2. Kelompok: 4
Taupiq Darmawan A1A020083
Citra Dwi Permadi A1A020100
Putri Windriani A1A020104
Ayu Lestari A1A020110
Yandi Akbar A1A020111
Tri Vuspa Melviani A1A020117
Anggota Kelompok:
3. ¡TES
BAHASA!
Tes bahasa adalah suatu alat atau prosedur yang
digunakan dalam melakukan penilaian dan evaluasi pada
umumnya terhadap kemampuan bahasa dengan
melakukan pengukuran terhadap kemampuan bahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
4. 01 DISKRET
DEFINISI
Merupakan tes yang hanya menekankan/
menyangkut satu aspek kebahasaan pada
satu waktu. Tiap butir tes hanya untuk
mengukur satu aspek kebahasaan:
fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata.
Tes diskret juga dapat menyangkut tes
keterampilan berbahasa. Dasar pemikiran
tes diskret (juga dalam hal pengajaran)
adalah teori strukturalisme (linguistik)
dan behaviorisme (psikologi)
CONTOH
Pendekatan diskret ini diterapkan atas
dasar konvensional terhadap keempat
aspek kebahasaan (menyimak, membaca,
menulis, berbicara) dan empat komponen
bahasa (bunyi bahasa, struktur bahasa,
kosakata, dan kelancaran bahasa).
5. DEFINISI
INTEGRATIF
02
Integrative test merupakan bentuk
tes yang mengukur lebih dari unsur
kebahasaan atau satu keterampilan
berbahasa dalam satu waktu. Dalam
tes integratif, ada beberapa unsur
kebahasaan atau keterampilan
berbahasa yang harus harus
dilibatkan, dan itu dipadukan. Dalam
satu kali tes minimal ada dua
aspek/keterampilan yang diukur
CONTOH
Butir tes kosakata seperti “baik x …….” (dibaca: lawan
kata baik adalah…..) pada dasarnya bersifat diskert
karena digunakan secara lepas. Jika pernyataan yang
sama itu dikemas dalam kalimat “orang itu sangat baik,
sedangkan saudaranya…...), bitur tes yang semula
diskert berubah menjadi integratif karena digunakan
dalam kaitannya dalam unsur-unsur bahasa lain. Dalam
hal itu, kemampuan menemukan jawaban berupa kata
jahat tidak semata-mata dimungkinkan oleh pengetahuan
tentang kosakata baik dan jahat, tetapi dipermudah oleh
pengetahuan tentang kosakata orang itu dan saudaranya.
6. KOMUNIKATIF
kemampuan komunikatif yaitu suatu
kemampuan untuk menggunakan bahasa
sesuai dengan situasi nyata, baik secara
riseftif maupun secara produktif(ability
to use appriately, both receptively and
productively in real situtions).
Kemampuan komunikasi berkaitan
dengan penguasaan terhadap tiga
komponen utama, yaitu kemampuan
bahasa, kemampuan strategis dan
mekanisme psiko-fisiologi.
Contoh: setelah mengetahui tata bahasa
tertentu, siswa dapat mempraktekkannya
dalam situasi keadaan nyata. Misal:
berbicara bahasa arab sesuai dengan
qaidah nahwu dan sharaf dalam
kehidupan sehari-harinya.
03