Dokumen ini membahas data sistem informasi kesehatan tentang angka kejadian malaria di beberapa kabupaten di Jawa Barat antara tahun 2014-2016. Ringkasannya adalah: (1) angka kejadian malaria yang diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) cenderung menurun di semua kabupaten, (2) penurunan ini terjadi sejak dilaksanakannya program kelambungan malaria oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2014, (3) penurunan
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Doc 20191007-wa0006
1. DATA SISTEM INFORMASI
KESEHATAN MENGENAI
ANGKA KEJADIAN
MALARIA
Nama Kelompok:
Pahmi Ramdan
Sindhy Soara F
Siti Hanah
Sri Rahayu
Sukayena
2. pendahuluan
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar
melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala
demam dan menggigil.
Pengendalian Penyakit Menular Bersumber Binatang. Malaria
Penyakit malaria mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
angka kesakitan dan kematian ibu, balita dan ibu melahirkan, pada
tahun 2015 sistem pencatatan Malaria menggunakan e–SISMAL
dimana data penemuan ACD, PCD dan lain-lain hanya meliputi kasus
malaria positif saja.
Untuk pengendaliannya KEMENKES membuat program
kelambunisasi caranya yaitu masyarakat tinggal memasang kelambu
yang sudah mengandung insektisida.
3. Annual Parasite Incidence(API) di Daerah Reseptif
Malaria
Tahun 2014-2016 menurut Dinkes 2016
No Kabupaten 2014 2015 2016
1 Sukabumi 0,636% 0,178% 0,027%
2 Garut 0,406% 0,183% 0,002%
3 Tasikmalaya 0,238% 0,151% 0,034%
4 Pangandaran 0,748% 1,274% 0,280%
Jawa Barat 0,495% 0,257% 0,211% 0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
1.40%
Sukabumi Garut Tasikmalaya Pangandaran
2014 2015 2016
4. ANALISIS
Pada grafik dan tabel diatas tentang angka
kesakitan malaria yang diukur dengan
Annual Parasite Incidence (API) didaerah
Reseptif Malaria menunjukan bahwa pada
tahun 2014-2016 cenderung menurun, yaitu
di Kabupaten Sukabumi dari tahun 2014
sebesar 0,363% dan pada 2016 menjadi
0,27 %, di Kabupaten Garut dari 0,406%
menjadi 0,002%, di Kabupaten Tasikmalaya
dari 0,238% menjadi 0,034% dan di
Kabupaten Pengandaran dari 0,748%
menjadi 0,280%.
Penurunan ini terjadi semenjak
dilakukannya kelambunisasi pada faktor
resiko tahun 2014, program dari KEMENKES
ini menunjukan keefektifan untuk
menurunkan angka kesakitan malaria.
5. KESIMPULAN
Menurut kelompok kami menyimpulkan bahwa
angka kesakitan malaria cenderung menurun sejak
dilakukannya kelambunisasi pada factor resiko dan
dari grafik diatas dapat diketahui penurunan
terbesar terjadi di Kabupaten Sukabumi.