko meningkatkan performa produk dengan
pemanfaatan aturan pengelolaan.
īˇ Lebih berani hire orang-orang berkualitas walau dengan
remunerasi lebih tinggi.
īˇ Merekrut tim yang capable.
īˇ Mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
īˇ Berani investasi dalam biaya pengembangan.
īˇ Menerima resiko dan melakukan mitigasi resiko.
īˇ Berani untuk mengambil keputusan terutama dalam solving
problem related costumer/client.
īˇ Menetapkan resiko yang terukur seperti peraturan yang berlaku.
īˇ Mendorong pegawai untuk menerima delegasi pekerjaan yang
lebih banyak.
īˇ Bisa menimbang risiko dan return lebih sistematis .
īˇ Risiko itu bukan berarti tidak boleh di ambil.
Berani Mengambil Resiko Yang Terukur :
īˇ Risk Taker.
īˇ Kompeten.
Berani Merekrut SDM Yang Unggul :
īˇ Open minded
Berani Melakukan Eksekusi Setelah Keputusan Di
Ambil :
īˇ Risk Taker
Berani Mengambil Resiko Yang Terukur :
īˇ Risk managemet yang kuat.
Berani Merekrut SDM Yang Unggul :
īˇ Proses recruitment .
īˇ Sistem remunerasii yang baik (best market).
Berani Melakukan Eksekusi Setelah Keputusan Di
ambil :
īˇ Risk managemet yang kuat.
Behavior
System
20. 11. Innovation īˇ Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendukung
proses kerja yang efektif dan efesien terutama untuk pekerjaan
yang bersifat rutin.
īˇ Mendorong pegawai untuk melakukan riset & observasi.
īˇ Menyiapkan kompetensi pegawai.
īˇ Penghematan biaya kertas / printer.
īˇ Bekerja lebih efektif dan efisien.
īˇ Inovasi transformasi total birokrasi internal.
īˇ Inovasi teknologi dalam semua lini divisi.
īˇ Perbaikan cara pengelolaan portofolio.
īˇ Perbaikan cara memaintanance client.
īˇ Menciptakan metode / cara pendekatan client / mendapatkan
client baru dalam ranah yang berbeda.
īˇ Perkuat brand syariah.
īˇ Masuk ke Bank Syariah.
īˇ Memberikan layanan informasi dan transaksi yang cepat, akurasi
dan aman.
īˇ Sistem disempurnakan agar dapat membantu proses pekerjaan
lebih efisien dan cepat.
īˇ Training inovasi secara berkala dan berjenjang.
īˇ Menggunakan teknologi.
īˇ Menyederhankan proses.
īˇ Product yang ada dikembangkan.
īˇ Methode/proses investasi di explore lebih dalam melalui inovasi
metode untuk memperoleh hasil yang optimal.
īˇ Berani mengemukakan saran-saran untuk perubahan system.
īˇ Memanfaatkan dengan adanya kemajuan teknologi saat ini.
īˇ Produk dibuat mudah untuk ditransaksikan melalui smartphone
chanel distribusi yang luas.
īˇ Bersikap terbuka dan tidak âjudgeâ atas ide-ide awal, atau tidak
langsung marah ketika inovasi tidak deliver.
Penggunaan Teknologi Untuk Mempermudah :
īˇ Paham teknologi.
īˇ Mau belajar / menerima perubahan teknologi.
Penyederhanaan Proses :
īˇ Open minded.
Memperbaiki Metode Cara Pendekatan Client :
īˇ Agresif.
īˇ Focus.
īˇ Kuat mental.
īˇ Networking.
Penggunaan Teknologi Untuk Mempermudah :
īˇ Tim IT yang kuat.
īˇ System user friendly.
Penyederhanaan Proses :
īˇ Approval proses lebih cepat.
īˇ Set up limit.
Memperbaiki Metode Cara Pendekatan Client :
īˇ Punishment and reward.
īˇ Budget yang memadai.
Behavior
System
21. No Behavior Hasil
1 Open Minded 6
2 Menerima Perubahan Teknologi 3
3 Networking 3
4 Agresif 2
5 Credible 2
6 Discipline 2
7 Risk Taker 2
8 Tegas 2
9 Sifat Ingin Tahu Yang Tinggi 2
10 Good Listening/Skill 2
11 Akuntabilitas 2
12 Creative 2
13 Persistent 2
14 Tekun dan Teliti 2
HASIL FGD ASPEK BEHAVIOR
Berdasarkan hasil FGD pada aspek behavior maka diperoleh
hasil bahwa ada 14 (empat belas) aspek yang secara khusus
perlu di kembangkan dan ditingkatkan, baik secara formal
dengan menetapkan behavior dalam bentuk code of conduct
atau dengan cara informal yaitu dengan menetapkan beberapa
behavior sebagai pola perilaku yang baru.
Perilaku Open Minded muncul sebagai prioritas pertama yang
harus segera di laksanakan, misalnya dengan melibatkan
kepala divisi dalam pertemuan yang lebih strategis untuk
mendiskusikan peluang-peluang yang lebih progresif.
22. DEFINISI ASPEK BEHAVIOR
No Behavior Definisi
1 Open Minded
Memahami dan mempelajari secara terbuka sesuatu hal tanpa dibatasi oleh aturan, norma maupun
kebiasaan dan dapat menerima pemikiran orang lain tanpa adanya prasangka.
2 Networking
Memperluas kesempatan untuk bertukar pikiran dengan orang lain dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan, relasi maupun aktualisasi diri.
3 Agresif (semangat)
Dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk dengan cepat mengarahkan energinya dalam
rangka mencapai tujuan atau target (goal) yang telah ditetapkan.
4 Credible
Mampu untuk menyelesaikan setiap tugas dan tantangan secara cepat, tepat dan tuntas, baik
terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab diri sendiri maupun ketika membantu orang lain.
5 Discipline
Sikap menghormati, patuh dan taat terhadap nilai-nilai yang dipercaya yang diwujudkan dalam
tindakan yang konsisten dan bertanggungjawab.
6 Risk Taker
Sikap berani menghadapi risiko yang mungkin terjadi dalam proses mencapai tujuan (goal) atau target
kerja dengan mempertimbangkan /memperhitungkan dampak secara tepat.
7 Tegas
Kemampuan untuk menyampaikan dan mengarahkan informasi kepada orang lain, secara tepat
dengan tidak membuat orang lain merasa tersinggung (menghargai perasaan orang lain).
8
Sifat Ingin Tahu Yang
Tinggi
Berupaya mencari informasi ataupun melakukan klarifikasi terhadap data-data yang diperoleh, untuk
menjawab pertanyaan dan memenuhi hasrat diri dalam melakukan pengembangan ataupun
perbaikan terhadap sesuatu hal, maupun didalam penyelesaian suatu masalah.
9 Good Listening/Skill
Sikap diri yang bersedia untuk mendengarkan keluhan/pendapat/informasi dari orang lain dengan
memberikan respon positif.
10 Akuntabilitas
Mampu mempertanggungjawabkan hasil kerja, laporan, program atau situasi yang dialami secara
efektif dan efisien.
11 Creative
Melakukan cara-cara yang lain/berbeda dari pada umumnya/cara yang baru, didalam menghadapi
suatu situasi/kondisi atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul.
12 Persistent
Keseriusan dalam berupaya/berusaha, yang dilakukan secara terus menerus meskipun menghadapi
kegagalan untuk mencapai tujuan (goal) atau target kerja.
13 Tekun, Teliti
Sikap kerja yang secara teratur memperhatikan detail dan akurasi yang tinggi untuk mendapatkan
kualitas hasil yang dapat diandalkan.
23. Berdasarkan hasil FGD berkaitan dengan
system, maka diperoleh hasil prioritas
improvement yang diperlukan di
beberapa area, yaitu :
System Value
Pengelolaan SDM 8
Monitoring & review 8
Communication Issues 7
Technology Support 6
Compensation 5
Risk Management 2
HASIL FGD ASPEK SISTEM
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap
system apa yang perlu menjadi prioritas
untuk dilakukan improvement, yaitu
aspek :
1. Pengelolaan SDM
2. Monitoring dan Review
Kedua hal tersebut perlu dikaji lebih
mendalam sehingga management
memiliki informasi yang akurat berkaitan
dengan perubahan system yang akan
dilakukan.
24. Re-Aligment Plan
Berdasarkan hasil Analisa Behavior maka dilakukan rencana tindak lanjut berupa :
1. Menyusun Code of Conduct berdasarkan 14 perilaku yang diharapkan bisa bersinergi
dengan sasaran jangka panjang perusahaan.
2. Mengimplementasikan budaya kerja baru sesuai dengan hasil evaluasi perilaku dengan
membuat program perubahan budaya kerja PT. DIM.
3. Mempersiapkan pelatihan workshop yang lebih berfokus pada pengembangan diri dan
managerial skill yang akan mendukung perubahan budaya kerja baru kearah Adhocracy
Culture dan Market Culture. Pelatihan-pelatihan yang disarankan berdasarkan analisa yang
diperoleh adalah :
1. Change Management in Competitive Business
2. Strategic Execution
3. Problem Solving & Decision Making
4. Advanced Communication Skills Workshop
25. Gambaran Syllabus Advance Training
Training Objective Duration
Change Management in
Competitive Business
âĸ Peserta mampu dengan efektif mengelola perubahan baik internal maupun
eskternal.
âĸ Mengetahui sistematika pengelolaan perubahan dengan mengendalikan
factor-factor yang penting.
âĸ Peserta mampu mempersiapkan mental untuk menghadapi perubahan
dengan beberapa perubahan persepsi terhadap perubahan itu sendiri.
2 hari
Strategic Execution
âĸ Pelaksanaan menjadi hal utama dari suatu proses setelah perencanaan,
sehingga bagaimana mensiasati suatu proses eksekusi menjadi sangat
penting.
âĸ Mengevaluasi kinerja pelaksanaan dengan sistematis dan konsisten untuk
pencapaian hasil yang optimal.
âĸ Memahami tools untuk mensukseskan eksekusi dengan baik.
2 hari
Problem Solving & Decision
Making
âĸ Mengembangkan pola berpikir yang berorientasi pada penyelesaian
masalah.
âĸ Membangun sikap yang terbuka, kritis dan kreatif terhadap berbagai
masalah dalam pekerjaan.
âĸ Memahai berbagai tools untuk menyelesaikan masalah.
2 hari
Advanced Communication
Skills Workshop
âĸ Membangun komunikasi yang saling terbuka dan saling percaya.
âĸ Mengukur komunikasi sebagai alat untuk mencapai tujuan dan mampu
melakukan perbaikan komunikasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produktivitas yang optimal.
2 hari
26. Gd City Square C-22 Jl Abdulrahman Saleh Bandung
Tel : 022 6125446 / 447 Email : and.learningcoach@gmail.com
www.and-lc.com