Dokumen tersebut membahas pengurangan waste dalam produksi menggunakan pendekatan lean manufacturing. Terdapat tujuh jenis waste yaitu overproduction, waiting, transportation, excess processing, inventories, motion, dan defects. Dokumen ini menjelaskan bagaimana menerapkan metode-metode lean untuk mengurangi ketujuh jenis waste tersebut pada proses produksi etiket rokok di suatu perusahaan.
3. Menurut Gaspersz (2007: 9), lean manufacturing merupakan
suatu sistem produksi yang menggunakan energi dan pemborosan
yang sangat sedikit untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan
konsumen dengan tepat.
4. Tujuannya adalah mengeliminasi pemborosan (non value adding
activity) dari suatu proses sehingga aktivitas-aktivitas sepanjang value
stream mampu menghasilkan value adding.
5. Terdapat 7 Waste dalam proses produksi, yaitu:
1. Overproduction
2. Waiting
3. Transportation
4. Excess processing
5. Inventories
6. Motion
7. Defects
6. PENDAHULUAN
PT.XYZ merupakan salah satu dari beberapa produsen rokok di Indonesia
yang telah dikenal masyarakat. Sebagai salah satu produsen rokok terbesar di
Indonesia, PT.XYZ senantiasa memperhatikan kemasan atau packaging (etiket)
dari produk-produknya. Divisi printing adalah suatu divisi pada PT.XYZ yang
memproduksi etiket kepada konsumen internal PT.XYZ. Produk yang dihasilkan
adalah etiket “H” yang diproduksi untuk produk sigaret kretek tangan (SKT).
Dalam proses produksi etiket “H”, masih sering terjadi waste yang terjadi
adalah defect.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk membuat
perbaikan dilantai produksi dengan mengidentifikasi waste pada divisi printing
PT.XYZ untuk produk etiket “H” dan mengetahui hubungan antara waste,
selanjutnya menemukan akar permasalahan dari waste dengan menggunakan
pendekatan lean manufacturing. Salah satu tool yang digunakan adalah value
stream mapping (VSM).
8. Over Production Waste
Untuk mengatasi terjadinya over production
waste dapat membuat schedule production
monthly atau jadwal produksi tiap bulan.
Sehingga sebuah perusahaan dapat
memproduksi sebuah produk sesuai dengan
kebutuhan
9. Waiting Waste
Pembongkaran bahan baku maupun
pengiriman produk jadi bisa mengalami waiting
waste karena beberapa sebab diantaranya surat
jalan yang belum siap dan produk belum siap.
Sehingga dapat diatasi dengan menyiapkan
surat dan produk terlebih dahulu sebelum
pembongkaran maupun keberangkatan.
10. Transportation Waste
Masalah dari transportation waste banyak
disebabkan oleh jarak perpindahan produk. Hal
ini dapat diatasi dengan mendekatkan jarak
antar departemen atau menggunakan mesin
seperti forklift.
11. Excess Processing Waste
Hal ini dikarenakan tidak adanya standart
pengerjaan pada perusahaan. Sehingga dapat
diatasi dengan cara memberikan AD-ART dalam
kegiatannya.
12. Inventories Waste
Inventories waste disebabkan karena tidak
adanya kebijakan persediaan pengaman dari
perusahaan sehingga produk yang disimpan
tidak tetap antar waktunya. Maka dapat diatasi
dengan menerapkan safety stock pada gudang,
sehingga tidak mengakibatkan inventories yang
berlebihan atau kekurangan
13. Motion Waste
Pada motion waste disebabkan karena
kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan
sehingga dapat menghabiskan waktu dan
menimbulkan cedera. Maka dapat diatasi
dengan cara mengurangi kegiatan yang tidak
penting, meletakkan peralatan yang dapat
dijangkau, dan menghindari kegiatan yang
menimbulkan cedera
14. Defect
Defect atau kecacatan dapat ditimbulkan oleh
beberapa hal, slaah satunya kecacatan mesin
yang disebabkan karena adanya downtime.
Sehingga dapat di atasi dengan mengatur
kembali kebijakan dalam pengaturan mesin.