Teks ini membahas tentang sikap dan perilaku petugas K3 terhadap pemeliharaan sarana prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan 30 responden. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara sikap petugas dengan sarana prasarana rumah sakit dan juga antara perilaku petugas dengan pemeliharaan sarana prasarana. Namun demikian, perilaku petugas dalam pemeliharaan
1. JURNAL
SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP PEMELIHARAAN SARANA
PRASARANA PETUGAS K3
Oleh :
MINYAGARA TUALEKA
NPM 0112000359
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN
2017
2. Sikap dan Perilaku terhadap Pemeliharaan Sarana Prasarana
Petugas K3
Minyagara Tualeka1
, Fajar Saputra2
1,2
Mahasiswa Program Sarjana Kesehatan masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610
Telp : (021) 78894045, Email : 1
minatualeka72@gmail.com,2
fajar.saputra1988@gmail.com
Abstrak
Sarana dan prasarana rumah sakit memegang peranan penting dalam pembangunan kesehatan karena akan
menyangkut pemenuhan prasyarat rumah sakit yang memadai. Lebih jauh dikatakan bahwa sarana dan prasarana
rumah sakit merupakan instrumen kebijakan rumah sakit yang dapat dikendalikan oleh pemerintah serta mudah
diukur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan sarana
prasarana petugas kesehatan dan keselamatan kerja. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantiatif dan menggunakan tabulasi chi square, dengan jumlah populasi 30 responden sebagai pegawai K3 di
Rumah Sakit Islam Surabaya. Teknik pengambilan data dengan total sampling sebanyak 30 responden yang
ditemui di Rumah Sakit Islam Surabaya saja. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada sikap petugas terhadap
sarana prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya yaitu (P Value = 0.048<0.05) dan (OR=7.000). Ada hubungan
perilaku petugas terhadap sarana prasarana (P Value=0.035 < 0.05) dan (OR=8.500). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan masih ada perilaku petugas terhadap pemeliharaan sarana prasarana kurang baik.
Kata Kunci : Sikap, Perilaku, Sarana Prasarana Rumah Sakit
Abstract
Hospital facilities and infrastructure plays an important role in health development since it would involve
preconditions adequate hospital. Further said that the facilities and infrastructure of the hospital is a hospital
policy instruments that can be controlled by the government as well as easy to measure. The research objective
was to determine attitudes and behavior towards infrastructure maintenance and safety of health workers. The
research methodology is descriptive kuantiatif and use tabulation chi square, with a population of 30
respondents as a clerk K3 Islamic Hospital Surabaya. Techniques of data retrieval with a total sampling of 30
respondents who met at the Islamic Hospital Surabaya alone. The result showed that no officer attitude towards
infrastructure Islamic Hospital Surabaya, (P Value = 0048> 0.05) and (OR = 7.000). There is a relationship
officer's behavior towards infrastructure (P Value = 0.035> 0.05) and (OR = 8.500). From the results of this
study concluded there attendant behavior towards poor maintenance of infrastructure.
Keywords: Attitudes, Behaviour, Infrastructure Hospitals
3. 1
Pendahuluan
Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan
dengan pemeliharaan dan penggunaan
peralatan kerja dan mesin yang produktif
dan efisien dan bertalian dengan tingkat
produksi dan produktivitas yang tinggi.
Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun
2010 Indonesia menempati posisi yang buruk
jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina
dan Thailand.1
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO
dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara
yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk
mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat
pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi
Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.2
Rumah Sakit merupakan sarana dan
prasarana untuk mendukung terwujudnya
kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan
masyarakat dengan sumber daya yang
berkualitas tinggi, maka dibutuhkan
masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.
Sarana dan prasarana rumah sakit
memegang peranan penting dalam
pembangunan kesehatan karena akan
menyangkut pemenuhan prasyarat rumah
sakit yang memadai. Lebih jauh dikatakan
bahwa sarana dan prasarana rumah sakit
merupakan instrumen kebijakan rumah sakit
yang dapat dikendalikan oleh pemerintah
serta mudah diukur. Para pakar dan
penyelenggara rumah sakit percaya bahwa
tersedianya sarana dan prasarana rumah
sakit yang lengkap merupakan faktor
pendukung dalam mencapai mutu Rumah
Sakit. Indikator rumah sakit bermutu antara
lain juga dilihat dari kelengkapan dan
kualitas sarana dan prasarana atau fasilitas
yang dimiliki oleh rumah sakit. Berbagai
penelitian dapat diinformasikan bahwa
Rumah Sakit yang termasuk Rumah Sakit
favorit didukung oleh fasilitas tersebut.3
Sumberdaya pegawai rumah sakit
bertujuan untuk mengubah perilaku mereka
menjadi perilaku yang lebih mampu
melaksanakan aktifitas dibidang masing-
masing sehingga mendapat tujuan yang
hendak dicapai. sumberdaya manusia pada
dasarnya yang mencerminkan kemampuan
anggota organisasi dalam bekerja, artinya
kinerja masing-masing pegawai dinilai dan
diukur menurut kriteria yang sudah
ditentukan sebelumnya oleh organisasi.5
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Hasil penelitian
Bloom yang sudah sering diangkat oleh para
pakar kesehatan, mengungkapkan bahwa
aspek lingkungan memiliki kontribusi 45%,
perilaku 30%, pelayanan kesehatan 20%,
dan genetik atau keturunan sebesar 5%.4
Perilaku merupakan hasil dari segala
macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan praktek.
Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 (tiga)
aspek yaitu: aspek fisik, aspek psikis dan
aspek sosial. Secara terinci merupakan
bagian refleksi dari berbagai gejolak
kejiwaan seperti: pengetahuan, motivasi,
persepsi, sikap dan sebagainya yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor
pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
sosial budaya masyarakat.5
Sikap pegawai merupakan reaksi yang
masih tertutup tidak dapat dilihat secara
langsung sehingga sikap hanya bisa
ditafsirkan dari perilaku yang nampak.
Pengertian lain sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan
cara tertentu serta merupakan respon
evaluatif terhadap pengalaman kognitif,
reaksi afeksi, kehendak dan perilaku
4. 2
berikutnya. Sikap merupakan respon
evaluatif berdasarkan pada proses evaluasi
diri disimpulkan berupa penilaian positif atau
negatif kemudian mengkristal sebagai
potensi reaksi terhadap obyek.7
Keberlangsungan sebuah Rumah Sakit
dalam meningkatkan produktivitas
bergantung dari bagaimana perusahaan
tersebut mengelola perusahaannya baik dari
segi perencanaan, teknis, dan lain-lain.
Dalam hal teknis, perusahaan selalu
mengupayakan adanya perbaikan sumber
daya manusia perusahaan dengan
mengutamakan kesehatan dan keselamatan
kerja para karyawannya sebagaimana telah
diatur dalam Undang-undang. Produktivitas
pada dasarnya merupakan suatu sikap mental
yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin dan hari esok harus lebih baik
dari hari ini. Produktivitas mengandung
pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang dipergunakan.8
Dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan pelayanan jasa di bidang
kesehatan tersebut, Rumah Sakit Islam
Surabaya memerlukan peningkatan fasilitas
pelayanannya baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya. Salah satu bentuk wujud
peningkatan pelayanan kepada masyarakat
adalah melalui pembangunan fisik gedung
serta pengembangan sarana prasarana
lainnya. Prioritas utama dalam pelaksanaan
fisik bangunan di lingkungan Rumah Sakit
Islam Surabaya didasarkan pada
pertimbangan untuk menunjang aktivitas
pelayanan kesehatan terutama yang berkaitan
dengan peningkatan kemudahan bagi
pasien, maupun sistem penanganan kasus
dengan cara efektif dan efisien serta mengena
pada sasaran. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di semua aspek kehidupan
manusia karena berbagai permasalahan
hanya dapat dipecahkan dengan upaya
penguasaan dan peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.6
Tujuan penelitian untuk Mengetahui
Hubungan Sikap dan Perilaku terhadap
Pemeliharaan Sarana Prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya Tahun 2016.
Metode
Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
suatu metode penelitian yang digunakan
dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran, distribusi atau grafik tentang suatu
keadaan secara objektif. Metode penelitian
deskriptif kuntitatif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan
yang dihadapi pada situasi sekarang.9
Dalam penelitian ini data didapatkan
berdasarkan pengambilan kuesioner dengan
variabel Hubungan Sikap dan Perilaku
Terhadap Pemeliharaan Sarana Prasarana
Petugas K3 di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Dalam penelitian ini, merupakan jenis
penelitian deskriptif kuantiatif dan
pendekatan dengan rancangan cross
sectional, yaitu penelitian yang pengumpulan
datanya dilakukan pada satu titik. Adapun
metode dalam penelitian ini menggunakan
lembar kuesioner.10
Populasi adalah keseluruhan dari obyek
yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh petugas K3 berada di wilayah
Rumah Sakit Islam Surabaya. yang
berjumlah 30 orang. Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini adalah, seluruh karyawan K3 di
Rumah Sakit Islam Surabaya Tahun 2016.
Pengumpulan data penelitian ini
menggunakan data primer yang
menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan variabel-
variabel yang diteliti tentang variabel
Hubungan Sikap dan Perilaku Terhadap
Pemeliharaan Sarana Prasarana Petugas K3
di Rumah Sakit Islam Surabaya. Kuesioner
disebarkan untuk diisi langsung oleh
responden yang diambil menjadi sampel
untuk menggali informasi variabel bebas dan
terikat. Pengisian data dilakukan oleh
responden sendiri yang ditunggu oleh
peneliti agar apabila ada pertanyaan yang
tidak mengerti dapat langsung ditanyakan
dan apabila pasien tidak bisa mengisi bisa
diisikan dibantu dengan peneliti sendiri.
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara pengumpulan data primer, instrumen
5. 3
pengumpulan data berupa lembar kuesioner
untuk mengukur seberapa besar variabel
Sikap dan Perilaku Terhadap Pemeliharaan
Sarana Prasarana Petugas K3 di Rumah Sakit
Islam Surabaya. Skala pengukuran yang
digunakan untuk kuesioner adalah skala
likert dengan pertanyaan kuesioner 47
dengan jawaban dengan pilihan sangat setuju
= 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2
dan sangat tidak setuju =1.
Pengolahan data merupakan salah satu
bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah
pengumpulan data, agar analisa penelitian
menghasilkan informasi yang benar,
pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program komputerisasi.
Analisa data meliputi analisa univariat
dan bivariat. Analisis univariat adalah
analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel. Hasil dari
analisis univariat tersebut disajikan dalam
bentuk tabel dengan mendeskripsikan
besarnya presentasi yang bertujuan untuk
melihat distribusi frekuensi dari semua
variabel yang diteliti. Analisa bivariat
merupakan analisis yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berubungan atau
berkolerasi. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas
(dependen) dan variabel terikat (independen).
Analisa univariat untuk menjelaskan dan
menganalisa distribusi frekuensi seluruh
faktor yang berhubungan dengan variabel
Sikap dan Perilaku Terhadap Pemeliharaan
Sarana Prasarana Petugas K3 di Rumah Sakit
Islam Surabaya. Maka penulis membuat tabel
distribusi frekuensi dari semua sebaran
variasi yang terdapat dalam penelitian ini.
Analisa ini merupakan sebagai bahan dasar
untuk analisa selanjutnya dan mempunyai
fungsi, yaitu melihat data yang ada, apakah
sudah layak untuk dianalisis, dan melihat
gambaran dari data yang ada. Analisa data
univariat dilakukan terhadap semua variabel
penelitian.
Uji statistik yang digunakan adalah chi
square. Dengan menggunakan derajat
kepercayaan 95% dengan α 0,05. Jika p <
0,05, maka diartikan ada hubungan bermakna
antara variabel-variabel bebas dan terikat.
Tetapi jika p ≥ 0,05, maka diartikan tidak ada
hubungan bermakna antara faktor-faktor
yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana Rumah Sakit. Teknik penyajian
data merupakan cara bagaimana untuk
menyajikan data sebaik-baiknya agar mudah
dipahami oleh pembaca. Penyajian data hasil
penelitian harus dapat disajikan dalam tiga
cara diantaranya melalui penyajian verbal
merupakan cara untuk mengkonsumsi hasil
penelitian dalam bentuk uraian kalimat yang
mudah dipahami pembaca. Penyajian
matematis merupakan penyajian hasil
penelitian dengan menggunakan angka-
angka dalam bentuk tabel-tabel dalam
simbol-simbol bilangan matematis. Penyajian
visual merupakan penyajian hasil penelitian
dengan menggunakan grafik, peta, gambar
dan sebagainya. Penyajian secara visual
biasanya merupakan kombinasi pelengkap
sajian matematis atau sajian verbal.
Hasil
Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebar 30 koesioner. Koesioner yang telah
diisi dan dikembalikan sebanyak 30 koesioner,
berikut ini karakteristik responden yang
ditemukan dilapangan.
Berdasarkan tabel 1 sikap petugas K3 di
Rumah Sakit Surabaya adalah bagaimana
individu menyikapi hal-hal yang berkaitan
dengan pemeiliharaan sarana dan prasarana
K3, didapatkan hasil univariat sikap petugas
kurang baik sebanyak 12 responden (40%) dan
sikap baik petugas sebanyak 18 responden
(60%)
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian dari
pengolahan statistik didapatkan, Perilaku
petugas K3 adalah perilaku mengenai sarana
dan prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya
yaitu, hasil analisis univariat perilaku kurang
baik sebanyak 9 responden (30%) dan perilaku
baik sebanyak 21 responden (70%).
Berdasarkan tabel 1 sarana dan prasarana
Rumah Sakit adalah daya pendukung utama
dalam memenuhi pelayanan kesehatan di
samping sumber daya manusia yang bekerja di
6. 4
tempat tersebut. Dari hasil analisis univariat
diperoleh sarana dan prasarana kurang baik
dari tanggapan masing individu sebanyak 10
responden (33,3%) dan sarana dan prasarana
baik sebanyak 20 responden (66,7%).
Tabel 1 Analisis Univariat
Variabel Frekuensi Persentasi (%)
Sikap Petugas K3
Sikap Kurang Baik
Sikap Baik
Perilaku Petugas K3
Perilaku Kurang Baik
Perilaku Baik
Sarana dan Prasarana RS
Sarana dan Prasarana Kurang Baik
Sarana dan Prasarana Baik
12
18
9
21
10
20
40
60
30
70
33.3
66.7
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Tabel 2 Analisis Bivariat
Variabel Sarana dan Prasarana
RS Total OR
P Value
Kurang
Baik
Baik
F (%) F (%) F (%)
Sikap Petugas K3
Kurang Baik 4 58.3 8 41.7 12 100 7.000 0.048
Baik 6 16.7 12 83.3 18 100
Perilaku Petugas
Kurang Baik 3 66.7 6 33.3 9 100 8.500 0.035
Baik 7 19.0 14 81.0 21 100
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan tabel 2 hasil Hasil analisis
bivariat didapatkan sikap petugas kurang baik
terhadap sarana dan prasarana kurang baik
sebanyak 4 responden (58.3%), sikap petugas
kurang baik terhadap sarana prasarana baik
sebanyak 8 responden (41.7%), sikap petugas
baik terhadap sarana prasarana kurang baik
sebanyak 6 responden (16.7%) dan sikap
petugas yang baik terhadap sarana dan
prasarana baik sebanyak 12 responden
(83.3%). Untuk menganalisis ada hubungan
atau tidak dengan nilai signifikan yaitu <
0.05. dari hasil penelitian didapatkan nilai P
value sebesar 0.048 < 0.05. maka didapatkan
H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
penelitian terdapat hubungan sikap petugas
terhadap sarana dan prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya. Dan Odds Ratio
adalah 7.000. dapat dikatakan bahwa sikap
petugas K3 yang baik akan menaikkan 7 kali
responden mengecek sarana dan prasarana di
Rumah Sakit Islam Surabaya, dan sebaliknya
apabila sikap petugas K3 kurang baik akan
menurunkan responden untuk mengecek
peralatan sarana dan prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya.
Berdasarkan tabel 2 hasil Hasil analisis
bivariat hubungan perilaku petugas terhadap
sarana prasarana di Rumah Sakit Islam
Surabaya, dari hasil analisis didapatkan
perilaku petugas kurang baik terhadap sarana
7. 5
prasarana kurang baik sebanyak 3 responden
(66.7%), perilaku petugas kurang baik
terhadap sarana prasarana baik sebanyak 6
responden (33.3%), perilaku petugas baik
terhadap sarana prasarana kurang baik
sebanyak 7 responden (19%) dan perilaku
petugas baik terhadap sarana prasarana baik
sebanyak 14 responden (81.0%). Untuk
menganalisis ada hubungan atau tidak dengan
nilai signifikan yaitu < 0.05. dari hasil
penelitian didapatkan nilai P Value sebesar
0.035. maka didapatkan H0 ditolak dan Ha
diterima. Dari hasil penelitian terdapat
hubungan perilaku petugas terhadap sarana
prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Dan nilai Odds Ratio sebesar 8.500, dapat
dikatakan bahwa perilaku petugas K3 yang
baik akan menaikkan 8 kali responden
mengecek sarana dan prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya, dan sebaliknya apabila
perilaku petugas K3 kurang baik akan
menurunkan responden untuk mengecek
peralatan sarana dan prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya.
Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang Sikap
dan Perilaku Terhadap Pemeliharaan Sarana
Prasarana Petugas K3 di Rumah Sakit Islam
Surabaya, namun variabel yang diteliti
jumlahnya terbatas dibandingkan dengan
jumlah variabel yang sesungguhnya
mempengaruhi hasil penelitian terhadap
sarana dan prasarana Rumah Sakit Islam
Surabaya. Instrumen dalam penelitian ini
adalah berupa kuesioner penelitian pada
karyawan di Rumah Sakit Islam Surabaya
tahun 2016.
Pertanyaan subjektif, misalnya jenis
pertanyaan essay. Pertanyaan essay disebut
pertanyaan subjektif karena penilaian untuk
pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif
dari nilai, sehingga nilainya akan berbeda
dari seorang penilai yang satu dibandingkan
dengan yang lain dan dari satu waktu ke
waktu lainnya.12
Permintaan akan pelayanan kesehatan
masyarakat semakin meningkat oleh karena
itu mutu pelayanan kesehatan harus terus
diupayakan dengan memperhatikan aspek
sosial dalam pelaksanaannya. Mengingat
rumah sakit di Indonesia masih sangat kurang
baik dalam segi kuantitas maupun kualitas
sehingga menyebabkan masyarakat merasa
kesulitan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Pembangunan rumah sakit
dibutuhkan biaya yang cukup besar, terutama
dalam penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai. Hal ini merupakan beban yang
cukup berat bagi pemerintah. Untuk itu
diperlukan sumbangan pemikiran, biaya
serta sarana-sarana lain bagi kepentingan
pelayanan kesehatan bagi pihak swasta.5
Sarana dan prasarana rumah sakit
memegang peranan penting dalam
pembangunan kesehatan karena akan
menyangkut pemenuhan prasyarat rumah
sakit yang memadai. Lebih jauh dikatakan
bahwa sarana dan prasarana rumah sakit
merupakan instrumen kebijakan rumah sakit
yang dapat dikendalikan oleh pemerintah
serta mudah diukur. Para pakar dan
penyelenggara rumah sakit percaya bahwa
tersedianya sarana dan prasarana rumah
sakit yang lengkap merupakan faktor
pendukung dalam mencapai mutu Rumah
Sakit. Indikator rumah sakit bermutu antara
lain juga dilihat dari kelengkapan dan kualitas
sarana dan prasarana atau fasilitas yang
dimiliki oleh rumah sakit.
Sumberdaya pegawai rumah sakit
bertujuan untuk mengubah perilaku mereka
menjadi perilaku yang lebih mampu
melaksanakan aktifitas dibidang masing-
masing sehingga mendapat tujuan yang
hendak dicapai.6
Sikap pegawai merupakan reaksi yang
masih tertutup tidak dapat dilihat secara
langsung sehingga sikap hanya bisa
ditafsirkan dari perilaku yang nampak.
Pengertian lain sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan
cara tertentu serta merupakan respon
evaluatif terhadap pengalaman kognitif,
reaksi afeksi, kehendak dan perilaku
berikutnya.
Perilaku merupakan hasil dari segala
macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan praktek.
Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 (tiga)
aspek yaitu: aspek fisik, aspek psikis dan
aspek sosial.
Hubungan Sikap Petugas terhadap Sarana
Prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya
8. 6
Hasil analisis bivariat didapatkan sikap
petugas kurang baik terhadap sarana dan
prasarana kurang baik sebanyak 4 responden
(58.3%) dan sikap petugas yang baik
terhadap sarana dan prasarana baik sebanyak
12 responden (83.3%). Untuk menganalisis
ada hubungan atau tidak dengan nilai
signifikan yaitu < 0.05. dari hasil penelitian
didapatkan nilai P value sebesar 0.048 <
0.05. maka didapatkan H0 ditolak dan Ha
diterima. Dari hasil penelitian terdapat
hubungan sikap petugas terhadap sarana dan
prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Dan Odds Ratio adalah 7.000. dapat
dikatakan bahwa sikap petugas K3 yang baik
akan menaikkan 7 kali responden mengecek
sarana dan prasarana di Rumah Sakit Islam
Surabaya, dan sebaliknya apabila sikap
petugas K3 kurang baik akan menurunkan
responden untuk mengecek peralatan sarana
dan prasarana di Rumah Sakit Islam
Surabaya.
Tenaga pemelihara, tidak melakukan
pengecekan sarana dan prasarana Rumah
Sakit secara rutin sehingga ada beberapa
sarana dan prasarana Rumah Sakit tidak
mendapatkan pemeliharaan. Kesadaran
pegawai akan pentingnya pemeliharaan
sarana dan prasarana Rumah Sakit masih
kurang. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya
pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana
Rumah Sakit yang ada sehingga sarana dan
prasarana tersebut banyak yang rusak dan
tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, tentunya akan menghambat
kelancaran aktvitas kerja pegawai.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya
pemeliharaan disebabkan pegawai tidak
memiliki rasa tanggung jawab terhadap
sarana dan prasarana yang telah dipakai.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia di Rumah
Sakit Islam Surabaya (RSIS) belum
dimanfaatkan secara maksimal sehingga
mengalami kerusakan.
Menurut Notoadmojo, sikap pegawai
merupakan reaksi yang masih tertutup tidak
dapat dilihat secara langsung sehingga sikap
hanya bisa ditafsirkan dari perilaku yang
nampak. Pengertian lain sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek
dengan cara tertentu serta merupakan respon
evaluatif terhadap pengalaman kognitif,
reaksi afeksi, kehendak dan perilaku
berikutnya. Sikap merupakan respon evaluatif
berdasarkan pada proses evaluasi diri
disimpulkan berupa penilaian positif atau
negatif kemudian mengkristal sebagai potensi
reaksi terhadap obyek.13
Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ada, sehingga hanya seorang pegawai
yang bertugas pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja yang melakukan
pemeliharaan. Pada hal Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Islam Surabaya Pengembangan
Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
berjumlah banyak. Selain itu, upaya
pelaksana pemeliharaan sarana dan prasarana
Rumah Sakit Islam Surabaya dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
belum maksimal. Hal ini dapat terlihat dari
kurangnya perawatan sarana dan prasarana
Rumah Sakit Islam Surabaya sehingga
sarana dan prasarana yang ada menjadi rusak
kotor dan berdebu.
Hubungan Perilaku Petugas terhadap
Sarana Prasarana di Rumah Sakit Islam
Surabaya
Hasil analisis bivariat didapatkan
perilaku petugas kurang baik terhadap sarana
prasarana kurang baik sebanyak 3 responden
(66.7%) dan perilaku petugas baik terhadap
sarana prasarana baik sebanyak 14 responden
(81.0%). Untuk menganalisis ada hubungan
atau tidak dengan nilai signifikan yaitu <
0.05. dari hasil penelitian didapatkan nilai P
Value sebesar 0.035< 0.05. maka didapatkan
H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
penelitian terdapat hubungan perilaku petugas
terhadap sarana prasarana di Rumah Sakit
Islam Surabaya. Dan nilai Odds Ratio sebesar
8.500, dapat dikatakan bahwa perilaku
petugas K3 yang baik akan menaikkan 8 kali
responden mengecek sarana dan prasarana di
Rumah Sakit Islam Surabaya, dan sebaliknya
apabila perilaku petugas K3 kurang baik akan
menurunkan responden untuk mengecek
peralatan sarana dan prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya.
Sarana dan prasarana rumah sakit
memegang peranan penting dalam
pembangunan kesehatan karena akan
menyangkut pemenuhan prasyarat rumah
sakit yang memadai. Lebih jauh dikatakan
bahwa sarana dan prasarana rumah sakit
merupakan instrumen kebijakan rumah sakit
9. 7
yang dapat dikendalikan oleh pemerintah
serta mudah diukur. Para pakar dan
penyelenggara rumah sakit percaya bahwa
tersedianya sarana dan prasarana rumah
sakit yang lengkap merupakan faktor
pendukung dalam mencapai mutu Rumah
Sakit. Indikator rumah sakit bermutu antara
lain juga dilihat dari kelengkapan dan
kualitas sarana dan prasarana atau fasilitas
yang dimiliki oleh Rumah Sakit. Berbagai
penelitian dapat di informasikan bahwa
Rumah Sakit yang termasuk Rumah Sakit
favorit didukung oleh fasilitas tersebut.3
Disisi lain Sagala, mengungkapkan
peralatan dan kelengkapan yang cukup
memadai, lebih jauh menyatakan keadaan
rumah sakit yang memadai adalah rumah
sakit yang didukung oleh fasilitas
laboratorium, toilet, mushola, tempat sampah,
IGD, ICU, Apotik, kantin, ruang perawatan
dan fasilitas lainnya untuk mengembangkan
pelayananan rumah sakit dan lokasinya
terletak pada daerah yang sangat strategis dan
lingkungan yang nyaman.1
Penulis menyimpulkan sarana dan
prasarana merupakan pendukung yang sangat
penting untuk mencapai suatu tujuan dalam
sebuah organisasi atau institusi. Sarana dan
prasarana yang baik dan memadai dapat
menunjang jalan suatu organisasi sehingga
usaha untuk mencapai tujuan dapat efektif
dan efisien. Dalam dunia kesehatan terutama
di Rumah Sakit, sarana dan parasana
memainkan peranan yang tidak kalah penting
keberadaannya dengan sumberdaya manusia.
Apabila salah satu dari itu tidak tersedia
maka proses pelayanan kesehatan tidak dapat
berjalan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, penulis
mendapatkan aspek Hubungan Sikap Petugas
terhadap Sarana dan Prasarana di Rumah
Sakit Islam Surabaya, hasil penelitian
didapatkan nilai P value sebesar 0.048 <
0.05. maka didapatkan H0 ditolak dan Ha
diterima. Dari hasil penelitian terdapat
hubungan sikap petugas terhadap sarana dan
prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Hasil penelitian mengenai Hubungan
Perilaku Petugas terhadap Sarana Prasarana
di Rumah Sakit Islam Surabaya hasil
penelitian didapatkan nilai P Value sebesar
0.035< 0.05. maka didapatkan H0 ditolak dan
Ha diterima. Dari hasil penelitian terdapat
hubungan perilaku petugas terhadap sarana
prasarana di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Petugas K3 kurang baik akan menurunkan
responden untuk mengecek peralatan sarana
dan prasarana di Rumah Sakit Islam
Surabaya.
Saran
Berdasarkan keterbatasan dalam
penelitian ini, maka saran-saran dari peneliti
sendiri adalah melakukan dan mengupas
fenomena dari hubungan sarana dan pra
sarana rumah sakit islam Surabaya.
Agar pihak Rumah Sakit memberikan
penilaian kinerja per 6 bulan untuk
karyawannya, apabila ada kekurangan dari
karyawan maka diberikan pelatihan apabila
tetap sama maka harus di pemutusan
hubungan kerja untuk menjaga iklim
organisasi yang baik. Di samping itu
pemimpin dari bagian K3 harus berperan
dalam melihat pekerjaan anak buahnya agar
sarana dan prasarana yang ada di Rumah
Sakit Islam Surabaya dapat berjalan
sebagaimana penggunaanya, ditakutkan
apabila terjadi hal yang tidak diinginkan,
maka alat tersebut dapat berfungsi dengan
baik sesuai dengan penggunaan. Karena
apabila sarana dan prasarana tersebut baik
maka pasien/ masyarakat akan kembali
mengunjungi pelayanan kesehatan tersebut
karena dibutuhkan.
Daftar Pustaka
1. Ahmad K, Akuntansi Manajemen;
Dasar-dasar Konsep Biaya dan
Pengambilan Keputusan, Jakarta. Raja
Grafindo ; 2007.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
3. Ali M. & M. Asrori.. Psikologi Remaja
cet. 3: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta. Bumi Aksara ; 2010.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.
228/2002. tentang Penggunaan Gas
Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan.
Depkes RI.
5. Wawan, A dan Dewi, M. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan.
10. 8
Perilaku Manusia.. Yogyakarta : Nuha
Medika ; 2010.
6. Sagala, Syaiful. H. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Alfabeta. Bandung : 2010.
7. Soekidjo N. Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Rineka. Cipta. Jakarta;
2009
8. Green (dalam Mandy, 1980) Sikap
Manusia, Teori dan Pengukuran, Pustaka
Pelajar,. Yogyakarta ; 1980.
9. Azwar S. Sikap Manusia cet. 3: Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar ; 2010.
10. KepmenKLH/08/2006. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL
11. Sialagan. Peran Praktek Corporate
Governnace sebagai variabel moderating
dari. Pengaruh ; 2008
12. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta ; 2011
13. Soekidjo N. Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Jakarta. Rineka Cipta ;
2009.