2. Konflik batin yang pernah dialami.
Arti dari kata “Batin”menurut kamus bahasa indonesia adalah sesuatu yang yang terdapat didalam hati,
sesuatu yang menyangkut jiwa seperti perasaan hati dan arti dari kata “Konflik” adalah pertentangan,
pertikaian, permasalahan. Sehingga konflik batin adalah permasalahan dengan sesuatu yang terdapat
didalam hati.
Konflik batin yang pernah saya alamai adalah ketika saya merasakan diri saya tidak mampu
memberikan hasil terbaik untuk orangtua dan orangtua saya menginginkan agar mendapatkan hasil
terbaik untuk mereka. Dimana hasil terbaik yang dimaksud adalah nilai-nillai pendidikan saya yang
menurut saya tidak begitu cukup memuaskan, yang menjadi dambaan setiap orangtua agar anaknya
memberikan nilai terbaik kepada mereka dan dambaan setiap anak dapat memberikan nilai terbaik
kepada orangtua.
Ketia UTS disaat saya masih duduk dibangku SMA kelas X, saya merasa harus bisa memberikan hasil
terbaik kepada orangtua saya hasil yang mereka inginkan. Ketika hasil UTS itu keluar, yang saya
dapatkan hanyalah nilai omong kosong saya, yang tidak dapat saya persembahkan dengan baik untuk
orangtua saya.
Saya merasa masih belum bisa memberikan hasil terbaik saya kepada orangtua, terkadang ketika saya
mendapatkan nilai ujian yang tidak begitu memuaskan, saya merasakan kekecewaan, kekecewaan
terhadap diri saya sendiri yang masih belum mampu memberikan hasil terbaik kepada orangtua saya.
Padahal diluar sana masih banyak orang yang ingin merasakan pendidikan, tetapi yang saya lakukan
hanya menyia-nyiakan apa yang seharusnya saya kerjakan dengan baik.
Ketika dimana saya telah merasakan hingga tekanan batin, yang saya lakukan hanyalah berdo’a
kepada Allah, berdo’a untuk diringankan beban saya, diselesaikan kesedihan saya & diberikan jiwa
yang damai. Hanya do’a yang mampu memberikan keajaiban-keajaiban yang terlihat mustahil menjadi
terlihat sesungguhnya.
Memang tidak semua nilai yang saya dapatkan tidak memuaskan, terkadang nilai-nilai yang
memuaskan dapat memberikan semangat baru, semangat untuk berdiri dan berusaha kembali. Kenapa
kita jatuh? Hingga saya menemukan jawabannya didalam sebuah film, “Karena kita akan belajar untuk
berdiri kembali”.
Disaat setelah UTS saya di SMA, yang masih belum bisa memberikan hasil-hasil terbaik kepada
orangtua, saya harus kembali berusaha lagi, berusaha mendapatkan hasil terbaik di UAS. Memang,
jika bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu pasti mendapatkan hasil terbaik dan ketika UAS itulah
saya merasakan cukup memberikan hasil terbaik saya untuk orangtua saya. Dengan nilai rapor yang
bisa mereka terima dan keberhasilan saya naik kelas XI IPA.
Sewaktu setelah mendapatkan hasil UAS, ayah saya berbicara kepada saya “Berapapun yang kamu
dapatkan, itulah hasil terbaik kamu” karena selama ini ayah saya sendiri jarang memperhatikan anakanaknya yang sibuk bekerja dan saya baru mengerti bahwa orangtua saya selalu percaya kepada
kemampuan saya. Mungkin, selama ini saya yang merasa takut mengecewakan mereka.
Hingga akhirnya sekarang saya masih bisa merasakan pendidikan hingga perguruan tinggi
(universitas) dijurusan Teknik Informatika, untuk mencapai mimpi saya menjadi programmer dan ahli
keamanan. Dan tentu akan ada cerita perjuangan kembali saya ukir di perguruan tinggi saya ini