Dokumen tersebut membahas tentang tiga pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu pendekatan whole language, pendekatan komunikatif, dan pendekatan kontekstual. Pendekatan whole language menyajikan pengajaran bahasa secara utuh dan tidak terpisah, pendekatan komunikatif bertujuan membangun kompetensi komunikasi, sedangkan pendekatan kontekstual memperkenalkan dunia nyata ke dalam kelas.
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAEman Syukur
sebuah presentasi yang bersumber dari modul perkuliahan Universitas Terbuka pada Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. khusus ditujukan bagi guru dan calon guru SD.
semoga bermanfaat
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAEman Syukur
sebuah presentasi yang bersumber dari modul perkuliahan Universitas Terbuka pada Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD. khusus ditujukan bagi guru dan calon guru SD.
semoga bermanfaat
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa yang mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan keanekaragaman tersendiri. Bahasa Indonesia saat ini tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bangsa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik jika kita lihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan penggunaannya serta kendala yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang di lakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar Bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada pembangkitan dan pengondisian motivasi peserta didik untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir. Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta didik tingkat madya (menengah). Peserta didik BIPA tingkat madya (menengah) adalah pembelajar yang ingin dan ikut belajar bahasa Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia, baik sudah pernah belajar bahasa Indonesia atau belum pernah belajar bahasa Indonesia. Di tingkat ini peserta didik tersebut adalah para peserta didik asing yang telah memiliki keterampilan dalam berbahasa indonesia secara umum. Pada kelas madya ini lebih dikhususkan terutama untuk membantu peserta untuk memahami teks-teks dalam berbahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam berbahasa indonesia dan lancar dan secara alami. Pada tingkat ini, peserta didik disiapkan untuk lebih mendalami dalam menulis sebuah teks yang lebih kompleks dengan tetap memerhatikan tata bahasa.
Pada pembelajaran BIPA, metode serta media pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat menengah, dengan menyajikan materi yang beragam terkait keterampilan menulis untuk penutur asing tingkat menengah..(cont)
3. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mencapai tujuan bahasa indonesia guru
harus mampu memilih pendekatan, untuk peserta
didiknya. Pendekatan adalah teori-teori tentang hakikat
bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi
sebagai sumber landasan atau prinsip pengajaran
bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis, dalam
pengertian bahwa kebenaran teori-teori linguistic dan
teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan
lagi. Ada tiga pendekatan yaitu pendekatan whole
language, pendekatan komunikatif, dan pendekatan
kontekstual
4. RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dari pendekatan whole
language, pendekatan komunikatif, dan
pendekatan kontekstual ?
Komponen apa saja yang terdapat dalam
pendekatan whole language dan pendekatan
kontekstual ?
Bagaimana merancang pengajaran dengan
pendekatan whole language, pendekatan
komunikatif, dan pendekatan kontekstual ?
5. TUJUAN
Dapat memahami apa itu pendekatan whole
language, pendekatan komunikatif, dan
pendekatan kontekstual.
Dapat mengetahui komponen-komponen dalam
pendekatan whole language dan pendekatan
kontekstual.
Mampu marancang pengajaran dengan
pendekatan whole language, pendekatan
komunikatif, dan pendekatan kontekstual
7. PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE (PWL)
Pengertian Pendekatan Whole Language
Whole language adalah salah satu
pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan
pengajaran bahsa secara utuh, tidak terpisah-
pisah. Aktivitas-aktivitas pembelajaran lebih
bergerak dari “keseluruhan” ke “bagian”,
daripada “bagian” ke “keseluruhan”. Contoh,
siswa belajar puisi dari keseluruhan, kemudian
bergerak ke bagian, seperti bait, baris , rima,
bunyi, dan sebagainya.
8. Landasan Teoretis
PWL mendapatkan dukungan dari ahli
bahasa dan ahli filsafat/psikologi. Dari ahli
bahasa PWL mendapat dukungan dari Ring
(1991), berkeyakinan bahwa bahasa
merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Dari ahli
filsafat/psikologi yaitu Roberts (1996)
menyatakan bahwa anak atau siswa
membentuk sendiri pengetahuannya melalui
peran aktifnya dalam belajar secara utuh
(whole) dan terpadu (integrated).
9. KOMPONEN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE (PWL)
Menurut Routman (dalam Suratinah & Prakoso, 2009:2,4)
ada delapan komponen PWL yaitu :
Membaca Nyaring (Reading Aloud)
Menulis Jurnal (Jurnal Writing)
Membaca Diam (Sustained Silent Reading)
Membaca Bersama/berbagi (Shared Reading)
Membaca Terbimbing (Guided Reading)
Menulis Terbimbing (Guided Writing)
Membaca Bebas (Independen Reading)
Menulis Bebas (Independent Writing)
10. • Tujuan Pengajaran
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah
menguasai keterampilan berbahasa secara utuh, tidak
terpisa-pisah. Dalam suatu kegiatan berbahasa, empat
keterampilan berbahasa diusahakan dapat dikuasai.
• Materi Pengajaran
Materi diambil dari lingkungan yang dekat dengan
anak. Dengan demikian, ada sesuatu yang dapat dicontoh
oleh siswa dalam menguasai sesuatu.
• Peran Siswa Dan Guru
siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang
bermakna. Guru lebih berperan fasilitator pembelajaran.
MERANCANG PENGAJARAN DENGAN PWL
11. Teknik Mengajar
Bisa berupa tanya jawab, diskusi, demonstrasi,
penugasan. Misalnya dalam menulis bebas siswa dapat
berlatih menulis, membaca, menyimak dan berbicara.
Pertama siswa manulis teks sesuai dengan minat siswa.
Kedua siswa membacaka tulisannya ke depan kelas.
Ketiga siswa mendiskusikan tulisan temannya.
Keempat, siswa merangkum hasil diskusi.
Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Proses observasi dalam waktu panjang ini
memiliki kelebihan dalam memeriksa kemampuan
siswa.
12. PENDEKATAN KOMUNIKATIF
Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa adalah suatu
pendekatan yang bertujuan untuk membuat
kompetensi komunikatif sebagai tujuan
pembelajaran bahasa dan mengembangkan
prosedur-prosedur bagi empat keterampilan
berbahasa, yang mencakup menyimak,
membaca, menulis, dan berbicara.
13. • Landasan Teoretis
Pendekatan komunikatif mendapat dukungan
dari dua kelompok ahli linguistik, yakni ahli
sosiolinguistik yang dipelopori oleh Dell Hymes (di
Amerika). Dan ahli linguistik sosial yang dipelopori
oleh Firth dan Halliday (di Inggris). Kedua
kelompok ini mempunyai pandangan sama tetntang
hakikat bahasa, yaitu “bahasa sebagai alat
komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari aspek
sosial-budaya”. Bahasa haruslah dipandang dari
sudut fungsi dan aspek sosial.
14. MERANCANG PENGAJARAN DENGAN PENDEKATAN
KOMUNIKATIF
Tujuan Pengajaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran berpendekatan
komunikatif adalah terbina dan terkembangkannya kemampuan
komunikatif atau kompetensi komunikatif siswa.
Materi Pengajaran
Dalam pendekatan komunikatif, pemilihan materi didasarkan pada
hasil analisis kebutuhan (need analysis) siswa. Analisis kebutuhan
siswa didasarkan pada latar belakang (pendidikan, status social, dsb).
Silabus yang digunakan adalah silabus yang menempatkan bahasa
untuk alat komunikasi.
Peran Siswa dan Guru
Dalam pengajaran bahasa komunikatif, peran siswa adalah
sebagai “negosiator” antara dirinya sendiri, proses belajar, dan objek
yang dipelajari. Dan guru hanya sebagai “fasilitator” dalam proses
belajar mengajar.
15. Teknik Mengajar
Beberapa teknik dapat digunakan antara lain Tanya jawab,
diskusi, latihan, simulasi, produksi, dan demonstrasi.
Teknik Penilaian
Untuk mengukur keberhasilan siswa dititikberatkan pada
tes kompetensi komunikatif (TKK). TKK adalah tes yang
manitikberatkan pada kemampuan berkomunikasi pada situasi
tertentu.
Beberapa pertimbangan menyusun TKK adalah:
Mempertimbangkan komponen-komponen komunikasi,
seperti interaksi, tujuan, konteks, dan ketakterdugaan.
Mementingkan penguasaan fungsi bahasa.
Yang diuji adalah kemampuan siswa berkomunikasi, yakni `
aspek ketepatan dan kelancaran.
Mementingkan kepantasan jawaban.
Bersifat langsung.
16. PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual atau Contectual
Teaching and Learning (CTL) menurut Johnson
(dalam Nurahadi, 2003:12) adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari, yaitu konteks lingkungan
pribadi, social, dan budayanya.
17. Landasan Teoretis
Terdapat dua teori atau pandangan
yang melatarbelakangi munculnya
pembelajaran kontekstual, yaitu filsafat
progresivisme, dan teori kongnitif.
Pembelajaran kontekstual berakar
pada filsafat progresivisme John
Dewey, seorang filsuf Amerika Serikat.
19. MERANCANG PENGAJARAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
Menurut Suyanto (2002:14) terdapat sebelas
kata kunci dalam pembelajaran kontekstual yaitu:
(1) Kerja sama, (2) Saling menunjang,
(3)Gembira, (4)Belajar dengan bergairah,
(5)Pembelajaran terintegrasi, (6)Menggunakan
berbagai sumber, (7)Siswa aktif, (8)Susana kelas
menyenangkan, tidak membosankan, (9)Sharing
“berbagi” dengan teman, (10)Siswa kritis,
(11)Guru kreatif
20. GAMBARAN TENTANG KELAS BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA DIKEMBANGKAN DENGAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL:
Adanya kerja sama antara guru-siswa,
siswa-siswa, guru orang tua, sekolah-
masyarakat.
Guru bahasa dan sastra Indonesia harus
merancang kelas dalam suasana yang
gembira, menyenangkan, dan tidak ada
tekanan.
Guru bahasa dan sastra Indonesia SD selalu
merncang pembelajarannya secara
21. o Kelas bahasa dan sastra Indonesia tidak akan
melakukan aktivitas menghafal sebagai kegiatan
pokok, tetapi siswa lebih banyak melakukan
inkuiri.
oDalam kelas bahasa dan sastra Indonesia guru
melakukan asesmen berbasis kelas atau
asesmen
autentik.
oDalam kelas bahasa dan sastra Indonesia selalu
diakhiri dengan kegiatan refleksi untuk melihat
kembali apa yang sudah dilakukan oleh guru dan
siswa.
22. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan Whole language
adalah pendekatan pengajaran bahasa yang
menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak
terpisah-pisah. Pendekatan komunikatif adalah
suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat
kompetensi komunikatif. Dan pendekatan
kontekstual adalah konsep belajar di mana
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
23. SARAN
Dalam pembelajarn bahasa dan sastra
Indonesia hendaknya guru melakukan
pengajaran dengan pendekatan yang
sesuai dengan materi. Dan pendekatan
whole language, pendekatan komuniktif,
serta pendekatan kontekstual bisa dijadikan
acuan untuk pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia.