SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
bernardtherider225cc
Tulisan tentang apa yang telah dialami dan dijalani.
Cari
Menu utama
Langsung ke konten utama
Langsung ke konten sekunder
 Beranda
 About
A R S I P T A G : D I Y ( D O I T Y O U R S E L F) M E M BU AT S E N D I RI R E G U L AT O R T E G AN G A N D C U N T U K S E PE D A
M O T O R
DIY (Do It Yourself) Membuat sendiri Regulator
Tegangan DC Untuk Sepeda Motor
Ditulis padaOktober 15, 2014
Dengan peraturan lalu-lintas yang mengharuskan lampu utama (lampu-lampu jalan) sepeda motor
menyala baik siang maupun malam, banyak ditemui keluhan teknis yang berujung pada keluhan
ekonomis dalam pemakaian sepeda motor. Keluhan ini adalah tidak efisien-nya pemakaian bohlam
yang cepat putus karena penyalaan yang terus menerus selama motor berjalan. Mungkin pada sepeda
motor-sepeda motor (selanjutnya disebut motor saja) yang sudah menerapkan “lights on” (lampu-
lampu jalan menyala sendiri setelah mesin menyala) sudah mendisain kelistrikan penyalaan lampu-
lampu jalan dengan baik sehingga menyalanya bohlam boleh dibilang stabil walaupun tetap saja
ditemui keluhan cepat putusnya bohlam jika dibanding dengan saat peraturan lalu-lintas belum
seperti sekarang ini yang hanya mewajibkan lampu-lampu jalan dinyalakan pada malam hari saja.
Penyalaan lampu-lampu jalan di sepeda motor kecuali penyalaan lampu-lampu sein dan lampu rem
pada umumnya adalah menggunakan sumber tegangan yang langsung dari spul (walaupun ada
beberapa jenis motor yang penyalaan semua lampunya sudah didisain bersumber pada battery atau
arus DC yang juga biasa disebut sebagai DC fullwave). Tanpa diratakan terlebih dahulu spul ini
mengeluarkan tegangan AC (arus bolak balik) dari 12 Volt saat mesin langsam/stasioner hingga lebih
dari 16 Volt bahkan mencapai 17 Volt tanpa beban lampu. Setelah dibebani lampu maka nyala lampu
akan meredup saat mesin stasioner dan akan terang saat putaran mesin semakin cepat atau saat motor
melaju kencang. Skema kelistrikan yang banyak ditemui untuk penyalaan lampu-lampu jalan di
sepeda motor bisa dilihat pada skema yang sudah disederhanakan dalam gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1: Penyederhanaan Skema Kelistrikan Penyalaan Lampu-Lampu Jalan di Sepeda Motor
Pada Umumnya
Dengan melihat skema kelistrikan di atas, saat mesin mati kunci kontak di”on” maka yang bisa
menyala adalah lampu sein, lampu rem dan klakson saja sementara lampu-lampu jalan baru bisa
menyala setelah mesin dihidupkan. Setelah mesin hidup saklar S1 di”on” maka lampu-lampu jalan
baru bisa menyala. Di sinilah terjadi aliran arus listrik dari spul ke bohlam yang selalu berubah-ubah
seirama dengan putaran mesin, dimana arus listrik akan mengecil saat putaran mesin rendah dan akan
membesar saat putaran mesin tinggi. Hal pertama yang sering ditemui adalah rusaknya/melelehnya
socket (fitting) dari bohlam yang kemudian disusul dengan putusnya bohlam karena tegangan dan
juga arus yang tidak stabil tadi ditambah faktor usia pemakaian motor dimana debu/kotoran dapat
membantu kerusakan pada fitting hingga membuat bohlam putus.
Masih menerapkan atau menggunakan skema yang umum dipakai seperti pada gambar 1 dan
disesuaikan dengan peraturan lalu-lintas yang berlaku saat ini dan untuk menghindari faktor lupa
pengendara motor menyalakan lampu maka pihak pabrikan motor menghilangkan/meniadakan saklar
lampu S1. Jadi setelah mesin hidup lampu-lampu jalan langsung menyala tanpa perlu lagi
pengendara menyalakan lampu dengan saklar. Inilah yang biasa disebut dengan “lights on”, dimana
begitu mesin menyala lampu-lampu jalan ikut menyala tanpa perlu lagi kita menyalakannya.
Penyederhanaan skema kelistrikannya bisa kita lihat pada gambar 2.
Gambar 2: Skema Kelistrikan Penyalaan Lampu-Lampu Jalan di Sepeda Motor Tanpa Saklar
Dengan melihat skema kelistrikan dalam gambar 2 di atas bisa disimpulkan bahwa tidak stabilnya
arus listrik masih saja terjadi yang diikuti dengan keluhan-keluhan yang masih umum terjadi setelah
pemakaian motor dalam waktu tertentu karena getaran-getaran mesin dan guncangan jalan ditambah
dengan kotornya fitting socket lampu dan berubah-ubahnya arus listrik.
Demi untuk mendapatkan sumber listrik yang stabil dalam penyalaan lampu-lampu jalan (lampu
utama) ada juga pemilik motor yang merubah kelistrikan penyalaan lampu ini dengan memutus
sambungan kabel yang sebelumnya tersambung dengan spul lampu lalu menyambungkannya dengan
saklar kunci kontak. Hal ini bisa atau sah-sah saja diterapkan selama aki masih benar-benar sehat.
Namun seiring dengan berjalannya waktu pemakaian motor dimana kinerja aki sudah mulai merosot
karena seringnya menstarter mesin dengan elektrik starter ditambah kurang maksimalnya kerja
kiproks yang dalam skema kelistrikan umum di atas adalah menggunakan kiproks setengah
gelombang yang sudah tentu berbeda dengan kiproks yang dipakai di rangkaian gelombang penuh
(fullwave), maka perubahan/penyambungan kabel kelistrikan lampu-lampu jalan yang dihubungkan
ke kabel setelah kunci kontak (menjadikannya DC) dapat menyebabkan aki menjadi tekor, lampu
kurang terang, klakson kurang nyaring dan akhirnya tidak dapat menstart motor dengan elektrik
starter.
Dari berbagai keluhan-keluhan di atas tadi hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara untuk
menyediakan sumber listrik yang stabil untuk penyalaan lampu-lampu jalan yang sekaligus
menjadikan bohlam awet/tahan lama dan aki tidak tekor ataupun overcharge. Untuk mendapatkan
sumber listrik DC yang stabil yang akan digunakan sebagai sumber tegangan penyalaan lampu-
lampu jalan, artikel ini mencoba menyajikan cara sederhana dengan membuat sendiri penstabil
tegangan DC untuk penyalaan lampu-lampu jalan yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengisian
(charger) aki di motor. Sebuah rangkaian elektronik sederhana penstabil tegangan yang hanya
menggunakan empat jenis komponen elektronik dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3: Empat Komponen Utama Regulator Tegangan DC
Empat komponen utama sebagai bahan untuk membuat sebuah rangkaian elektronik penstabil
tegangan DC kelistrikan di sepeda motor ini terdiri dari dua buah Transistor type 2N3055 yang
umumnya disebut juga sebagai transistor jenis jengkol lengkap dengan penyekat tahan panas/isolator
(dalam kantong plastik), satu buah IC penstabil tegangan type LM7815, empat buah Dioda 6
Ampere, dua buah Kondensator elektrolit 470µF/50Volt (baca: 470 mikro Farad/50Volt), kabel
warna merah, hitam, kuning dan biru ukuran 0,5mm masing-masing sepanjang 50cm, kaberl kecil
warna kuning dan biru masing-masing 25cm dan yang terakhir adalah socket dan isinya yang
nantinya disesuaikan dengan kebutuhan socket dari kabel body yang sebelumnya dihubungkan ke
kiproks bawaan/ori bawaan motor.
Dari keempat jenis komponen di atas, ada tiga jenis komponen yang setelah dirangkai dan sudah
bekerja akan menghasilkan panas. Komponen pertama yang menghasilkan panas adalah dua buah
transistor dan komponen kedua yang menghasilkan panas namun tidak sepanas transistor adalah
empat buah dioda dan yang terakhir adalah IC. Untuk itu kita perlu menyiapkan tiga pendingin yang
terbuat dari aluminium yang dapat kita pakai sebagai peredam panas yang dihasilkan ketiga jenis
komponen tersebut tadi (gambar 4) dan berfungsi juga sebagai wadah/casing dari seluruh rangkaian
nantinya setelah kita potong pendingin dari dua buah transistornya (lihat gambar 5).
Gambar 4: Tiga pendingin dari bahan aluminium
Gambar 5: Pendingin Transistor yang sudah dipotong (atas) dan dibentuk menjadi casing
Pada awal-awal pembuatan dan saat ujicoba setelah semua komponen terangkai menjadi sebuah
alat penstabil tegangan DC, bukan berarti langsung berhasil dengan hasil yang bagus. Akan tetapi
pernah mengalami kegagalan. Kegagalan pertama adalah rusaknya dioda sesaat setelah diuji coba
dengan menaikkan RPM mesin. Dioda bukannya putus tetapi menjadi short atau seakan menjadi
kawat penghantar saja, dan ini akan menjadikan dua transistor menjadi panas berlebihan yang jika
dilanjutkan akan merusakkan transistor tersebut. Kegagalan kedua adalah panas yang tidak seimbang
antara dua transistor yang dirangkai walaupun rangkaian menunjukkan kinerja yang bagus.
Untuk mengantisipasi terjadinya dua kegagalan di atas, perlu ketelitian saat membeli komponen-
komponen yang diperlukan untuk pembuatan rangkaian penstabil tegangan DC ini. Usahakan
melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog pada semua dioda (empat buah),
pilihlah yang beresistansi lebih dari 50Ω (Ohm). Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 6, 7 dan 8
di bawah ini.
Gambar 6: Dioda dengan type yang sama namun belum tentu sama nilai resistansinya
Gambar 7: Nilai resistansi dioda yang hanya 20 Ohm saja
Gambar 8: Nilai resistansi dioda di atas 50 Ohm
Dengan melihat gambar 6, 7 dan 8 di atas setidaknya kita bisa memilih dioda yang beresistansi di
atas 50Ω sajalah yang akan kita gunakan. Yang beresistansi kurang dari 50Ω atau 20Ω sangat tidak
direkomendasikan.
Untuk antisipasi panas yang tidak seimbang antara dua transistor yang akan dirangkai kita bisa
memilih transistor type 2N3055 dengan seri yang sama (lihat gambar 9).
Gambar 9: Transistor type 2N3055 dengan seri yang sama (dalam garis putus-putus kuning)
Skema rangkaian sederhana penstabil tegangan DC yang akan kita rangkai adalah seperti pada
gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10: Skema Rangkaian Elektronik Sederhana Penstabil Tegangan DC.
Sebelum kita merangkai semua komponen menjadi sebuah alat elektronik penstabil tegangan DC,
mungkin perlu untuk kita mengenal dan menentukan dimana letak kaki-kaki (pin) transistor yang
terdiri dari tiga kaki yang masing-masing kakinya mempunyai nama Base (Basis), Collector
(Kolektor), dan Emitter (Emitor). Demikian juga untuk mengetahui kaki-kaki IC type LM7815 yang
mempunyai tiga kaki yang masing-masing kakinya mempunyai fungsi yang berbeda dimana kaki
nomor 1 (input), kaki nomor 2 (ground), dan kaki nomor 3 (output). Serta kaki-kaki dioda. Untuk
dapat menentukannya bisa dilihat pada gambar 11, 12 dan 13 di bawah ini.
Gambar 11: Pengenalan kaki-kaki transistor type 2N3055
Gambar 12: Pengenalan IC LM7815 dimana permukaan penyerap panas terhubung dengan kaki
nomor 2
Gambar 13: Pengenalan bentuk fisik dioda 6 Ampere dan simbolnya dalam skema
Satu komponen lagi yang penyambungan kedua kakinya (polaritas) tidak boleh terbalik adalah
kondensator elektrolit (yang dalam rangkaian ini menggunakan dua buah kondensator
470µF/50Volt). Cara mengetahui mana polaritas positif adalah dengan melihat langsung kakinya
(saat baru dibeli), dimana kaki yang panjanglah yang positif dan kaki yang lebih pendek adalah
polaritas negatif yang biasanya bisa dilihat juga pada label pembungkus plastiknya bertanda (-).
Setelah kita cukup mengenal fungsi dari masing-masing kaki komponen kini kita sudah siap untuk
mulai merangkainya. Kita siapkan lempengan aluminium yang berfungsi sebagai alas casing dari
semua rangkaian dengan membuatkan lubang dan celah (agar kabel-kabel dari sisi casing kiri bisa
masuk ke casing sisi kanan) sesuai keperluan penempatan komponen dan juga sebagai pengikat
pendingin transistor jengkol. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 14 dan berikut ini.
Gambar 14: Memasang Seluruh Komponen di Casing Aluminium
Penjelasan gambar 14 adalah sebagai berikut; gambar 14 (1) menyiapkan lempengan aluminium
sebagai alas penempatan komponen yang akan diletakkan di sini. Gambar 14 (2) komponen yang
terdiri dari empat dioda yang diparalel menjadi dua bagian paralel dan dibaut agar dioda dapat
melepaskan panasnya saat bekerja ke lempengan aluminium demikian juga maksud penempatan IC
yang dibautkan langsung ke lempengan aluminium dengan memberikan skun untuk penyolderan
kabel masukan dan keluaran (input dan output) polaritas negatip dari seluruh rangkaian.
Menempatkan dua buah kondensator elektrolit 470µF/50Volt yang bisa langsung saja menggunakan
perekat (lem castol). Gambar 14 (3) memasang transistor 2N3055 yang dibautkan langsung pada
lempengan pendingin dengan sebelumnya memasang penyekat agar body transistor yang merupakan
kaki kolektor transistor tidak berhubungan langsung dengan lempengan aluminium karena body
transistor yang merupakan kaki yang bernama kolektor ini akan dialiri oleh listrik DC setelah
perataan dari dioda (lihat skema dalam gambar 10). Gambar 14 (4) setelah semua komponen (dengan
perencanaan yang baik) terposisikan di tempat yang aman yang nantinya tidak menyebabkan kaki-
kaki komponen bersinggungan satu sama lainnya kecuali yang memang akan disambungkan, maka
bentuk fisik yang akan tampak adalah seperti tertampil dalam gambar 14 (4) di atas.
Dengan melihat kembali skema lengkap dalam gambar 10 kita bisa memulai
menyambungkan/menghubungkan kaki-kaki komponen seperti tertampil dalam gambar 15 di bawah
ini.
Gambar 15: Memulai penyambungan kaki-kaki komponen dengan solder
Dengan melihat kaki-kaki komponen yang sudah tersambung (dengan menggunakan solder) satu
dengan lainnya dalam gambar 15 di atas, kita bisa memulainya dengan penyambungan dua kaki
(katoda) dioda yang telah diparalel dengan menggunakan kabel berwarna merah yang
penyambungannya dilanjutkan dengan menghubungkannya dengan kaki kolektor pada transistor
sebelah kiri, kabel biru kecil menyambungkan kaki (katoda) dioda sebelah kanan dengan kaki nomor
1 (input) IC LM7815, sedang kabel biru kecil lainnya menyambungkan dua kaki (katoda) dioda yang
telah diparalel di sebelah kiri ke kutub positif dua kondensator elektrolit 470µF/50Volt yang telah
diparalelkan juga. Sementara dua kutub negatif kondensator disambungkan langsung pada
lempengan alas aluminium dengan menggunakan solder melalui skun yang telah dibautkan. Kabel
kuning besar disambungkan di dua kaki (anoda) dioda yang telah diparalel di sebelah kiri untuk
nantinya menjadi input yang tersambung dengan spul lampu atau spul charging dari mesin motor.
Kabel hitam besar disambungkan langsung ke alas aluminium dengan penyolderan pada skun yang
telah dibautkan bersama body IC LM7815, kabel hitam besar ini nantinya menjadi kutub negatif
input/output dari rangkaian. Kabel biru besar disambungkan ke dua kaki (anoda) dioda yang telah
diparalel di sebelah kanan untuk nantinya menjadi input yang tersambung dengan spul charging atau
spul lampu dari mesin motor. Kini lihat transistor 2N3055 yang sudah terpasang pada pendingin di
sebelah kiri yang kaki kolektor-nya sudah terhubung dengan kabel merah besar.
Sambungkan/solderkan kabel biru besar di kaki emitor transistor dan kabel kuning kecil di kaki basis
transistor. Setelah semuanya selesai seperti tertampil dalam gambar 15, semua sambungan dengan
menggunakan solder ini diusahakan untuk disemprot dengan bahan isolasi (lack). Jika kesulitan
mendapatkan lack yang disemprotkan sebagai bahan pengisolasi agar sambungan aman terhadap
percikan air, kita bisa menyemprotnya menggunakan cat pylox warna clear secukupnya.
Setelah dilakukan penyemprotan bahan isolasi pada sambungan-sambungan penyolderan agar tidak
mudah berkarat dan agar aman dari percikan air serta bahan isolasi yang disemprotkan sudah kering,
kita lanjutkan dengan menutupkan casing yang merupakan pendingin dari transistor di sebelah kiri
ini. Lebih jelasnya lihat gambar 16 dan 17 berikut ini.
Gambar 16: Penyambungan kabel-kabel di sisi kiri sudah selesai dan sudah disemprot dengan bahan
isolasi
Gambar 17: Sisi kiri yang sudah bisa ditutup setelah penyambungan selesai
Setelah casing sebelah kiri tertutup dengan baik, kini kita bisa melanjutkan penyambungan kaki-
kaki komponen di sisi sebelah kanan. Pertama kita sambungkan dulu kabel berwarna kuning kecil
yang dari kaki basis transistor sebelah kiri ke kaki output (kaki no.3) IC LM7815 yang selanjutnya
disambungkan ke kaki basis transistor sebelah kanan. Dilanjut dengan menyambungkan kabel merah
besar dari kaki kolektor transistor sebelah kiri ke kaki kolektor transistor sebelah kanan, sedangkan
kabel biru besar dari kaki emitor transistor sebelah kiri disambungkan ke kaki emitor transistor
sebelah kanan untuk kemudian disambung dengan kabel berwarna merah yang nantinya merupakan
titik output positif dari rangkaian regulator ini. Lebih jelasnya bisa dilihat gambar 18.
Gambar 18: Penyambungan kaki-kaki komponen di sisi sebelah kiri
Setelah penyambungan selesai, sama seperti yang telah dilakukan pada tutup casing sebelah kiri,
dengan menyemprotkan bahan isolasi pada setiap sambungan kabel solderannya. Tunggu hingga
kering kemudian casing sebelah kanan sudah siap untuk ditutup setelah sebelumnya mengeluarkan
(melewati lubang di sisi kanan tutup casing) empat kabel berwarna merah, kuning, hitam dan biru
dan membungkusnya dengan kabel kerut (shrinking tube) kemudian diikat dengan cable ties. Lebih
jelasnya lihat gambar 19.
Gambar 19: Penyambungan antara kaki komponen sebelah kanan sudah selesai dan siap ditutup
Tampilan bentuk fisik seluruh rangkaian regulator DC sebagai pengganti kiproks seperti tertampil
dalam gambar 20 di bawah ini.
Gambar 20: Bentuk fisik seluruh rangkaian dalam wadah/casing aluminium sekaligus penyerap panas
Kini kita siapkan socket berikut isinya yang biasanya untuk motor-motor yang masih menerapkan
kelistrikan DC setengah gelombang atau boleh dibilang yang menerapkan penyalaan lampu-lampu
jalannya masih menggunakan arus AC dari spul, kita hanya butuh socket berisi empat pin (seperti
terlihat dalam gambar 21) lalu sambungkan kabel-kabel dari rangkaian dengan pin menggunakan
solder.
Gambar 21: Penyambungan kabel-kabel rangkaian regulator tegangan DC dengan pin socket.
Perlu penyesuaian dengan socket kiproks (dari kabel body) bawaan motor untuk penempatan pin
di dalam socket ini agar terhindar dari salah sambungnya kelistrikan. Penempatan pin di dalam
socket yang merupakan dua titik input dari tegangan AC dan dua titik output tegangan DC
mereferensi motor-motor Yamaha yang masih menerapkan kelistrikan DC setengah gelombang atau
penyalaan lampu-lampu jalan masih menggunakan arus AC dari spul. Dan isi dari socket yang
terhubung ke kabel body seperti terlihat dalam gambar 22 di bawah ini.
Gambar 22: Isi dari socket kiproks yang terhubung ke kabel body yang nantinya diadu dengan socket
Regulator Tegangan DC yang sudah jadi
Dengan melihat gambar 22 tentang konfigurasi pin socket yang terhubung dengan kelistrikan
motor (kabel body) maka kita dapat menempatkan pin yang sudah tersolder dengan kabel-kabel input
dan output regulator tegangan DC ke dalam socket dengan konfigurasi/susunan seperti terlihat dalam
gambar 23.
Gambar 23: Konfigurasi/susunan pin socket regulator tegangan DC yang telah disesuaikan dengan
socket yang terhubung ke kabel body motor
Sedang bentuk fisik setelah perakitan selesai dan perbandingannya jika kita memakai lempengan
aluminium yang agak panjang bisa dilihat dalam gambar 24 dan 25.
Gambar 24: Bentuk fisik Regulator Tegangan DC setelah semua perakitan selesai
Gambar 25: Perbandingan bentuk fisik jika memakai lempengan aluminium yang lebih panjang
dengan penempatan enam komponen di luar casing
Karena tujuan penggantian kiproks bawaan motor dengan regulator tegangan DC ini adalah
untuk mendapatkan tegangan yang stabil yang sudah tentu (sesuai dengan nama rangkaiannya)
merubah terlebih dahulu sumber listrik di motor menjadi semuanya DC maka sangatlah perlu (kalau
tidak bisa dinamakan harus) merubah sambungan kabel penyalaan lampu-lampu jalan yang asalnya
tersambung dengan spul (melalui kabel body yang masih saja tersambung dengan spul walaupun
kiproks bawaan motornya sudah diganti dengan regulator tegangan DC) ke sambungan atau ke kabel
yang tersambung ke kunci kontak. Artinya kita akan memotong kabel dari kabel body yang menuju
saklar lampu-lampu jalan. Setelah terpotong kabel dari kabel body dinonaktifkan/diamankan dengan
isolasi, sementara kabel yang menuju ke saklar lampu disambungkan ke kabel dari kunci kontak
dimana kabel ini akan bertegangan DC setelah kunci kontak di”on”. Skema perubahan bisa dilihat
dalam gambar 26, sedangkan perubahan secara nyata bisa dilihat dalam gambar 27 dengan
mereferensi perubahan kabel saklar lampu-lampu jalan dari dua motor Yamaha Scorpio.
Gambar 26: Skema perubahan yang harus dilakukan sebelum mengganti kiproks dengan rangkaian
regulator tegangan DC
Gambar 27: Perubahan sambungan kabel saklar lampu ke kabel kunci kontak secara fisik
Bandingkan perubahan yang terjadi dalam gambar 26 yang merupakan skema perubahan
sambungan kabel penyalaan lampu-lampu jalan dengan gambar 1 yang merupakan skema asalnya.
Setelah perubahan selesai kita dapat langsung mencopot kiproks bawaan motor dan menggantinya
dengan rangkaian regulator tegangan DC yang sudah dipasangi socket yang sesuai dengan socket
kiproks bawaan motor dimana setelah pemasangan rangkaian regulator tegangan DC ini langsung
juga terjadi perubahan pada skema kelistrikan dari asalnya (dalam gambar 1) menjadi skema listrik
seperti terlihat dalam gambar 28 di bawah ini.
Gambar 28: Skema kelistrikan setelah penggantian kiproks dengan regulator tegangan DC
Rangkaian regulator tegangan DC sebagai pengganti kiproks perataan setengah gelombang ini
diujicobakan dan dipasang di motor ber-cc besar Yamaha Scorpio yang masih menerapkan perataan
setengah gelombang atau motor dengan penyalaan lampunya masih menggunakan arus AC dari spul
seperti di motor-motor bebek pada umumnya. Ujicoba berhasil dengan baik walaupun pada awal-
awal pembuatan ada beberapa hal yang perlu diteliti dan dibenahi seperti yang telah dijelaskan di
bagian atas tulisan ini. Perlu diketahui bahwa motor Yamaha Scorpio yang diujicoba dengan
menggunakan rangkaian regulator tegangan DC ini pernah dirubah rangkaian spul-nya menjadi spul
fullwave yang saat ini sudah dirubah lagi rangkaian spul-nya menjadi standart kembali seperti
aslinya. Motor ini juga mengaplikasikan atau sudah dipasangi lampu sorot Hella FF75 dan dua
klakson besar disamping juga ada dua klakson asli bawaan motor-nya dengan menggunakan selector
switch untuk memilih mana klakson yang ingin dihidupkan. Lampu depan masih asli bawaan motor
sedang lampu belakang sudah diisi dengan lampu hias yang akan menyala terus menerus selama
kunci kontak “on”. Hasil-hasil ujicobanya bisa dilihat dalam gambar-gambar tertampil di bawah ini.
Gambar 29: Rangkaian Regulator Tegangan DC pengganti kiproks setengah gelombang terpasang di
Yamaha Scorpio
Dalam gambar 29 rangkaian regulator tegangan DC diujicoba di motor Yamaha Scorpio untuk
menggantikan kiproks setengah gelombang.
Gambar 30: Ujicoba di RPM mesin stasioner tanpa menyalakan lampu
Dalam gambar 30 setelah kiproks setengah gelombang diganti dengan rangkaian regulator
tegangan DC, mesin dihidupkan dengan RPM stasioner, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.7 Volt
tanpa menyalakan lampu.
Gambar 31: Ujicoba di RPM mesin 4000 tanpa menyalakan lampu
Dalam gambar 31 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih
menyala dan RPM dinaikkan hingga 4000, tegangan DC (aki) menunjukkan 13.6 Volt tanpa
menyalakan lampu.
Gambar 32: Ujicoba di RPM mesin stasioner dengan menyalakan lampu
Dalam gambar 32 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih
menyala dengan RPM stasioner, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.1 Volt dengan menyalakan
lampu.
Gambar 33: Ujicoba di RPM mesin 4000 dengan menyalakan lampu
Dalam gambar 33 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih
menyala dan RPM dinaikkan hingga 4000, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.7 Volt dengan
menyalakan lampu.
Setelah serangkaian ujicoba dilakukan di tempat (motor tidak dijalankan), dengan hasil-hasil ujicoba
di atas, motor dijalankan hingga sejauh lebih kurang 100km PP dengan berbagai variasi
kecepatan/RPM hingga kembali lagi ke tempat semula kemudian mesin dimatikan hanya sementara
waktu untuk membuka fender samping kanan dimana rangkaian regulator tegangan DC pengganti
kiproks berada. Setelah fender kanan terbuka mesin motor dihidupkan lagi dengan menyalakan
lampu. Setelah diberikan variasi RPM dari rendah ke tinggi dan kembali ke rendah lagi, diadakan
pengukuran panas yang timbul di dua transistor saat rangkaian regulator tegangan DC bekerja.
Gambar 34: Pengukuran panas di transistor kiri saat rangkaian bekerja
Gambar 35: Pengukuran panas di transistor kanan saat rangkaian bekerja
Dalam gambar 34 temperatur di transistor sebelah kiri saat rangkaian bekerja dengan lampu-
lampu menyala dan setelah diberikan variasi RPM dari rendah ke tinggi dan kembali ke rendah lagi
menunjukkan harga 40 derajat Celcius (lihat titik sinar merah di transistor sebelah kiri). Sementara
temperatur di transistor sebelah kanan dalam gambar 35 menunjukkan harga 39.7 derajat Celcius
lihat titik sinar merah di transistor sebelah kanan) yang merupakan panas yang boleh dibilang sama
(imbang) dengan transistor sebelah kiri.
Setelah semuanya selesai mesin motor dimatikan kemudian rangkaian regulator tegangan DC dicopot
untuk diadakan pengukuran pada masing-masing komponen yang terangkai. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa semua komponen dalam keadaan baik. Dengan demikian pembuatan dan
pengujian rangkaian regulator tegangan DC bisa diaplikasikan selamanya di motor sebagai pengganti
kiproks setengah gelombang bawaan motor.
Rangkaian regulator tegangan DC ini juga telah diaplikasikan di Yamaha RX Special menggantikan
kiproks bawaan motor dengan hasil yang baik dengan menggunakan aki maupun tanpa aki. Nyala
lampu terang stabil walau RPM dinaikkan. Sayang sekali tidak dapat menampilkan foto-fotonya
karena saat ujicoba di RX Special hanya konsentrasi pada pengambilan gambar cocoknya konfigurasi
socketnya saja, dan kebetulan konfigurasi pin di dalam socket kiproks Yamaha RX Special sama
persis dengan konfigurasi pin socket kiproks Yamaha Scorpio.
Gambar 36: Aplikasi regulator tegangan DC di Yamaha RX Special
Demikianlah sekadar catatan yang merupakan cara bagaimana membuat sendiri (DIY/Do It
Yourself) rangkaian sederhana regulator tegangan DC untuk menggantikan kiproks bawaan motor
yang diharapkan bisa menjadi solusi dari keluhan-keluhan teknis tentang kelistrikan di sepeda motor
yang masih menerapkan kelistrikan setengah gelombang tanpa merubah rangkaian spul-nya. Semoga
bermanfaat dan salam busi kiri.
Dipublikasi di Biker, DC Regulatedfor motor cycles, Motobike, Motor Cycles, Otomotif, RegulatorTegangan DC Sepeda
Motor, Sepeda Motor | Tag DIY (Do It Yourself) Membuat Sendiri RegulatorTegangan DC Untuk Sepeda Motor
| Tinggalkan Balasan
Cari
T U L I S A N T E RA KH I R
 Yamaha R25 Oil Cooled Temperatures Test
 Discovered 4 Rows Oil Cooler
 Petunjuk Perakitan Oil Cooler Suzuki Satria FU di Yamaha R25 dan MT25
 Review Oil Cooler 4 Baris Suzuki Satria FU di Yamaha R25 & MT25
 CARA MERUBAH KIPROKS YAMAHA BYSON MENJADI PNP DI YAMAHA SCORPIO
K O M E N T A R T E RB AR U
bernardpandik di Tentang Oil Coolerdi Yamaha…
bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R…
bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R…
bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R…
bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R…
A R S I P
 Oktober 2016
 Mei 2016
 Oktober 2014
 September 2014
 Agustus 2014
 Juni 2014
 Mei 2014
 Agustus 2013
 Juli 2013
 Mei 2013
K A T E G O R I
 Biker
 DC Regulated for motor cycles
 Discovered 4 Rows Oil Cooler
 Kiproks Alternatif Yamaha Scorpio DC Fullwave
 Kiproks Alternatif Yamaha Scorpio dengan perubahan spul
 Kiproks Yamaha Byson PnP di Yamaha Scorpio
 Lampu Penghias Motor dan Mobil
 Masakan
 Motobike
 Motor Cycles
 Nge-Test Temperatur di Yamaha R25
 Oil Cooler
 Oil Cooler 4 baris
 Oil Cooler untuk Yamaha MT25
 Oil Cooler Untuk Yamaha R25
 Otomotif
 Pasang Oil Cooler di Yamaha R25
 Petunjuk Perakitan Oil Cooler Suzuki Satria FU di Yamaha R25 dan MT25
 Regulator Tegangan DC Sepeda Motor
 Sepeda Motor
 Sosial Masyarakat
 Strobo LED Untuk Motor dan Mobil
 Travelling
 Uncategorized
 Yamaha R25 Oil Cooled Temperatures Test
M E T A
 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

 Gambar Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A
 Daftar Komponen Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A
 Resistor 1 Memiliki tipe atau berukuran 300 Ohm
 DZ1 Memiliki tipe atau berukuran 12V
 T1 Memiliki tipe atau berukuran TIP31
 Capasitor 1 Memiliki tipe atau berukuran 220 uF/16V
 Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A yang ditunjukan pada gambar di
atas terbagi dalam 2 sisi utama sbg berikut.
Membuat Voltage Stabilizer Untuk Mobil/Motor
Perlu sobat blogger ketahui bahwa fungsi pemasangan atau penambahan perangkat voltage
stabilizer pada sistem pengisian accu pada mobil atau motor adalah untuk menstabilkan tegangan
charger yang berasal dari dinamo (generator) mobil/motor menuju ke accumulator. Dengan tujuan
agar accumlator, lampu-lampu dan peralatan kelistrikan lainnya menjadi lebih awet karena besar
tegangannya stabil sesuai dengan tegangan peralatan kelistrikan pada mobil/motor tersebut dan
tidak mungkin mengalami overvoltage.
Perangkat voltage stabilizer ini bisa dibuat sendiri dengan biaya yang relatif murah, yang
hanya terdiri dari beberapa komponen elektronik seperti elektrolit kondensator (Elco), kapasitor,
resistor, LED, PCB, wadah (casing), kabel dan sepatu kabel (Cablescoon). Untuk lebih jelasnya
skema rangkaian dan ukuran (spesifikasi) komponen-komponennya dapat dilihat pada gambar 1
dan gambar 2 di bawah ini. Sedangkan peralatan yang diperlukan untuk pembuatan perangkat
voltage stabilizer ini antara lain adalah solder listrik dan kawat timah, multitester, tang potong,
tang lancip (buaya), tang kombinasi, cutter dan obeng.
Gambar 1. Rangkaian voltage stabilizer untuk mobil/motor
Gambar 2. Komponen-komponen voltage stabilizer untuk mobil/motor
Langkah-langkah pembuatan atau perakitan perangkat voltage stabilizer tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Siapkan peralatan dan komponen-komponen yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi ukuran
pada skema rangkaian.
2.Buat jalur rangkaian pada PCB polos seperti pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini dengan
menggunakan spidol permanen atau cat, kemudian rendam ke dalam larutan FeCl.
Gambar 3. Jalur rangkaian tampak depan (atas) PCB
Gambar 4. Jalur rangkaian tampak belakang (bawah) PCB
3. Jika menggunakan PCB lubang-lubang buat jalur dengan menggunakan inti kabel NYA 1,5 mm
atau 2,5 mm seperti pada gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Jalur rangkaian menggunakan inti kabel NYA 1,5 mm atau 2,5 mm
4. Pasang komponen dengan measukkan kaki-kakinya pada lubang jalur PCB yang telah
disediakan sesuai dengan skema rangkaian, kemduian solderlah dengan baik agar melekat kuat
seperti terlihat pada gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Komponen-komponen voltage stabilizer yang telah terpasang pada PCB
5. Potong kabel serabut (NYAF) 4 mm berwarna merah dan hitam, masing-masing sepanjang 30
cm. Kemudian pasang sepatu kabel pada ujung-ujung kabel tersebut seperti terlihat pada gambar
7 berikut ini.
Gambar 7. Ujung-ujung kabel yang telah dipasang sepatu kabel
6. Pasang kabel warna merah untuk kutub positif dan kabel warna hitam untuk kutub negatif seperti
terlihat pada gambar 8 berikut ini.
Gambar 8. Pemasangan kabel pada kutub-kutub rangkaian voltage stabilizer
7. Kemas PCB rangkaian pada wadah (casing) yang telah disediakan seperti terlihat pada gambar
9 berikut ini.
Gambar 9. PCB rangkaian voltage stabilizer yang telah dikemas kedalam casing
8.Uji coba perangkat voltage stabilizer dengan memberi sumber tegangan 12 VDC, hingga lampu
LED menyala.seperti terlihat pada gambar 10 berikut ini.
Gambar 10 Uji coba voltage stabilizer hingga lampu LED menyala
9.Pasang perangkat voltage stabilizer paralel dengan kutub-kutub accumulator mobil/motor sesuai
dengan skema yang ditunjukkan pada gambar 11 berikut ini.
Gambar 11. Skema pemasangan voltage stabilizer pada accu mobil/motor
Diposkan oleh margiono abdillah di 05.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Today Visitor
Visitor Total
2240608
Visitor Live
Buku / Ebook
Rp.85.000
Menggulung Motor
Listrik Arus Bolak-
Balik
Rp. 70.000
Merancang dan
Membuat Trafo
Daya Kecil
Rp. 85.000
Teknik Reparasi
Kulkas dan
Freezer
Rp. 100.000
Teknik&Vokasi
Rp.85.000
Perawatan dan Perbaikan Air
Conditioner Split
Rp. 85.000
Desain Teknologi Terapan
(Mecanical dan Electrical)
Rp. 95.000
Panduan Belajar Fisika Teknik
Rp. 85.000
Pengendalian
Motor Listrik
Secara
Elektromagnetik
Rp. 70.000
Servis Peralatan
Listrik Rumah
Tangga
(Kelompok
Pemanas)
Rp. 115.000
Instalasi Listrik
Penerangan
Rumah dan
Gedung
Rp. 85.000
Servis Peralatan Listrik Rumah
Tangga (Kelomp Penggerak)
Rp. 110.000
Sistem Pembangkit Tenaga
Listrik Di Industri
Rp. 120.000
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Di Indonesia
Rp. 120.000
Pengetahuan dan Pekerjaan
Mekanik Dasar
Rp. 110.000
Ketrampilan &
Kerajinan Tangan
Untuk Home
Industri
Rp. 80.000
Perawatan dan
Perbaikan Sistem
AC Mobil
Rp. 80.000
Merakit &
Memasang
Kapasitor Bank
Untuk Jaringan
Listrik
Rp. 80.000
Desain dan Instalasi
Penerangan Jalan Raya
Rp. 115.000
Perwt & Perbkn Sistem
Kelistrikan Sepeda Motor
Rp. 95.000
Melilit Generator Arus Bolak-
Balik (Genset)
Rp. 95.000
Pengendalian Motor Listrik
Dengan PLC (Zelio Smart
Relay)
Teknik Perakitan
Antena Parabola
Rp. 195.000
Perawatan dan
Perbaikan Sistem
Kelistrikan Mobil
Rp. 150.000
Macam-Macam
Sensor &
Aplikasinya Pd
Sistem Otomasi
Rp. 125.000
Pengoperasian &
RP. 105.000
Pengetahuan Dasar Elektronika
Analog & Digital
Rp. 125.000
Perawatan dan Perbaikan
Sistem Kelistrikan Alat Berat
Rp.120.000
Instalasi Listrik Kapal
Penumpang dan Niaga
Rp.115.000
Instalasi Listrik Tenaga Pada
Bengkel & Pabrik
Perbaikan
Peralatan Listrik
Pertukangan
Rp. 105.000
Pengendalian
Motor Listrik
Secara Elektronik
Rp.125.000
Pengendalian
Mesin Industri
Secara
Elektropneumatik
Rp.120.000
Resep2 Masakan
Kuliner Indonesia
& Mancanegara
Rp.85.000
Rp.110.000
Sistem UPS Sebagai Sumber
Daya Listrik Cadangan
Translate Blog
Diberdayakan oleh
Terjemahan
Pengetahuan
Dasar Rangkaian
Listrik
Popular Posts

Prosedur Pengukuran/Pengujian Tahanan Isolasi Dengan Megger
PROSEDUR PENGUKURAN/PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DENGAN MENGGUNAKAN MEGGER (MEGA OHM) ANA
tahanan yang...

Membuat Antena Biquad Sebagai Penerima Sinyal TV UHF
Sebelum menjelaskan cara pembuatan antena biquad sebagai penerima sinyal TV UHV, mari kita bahas terlebih dah

Membuat Perangkat Strum Ikan Di Sungai
Selamat berahkir pekan sobat blogger, tapi gak ada salahnya sambil menikmati libur akhir pekan sobat blogger buka

Perakitan Panel Kontrol Motor Pompa Air
PE RAKITAN PANEL KONTROL MOTOR POMPA AIR 1 FASA DAN 3 FASA Untuk kesempatan ke 5 pada sesi kontrol ele

Pengaturan Putaran Motor Maju (Putar Kanan) dan Mundur (Putar Kiri)
PENGATURAN PUTARAN MOTOR MAJU MUNDUR (PUTAR KANAN PUTAR KIRI) Pada kesempatan ke 4 se
Recent Posts
 Buku Sistem UPS Sebagai Sumber Daya
...
 Buku Pengetahuan Dasar Rang
...
 Pekerjaan Tangki Pencerna (Digester)
...
 Perhitungan & Cara Merubah Kumparan Blender Dari 220
...
 Pembuatan Cetakan Kubah Re
...
Archip Blog
 ► 2017 (8)
 ► 2016 (25)
 ▼ 2015 (40)
o ► Desember (2)
o ► November (5)
o ► Oktober (3)
o ► September (2)
o ► Agustus (2)
o ▼ Juni (2)
 Membuat Pengalih Daya Otomatis (ATS) 1 Fasa
 Membuat Voltage Stabilizer Untuk Mobil/Motor
o ► Mei (6)
o ► April (5)
o ► Maret (5)
o ► Februari (3)
o ► Januari (5)
 ► 2014 (101)
 ► 2013 (192)
 ► 2012 (25)
MP3
Video Clips
Close (X)
Sponsorship
Copyright (c) 2012 MARGIONO ABDIL BERBAGI. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan
oleh Blogger.
DC powersupply 5V and12Vusing2N3055-LM309
This is simple 5v 12v dual power supply circuit using 2N3055-LM309. That can give
voltage come out 12V and 5V by use part base be Transistor 2N3055 and Zener Diode
12V. Make can take volt can reach about 15V maintain one’s position voltage be stable
12V well. And change the integrated circuit LM309 for regulate about 5V for apply to
Digital Circuit general get. For C3-0.1uF filter the frequency disturbs all well. For other
detail friends see in the circuit please sir.
Adapter for Experimenter, Dual for Digital and Analog
Supply 5V and 9V
The Adapter for Experimenter, Dual for Digital and Analog Supply 5V and 9V
This circuit is designed in a simple manner, The zener diode ZD1=3.9V and ZD2-5.1V is
Fixed reference voltage of this circuit. which we can define voltage with S1. Two
transistor Q1-BC109C is drive to the power transistor 2N4032 PNP type, both increase
the current output up to 2Amp, The VR1 use for adjust current.
Related Links
12V power supply circuits
5v Regulated
Multi voltage regulated dc power supply
Top Linear power supply regulator 5V 5A with 7812 and LM723 When you need a
power supply often missed the 3 legs Regulator ICs. But some jobs that apply a high
current over 1 Ampere up there, is very difficult. Even if it is 5 amp and 10 amp, but the
price is quite high.[…]
5V-12V Multiple Supply Switching regulator by L4970 and L4974A oday take
Multiple Supply Switching regulator Circuit. Come to deposit friends keep see in rows
think out it can give Voltage supply about 5V 10A and 12V 3.5A. In same circuit by the
character of Switching Regulator at use integrated readymade circuit.[…]
Eleccircuit highly recommends EasyEDA for PCB design and order
Low Cost & Fast PCB
Prototypes - EasyEDA
Only $8.21 for 10 pcs, 2-Layer 100x100mm PCBs, 2-3 days delivery

More Related Content

What's hot

04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrikEko Supriyadi
 
Sistem kelistrikan
Sistem kelistrikanSistem kelistrikan
Sistem kelistrikanRiki Agung
 
PEMASANGAN SAKLAR
PEMASANGAN SAKLARPEMASANGAN SAKLAR
PEMASANGAN SAKLARridhokiyer
 
Bab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikBab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikFaisal Kholili
 
sistem pengaman rangkaian kelistrikan
 sistem pengaman rangkaian kelistrikan sistem pengaman rangkaian kelistrikan
sistem pengaman rangkaian kelistrikansuwitotabah
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)mohamad abror
 
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetJenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetHafitAfandi
 
Kelistrikan Pertemuan 1
Kelistrikan Pertemuan 1Kelistrikan Pertemuan 1
Kelistrikan Pertemuan 1Fathan Rosidi
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc Surya Andika
 
Bab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmBab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmSlamet Setiyono
 
Karakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrikKarakteristik motor listrik
Karakteristik motor listriksuparman unkhair
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Adhi Susanto
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetNoer Huda
 
Sistem pengapian-pada-motor-bakar
Sistem pengapian-pada-motor-bakarSistem pengapian-pada-motor-bakar
Sistem pengapian-pada-motor-bakarAkhmad Syaifudin
 

What's hot (20)

04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik04 bab 07 pengendalian motor listrik
04 bab 07 pengendalian motor listrik
 
Sistem kelistrikan
Sistem kelistrikanSistem kelistrikan
Sistem kelistrikan
 
PEMASANGAN SAKLAR
PEMASANGAN SAKLARPEMASANGAN SAKLAR
PEMASANGAN SAKLAR
 
Bab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetikBab vi elektromagnetik
Bab vi elektromagnetik
 
Membuat Cdi
Membuat CdiMembuat Cdi
Membuat Cdi
 
sistem pengaman rangkaian kelistrikan
 sistem pengaman rangkaian kelistrikan sistem pengaman rangkaian kelistrikan
sistem pengaman rangkaian kelistrikan
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)
 
Elektrik tk3
Elektrik tk3Elektrik tk3
Elektrik tk3
 
15. starter motor
15. starter motor15. starter motor
15. starter motor
 
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnetJenis dan kegunaan kontaktor magnet
Jenis dan kegunaan kontaktor magnet
 
Kelistrikan Pertemuan 1
Kelistrikan Pertemuan 1Kelistrikan Pertemuan 1
Kelistrikan Pertemuan 1
 
Elektrik tingkatan 3 motor
Elektrik tingkatan 3 motorElektrik tingkatan 3 motor
Elektrik tingkatan 3 motor
 
Makalah generator dc
Makalah generator dc Makalah generator dc
Makalah generator dc
 
Bab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarmBab 21-power-window-alarm
Bab 21-power-window-alarm
 
Ignition system
Ignition system Ignition system
Ignition system
 
Karakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrikKarakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrik
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1
 
Macam
MacamMacam
Macam
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan genset
 
Sistem pengapian-pada-motor-bakar
Sistem pengapian-pada-motor-bakarSistem pengapian-pada-motor-bakar
Sistem pengapian-pada-motor-bakar
 

Similar to cra mebuat kprox

Membuat dc booster untuk motor
Membuat dc booster untuk motorMembuat dc booster untuk motor
Membuat dc booster untuk motorWahid Aoc
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Septian Muna Barakati
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Septian Muna Barakati
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Septian Muna Barakati
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starterAndin Oke
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starterAndin Oke
 
12. sistem pengisian
12. sistem pengisian12. sistem pengisian
12. sistem pengisianMUGI YONO
 
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)Hastian Gumelar
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliAris Zainul Muttaqin
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORbram santo
 
Smpsproject
SmpsprojectSmpsproject
SmpsprojectAl Mtdrs
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliAris Zainul Muttaqin
 
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor BensinSistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensinrafaalvirzha29
 
sistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motorsistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motorsuwitotabah
 
Slide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptxSlide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptxVedyxn
 

Similar to cra mebuat kprox (20)

Membuat dc booster untuk motor
Membuat dc booster untuk motorMembuat dc booster untuk motor
Membuat dc booster untuk motor
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
 
12. sistem pengisian
12. sistem pengisian12. sistem pengisian
12. sistem pengisian
 
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)
User manual-perangkap-tikus-rio-zaenal (1)
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
 
Modul 6 kb4
Modul 6 kb4Modul 6 kb4
Modul 6 kb4
 
Smpsproject
SmpsprojectSmpsproject
Smpsproject
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
 
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor BensinSistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
 
sistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motorsistem pengisian sepeda motor
sistem pengisian sepeda motor
 
Slide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptxSlide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptx
 
Lab 5 star delta
Lab 5 star deltaLab 5 star delta
Lab 5 star delta
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

cra mebuat kprox

  • 1. bernardtherider225cc Tulisan tentang apa yang telah dialami dan dijalani. Cari Menu utama Langsung ke konten utama Langsung ke konten sekunder  Beranda  About A R S I P T A G : D I Y ( D O I T Y O U R S E L F) M E M BU AT S E N D I RI R E G U L AT O R T E G AN G A N D C U N T U K S E PE D A M O T O R DIY (Do It Yourself) Membuat sendiri Regulator Tegangan DC Untuk Sepeda Motor Ditulis padaOktober 15, 2014
  • 2. Dengan peraturan lalu-lintas yang mengharuskan lampu utama (lampu-lampu jalan) sepeda motor menyala baik siang maupun malam, banyak ditemui keluhan teknis yang berujung pada keluhan ekonomis dalam pemakaian sepeda motor. Keluhan ini adalah tidak efisien-nya pemakaian bohlam yang cepat putus karena penyalaan yang terus menerus selama motor berjalan. Mungkin pada sepeda motor-sepeda motor (selanjutnya disebut motor saja) yang sudah menerapkan “lights on” (lampu- lampu jalan menyala sendiri setelah mesin menyala) sudah mendisain kelistrikan penyalaan lampu- lampu jalan dengan baik sehingga menyalanya bohlam boleh dibilang stabil walaupun tetap saja ditemui keluhan cepat putusnya bohlam jika dibanding dengan saat peraturan lalu-lintas belum seperti sekarang ini yang hanya mewajibkan lampu-lampu jalan dinyalakan pada malam hari saja. Penyalaan lampu-lampu jalan di sepeda motor kecuali penyalaan lampu-lampu sein dan lampu rem pada umumnya adalah menggunakan sumber tegangan yang langsung dari spul (walaupun ada beberapa jenis motor yang penyalaan semua lampunya sudah didisain bersumber pada battery atau arus DC yang juga biasa disebut sebagai DC fullwave). Tanpa diratakan terlebih dahulu spul ini mengeluarkan tegangan AC (arus bolak balik) dari 12 Volt saat mesin langsam/stasioner hingga lebih dari 16 Volt bahkan mencapai 17 Volt tanpa beban lampu. Setelah dibebani lampu maka nyala lampu akan meredup saat mesin stasioner dan akan terang saat putaran mesin semakin cepat atau saat motor melaju kencang. Skema kelistrikan yang banyak ditemui untuk penyalaan lampu-lampu jalan di sepeda motor bisa dilihat pada skema yang sudah disederhanakan dalam gambar 1 di bawah ini. Gambar 1: Penyederhanaan Skema Kelistrikan Penyalaan Lampu-Lampu Jalan di Sepeda Motor Pada Umumnya
  • 3. Dengan melihat skema kelistrikan di atas, saat mesin mati kunci kontak di”on” maka yang bisa menyala adalah lampu sein, lampu rem dan klakson saja sementara lampu-lampu jalan baru bisa menyala setelah mesin dihidupkan. Setelah mesin hidup saklar S1 di”on” maka lampu-lampu jalan baru bisa menyala. Di sinilah terjadi aliran arus listrik dari spul ke bohlam yang selalu berubah-ubah seirama dengan putaran mesin, dimana arus listrik akan mengecil saat putaran mesin rendah dan akan membesar saat putaran mesin tinggi. Hal pertama yang sering ditemui adalah rusaknya/melelehnya socket (fitting) dari bohlam yang kemudian disusul dengan putusnya bohlam karena tegangan dan juga arus yang tidak stabil tadi ditambah faktor usia pemakaian motor dimana debu/kotoran dapat membantu kerusakan pada fitting hingga membuat bohlam putus. Masih menerapkan atau menggunakan skema yang umum dipakai seperti pada gambar 1 dan disesuaikan dengan peraturan lalu-lintas yang berlaku saat ini dan untuk menghindari faktor lupa pengendara motor menyalakan lampu maka pihak pabrikan motor menghilangkan/meniadakan saklar lampu S1. Jadi setelah mesin hidup lampu-lampu jalan langsung menyala tanpa perlu lagi pengendara menyalakan lampu dengan saklar. Inilah yang biasa disebut dengan “lights on”, dimana begitu mesin menyala lampu-lampu jalan ikut menyala tanpa perlu lagi kita menyalakannya. Penyederhanaan skema kelistrikannya bisa kita lihat pada gambar 2. Gambar 2: Skema Kelistrikan Penyalaan Lampu-Lampu Jalan di Sepeda Motor Tanpa Saklar Dengan melihat skema kelistrikan dalam gambar 2 di atas bisa disimpulkan bahwa tidak stabilnya arus listrik masih saja terjadi yang diikuti dengan keluhan-keluhan yang masih umum terjadi setelah pemakaian motor dalam waktu tertentu karena getaran-getaran mesin dan guncangan jalan ditambah dengan kotornya fitting socket lampu dan berubah-ubahnya arus listrik. Demi untuk mendapatkan sumber listrik yang stabil dalam penyalaan lampu-lampu jalan (lampu utama) ada juga pemilik motor yang merubah kelistrikan penyalaan lampu ini dengan memutus sambungan kabel yang sebelumnya tersambung dengan spul lampu lalu menyambungkannya dengan saklar kunci kontak. Hal ini bisa atau sah-sah saja diterapkan selama aki masih benar-benar sehat. Namun seiring dengan berjalannya waktu pemakaian motor dimana kinerja aki sudah mulai merosot karena seringnya menstarter mesin dengan elektrik starter ditambah kurang maksimalnya kerja kiproks yang dalam skema kelistrikan umum di atas adalah menggunakan kiproks setengah gelombang yang sudah tentu berbeda dengan kiproks yang dipakai di rangkaian gelombang penuh (fullwave), maka perubahan/penyambungan kabel kelistrikan lampu-lampu jalan yang dihubungkan ke kabel setelah kunci kontak (menjadikannya DC) dapat menyebabkan aki menjadi tekor, lampu
  • 4. kurang terang, klakson kurang nyaring dan akhirnya tidak dapat menstart motor dengan elektrik starter. Dari berbagai keluhan-keluhan di atas tadi hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara untuk menyediakan sumber listrik yang stabil untuk penyalaan lampu-lampu jalan yang sekaligus menjadikan bohlam awet/tahan lama dan aki tidak tekor ataupun overcharge. Untuk mendapatkan sumber listrik DC yang stabil yang akan digunakan sebagai sumber tegangan penyalaan lampu- lampu jalan, artikel ini mencoba menyajikan cara sederhana dengan membuat sendiri penstabil tegangan DC untuk penyalaan lampu-lampu jalan yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengisian (charger) aki di motor. Sebuah rangkaian elektronik sederhana penstabil tegangan yang hanya menggunakan empat jenis komponen elektronik dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3: Empat Komponen Utama Regulator Tegangan DC Empat komponen utama sebagai bahan untuk membuat sebuah rangkaian elektronik penstabil tegangan DC kelistrikan di sepeda motor ini terdiri dari dua buah Transistor type 2N3055 yang umumnya disebut juga sebagai transistor jenis jengkol lengkap dengan penyekat tahan panas/isolator (dalam kantong plastik), satu buah IC penstabil tegangan type LM7815, empat buah Dioda 6 Ampere, dua buah Kondensator elektrolit 470µF/50Volt (baca: 470 mikro Farad/50Volt), kabel warna merah, hitam, kuning dan biru ukuran 0,5mm masing-masing sepanjang 50cm, kaberl kecil warna kuning dan biru masing-masing 25cm dan yang terakhir adalah socket dan isinya yang nantinya disesuaikan dengan kebutuhan socket dari kabel body yang sebelumnya dihubungkan ke kiproks bawaan/ori bawaan motor. Dari keempat jenis komponen di atas, ada tiga jenis komponen yang setelah dirangkai dan sudah bekerja akan menghasilkan panas. Komponen pertama yang menghasilkan panas adalah dua buah transistor dan komponen kedua yang menghasilkan panas namun tidak sepanas transistor adalah empat buah dioda dan yang terakhir adalah IC. Untuk itu kita perlu menyiapkan tiga pendingin yang terbuat dari aluminium yang dapat kita pakai sebagai peredam panas yang dihasilkan ketiga jenis komponen tersebut tadi (gambar 4) dan berfungsi juga sebagai wadah/casing dari seluruh rangkaian nantinya setelah kita potong pendingin dari dua buah transistornya (lihat gambar 5).
  • 5. Gambar 4: Tiga pendingin dari bahan aluminium Gambar 5: Pendingin Transistor yang sudah dipotong (atas) dan dibentuk menjadi casing Pada awal-awal pembuatan dan saat ujicoba setelah semua komponen terangkai menjadi sebuah alat penstabil tegangan DC, bukan berarti langsung berhasil dengan hasil yang bagus. Akan tetapi pernah mengalami kegagalan. Kegagalan pertama adalah rusaknya dioda sesaat setelah diuji coba dengan menaikkan RPM mesin. Dioda bukannya putus tetapi menjadi short atau seakan menjadi kawat penghantar saja, dan ini akan menjadikan dua transistor menjadi panas berlebihan yang jika dilanjutkan akan merusakkan transistor tersebut. Kegagalan kedua adalah panas yang tidak seimbang antara dua transistor yang dirangkai walaupun rangkaian menunjukkan kinerja yang bagus. Untuk mengantisipasi terjadinya dua kegagalan di atas, perlu ketelitian saat membeli komponen- komponen yang diperlukan untuk pembuatan rangkaian penstabil tegangan DC ini. Usahakan melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog pada semua dioda (empat buah), pilihlah yang beresistansi lebih dari 50Ω (Ohm). Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 6, 7 dan 8 di bawah ini.
  • 6. Gambar 6: Dioda dengan type yang sama namun belum tentu sama nilai resistansinya Gambar 7: Nilai resistansi dioda yang hanya 20 Ohm saja Gambar 8: Nilai resistansi dioda di atas 50 Ohm
  • 7. Dengan melihat gambar 6, 7 dan 8 di atas setidaknya kita bisa memilih dioda yang beresistansi di atas 50Ω sajalah yang akan kita gunakan. Yang beresistansi kurang dari 50Ω atau 20Ω sangat tidak direkomendasikan. Untuk antisipasi panas yang tidak seimbang antara dua transistor yang akan dirangkai kita bisa memilih transistor type 2N3055 dengan seri yang sama (lihat gambar 9). Gambar 9: Transistor type 2N3055 dengan seri yang sama (dalam garis putus-putus kuning) Skema rangkaian sederhana penstabil tegangan DC yang akan kita rangkai adalah seperti pada gambar 10 di bawah ini. Gambar 10: Skema Rangkaian Elektronik Sederhana Penstabil Tegangan DC. Sebelum kita merangkai semua komponen menjadi sebuah alat elektronik penstabil tegangan DC, mungkin perlu untuk kita mengenal dan menentukan dimana letak kaki-kaki (pin) transistor yang terdiri dari tiga kaki yang masing-masing kakinya mempunyai nama Base (Basis), Collector (Kolektor), dan Emitter (Emitor). Demikian juga untuk mengetahui kaki-kaki IC type LM7815 yang mempunyai tiga kaki yang masing-masing kakinya mempunyai fungsi yang berbeda dimana kaki nomor 1 (input), kaki nomor 2 (ground), dan kaki nomor 3 (output). Serta kaki-kaki dioda. Untuk dapat menentukannya bisa dilihat pada gambar 11, 12 dan 13 di bawah ini.
  • 8. Gambar 11: Pengenalan kaki-kaki transistor type 2N3055 Gambar 12: Pengenalan IC LM7815 dimana permukaan penyerap panas terhubung dengan kaki nomor 2 Gambar 13: Pengenalan bentuk fisik dioda 6 Ampere dan simbolnya dalam skema
  • 9. Satu komponen lagi yang penyambungan kedua kakinya (polaritas) tidak boleh terbalik adalah kondensator elektrolit (yang dalam rangkaian ini menggunakan dua buah kondensator 470µF/50Volt). Cara mengetahui mana polaritas positif adalah dengan melihat langsung kakinya (saat baru dibeli), dimana kaki yang panjanglah yang positif dan kaki yang lebih pendek adalah polaritas negatif yang biasanya bisa dilihat juga pada label pembungkus plastiknya bertanda (-). Setelah kita cukup mengenal fungsi dari masing-masing kaki komponen kini kita sudah siap untuk mulai merangkainya. Kita siapkan lempengan aluminium yang berfungsi sebagai alas casing dari semua rangkaian dengan membuatkan lubang dan celah (agar kabel-kabel dari sisi casing kiri bisa masuk ke casing sisi kanan) sesuai keperluan penempatan komponen dan juga sebagai pengikat pendingin transistor jengkol. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 14 dan berikut ini. Gambar 14: Memasang Seluruh Komponen di Casing Aluminium Penjelasan gambar 14 adalah sebagai berikut; gambar 14 (1) menyiapkan lempengan aluminium sebagai alas penempatan komponen yang akan diletakkan di sini. Gambar 14 (2) komponen yang terdiri dari empat dioda yang diparalel menjadi dua bagian paralel dan dibaut agar dioda dapat melepaskan panasnya saat bekerja ke lempengan aluminium demikian juga maksud penempatan IC yang dibautkan langsung ke lempengan aluminium dengan memberikan skun untuk penyolderan kabel masukan dan keluaran (input dan output) polaritas negatip dari seluruh rangkaian. Menempatkan dua buah kondensator elektrolit 470µF/50Volt yang bisa langsung saja menggunakan perekat (lem castol). Gambar 14 (3) memasang transistor 2N3055 yang dibautkan langsung pada lempengan pendingin dengan sebelumnya memasang penyekat agar body transistor yang merupakan kaki kolektor transistor tidak berhubungan langsung dengan lempengan aluminium karena body transistor yang merupakan kaki yang bernama kolektor ini akan dialiri oleh listrik DC setelah perataan dari dioda (lihat skema dalam gambar 10). Gambar 14 (4) setelah semua komponen (dengan perencanaan yang baik) terposisikan di tempat yang aman yang nantinya tidak menyebabkan kaki- kaki komponen bersinggungan satu sama lainnya kecuali yang memang akan disambungkan, maka bentuk fisik yang akan tampak adalah seperti tertampil dalam gambar 14 (4) di atas. Dengan melihat kembali skema lengkap dalam gambar 10 kita bisa memulai menyambungkan/menghubungkan kaki-kaki komponen seperti tertampil dalam gambar 15 di bawah ini.
  • 10. Gambar 15: Memulai penyambungan kaki-kaki komponen dengan solder Dengan melihat kaki-kaki komponen yang sudah tersambung (dengan menggunakan solder) satu dengan lainnya dalam gambar 15 di atas, kita bisa memulainya dengan penyambungan dua kaki (katoda) dioda yang telah diparalel dengan menggunakan kabel berwarna merah yang penyambungannya dilanjutkan dengan menghubungkannya dengan kaki kolektor pada transistor sebelah kiri, kabel biru kecil menyambungkan kaki (katoda) dioda sebelah kanan dengan kaki nomor 1 (input) IC LM7815, sedang kabel biru kecil lainnya menyambungkan dua kaki (katoda) dioda yang telah diparalel di sebelah kiri ke kutub positif dua kondensator elektrolit 470µF/50Volt yang telah diparalelkan juga. Sementara dua kutub negatif kondensator disambungkan langsung pada lempengan alas aluminium dengan menggunakan solder melalui skun yang telah dibautkan. Kabel kuning besar disambungkan di dua kaki (anoda) dioda yang telah diparalel di sebelah kiri untuk nantinya menjadi input yang tersambung dengan spul lampu atau spul charging dari mesin motor. Kabel hitam besar disambungkan langsung ke alas aluminium dengan penyolderan pada skun yang telah dibautkan bersama body IC LM7815, kabel hitam besar ini nantinya menjadi kutub negatif input/output dari rangkaian. Kabel biru besar disambungkan ke dua kaki (anoda) dioda yang telah diparalel di sebelah kanan untuk nantinya menjadi input yang tersambung dengan spul charging atau spul lampu dari mesin motor. Kini lihat transistor 2N3055 yang sudah terpasang pada pendingin di sebelah kiri yang kaki kolektor-nya sudah terhubung dengan kabel merah besar. Sambungkan/solderkan kabel biru besar di kaki emitor transistor dan kabel kuning kecil di kaki basis transistor. Setelah semuanya selesai seperti tertampil dalam gambar 15, semua sambungan dengan menggunakan solder ini diusahakan untuk disemprot dengan bahan isolasi (lack). Jika kesulitan mendapatkan lack yang disemprotkan sebagai bahan pengisolasi agar sambungan aman terhadap percikan air, kita bisa menyemprotnya menggunakan cat pylox warna clear secukupnya. Setelah dilakukan penyemprotan bahan isolasi pada sambungan-sambungan penyolderan agar tidak mudah berkarat dan agar aman dari percikan air serta bahan isolasi yang disemprotkan sudah kering, kita lanjutkan dengan menutupkan casing yang merupakan pendingin dari transistor di sebelah kiri ini. Lebih jelasnya lihat gambar 16 dan 17 berikut ini.
  • 11. Gambar 16: Penyambungan kabel-kabel di sisi kiri sudah selesai dan sudah disemprot dengan bahan isolasi Gambar 17: Sisi kiri yang sudah bisa ditutup setelah penyambungan selesai Setelah casing sebelah kiri tertutup dengan baik, kini kita bisa melanjutkan penyambungan kaki- kaki komponen di sisi sebelah kanan. Pertama kita sambungkan dulu kabel berwarna kuning kecil yang dari kaki basis transistor sebelah kiri ke kaki output (kaki no.3) IC LM7815 yang selanjutnya disambungkan ke kaki basis transistor sebelah kanan. Dilanjut dengan menyambungkan kabel merah besar dari kaki kolektor transistor sebelah kiri ke kaki kolektor transistor sebelah kanan, sedangkan kabel biru besar dari kaki emitor transistor sebelah kiri disambungkan ke kaki emitor transistor sebelah kanan untuk kemudian disambung dengan kabel berwarna merah yang nantinya merupakan titik output positif dari rangkaian regulator ini. Lebih jelasnya bisa dilihat gambar 18.
  • 12. Gambar 18: Penyambungan kaki-kaki komponen di sisi sebelah kiri Setelah penyambungan selesai, sama seperti yang telah dilakukan pada tutup casing sebelah kiri, dengan menyemprotkan bahan isolasi pada setiap sambungan kabel solderannya. Tunggu hingga kering kemudian casing sebelah kanan sudah siap untuk ditutup setelah sebelumnya mengeluarkan (melewati lubang di sisi kanan tutup casing) empat kabel berwarna merah, kuning, hitam dan biru dan membungkusnya dengan kabel kerut (shrinking tube) kemudian diikat dengan cable ties. Lebih jelasnya lihat gambar 19. Gambar 19: Penyambungan antara kaki komponen sebelah kanan sudah selesai dan siap ditutup Tampilan bentuk fisik seluruh rangkaian regulator DC sebagai pengganti kiproks seperti tertampil dalam gambar 20 di bawah ini.
  • 13. Gambar 20: Bentuk fisik seluruh rangkaian dalam wadah/casing aluminium sekaligus penyerap panas Kini kita siapkan socket berikut isinya yang biasanya untuk motor-motor yang masih menerapkan kelistrikan DC setengah gelombang atau boleh dibilang yang menerapkan penyalaan lampu-lampu jalannya masih menggunakan arus AC dari spul, kita hanya butuh socket berisi empat pin (seperti terlihat dalam gambar 21) lalu sambungkan kabel-kabel dari rangkaian dengan pin menggunakan solder. Gambar 21: Penyambungan kabel-kabel rangkaian regulator tegangan DC dengan pin socket. Perlu penyesuaian dengan socket kiproks (dari kabel body) bawaan motor untuk penempatan pin di dalam socket ini agar terhindar dari salah sambungnya kelistrikan. Penempatan pin di dalam socket yang merupakan dua titik input dari tegangan AC dan dua titik output tegangan DC mereferensi motor-motor Yamaha yang masih menerapkan kelistrikan DC setengah gelombang atau penyalaan lampu-lampu jalan masih menggunakan arus AC dari spul. Dan isi dari socket yang terhubung ke kabel body seperti terlihat dalam gambar 22 di bawah ini.
  • 14. Gambar 22: Isi dari socket kiproks yang terhubung ke kabel body yang nantinya diadu dengan socket Regulator Tegangan DC yang sudah jadi Dengan melihat gambar 22 tentang konfigurasi pin socket yang terhubung dengan kelistrikan motor (kabel body) maka kita dapat menempatkan pin yang sudah tersolder dengan kabel-kabel input dan output regulator tegangan DC ke dalam socket dengan konfigurasi/susunan seperti terlihat dalam gambar 23. Gambar 23: Konfigurasi/susunan pin socket regulator tegangan DC yang telah disesuaikan dengan socket yang terhubung ke kabel body motor Sedang bentuk fisik setelah perakitan selesai dan perbandingannya jika kita memakai lempengan aluminium yang agak panjang bisa dilihat dalam gambar 24 dan 25. Gambar 24: Bentuk fisik Regulator Tegangan DC setelah semua perakitan selesai
  • 15. Gambar 25: Perbandingan bentuk fisik jika memakai lempengan aluminium yang lebih panjang dengan penempatan enam komponen di luar casing Karena tujuan penggantian kiproks bawaan motor dengan regulator tegangan DC ini adalah untuk mendapatkan tegangan yang stabil yang sudah tentu (sesuai dengan nama rangkaiannya) merubah terlebih dahulu sumber listrik di motor menjadi semuanya DC maka sangatlah perlu (kalau tidak bisa dinamakan harus) merubah sambungan kabel penyalaan lampu-lampu jalan yang asalnya tersambung dengan spul (melalui kabel body yang masih saja tersambung dengan spul walaupun kiproks bawaan motornya sudah diganti dengan regulator tegangan DC) ke sambungan atau ke kabel yang tersambung ke kunci kontak. Artinya kita akan memotong kabel dari kabel body yang menuju saklar lampu-lampu jalan. Setelah terpotong kabel dari kabel body dinonaktifkan/diamankan dengan isolasi, sementara kabel yang menuju ke saklar lampu disambungkan ke kabel dari kunci kontak dimana kabel ini akan bertegangan DC setelah kunci kontak di”on”. Skema perubahan bisa dilihat dalam gambar 26, sedangkan perubahan secara nyata bisa dilihat dalam gambar 27 dengan mereferensi perubahan kabel saklar lampu-lampu jalan dari dua motor Yamaha Scorpio. Gambar 26: Skema perubahan yang harus dilakukan sebelum mengganti kiproks dengan rangkaian regulator tegangan DC
  • 16. Gambar 27: Perubahan sambungan kabel saklar lampu ke kabel kunci kontak secara fisik Bandingkan perubahan yang terjadi dalam gambar 26 yang merupakan skema perubahan sambungan kabel penyalaan lampu-lampu jalan dengan gambar 1 yang merupakan skema asalnya. Setelah perubahan selesai kita dapat langsung mencopot kiproks bawaan motor dan menggantinya dengan rangkaian regulator tegangan DC yang sudah dipasangi socket yang sesuai dengan socket kiproks bawaan motor dimana setelah pemasangan rangkaian regulator tegangan DC ini langsung juga terjadi perubahan pada skema kelistrikan dari asalnya (dalam gambar 1) menjadi skema listrik seperti terlihat dalam gambar 28 di bawah ini. Gambar 28: Skema kelistrikan setelah penggantian kiproks dengan regulator tegangan DC Rangkaian regulator tegangan DC sebagai pengganti kiproks perataan setengah gelombang ini diujicobakan dan dipasang di motor ber-cc besar Yamaha Scorpio yang masih menerapkan perataan setengah gelombang atau motor dengan penyalaan lampunya masih menggunakan arus AC dari spul seperti di motor-motor bebek pada umumnya. Ujicoba berhasil dengan baik walaupun pada awal- awal pembuatan ada beberapa hal yang perlu diteliti dan dibenahi seperti yang telah dijelaskan di bagian atas tulisan ini. Perlu diketahui bahwa motor Yamaha Scorpio yang diujicoba dengan menggunakan rangkaian regulator tegangan DC ini pernah dirubah rangkaian spul-nya menjadi spul fullwave yang saat ini sudah dirubah lagi rangkaian spul-nya menjadi standart kembali seperti aslinya. Motor ini juga mengaplikasikan atau sudah dipasangi lampu sorot Hella FF75 dan dua klakson besar disamping juga ada dua klakson asli bawaan motor-nya dengan menggunakan selector switch untuk memilih mana klakson yang ingin dihidupkan. Lampu depan masih asli bawaan motor
  • 17. sedang lampu belakang sudah diisi dengan lampu hias yang akan menyala terus menerus selama kunci kontak “on”. Hasil-hasil ujicobanya bisa dilihat dalam gambar-gambar tertampil di bawah ini. Gambar 29: Rangkaian Regulator Tegangan DC pengganti kiproks setengah gelombang terpasang di Yamaha Scorpio Dalam gambar 29 rangkaian regulator tegangan DC diujicoba di motor Yamaha Scorpio untuk menggantikan kiproks setengah gelombang. Gambar 30: Ujicoba di RPM mesin stasioner tanpa menyalakan lampu Dalam gambar 30 setelah kiproks setengah gelombang diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin dihidupkan dengan RPM stasioner, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.7 Volt tanpa menyalakan lampu.
  • 18. Gambar 31: Ujicoba di RPM mesin 4000 tanpa menyalakan lampu Dalam gambar 31 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih menyala dan RPM dinaikkan hingga 4000, tegangan DC (aki) menunjukkan 13.6 Volt tanpa menyalakan lampu. Gambar 32: Ujicoba di RPM mesin stasioner dengan menyalakan lampu Dalam gambar 32 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih menyala dengan RPM stasioner, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.1 Volt dengan menyalakan lampu.
  • 19. Gambar 33: Ujicoba di RPM mesin 4000 dengan menyalakan lampu Dalam gambar 33 setelah kiproks diganti dengan rangkaian regulator tegangan DC, mesin masih menyala dan RPM dinaikkan hingga 4000, tegangan DC (aki) menunjukkan 12.7 Volt dengan menyalakan lampu. Setelah serangkaian ujicoba dilakukan di tempat (motor tidak dijalankan), dengan hasil-hasil ujicoba di atas, motor dijalankan hingga sejauh lebih kurang 100km PP dengan berbagai variasi kecepatan/RPM hingga kembali lagi ke tempat semula kemudian mesin dimatikan hanya sementara waktu untuk membuka fender samping kanan dimana rangkaian regulator tegangan DC pengganti kiproks berada. Setelah fender kanan terbuka mesin motor dihidupkan lagi dengan menyalakan lampu. Setelah diberikan variasi RPM dari rendah ke tinggi dan kembali ke rendah lagi, diadakan pengukuran panas yang timbul di dua transistor saat rangkaian regulator tegangan DC bekerja. Gambar 34: Pengukuran panas di transistor kiri saat rangkaian bekerja
  • 20. Gambar 35: Pengukuran panas di transistor kanan saat rangkaian bekerja Dalam gambar 34 temperatur di transistor sebelah kiri saat rangkaian bekerja dengan lampu- lampu menyala dan setelah diberikan variasi RPM dari rendah ke tinggi dan kembali ke rendah lagi menunjukkan harga 40 derajat Celcius (lihat titik sinar merah di transistor sebelah kiri). Sementara temperatur di transistor sebelah kanan dalam gambar 35 menunjukkan harga 39.7 derajat Celcius lihat titik sinar merah di transistor sebelah kanan) yang merupakan panas yang boleh dibilang sama (imbang) dengan transistor sebelah kiri. Setelah semuanya selesai mesin motor dimatikan kemudian rangkaian regulator tegangan DC dicopot untuk diadakan pengukuran pada masing-masing komponen yang terangkai. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semua komponen dalam keadaan baik. Dengan demikian pembuatan dan pengujian rangkaian regulator tegangan DC bisa diaplikasikan selamanya di motor sebagai pengganti kiproks setengah gelombang bawaan motor. Rangkaian regulator tegangan DC ini juga telah diaplikasikan di Yamaha RX Special menggantikan kiproks bawaan motor dengan hasil yang baik dengan menggunakan aki maupun tanpa aki. Nyala lampu terang stabil walau RPM dinaikkan. Sayang sekali tidak dapat menampilkan foto-fotonya karena saat ujicoba di RX Special hanya konsentrasi pada pengambilan gambar cocoknya konfigurasi socketnya saja, dan kebetulan konfigurasi pin di dalam socket kiproks Yamaha RX Special sama persis dengan konfigurasi pin socket kiproks Yamaha Scorpio. Gambar 36: Aplikasi regulator tegangan DC di Yamaha RX Special Demikianlah sekadar catatan yang merupakan cara bagaimana membuat sendiri (DIY/Do It Yourself) rangkaian sederhana regulator tegangan DC untuk menggantikan kiproks bawaan motor yang diharapkan bisa menjadi solusi dari keluhan-keluhan teknis tentang kelistrikan di sepeda motor
  • 21. yang masih menerapkan kelistrikan setengah gelombang tanpa merubah rangkaian spul-nya. Semoga bermanfaat dan salam busi kiri. Dipublikasi di Biker, DC Regulatedfor motor cycles, Motobike, Motor Cycles, Otomotif, RegulatorTegangan DC Sepeda Motor, Sepeda Motor | Tag DIY (Do It Yourself) Membuat Sendiri RegulatorTegangan DC Untuk Sepeda Motor | Tinggalkan Balasan Cari T U L I S A N T E RA KH I R  Yamaha R25 Oil Cooled Temperatures Test  Discovered 4 Rows Oil Cooler  Petunjuk Perakitan Oil Cooler Suzuki Satria FU di Yamaha R25 dan MT25  Review Oil Cooler 4 Baris Suzuki Satria FU di Yamaha R25 & MT25  CARA MERUBAH KIPROKS YAMAHA BYSON MENJADI PNP DI YAMAHA SCORPIO K O M E N T A R T E RB AR U bernardpandik di Tentang Oil Coolerdi Yamaha… bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R… bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R… bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R… bernardpandik di OIL COOLER UNTUK YAMAHA R… A R S I P  Oktober 2016  Mei 2016  Oktober 2014  September 2014  Agustus 2014  Juni 2014  Mei 2014  Agustus 2013  Juli 2013  Mei 2013 K A T E G O R I  Biker  DC Regulated for motor cycles  Discovered 4 Rows Oil Cooler  Kiproks Alternatif Yamaha Scorpio DC Fullwave
  • 22.  Kiproks Alternatif Yamaha Scorpio dengan perubahan spul  Kiproks Yamaha Byson PnP di Yamaha Scorpio  Lampu Penghias Motor dan Mobil  Masakan  Motobike  Motor Cycles  Nge-Test Temperatur di Yamaha R25  Oil Cooler  Oil Cooler 4 baris  Oil Cooler untuk Yamaha MT25  Oil Cooler Untuk Yamaha R25  Otomotif  Pasang Oil Cooler di Yamaha R25  Petunjuk Perakitan Oil Cooler Suzuki Satria FU di Yamaha R25 dan MT25  Regulator Tegangan DC Sepeda Motor  Sepeda Motor  Sosial Masyarakat  Strobo LED Untuk Motor dan Mobil  Travelling  Uncategorized  Yamaha R25 Oil Cooled Temperatures Test M E T A  Daftar  Masuk  RSS Entri  RSS Komentar  WordPress.com   Gambar Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A  Daftar Komponen Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A  Resistor 1 Memiliki tipe atau berukuran 300 Ohm  DZ1 Memiliki tipe atau berukuran 12V  T1 Memiliki tipe atau berukuran TIP31  Capasitor 1 Memiliki tipe atau berukuran 220 uF/16V  Skema rangkaian Regulator Tegangan/voltage 12V 2, 5 A yang ditunjukan pada gambar di atas terbagi dalam 2 sisi utama sbg berikut.
  • 23. Membuat Voltage Stabilizer Untuk Mobil/Motor Perlu sobat blogger ketahui bahwa fungsi pemasangan atau penambahan perangkat voltage stabilizer pada sistem pengisian accu pada mobil atau motor adalah untuk menstabilkan tegangan charger yang berasal dari dinamo (generator) mobil/motor menuju ke accumulator. Dengan tujuan agar accumlator, lampu-lampu dan peralatan kelistrikan lainnya menjadi lebih awet karena besar tegangannya stabil sesuai dengan tegangan peralatan kelistrikan pada mobil/motor tersebut dan tidak mungkin mengalami overvoltage. Perangkat voltage stabilizer ini bisa dibuat sendiri dengan biaya yang relatif murah, yang hanya terdiri dari beberapa komponen elektronik seperti elektrolit kondensator (Elco), kapasitor, resistor, LED, PCB, wadah (casing), kabel dan sepatu kabel (Cablescoon). Untuk lebih jelasnya skema rangkaian dan ukuran (spesifikasi) komponen-komponennya dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2 di bawah ini. Sedangkan peralatan yang diperlukan untuk pembuatan perangkat voltage stabilizer ini antara lain adalah solder listrik dan kawat timah, multitester, tang potong, tang lancip (buaya), tang kombinasi, cutter dan obeng.
  • 24. Gambar 1. Rangkaian voltage stabilizer untuk mobil/motor
  • 25. Gambar 2. Komponen-komponen voltage stabilizer untuk mobil/motor Langkah-langkah pembuatan atau perakitan perangkat voltage stabilizer tersebut adalah sebagai berikut : 1. Siapkan peralatan dan komponen-komponen yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi ukuran pada skema rangkaian. 2.Buat jalur rangkaian pada PCB polos seperti pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini dengan menggunakan spidol permanen atau cat, kemudian rendam ke dalam larutan FeCl.
  • 26. Gambar 3. Jalur rangkaian tampak depan (atas) PCB Gambar 4. Jalur rangkaian tampak belakang (bawah) PCB 3. Jika menggunakan PCB lubang-lubang buat jalur dengan menggunakan inti kabel NYA 1,5 mm atau 2,5 mm seperti pada gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Jalur rangkaian menggunakan inti kabel NYA 1,5 mm atau 2,5 mm
  • 27. 4. Pasang komponen dengan measukkan kaki-kakinya pada lubang jalur PCB yang telah disediakan sesuai dengan skema rangkaian, kemduian solderlah dengan baik agar melekat kuat seperti terlihat pada gambar 6 berikut ini. Gambar 6. Komponen-komponen voltage stabilizer yang telah terpasang pada PCB 5. Potong kabel serabut (NYAF) 4 mm berwarna merah dan hitam, masing-masing sepanjang 30 cm. Kemudian pasang sepatu kabel pada ujung-ujung kabel tersebut seperti terlihat pada gambar 7 berikut ini.
  • 28. Gambar 7. Ujung-ujung kabel yang telah dipasang sepatu kabel 6. Pasang kabel warna merah untuk kutub positif dan kabel warna hitam untuk kutub negatif seperti terlihat pada gambar 8 berikut ini.
  • 29. Gambar 8. Pemasangan kabel pada kutub-kutub rangkaian voltage stabilizer 7. Kemas PCB rangkaian pada wadah (casing) yang telah disediakan seperti terlihat pada gambar 9 berikut ini.
  • 30. Gambar 9. PCB rangkaian voltage stabilizer yang telah dikemas kedalam casing 8.Uji coba perangkat voltage stabilizer dengan memberi sumber tegangan 12 VDC, hingga lampu LED menyala.seperti terlihat pada gambar 10 berikut ini. Gambar 10 Uji coba voltage stabilizer hingga lampu LED menyala 9.Pasang perangkat voltage stabilizer paralel dengan kutub-kutub accumulator mobil/motor sesuai dengan skema yang ditunjukkan pada gambar 11 berikut ini.
  • 31. Gambar 11. Skema pemasangan voltage stabilizer pada accu mobil/motor Diposkan oleh margiono abdillah di 05.58 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
  • 32. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Today Visitor Visitor Total 2240608
  • 33. Visitor Live Buku / Ebook Rp.85.000 Menggulung Motor Listrik Arus Bolak- Balik Rp. 70.000 Merancang dan Membuat Trafo Daya Kecil Rp. 85.000 Teknik Reparasi Kulkas dan Freezer Rp. 100.000 Teknik&Vokasi Rp.85.000 Perawatan dan Perbaikan Air Conditioner Split Rp. 85.000 Desain Teknologi Terapan (Mecanical dan Electrical) Rp. 95.000 Panduan Belajar Fisika Teknik Rp. 85.000
  • 34. Pengendalian Motor Listrik Secara Elektromagnetik Rp. 70.000 Servis Peralatan Listrik Rumah Tangga (Kelompok Pemanas) Rp. 115.000 Instalasi Listrik Penerangan Rumah dan Gedung Rp. 85.000 Servis Peralatan Listrik Rumah Tangga (Kelomp Penggerak) Rp. 110.000 Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Di Industri Rp. 120.000 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Indonesia Rp. 120.000 Pengetahuan dan Pekerjaan Mekanik Dasar Rp. 110.000
  • 35. Ketrampilan & Kerajinan Tangan Untuk Home Industri Rp. 80.000 Perawatan dan Perbaikan Sistem AC Mobil Rp. 80.000 Merakit & Memasang Kapasitor Bank Untuk Jaringan Listrik Rp. 80.000 Desain dan Instalasi Penerangan Jalan Raya Rp. 115.000 Perwt & Perbkn Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Rp. 95.000 Melilit Generator Arus Bolak- Balik (Genset) Rp. 95.000 Pengendalian Motor Listrik Dengan PLC (Zelio Smart Relay)
  • 36. Teknik Perakitan Antena Parabola Rp. 195.000 Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Mobil Rp. 150.000 Macam-Macam Sensor & Aplikasinya Pd Sistem Otomasi Rp. 125.000 Pengoperasian & RP. 105.000 Pengetahuan Dasar Elektronika Analog & Digital Rp. 125.000 Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Alat Berat Rp.120.000 Instalasi Listrik Kapal Penumpang dan Niaga Rp.115.000 Instalasi Listrik Tenaga Pada Bengkel & Pabrik
  • 37. Perbaikan Peralatan Listrik Pertukangan Rp. 105.000 Pengendalian Motor Listrik Secara Elektronik Rp.125.000 Pengendalian Mesin Industri Secara Elektropneumatik Rp.120.000 Resep2 Masakan Kuliner Indonesia & Mancanegara Rp.85.000 Rp.110.000 Sistem UPS Sebagai Sumber Daya Listrik Cadangan Translate Blog Diberdayakan oleh Terjemahan
  • 38. Pengetahuan Dasar Rangkaian Listrik Popular Posts  Prosedur Pengukuran/Pengujian Tahanan Isolasi Dengan Megger PROSEDUR PENGUKURAN/PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DENGAN MENGGUNAKAN MEGGER (MEGA OHM) ANA tahanan yang...  Membuat Antena Biquad Sebagai Penerima Sinyal TV UHF Sebelum menjelaskan cara pembuatan antena biquad sebagai penerima sinyal TV UHV, mari kita bahas terlebih dah  Membuat Perangkat Strum Ikan Di Sungai Selamat berahkir pekan sobat blogger, tapi gak ada salahnya sambil menikmati libur akhir pekan sobat blogger buka  Perakitan Panel Kontrol Motor Pompa Air PE RAKITAN PANEL KONTROL MOTOR POMPA AIR 1 FASA DAN 3 FASA Untuk kesempatan ke 5 pada sesi kontrol ele  Pengaturan Putaran Motor Maju (Putar Kanan) dan Mundur (Putar Kiri) PENGATURAN PUTARAN MOTOR MAJU MUNDUR (PUTAR KANAN PUTAR KIRI) Pada kesempatan ke 4 se Recent Posts
  • 39.  Buku Sistem UPS Sebagai Sumber Daya ...  Buku Pengetahuan Dasar Rang ...  Pekerjaan Tangki Pencerna (Digester) ...  Perhitungan & Cara Merubah Kumparan Blender Dari 220 ...  Pembuatan Cetakan Kubah Re ... Archip Blog  ► 2017 (8)  ► 2016 (25)  ▼ 2015 (40) o ► Desember (2) o ► November (5) o ► Oktober (3) o ► September (2) o ► Agustus (2) o ▼ Juni (2)  Membuat Pengalih Daya Otomatis (ATS) 1 Fasa  Membuat Voltage Stabilizer Untuk Mobil/Motor o ► Mei (6) o ► April (5) o ► Maret (5) o ► Februari (3) o ► Januari (5)  ► 2014 (101)  ► 2013 (192)
  • 40.  ► 2012 (25) MP3 Video Clips Close (X) Sponsorship
  • 41.
  • 42. Copyright (c) 2012 MARGIONO ABDIL BERBAGI. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger. DC powersupply 5V and12Vusing2N3055-LM309 This is simple 5v 12v dual power supply circuit using 2N3055-LM309. That can give voltage come out 12V and 5V by use part base be Transistor 2N3055 and Zener Diode 12V. Make can take volt can reach about 15V maintain one’s position voltage be stable 12V well. And change the integrated circuit LM309 for regulate about 5V for apply to Digital Circuit general get. For C3-0.1uF filter the frequency disturbs all well. For other detail friends see in the circuit please sir. Adapter for Experimenter, Dual for Digital and Analog Supply 5V and 9V The Adapter for Experimenter, Dual for Digital and Analog Supply 5V and 9V This circuit is designed in a simple manner, The zener diode ZD1=3.9V and ZD2-5.1V is Fixed reference voltage of this circuit. which we can define voltage with S1. Two transistor Q1-BC109C is drive to the power transistor 2N4032 PNP type, both increase the current output up to 2Amp, The VR1 use for adjust current.
  • 43. Related Links 12V power supply circuits 5v Regulated Multi voltage regulated dc power supply Top Linear power supply regulator 5V 5A with 7812 and LM723 When you need a power supply often missed the 3 legs Regulator ICs. But some jobs that apply a high current over 1 Ampere up there, is very difficult. Even if it is 5 amp and 10 amp, but the price is quite high.[…] 5V-12V Multiple Supply Switching regulator by L4970 and L4974A oday take Multiple Supply Switching regulator Circuit. Come to deposit friends keep see in rows think out it can give Voltage supply about 5V 10A and 12V 3.5A. In same circuit by the character of Switching Regulator at use integrated readymade circuit.[…] Eleccircuit highly recommends EasyEDA for PCB design and order Low Cost & Fast PCB Prototypes - EasyEDA Only $8.21 for 10 pcs, 2-Layer 100x100mm PCBs, 2-3 days delivery