SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan mahluk individual sekaligus mahluk sosial. Oleh
karena itu, manusia harus bergaul dan berhubungan dengan manusia lain. Sebagai
mahluk sosial, manusia serimg memerlukan orang lain untuk memahami apa yang
sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang diinginkan, pemahaman
terhadap pikiran, kehendak dan perasaan orang lain dapat dilakukan dengan
menyimak.
Banyak pilihan yang menganggap bahwa menyimak merupakan
keterampilan yang paling penting diantara keterampilan-keterampilan lain.
Melalui aktivitas ini, siswa memperoleh kosakata yang gramatika, disamping
tentunya pengucapan yang baik ( Azis dan Alwasilah, 1996 : 82 ).
Selanjutnya, Astuti ( 2002 : 3 ) menyatakan bahwa ” keterampilan
menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting
dipelajari untuk menunjang kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan
menyimak yang baik bisa memperlancar komunikasi karena komunikasi tidak
akan berjalan dengan lancar jika pesan yang sedang diberikan atau diterima tidak
dimengerti ”.
Dan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak
sangatlah perlu diberikan kepada siswa. Dengan menguasai keterampilan
menyimak, maka siswa dapat memperoleh informasi dari bahan simakan. Namun
dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang
dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya
mengungkapkan kembali isi berita sangat kurang.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak khususnya
mengungkapkan kembali isi cerita, tentu saja menjadi persoalan bagi peneliti.
Karena disamping harapan kurikulum tidak terpenuhi, juga sangat berpengaruh
pada penentuan nilai akhir pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Rendahnya penguasaan siswa dalam keterampilan menyimak diduga berasal
dari faktor siswa dan guru. Dari siswa, disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain mereka tidak memeiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali isi berita,
kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya motivasi dan aksi siswa dalam
pembelajaran menyimak. Sedangkan dari faktor guru sebagai akibat dari belum
efektifnya strategi pengajaran yang digunakan. Dalam proses belajar mengajar
sebelumnya, peneliti hanya menggunakan teknik dikte (imla) pada pengajaran
mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak, sehingga siswa
cenderung merasa bosan dalam menerima pelajaran menyimak.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi
cerita dalam pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya pemecahanya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba menggunakan media audio
berupa tape recorder. Alasan peneliti menggunakan media audio ini dengan
pertimbangan media mudah diperoleh dan dapat menunjang peneliti dalam
pengajaran menyimak.
Harapan peneliti dalam penelitian tindakan dengan mengunakan media
audio (tape recorder), kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam
pengajaran menyimak dapat meningkat.
Untuk menguji efektivitas media audio, khususnya tape-recorder ini, maka
peneliti akan mengkaji dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi
judul yaitu ”Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI SD Negeri 2
Sukajaya Melalui Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , maka masalah penelitian yang akan ditindaki
adalah apakah kemampuan menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui
penggunaan media audio (Tape Recorder).
1.3 Cara Memecahkan Masalah
Salah satu alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan
menyimak siswa, yakni dengan mengunakan media audio (tape recorder) untuk
memperdengarkan cerita dongeng yang berjudul “ Jumpa Artis Cilik” melalui
langkah berikut:
a. Siswa menyimak cerita;
b. Siswa menjawab pertanyaan bahan simakan
c. Siswa menentukan ide pokok;
d. Siswa menceritakan kembali;
e. e.Siswa menyimpulkan isi cerita.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah ”Ingin mengetahui sejauhmana kemampuan
menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio (Tape
Recorder).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat bagi siswa, guru, dan
sekolah. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :
 Bagi Siswa
Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa kelas VI SDN 2
Sukajaya Kecamatan Bayung Lencirmengungkapkan kembali isi cerita.
 Bagi Guru
Manfaat penelitian tindakan ini bagi guru adalah :
Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengunakan media
pengajaran. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru bahasa
Indonesia dapat menguasai model pembelajaran menyimak dengan
menggunakan media pengajaran berupa media audio (tape recorder). Guru
akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk
meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru dan juga demi perbaikan
pembelajaran serta karirnya di masa yang akan datang.
 Bagi Sekolah
Penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berharga bagi sekolah
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak pada khususnya, dan
pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.
BAB II
KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoretis
2.1.1 Pengertian Menyimak
Kegiatan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara
sebagai suatu jalinan komunikasi. Pada dasarnya, komunikasi dapat
berlangsung secara lisan dan tulis. Komunikasi lisan mencakup aktivitas
menyimak dan berbicara, sementara komunikasi tulis mencakup kegiatan
membaca dan menulis.
Tarigan (dalam Ardiana, 2002 : 5) mengambarkan kedudukan dan hubungan
antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam jalinan
keterampilan berbahasa dalam tebel berikut.
Tabel 1. Hubungan antara menyimak, membaca dan menulis
Menyimak
Langsung
Apresiatif
Reseptif
fugsional
Komunikasi tatap muka
Berbicara
Langsung
Produktif
Eksprektif
Keterampilan Berbahasa
Tak langsung
Produktif
Ekspresif
Menulis
Komunikasi tidak tatap muka
Tak langsung
Apresiasif
Fungsional
Membaca
Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendengar dan menyimak.
`Mendengar` berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini
berbeda dengar `mendengarkan` yang sudah mengarah pada usaha yang
sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar.
Dalam `mendengarkan`, faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor
penting (kamidjan, dalam Ardiana, 2002 : 6). Sementara itu, menyimak
adalah menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-
baiknya. Jadi, menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan,
dan pikiran sesorang. Tanggapan atas menyimak merupakan respon
terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi, berarti telah terjalin komunikasi
antara pembicara dan penyima
Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa `mendengar` merupakan
kegiatan pasif, sedangkan `mendengarkan` dan `menyimak` merupakan
kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan. Jika ditinjau dari segi
tingkat pemaknaan, `mendengarkan` lebih tinggi dari pada `mendengar`,
sedangkan `menyimak` lebih tinggi dari pada `mendengarkan`
Lebih lanjut, Kamidjan dalam Ardiana (2001: 4) menjelaskan bahwa
menyimak ialah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan
dengan sungguh-sungguh, penuh, perhatian, pemahaman, apresiasif yang
dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan
secara nonverba.
Akan tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak yang
dimaksudkan diatas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di
atas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan
kegiatan menyimak lisan, bukan tulis. Dalam kegiatan menyimak (lisan) ini,
selain aspek-aspek suprasegmental, seperi : (1) tekanan atau keras
lembutnya suara, (2) jeda atau panjang pendeknya suara, (3) nada atau
tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya suara, dan (5) ritme
atau irama dalam suara (sabarati, 1992: 147). Hal ini perlu diperhatikan
karena keterampilan menyimak merupakn keterampilan menangkan pesan
dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang
tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa
Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
menyimak merupakan penerimaan pesan gagasan, perasaan, dan fikiran
sesoorang. Tanggapan atas penyimak lisan merupakan respon terhadap
pembicaraan. Jika hal itu terjadi, berarti terjadi komunikasi antara dan
penyimak.
2.1.2 Tujuan Menyimak
Salah satu aktivitas penyimak ialah pesan yang disampaikan sumber
pembicara. Pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu
(a) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (b) tanggapan pemyimak
terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara (Depdikbud,1985 : 21 –
24). Berdasarkan aspek tersebut dapat dirinci lebih jauh tentang tujuan
menyimak, antara lain :
 Menyimak untuk mendapatkan fakta
 Menyimak untuk menganalisis fakta
 Menyimak untuk mengevaluasi fakta
 Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
 Menyimak untuk mendapatkan hiburan, dan
 Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Berikut ini
peneliti akan menguraikan dai masing – masing itu.
 Berikut ini peneliti akan menguraikan dari masing-masing itu.
 Menyimak untuk mendapatkan fakta
Untuk mendapatkan fakta, kita dapat melakukan dengan berbagai cara,.
Salah satu cara ialah dengan menyimak. Sarana yang diperguanakan dalam
menyimak untuk mendapatkan fakta di antaranya dapat dilakukan melalui
audio, radio, televisi, tape recorder dan pertemuan secara nasional untuk
mendapatkan informasi pertanian.
1) Menyimak untuk menganalisis fakta
Yang dimaksud dengan menganalisis fakta ialah menguraiakan
fakta atas unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama
analisa fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling
kecil. Dengan demikian, kita sebagai penyimak daoat memahami
setiap aspek fakta, sehingga fakta tersebut dapat dipahami dengan
baik. Pemahaman makna fakta dilakukan dengan secermat-cermatnya
melalui makna setiap kata frase, kalimat dan wacana. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Akan
tetapi, sebagai penyimak, harus menyadari bahwa tidaklah mungkin
akan menganalisis semua fakta yang terhadap oleh indera pendengar
dan yang masuk dalam otak manusia.
2) Menyimak untuk mengevaluasi fakta
Evaluasi fakta dapat dilakukan dilakukan dengan pertanyaan-
pertanyaan berikut : (a) Bernilaikah fakta-fakta itu?, (b) salahkah
fakta-fakta itu?, (c) Adakah fakta-fakta tersebut dengan pengetahuan
dan pengalaman penyimak.
Jika fakta-fakta yang diterima oleh penyimak dirasakan bernilai,
akurat dan relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman
penyimak, fakta-fakta tersebut dapat diguakan untuk menambah
pengetahuan. Jika fakta-fakta itu tidak sesuai, fakta-fakta tersebut
perlu kita tolak atau hilangkan. Jadi fungsi utama penyimak
mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta
tersebut akan diterima atau ditolaknya.
3) Menyimak untuk mendapatkan inspiras
Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seorang untuk
melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh
melalui kegiatan menyimak ceramah, televisi, pertemuan-pertemuan
ilmiah, pertemuan seni, diskusi, debat dan sebagainya.
Seorang pembicara yang inspiratif ialah pembicara yang selalu
berusaha mendorong, memotivasi, menyentuh emosi, memberikan
semangat dan membangkitkan kegairahan penyimak untuk
mendapatkan inspirasi. Pada akhirnya, penyimak tergugah emosinya
terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara.
4) Menyimak untuk mendapatkan hiburan
Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak, seperti menyimak
lagu-lagu dari radio, televisi, rekaman tape recorder, rekaman Video
Compact Disk (VCD), atau dapat juga melalui menyimak ceramah
atau pidato.
Radio merupakan hiburan yang paling murah bagi sebagian
masyarakat Indonesia. Selain radio, sarana hiburan yang lain ialah
tape recorder dan televisi. Kehebatan sarana hiburan tape-recorder
ialah dapat menyajikan suara yang bisa disimak. Selain itu kita
memilih materi/bahan simakan kepada siswa berupa berita-berita
ataupun informasi lainnya yang kita rekam dari RRI atau televisi.
Selanjutnya, kehebatan sarana hiburan televisi ialah selain menyajikan
suara yang bisa disimak, sarana itu juga menyajikan gambar karena
televisi merupakan gabungan antara audio dan audio visual.
5) Menyimak untuk memperbaki kemampuan bicara
Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap
kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang kita kuasai
melalui menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan kita
berbicara. Berkaitan dengan tujuan menyimak untuk memperbaiki
kemampuan berbicara, seorang pembicara diharapkan dapat :
 Mengorganisasikan bahan pembicara
 Menyampaikan bahan
 Memikat perhatian penyimak
 Mengarahkan
 Mengunakan alat-alat bantu, seperti mik, alat peraga, dan
sebagainya
 Memulai dan mengakhiri pembicaraan (Sutari dkk, 1998: 27)
Dalam hal ini, penyimak yang bertujuan memperbaiki
keterampilan berbicaranya diharapkan dapat memahami keenam
komponen itu pada saat menyimak.
2.1.3 Jenis-jenis Menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983 : 22) membagi jenis menyimak itu
menjadi 2 macam, yaitu (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara
melakukan kegiatan menyimak.
Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara
umum, misalnya, orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari
sebuah televisi, berita radio dan sebagainya. Menyimak intensif merupakan
kegiatan menyimak yang dlakkan dengan sungguh-sungguh dan dengan
tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendak.
Dengan kata lain, menyimak intensif lebih menekankan kemampuan
memahami bahan simakan. Misalnya, dalam menyimak pelajaran di
sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya.
Selanjutnya untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan
menyimak intensif, yaitu :
 Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman.
 Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan
perasaan yang tinggi
 Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan
 Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang simak
 Unsur-unsur Dasar Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks
karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang
dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
terjadinya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dari unsur yang lai
Unsur-unsur dasar menyimak ialah ; (1) pembicara, (2) penyimak, (3)
bahan simakan, dan (4) bahan lisan yang digunakan.
Pembicara
Yang dimaksud dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan
pesan berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi
lisan, pembicara adalah nara sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara
ialah orang yang menerima pesan (penyimak)
Dengan aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan
menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan
menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak.
Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan
menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak
yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak
seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal
tersebut akan lebih sempurna jika ia di tinjau oleh pengetahuan dan
pengalamann
Bahan Simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan ,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah
pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu
dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat
menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu dapat diserap oleh
penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
Bahasa Lisan yang Digunakan
Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk
menyimak pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa
lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap
penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan,
pembicara dapat memilih kata-kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat
untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan.
Faktor – Faktor Menyimak
(Martini:2005) www.digilib.upi.edu/pasca/available/etd/etd-1205105-
094801 diakses 12 Desember 2008 menyatakan bahwa Menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan
bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak
berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang
terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimak bukan semata-mata
penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan
ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda
dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan
(1994:27), ”Pada kegiatan mendengar mungkin sipendengar tidak memhami
apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah unsur kesengajaan,
tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”.
Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai
usaha memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak
ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur
utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat
dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menurut pendapat Rose (1991:108) bahwa faktor – faktor yang
penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa
menuliskan butur – butir penting bahan simakan terutama yang
berhubungan dengan bahan simakan.
Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen / faktor – faktor
dalam menyimak adalah sebagai berikut :
 Membedakan antar bunyi fonemis
 Mengingat kembali kata-kata
 mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
 mengidentifikasi bagian – bagain pragmatik, ekspresi, dan
seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara
mencari arti / makna.
menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda – tanda para
linguistik (intonasi) dan non linguistik (situasi yang sesuai dengan objek
supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal )yang kita tahu
tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk
meperkirakan dan kemudian menjelaskan makna
1) Mengulang kata – kata penting dan ide – ide penting.
Menurut pendapat Michael (1991:108) faktor – faktor yang penting
dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir –
butir penting dalam simakan terutama yang berhubungan dengan simakan.
Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu
menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal
mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru
dalam penyusunan materi ini diantaranya : 1. Sasaran kegiatan, 2. Sasaran
kompetensi siswa, 3. Metode pembelajaran dan 4. faktor keberhasilan
menyimak.
2.2 Pengertian Media
Kata `media` berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata `medium` yang secara harfiah berarti `perantara atau pengantar`. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan. Menurut Djamarah dkk (1995 : 136), media adalah sumber belajar, maka
secara luas media juga dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa
yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti cukup
penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Manakalah diabaikan, maka media bukan lagi sebagai
penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Untuk itu, guru
harus seselektif mungkin memilih media pengajaran yang sesuai dengan bahan
ajar. Prinsip pemilihan media pengajaran Sudirman (dalam Djamarah dkk, 1995 :
143) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang
dibaginya kedalam tiga kategori sebagai berikut :
a) Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan
tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk
pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah
sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong? Lebih spesifik lagi, apakah
untuk pengajaran kelompok atau pengajaran imdividual, apakah untuk
sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna netra,
masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini
berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
Berdasarkan prinsip pertama dari pemilihan media pengajaran, yakni
tujuan pemilihan media pengajaran, peneliti memilih media audio berupa
tape-recorder untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Huidu
mengungkapkan kembali isi cerita. Media tersebut dipilih oleh peneliti
dengan pertimbangan bahwa media ini mudah diperoleh dan sangat tepat
digunakan dalam pembelajaran menyimak.
b) Karakteristik Media Pengajaran
Setiap media mempunyai karateristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan
pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan
pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara
bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media
tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap
spekulatif.
c) Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari
berbagai alternativ pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang
akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat
diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu,
maka guru tidak bisa memilih tetapi mengunakan apa adanya.
Sudjana (1991 : 104 ) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan dan
penggunaan media sebagai berikut :
 Menentukan Jenis media dengan alat tepat; artinya sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan
dan bahan pelajaran yang akan di ajarkan.
 Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya,
perlu diperlukan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat
kematangan / kemampuan anak didik.
 Menyajikan media dengan tepat; artinya teknik metode penggunaan
media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan
metode, waktu, dan sarana yang ada.
 Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan
situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu
mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses
belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan
sesuatu dengan media pengajaran.
2.3 Jenis-jenis Media Pengajaran
Khususnya untuk pengajaran bahasa, subyakto (1992: 206) mengatakan
bahwa ”Media dalam pengajaran bahasa ialah segala alat yang dapat digunakan
oleh guru dan pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.” Alat
atau media ini dapat terdiri dari yang komersial (diperjualbelikan) atau yang dapat
dibuat sendiri. Media juga dapat dibagi menjadi media yang didengar atau audio
(auditory), media yang dilihat (visual), dan media yang didengarkan dan dilihat
(audio-visual).
Sudirman, dkk. (1992: 206-207) menguraikan lebih jelas media auditf,
media visual, dan media audiovisual sebagai berikut :
Media auditif/audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, tape-recorder/casette recorder, piringan audio. Media ini
tidak cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),
slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini seperti film bingkai suara (sound slide) film rangkai
suara, cetak suara, film suara dan videocassette.
Selanjutnya, Erdmenger (dalam Subyakto, 1993: 206) memberikan
beberapa sudut pandang untuk memeriksa atau menggambarkan alat/media
pengajaran bahasa, yakni :
Ciri informasi yang disampaikan melalui alat (yakni informasi linguistik
dan non-linguistik); Jalur informasi (auditorym, visual, audio-visual);Fase-fase
dalam proses pembelajaran dan testing (apakah fase-fase digunakan untuk
penyajian, pengulangan, pemanfaatan materi, atau testing).
Fungsi didaktis (pendidikan), yakni apakah alat itu dipakai untuk memberi
motivasi kepada pelajar, menyampaikan pesan, atau mendorong penggunaan
bahasa dengan bebas. Kemungkinan-kemungkinan untuk membantu, melengkapi,
atau menggantikan guru; Penggunaan alat oleh individu-individu atau lebih orang
kelompok-kelompok. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian tindakan
kelas ini, peneliti ingin menggunakan media auditif, yaitu tape-recorder untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung
Lencir mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak.
Tape Recorder sebagai Salah Satu Media audio yang dapat di gunakan
dalam Pembelajaran Mengungkapkan Kembali Isi Cerita pada Pengajaran
Menyimak. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan
berbahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan berbicara, guru perlu
melatih kemampuan siswa dengan berbagai peristiwa komunikasi, menyimak
cerita, berita, dan dialog melalui berbagi media, baik visual, audio atau audio-
visual.
Tape-recorder merupakan salah satu media audio yang dapat digunakan
dalam pengajaran keterampilan menyimak. Cerita, fragmen, drama ataupun berita
dapat diperdengarkan dengan menggunakan jenis media ini. Untuk memilih bahan
simakan berupa isi berita dalam pelajaran menyimak, guru dapat menyelesaikan
materi yang diberikan dengan tingkat kemampuan penyimak (siswa) yang
diajarkan. Dengan kata lain, cerita yang disajikan kepada siswa SD berbeda
dengan siswa SLTP. Materi-materi berupa cerita yang diberikan kepada siswa
terlebih dahulu direkam oleh guru.
Selanjutnya, dalam proses kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak,
media audio berupa tape-recorder sangat tepat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan menyimak siswa. Karena melalui media ini, guru dapat merekam
cerita-cerita yang diperoleh berupa masalah-masalah ekonomi, sosial, olah raga,
budaya, pendidikan, moral, agama, yang selanjutnya dapat disajikan kepada
siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk mendengarkan informasi penting
yang diperolehdari bahan simakan. Hal ini sepadan dengan apa yang dikatakan
oleh Ardian, dkk (2002: 24), di mana mereka mengatakan bahwa cerita-cerita
yang diperdengarkan kepada siswa dapat bersumber dari surat kabar, radio, dan
televisi.
Setelah guru memperdengarkan bahan simakan berupa isi cerita beberapa
kali, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan kembali isi cerita
yang didengarkan dengan kata-kata sendiri baik secara lisan maupun tertulis.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik maka hipotesis penelitian tindakan ini dapat
dirumuskan yakni ;
”Jika menggunakan media audio (tape-recorder), maka kemampuan
menyimak siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerita akan meningkat”.
Indikator Kerja
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitiian adalah apabila
kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak
siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir rata – rata mencapai
angka 85 atau mencapai 85% secara klasikal dan hasil belajar siswa secara
individual mencapai nilai 7,5 atau 75% ke atas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan
guru kelas VI. Fokus penelitian adalah siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya
Kecamatan Bayung Lencir dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 12
orang laki-laki dan 16 orang perempuan.
Siswa kelas VI dijadikan sebagai fokus penelitian karena kemampuan
mereka dalam mengungkapkan cerita tergolong rendah. Pekerjaan mereka
sebagian besar adalah petani. Hal ini dibuktikan hampir semua siswa
menerima Beasiswa Keluarga Miskin (BKM).
3.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir merupakan salah satu
sekolah sekian banyak Sekolah Dasar di Kabupaten Musi Banyuasin. SDN 2
Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir jaraknya dari pusat kota Musi
Banyuasin ± 205 km sedangkan dari pusat Kota Sekayu jaraknya + 4 km.
Tempat dibangunnya sekolah tersebut, yaitu Desa Mekar Jaya. Alat
tranportasi yang digunakan menuju kelokasi tersebut adalah motor. Lokasi
sekolah ini sangat strategi karena cukup jauh dari pusat kota, dan
memungkinkan terciptanya kondisi belajar mengajar yang kondusif serta
mudah di jangkau oleh siswa dan guru.
SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir terdiri dari beberapa
ruang, yakni 1 (satu) ruang dewan guru, 1 (satu) ruang perpustakaan, dan 7
(tujuh) ruang belajar. Ruangan belajar terdiri dari 1 ruang kelas 1, 1 ruang
kelas II, 2 ruang kelas III, 1 ruang kelas IV, 1 ruang kelas V, dan 1 ruang
kelas VI. Fasilitas ruang SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir sudah
memadai bagi siswa dan guru. Ruang dewan guru yang tersedia dapat
menampung 8 orang guru kelas dan 9 guru honor. Sedangkan ruang kelas
dapat menampung siswa sampai 35 orang perkelas.
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus,
dengan prosedur-prosedur, yakni : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3)
Observasi, ( 4) refleksi dalam setiap siklus. Untuk lebih jelasnya, prosedur
penelitian tindakan kelas untuk pelaksanaan siklus pertama dapat diuraikan pada
tahap-tahap sebagai berikut.
3.2.1 Tahap Persiapan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama tahap perencanaan ini
diuraikan sebagai berikut.
 Menghubungi Kepala Sekolah untuk memperoleh izin melaksanakan
kegiatan penelitian.
 Mendiskusikan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan bersama
guru mitra dan Kepala Sekolah.
 Melakukan observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran
yang dilaksanakan peneliti serta bagaimana keadaan siswa dikelas
ketika media audio (tape-recorder) digunakan dalam pengajaran
mengungkapkan kembali isi cerita.
 Merancang alat evaluasi unutuk melihat apakah kemampuan siswa
kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir Tahun Pelajaran
2015/2016 mengungkapkan kembali isi cerita. Alat evaluasi yang
digunakan dalam tindakan ini berupa test mengungkapkan kembalim
isi cerita. Alat evaluasi ini diberikan setelah siswa mendengar cerita
melalui tape-recorder.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana tealah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam
penelitian tindakan ini dilaksanakan dua siklus dalam tahapan-tahapan
sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut.
 Peneliti menyediakan kaset yang berisi materi yang telah direkam
serta media tape-recorder
 Peneliti memutar isi cerita yang ada pada kaset melalui tape-recorder
sebanyak 3 kali.
Peneliti mengundang siswa satu persatu untuk mengungkapkan isi
cerita menjawab pertanyaan menungkapkan ide pokok, dan memberi
simpulan tersebut secara lisan.
3.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi
1. Tahap Pemantauan
Pada tahap ini dilaksanakan proses pelaksanaan pemantauan
(observasi) dilaksanakan oleh guru kelas VI (guru mitra) dengan
melihat perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilaksanakan setelah proses belajar mengajar
(pemberian materi berupa cerita melalui tape-recorde). Dalam tahap
ini, siswa diberikan kesempatan mengungkapkan kembali isi cerita
secara lisan.
3.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi
1. Tahap Analisis
Data yang terkumpul dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis.
Dengan kata lain pada tahap ini, peneliti menganalisis siswa dalam
mengungkapkan kembali isi cerita. Aspek-aspek yang dianalisis
meliputi ketepatan menjawab pertanyaan, menemukan ide pokok,
menceritakan kembali dan menyimpulkan isi cerita. Hasil analisis
tersebut diceklis dan diberikan skor 0 sampai 100%.
2. Tahap Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus
oleh peneliti dan guru kelas VI. Refleksi ini dimaksudkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil yang dicapai pada siklus
sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian mendeskripsikan hal – hal yang akan di analisis pada siklus
I, tentang ; bagaimana kemampuan menyimak siswa melalui penggunaan media
audio dalam hal, menjawab pertanyaan, mengemukakan ide pokok,
menceriterakan kembali serta memberi simpulan. Hal – hal tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ;
Tabel 2
Hasil pengamatan siklus I
Data tentang hasil pengamatan pada siklus I dapat digambarkan sebagai berikut ;
Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 1 orang
(3,57 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 5 orang
(17,86 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 6 orang
(21,43 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 2 pertanyaan sebanyak 11 orang
(39,29 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 1 pertanyaan sebanyak 2 orang
(7,14 %), dari 28 siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan sebanyak 3 orang
(10,71 %).
Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 3 orang
(10,71%), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 9
orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok
sebanyak 16 orang (57,14 %).
Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 4 orang
(14,29 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 7 orang
(25 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 17 orang
(60,71 %).
Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 4 orang
(14,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 9
orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi
cerita sebanyak 15 orang (53,57%).
Memperhatikan hasil pengamatan pada siklus I nampaknya belum
memperoleh hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hasil pengamatan dilanjutkan
ke siklus berikutnya. Adapun hal – hal yang perlu ditindaki adalah ;
Menjawab pertanyaan ; soal nomor 2, 3, 4, 5
Menentukan ide pokok
Membuat simpulan
Tabel 3
Hasil pengamatan siklus II
Analisis Tabel Hasil Pengamatan Pada Siklus II
Data tentang hasil pengamatan pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 14 orang
(50 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 10 orang
(35,71 %), dan dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 4
orang (14,29 %).
Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 16 orang
(57,14 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 10
orang (35,71 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok
sebanyak 2 orang (7,14 %).
Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 21 orang
(75 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 5 orang
(17,85 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 2
orang (7,14 %).
Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 18 orang
(64,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 7
orang (25 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi cerita
sebanyak 3 orang (10,71 %).
Berdasarkan tabel di atas maka dikatakan bahwa kegiatan belajar pada siklus II
telah memenuhi ketuntasan. Hal ini dibuktikan dari 4 aspek yang diamati sudah
memperoleh nilai di atas 75 %.
Dengan memperhatikan data hasil pengamatan pada siklus I dan data hasil
pengamatan pada siklus II disimpulkan bahwa tape-recorder sebagai media audio
dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya
Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita.
4.2 Pembahasan
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus
dikembangkan oleh guru kepada siswa. Keterampilan ini sangat erat kaitannya
dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan
berbicara dan membaca. Salah satu contoh pengajaran keterampilan menyimak
dipadukan dengan keterampilan berbicara, yakni mengungkapkan kembali isi
cerita.
Pada tahap awal tindakan peneliti mengalami berbagai kesulitan dalam
proses pembelajaran, khususnya dalam mengungkapkan kembali isi cerita. Hal ini
disebabkan siswa belum mengungkapkan kembali isi cerita yang disimaknya,
sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti, banyak
melakukan intervensi. Pada saat diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
kembali isi cerita sebagian siswa belum mampu.
Untuk mengatasi masalah ini ditempuh hal-hal berikut ;
1. Memperbaiki aspek-aspek yang berhubung dengan perangkat pembelajaran.
Memberikan motivasi kepada siswa sehingga mereka dapat mengungkapkan
kembali isi cerita dengan baik dan lancar. Dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar
yang mantap. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar
dapat mengatasi kelemahan-kelemahan sebelumnya sehingga realisasinya
akan nampak pada siklus berikutnya.
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan ,pada hasil siklus II
menunjukan adanya perubahan, yaitu peningkatan kemampuan siswa
mengungkapkan kembali isi cerita serta pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
semakin efektif. Hal ini terlihat pada tabel data yang menunjukan bahwa siswa
dapat mengungkapkan kembali isi cerita dengan baik, artinya 28 orang yang
dikenai tindakan sebanyak 26 siswa (92,85 %), yang memperoleh nilai 6,5 ke atas,
serhingga telah memperoleh hasil yang diharapkan.Memperhatikan data tentang
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas ini perlu dilaksanakan, sebab penelitian ini dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada keterampilan
menyimak. Hal ini dilihat dari hasil pelaksanaan siklus II, umumnya siswa sudah
mampu menungkapkan kembali hasil simakannya melalui tape-recorder.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka
peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut :
Kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi cerita pada siklus I sebesar
(63,39 %) dengan nilai rata-rata 6,34. Sedangkan pada siklus II kemampuan siswa
mengungkapkan isi cerita meningkat menjadi (91,96 %) dengan nilai rata-rata
sebesar 9,19
Melalui penggunaan tape-recorder, kemampuan menyimak siswa kelas VI
SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita
dapat ditingkatkan dan dioptimalkan.
5.2 Saran
Dari hasil simpulan , peneliti dapat memberikan beberapa saran berikut :
Dalam pembelajaran menyimak, hendaknya guru dapat mengintegrasikan atau
dipadukan dengan keterampilan-keterampilan lain seperti keterampilan berbicara
dan keterampilan membaca.
Penelitian ini baru sekitar penggunaan audio tape rekorder untuk
meningkatkan kemampuan menyimak, untuk itu peneliti lain dapat meninjaunya
dari segi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2002. Menyimak. Jakarta : Depdikbud
Ardiana, Leo Idra, dkk. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompotensi Guru
Mata Pembelajaran Bahasa Indonesia, Menyimak. Jakarta : Direktorat SLTP
Dirjen Dikdasmen Depdikbud.
Azies, Alwasilah, 1996. Pokok-Pokok Keterampilan Dasar Mengajar. Surabaya :
FBS UNESA.
Depdikbud, 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta : Universitas Terbuka.
Djamarah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineke Cipta.
Kamidjan, 2001. Teori Menyimak. Surabaya : FBS UNESA.
Martini Iskandar. 2005. Language.
(ONLINE) www.digilib.upi.edu/pasca/ available /etd/ etd-1205105-094801.
Diakses 12 Desember 2008.
Sabari, dkk. 1992. Bahasa Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Subyakto, Sri Utara. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudirman, dkk. 1992 Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Konstruksi dan Analisa. Bandung.
Sutari, Ice, KY, dkk. 1998. Menyimak. Jakarta : Depdikbud
Lampiran 1
CURRICULUM VITAE
Identitas
1. Nama : Sulastri Nangili
2. Tempat, tanggal lahir : Yosonegoro, 7 januari 1982
3. Nim : 151206481
4. Angkatan : 2006 / 2007
5. jurusan :
6. Program Studi :
7. Status Perekawinan : Kawin
8. Tempat Penelitian : SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir
9. Jenis Kelamin : Perempuan
10. Agama : Islam
11. Alamat : Desa Yosonegoro Kecamatan Limboto
barat Kabupaten gorontalo
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar Negeri Inpres Yosonegoro tahun 1994
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Limboto tahun 1997
Sekolah Menengah atas Negeri 2 Limboto tahun 2000
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VI / 1
Waktu : 2 x 35 Menit
Standar Kompetensi : Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh, latar, tema / amanat dari cerita
anak yang dibacakan.
Indikator : Siswa mampu menyimpulkan cerita yang didengar.
Tujuan Pembelajaran
-Siswa mampu menyimpulkan cerita anak yang didengar.
2. Materi Pembelajaran
-Cerita anak
3. Metode Pembelajaran
– Tanya jawab
– Demonstrasi
– Pemberian tugas
4. Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran
a. Kegiatan Awal
-Siswa diberikan tanya jawab tentang cerita.
b. Kegiatan Inti
– Guru memutar isi cerita dengan menggunakan tape-recorder sebanyak tiga
kali
– Siswa mendengarkan cerita tersebut.
– Guru menunjuk siswa satu persatu untuk satu persatu untuk
mengungkapkan isi cerita secara lisan.
– Secara bergantian siswa mengungkapkan isi cerita seeaI’a lisan.
c. Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat rangkuman materi
5. Sumber Belajar
– Cerita anak
– Tape-Recorder
– Kaset
– Buku Bahasa Indonesia Kelas VI SD Penerbit : Erlangga
6. Penilaian
a. Tehnik: Penugasan
b. Soal :
Siapa nama artis cilik dalam cerita itu ?
Mengapa anak-anak menyukai artis cilik dalam cerita itu ?
Siapa yang melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ?
Mengapa anak itu melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ?
Siapa yang mendampingi artis cilik itu menyanyi di alun-alun kota ?
Jawab:
Dela
Karena suaranya bagus dan gaya menyanyinya sangat menarik.
Heni
Karena Heni ingin bersalaman dan berkenalan langsung dengan artis
kesayangannya.
Ayahnya
Mengetahui
Kepala Sekolah
Hj. ROHANA TANGAHU
NIP. 130 395 496
Limboto Barat, Desember 2008
Mahasiswa
SULASTRI NANGILI
NIM. 151206481
Lampiran 3
Cerita anak
Jumpa Artis Cilik
Dela adalah seorang artis cilik. Suara Dela bagus. Gaya menyanyinya menarik.
Oleh karena itu, banyak anak-anak yang menyukainya.
Minggu lalu, Dela menyanyi di alun-alun kota. Penontonnya sangat banyak.
Dalam acara itu, ia didampingi oleh ayahnya.
Para penonton bertepuk tangan setelah Dela selasai menyanyikan lagu pertama.
Pada saat akan menyanyikan lagu berikutnya, tiba-tiba ia menjerit, "Hi, cicak !
Ayah, tolong ….!" Dela kaget karena ada cicak di bajunya. Ayahnya segera
memeriksa baju Dela. Oh, ternyata cicak mainan. Hm …. berarti, ada yang usil.
Karena masih terkejut, Dela belum mau tampil di panggung.
"Ayo, siapa tadi yang melempar cicak plastik ini? Kalau tidak ada yang mengaku,
Dela tidak mau menyanyi," kata Ayah Dela.
Seorang gadis cilik sebaya Dela, tiba-tiba naik ke panggung. Ia pun mendekati,
Dela.
"Maaf, ya, Dela! Aku menyesal. Habis, aku ingin bersalaman denganmu!" ujarnya
lirih.
Dela mengangguk sambil tersenyum, Dela berkata , ‘"tapi lain kali jangan begitu,
ya! Oh ya, siapa namamu?" tanya Dela sambil mengulurkan tangan.
Gadis cilik itu lalu menjabat erat dengan Dela.
"Saya Heni." Jawab gadis cilik itu.
Ah, betapa senangnya Heni dapat berkenalan langsung dengan artis
kesayangannya.

More Related Content

What's hot

70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendahshare with me
 
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanPenyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanZainor Din
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalMuhd ASRUL
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
seminar bahasa sugiyanti
seminar bahasa sugiyantiseminar bahasa sugiyanti
seminar bahasa sugiyantiDhita Candra
 
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-196433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1Noraini Che Embong
 
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Septi Dewi
 
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalHuraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalZuzan Michael Japang
 
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhir
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhirRpp xii sugeng berimankepadahariakhir
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhirPak Sugeng
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuShida Abu Bakar
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisandri wahyudi
 

What's hot (20)

Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
 
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihanPenyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
Penyediaan bahan bantu mengajar aktiviti pemulihan
 
Lengkap
LengkapLengkap
Lengkap
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
seminar bahasa sugiyanti
seminar bahasa sugiyantiseminar bahasa sugiyanti
seminar bahasa sugiyanti
 
Outline skripsi
Outline skripsiOutline skripsi
Outline skripsi
 
Model Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di JepangModel Lesson Study di Jepang
Model Lesson Study di Jepang
 
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-196433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
96433238 kertas-cadangan-kajian-tindakan-1
 
Laporan ptk
Laporan ptkLaporan ptk
Laporan ptk
 
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
Tugas individu perspektif pendidikan Modul 10
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
MATERI 2 - Keterampilan Dasar Mengajar
MATERI 2 - Keterampilan Dasar MengajarMATERI 2 - Keterampilan Dasar Mengajar
MATERI 2 - Keterampilan Dasar Mengajar
 
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian InformalHuraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
 
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhir
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhirRpp xii sugeng berimankepadahariakhir
Rpp xii sugeng berimankepadahariakhir
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayu
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
 

Similar to Karya ilmiah pak kiyat

Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...aMaLiA sHoOp
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkzhiendar
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyNona Mere
 
Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Abd Mutalib
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahyavinaserevina
 
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2Mohamad Saad Mohamad Nain
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)noviyulianti
 
Perkembangan Potensi Menyimak
Perkembangan Potensi MenyimakPerkembangan Potensi Menyimak
Perkembangan Potensi MenyimakIjal Mustofa
 
137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengarBalqisAbdul
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaNando A-stlye
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasanuar nani
 

Similar to Karya ilmiah pak kiyat (20)

Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
 
Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104
 
14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya14.vina serevina fandi cahya
14.vina serevina fandi cahya
 
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran  interaksi 2
Modul PPG PKP3107 - 08(b) isi pelajaran interaksi 2
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
Perkembangan Potensi Menyimak
Perkembangan Potensi MenyimakPerkembangan Potensi Menyimak
Perkembangan Potensi Menyimak
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Teori Menyimak
Teori MenyimakTeori Menyimak
Teori Menyimak
 
137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar
 
Bmp mendengar tutur
Bmp mendengar tuturBmp mendengar tutur
Bmp mendengar tutur
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bab ii okkk
Bab ii okkkBab ii okkk
Bab ii okkk
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Karya ilmiah pak kiyat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk individual sekaligus mahluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus bergaul dan berhubungan dengan manusia lain. Sebagai mahluk sosial, manusia serimg memerlukan orang lain untuk memahami apa yang sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang diinginkan, pemahaman terhadap pikiran, kehendak dan perasaan orang lain dapat dilakukan dengan menyimak. Banyak pilihan yang menganggap bahwa menyimak merupakan keterampilan yang paling penting diantara keterampilan-keterampilan lain. Melalui aktivitas ini, siswa memperoleh kosakata yang gramatika, disamping tentunya pengucapan yang baik ( Azis dan Alwasilah, 1996 : 82 ). Selanjutnya, Astuti ( 2002 : 3 ) menyatakan bahwa ” keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari untuk menunjang kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan menyimak yang baik bisa memperlancar komunikasi karena komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar jika pesan yang sedang diberikan atau diterima tidak dimengerti ”. Dan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak sangatlah perlu diberikan kepada siswa. Dengan menguasai keterampilan menyimak, maka siswa dapat memperoleh informasi dari bahan simakan. Namun
  • 2. dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya mengungkapkan kembali isi berita sangat kurang. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak khususnya mengungkapkan kembali isi cerita, tentu saja menjadi persoalan bagi peneliti. Karena disamping harapan kurikulum tidak terpenuhi, juga sangat berpengaruh pada penentuan nilai akhir pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Rendahnya penguasaan siswa dalam keterampilan menyimak diduga berasal dari faktor siswa dan guru. Dari siswa, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain mereka tidak memeiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali isi berita, kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya motivasi dan aksi siswa dalam pembelajaran menyimak. Sedangkan dari faktor guru sebagai akibat dari belum efektifnya strategi pengajaran yang digunakan. Dalam proses belajar mengajar sebelumnya, peneliti hanya menggunakan teknik dikte (imla) pada pengajaran mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak, sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam menerima pelajaran menyimak. Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya pemecahanya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba menggunakan media audio berupa tape recorder. Alasan peneliti menggunakan media audio ini dengan pertimbangan media mudah diperoleh dan dapat menunjang peneliti dalam pengajaran menyimak.
  • 3. Harapan peneliti dalam penelitian tindakan dengan mengunakan media audio (tape recorder), kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak dapat meningkat. Untuk menguji efektivitas media audio, khususnya tape-recorder ini, maka peneliti akan mengkaji dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul yaitu ”Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Sukajaya Melalui Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang , maka masalah penelitian yang akan ditindaki adalah apakah kemampuan menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio (Tape Recorder). 1.3 Cara Memecahkan Masalah Salah satu alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa, yakni dengan mengunakan media audio (tape recorder) untuk memperdengarkan cerita dongeng yang berjudul “ Jumpa Artis Cilik” melalui langkah berikut: a. Siswa menyimak cerita; b. Siswa menjawab pertanyaan bahan simakan c. Siswa menentukan ide pokok; d. Siswa menceritakan kembali; e. e.Siswa menyimpulkan isi cerita.
  • 4. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah ”Ingin mengetahui sejauhmana kemampuan menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio (Tape Recorder). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :  Bagi Siswa Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencirmengungkapkan kembali isi cerita.  Bagi Guru Manfaat penelitian tindakan ini bagi guru adalah : Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengunakan media pengajaran. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru bahasa Indonesia dapat menguasai model pembelajaran menyimak dengan menggunakan media pengajaran berupa media audio (tape recorder). Guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru dan juga demi perbaikan pembelajaran serta karirnya di masa yang akan datang.
  • 5.  Bagi Sekolah Penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berharga bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak pada khususnya, dan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.
  • 6. BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Menyimak Kegiatan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan komunikasi. Pada dasarnya, komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan tulis. Komunikasi lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sementara komunikasi tulis mencakup kegiatan membaca dan menulis. Tarigan (dalam Ardiana, 2002 : 5) mengambarkan kedudukan dan hubungan antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam jalinan keterampilan berbahasa dalam tebel berikut. Tabel 1. Hubungan antara menyimak, membaca dan menulis Menyimak Langsung Apresiatif Reseptif fugsional Komunikasi tatap muka Berbicara Langsung Produktif
  • 7. Eksprektif Keterampilan Berbahasa Tak langsung Produktif Ekspresif Menulis Komunikasi tidak tatap muka Tak langsung Apresiasif Fungsional Membaca Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendengar dan menyimak. `Mendengar` berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini berbeda dengar `mendengarkan` yang sudah mengarah pada usaha yang sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar. Dalam `mendengarkan`, faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor penting (kamidjan, dalam Ardiana, 2002 : 6). Sementara itu, menyimak adalah menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik- baiknya. Jadi, menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran sesorang. Tanggapan atas menyimak merupakan respon terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi, berarti telah terjalin komunikasi antara pembicara dan penyima
  • 8. Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa `mendengar` merupakan kegiatan pasif, sedangkan `mendengarkan` dan `menyimak` merupakan kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan. Jika ditinjau dari segi tingkat pemaknaan, `mendengarkan` lebih tinggi dari pada `mendengar`, sedangkan `menyimak` lebih tinggi dari pada `mendengarkan` Lebih lanjut, Kamidjan dalam Ardiana (2001: 4) menjelaskan bahwa menyimak ialah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh, perhatian, pemahaman, apresiasif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverba. Akan tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak yang dimaksudkan diatas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak lisan, bukan tulis. Dalam kegiatan menyimak (lisan) ini, selain aspek-aspek suprasegmental, seperi : (1) tekanan atau keras lembutnya suara, (2) jeda atau panjang pendeknya suara, (3) nada atau tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya suara, dan (5) ritme atau irama dalam suara (sabarati, 1992: 147). Hal ini perlu diperhatikan karena keterampilan menyimak merupakn keterampilan menangkan pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa menyimak merupakan penerimaan pesan gagasan, perasaan, dan fikiran
  • 9. sesoorang. Tanggapan atas penyimak lisan merupakan respon terhadap pembicaraan. Jika hal itu terjadi, berarti terjadi komunikasi antara dan penyimak. 2.1.2 Tujuan Menyimak Salah satu aktivitas penyimak ialah pesan yang disampaikan sumber pembicara. Pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu (a) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (b) tanggapan pemyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara (Depdikbud,1985 : 21 – 24). Berdasarkan aspek tersebut dapat dirinci lebih jauh tentang tujuan menyimak, antara lain :  Menyimak untuk mendapatkan fakta  Menyimak untuk menganalisis fakta  Menyimak untuk mengevaluasi fakta  Menyimak untuk mendapatkan inspirasi  Menyimak untuk mendapatkan hiburan, dan  Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Berikut ini peneliti akan menguraikan dai masing – masing itu.  Berikut ini peneliti akan menguraikan dari masing-masing itu.  Menyimak untuk mendapatkan fakta Untuk mendapatkan fakta, kita dapat melakukan dengan berbagai cara,. Salah satu cara ialah dengan menyimak. Sarana yang diperguanakan dalam menyimak untuk mendapatkan fakta di antaranya dapat dilakukan melalui
  • 10. audio, radio, televisi, tape recorder dan pertemuan secara nasional untuk mendapatkan informasi pertanian. 1) Menyimak untuk menganalisis fakta Yang dimaksud dengan menganalisis fakta ialah menguraiakan fakta atas unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama analisa fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Dengan demikian, kita sebagai penyimak daoat memahami setiap aspek fakta, sehingga fakta tersebut dapat dipahami dengan baik. Pemahaman makna fakta dilakukan dengan secermat-cermatnya melalui makna setiap kata frase, kalimat dan wacana. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai penyimak, harus menyadari bahwa tidaklah mungkin akan menganalisis semua fakta yang terhadap oleh indera pendengar dan yang masuk dalam otak manusia. 2) Menyimak untuk mengevaluasi fakta Evaluasi fakta dapat dilakukan dilakukan dengan pertanyaan- pertanyaan berikut : (a) Bernilaikah fakta-fakta itu?, (b) salahkah fakta-fakta itu?, (c) Adakah fakta-fakta tersebut dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak. Jika fakta-fakta yang diterima oleh penyimak dirasakan bernilai, akurat dan relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak, fakta-fakta tersebut dapat diguakan untuk menambah pengetahuan. Jika fakta-fakta itu tidak sesuai, fakta-fakta tersebut
  • 11. perlu kita tolak atau hilangkan. Jadi fungsi utama penyimak mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta tersebut akan diterima atau ditolaknya. 3) Menyimak untuk mendapatkan inspiras Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seorang untuk melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan menyimak ceramah, televisi, pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan seni, diskusi, debat dan sebagainya. Seorang pembicara yang inspiratif ialah pembicara yang selalu berusaha mendorong, memotivasi, menyentuh emosi, memberikan semangat dan membangkitkan kegairahan penyimak untuk mendapatkan inspirasi. Pada akhirnya, penyimak tergugah emosinya terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara. 4) Menyimak untuk mendapatkan hiburan Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak, seperti menyimak lagu-lagu dari radio, televisi, rekaman tape recorder, rekaman Video Compact Disk (VCD), atau dapat juga melalui menyimak ceramah atau pidato. Radio merupakan hiburan yang paling murah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain radio, sarana hiburan yang lain ialah tape recorder dan televisi. Kehebatan sarana hiburan tape-recorder ialah dapat menyajikan suara yang bisa disimak. Selain itu kita memilih materi/bahan simakan kepada siswa berupa berita-berita
  • 12. ataupun informasi lainnya yang kita rekam dari RRI atau televisi. Selanjutnya, kehebatan sarana hiburan televisi ialah selain menyajikan suara yang bisa disimak, sarana itu juga menyajikan gambar karena televisi merupakan gabungan antara audio dan audio visual. 5) Menyimak untuk memperbaki kemampuan bicara Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang kita kuasai melalui menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan kita berbicara. Berkaitan dengan tujuan menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara, seorang pembicara diharapkan dapat :  Mengorganisasikan bahan pembicara  Menyampaikan bahan  Memikat perhatian penyimak  Mengarahkan  Mengunakan alat-alat bantu, seperti mik, alat peraga, dan sebagainya  Memulai dan mengakhiri pembicaraan (Sutari dkk, 1998: 27) Dalam hal ini, penyimak yang bertujuan memperbaiki keterampilan berbicaranya diharapkan dapat memahami keenam komponen itu pada saat menyimak.
  • 13. 2.1.3 Jenis-jenis Menyimak Secara garis besar, Tarigan (1983 : 22) membagi jenis menyimak itu menjadi 2 macam, yaitu (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak. Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum, misalnya, orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari sebuah televisi, berita radio dan sebagainya. Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dlakkan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendak. Dengan kata lain, menyimak intensif lebih menekankan kemampuan memahami bahan simakan. Misalnya, dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya. Selanjutnya untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyimak intensif, yaitu :  Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman.  Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi  Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan  Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang simak  Unsur-unsur Dasar Menyimak
  • 14. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan terjadinya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari unsur yang lai Unsur-unsur dasar menyimak ialah ; (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahan lisan yang digunakan. Pembicara Yang dimaksud dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara adalah nara sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak) Dengan aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Penyimak Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal
  • 15. tersebut akan lebih sempurna jika ia di tinjau oleh pengetahuan dan pengalamann Bahan Simakan Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan , terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Bahasa Lisan yang Digunakan Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan. Faktor – Faktor Menyimak (Martini:2005) www.digilib.upi.edu/pasca/available/etd/etd-1205105- 094801 diakses 12 Desember 2008 menyatakan bahwa Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimak bukan semata-mata
  • 16. penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan. Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), ”Pada kegiatan mendengar mungkin sipendengar tidak memhami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian. Menurut pendapat Rose (1991:108) bahwa faktor – faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butur – butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan. Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen / faktor – faktor dalam menyimak adalah sebagai berikut :  Membedakan antar bunyi fonemis  Mengingat kembali kata-kata  mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
  • 17.  mengidentifikasi bagian – bagain pragmatik, ekspresi, dan seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari arti / makna. menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda – tanda para linguistik (intonasi) dan non linguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal )yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk meperkirakan dan kemudian menjelaskan makna 1) Mengulang kata – kata penting dan ide – ide penting. Menurut pendapat Michael (1991:108) faktor – faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir – butir penting dalam simakan terutama yang berhubungan dengan simakan. Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan materi ini diantaranya : 1. Sasaran kegiatan, 2. Sasaran kompetensi siswa, 3. Metode pembelajaran dan 4. faktor keberhasilan menyimak. 2.2 Pengertian Media Kata `media` berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata `medium` yang secara harfiah berarti `perantara atau pengantar`. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
  • 18. pesan. Menurut Djamarah dkk (1995 : 136), media adalah sumber belajar, maka secara luas media juga dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakalah diabaikan, maka media bukan lagi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Untuk itu, guru harus seselektif mungkin memilih media pengajaran yang sesuai dengan bahan ajar. Prinsip pemilihan media pengajaran Sudirman (dalam Djamarah dkk, 1995 : 143) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya kedalam tiga kategori sebagai berikut : a) Tujuan Pemilihan Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran imdividual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna netra,
  • 19. masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media. Berdasarkan prinsip pertama dari pemilihan media pengajaran, yakni tujuan pemilihan media pengajaran, peneliti memilih media audio berupa tape-recorder untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Huidu mengungkapkan kembali isi cerita. Media tersebut dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa media ini mudah diperoleh dan sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menyimak. b) Karakteristik Media Pengajaran Setiap media mempunyai karateristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. c) Alternatif Pilihan Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternativ pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat
  • 20. diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih tetapi mengunakan apa adanya. Sudjana (1991 : 104 ) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media sebagai berikut :  Menentukan Jenis media dengan alat tepat; artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan di ajarkan.  Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperlukan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan / kemampuan anak didik.  Menyajikan media dengan tepat; artinya teknik metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.  Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran. 2.3 Jenis-jenis Media Pengajaran Khususnya untuk pengajaran bahasa, subyakto (1992: 206) mengatakan bahwa ”Media dalam pengajaran bahasa ialah segala alat yang dapat digunakan oleh guru dan pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.” Alat
  • 21. atau media ini dapat terdiri dari yang komersial (diperjualbelikan) atau yang dapat dibuat sendiri. Media juga dapat dibagi menjadi media yang didengar atau audio (auditory), media yang dilihat (visual), dan media yang didengarkan dan dilihat (audio-visual). Sudirman, dkk. (1992: 206-207) menguraikan lebih jelas media auditf, media visual, dan media audiovisual sebagai berikut : Media auditif/audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape-recorder/casette recorder, piringan audio. Media ini tidak cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini seperti film bingkai suara (sound slide) film rangkai suara, cetak suara, film suara dan videocassette. Selanjutnya, Erdmenger (dalam Subyakto, 1993: 206) memberikan beberapa sudut pandang untuk memeriksa atau menggambarkan alat/media pengajaran bahasa, yakni : Ciri informasi yang disampaikan melalui alat (yakni informasi linguistik dan non-linguistik); Jalur informasi (auditorym, visual, audio-visual);Fase-fase dalam proses pembelajaran dan testing (apakah fase-fase digunakan untuk penyajian, pengulangan, pemanfaatan materi, atau testing).
  • 22. Fungsi didaktis (pendidikan), yakni apakah alat itu dipakai untuk memberi motivasi kepada pelajar, menyampaikan pesan, atau mendorong penggunaan bahasa dengan bebas. Kemungkinan-kemungkinan untuk membantu, melengkapi, atau menggantikan guru; Penggunaan alat oleh individu-individu atau lebih orang kelompok-kelompok. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti ingin menggunakan media auditif, yaitu tape-recorder untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak. Tape Recorder sebagai Salah Satu Media audio yang dapat di gunakan dalam Pembelajaran Mengungkapkan Kembali Isi Cerita pada Pengajaran Menyimak. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan berbicara, guru perlu melatih kemampuan siswa dengan berbagai peristiwa komunikasi, menyimak cerita, berita, dan dialog melalui berbagi media, baik visual, audio atau audio- visual. Tape-recorder merupakan salah satu media audio yang dapat digunakan dalam pengajaran keterampilan menyimak. Cerita, fragmen, drama ataupun berita dapat diperdengarkan dengan menggunakan jenis media ini. Untuk memilih bahan simakan berupa isi berita dalam pelajaran menyimak, guru dapat menyelesaikan materi yang diberikan dengan tingkat kemampuan penyimak (siswa) yang diajarkan. Dengan kata lain, cerita yang disajikan kepada siswa SD berbeda dengan siswa SLTP. Materi-materi berupa cerita yang diberikan kepada siswa terlebih dahulu direkam oleh guru.
  • 23. Selanjutnya, dalam proses kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak, media audio berupa tape-recorder sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Karena melalui media ini, guru dapat merekam cerita-cerita yang diperoleh berupa masalah-masalah ekonomi, sosial, olah raga, budaya, pendidikan, moral, agama, yang selanjutnya dapat disajikan kepada siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk mendengarkan informasi penting yang diperolehdari bahan simakan. Hal ini sepadan dengan apa yang dikatakan oleh Ardian, dkk (2002: 24), di mana mereka mengatakan bahwa cerita-cerita yang diperdengarkan kepada siswa dapat bersumber dari surat kabar, radio, dan televisi. Setelah guru memperdengarkan bahan simakan berupa isi cerita beberapa kali, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan kembali isi cerita yang didengarkan dengan kata-kata sendiri baik secara lisan maupun tertulis. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik maka hipotesis penelitian tindakan ini dapat dirumuskan yakni ; ”Jika menggunakan media audio (tape-recorder), maka kemampuan menyimak siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerita akan meningkat”. Indikator Kerja Yang menjadi indikator keberhasilan penelitiian adalah apabila kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir rata – rata mencapai
  • 24. angka 85 atau mencapai 85% secara klasikal dan hasil belajar siswa secara individual mencapai nilai 7,5 atau 75% ke atas.
  • 25. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas VI. Fokus penelitian adalah siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Siswa kelas VI dijadikan sebagai fokus penelitian karena kemampuan mereka dalam mengungkapkan cerita tergolong rendah. Pekerjaan mereka sebagian besar adalah petani. Hal ini dibuktikan hampir semua siswa menerima Beasiswa Keluarga Miskin (BKM). 3.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir merupakan salah satu sekolah sekian banyak Sekolah Dasar di Kabupaten Musi Banyuasin. SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir jaraknya dari pusat kota Musi Banyuasin ± 205 km sedangkan dari pusat Kota Sekayu jaraknya + 4 km. Tempat dibangunnya sekolah tersebut, yaitu Desa Mekar Jaya. Alat tranportasi yang digunakan menuju kelokasi tersebut adalah motor. Lokasi sekolah ini sangat strategi karena cukup jauh dari pusat kota, dan memungkinkan terciptanya kondisi belajar mengajar yang kondusif serta mudah di jangkau oleh siswa dan guru.
  • 26. SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir terdiri dari beberapa ruang, yakni 1 (satu) ruang dewan guru, 1 (satu) ruang perpustakaan, dan 7 (tujuh) ruang belajar. Ruangan belajar terdiri dari 1 ruang kelas 1, 1 ruang kelas II, 2 ruang kelas III, 1 ruang kelas IV, 1 ruang kelas V, dan 1 ruang kelas VI. Fasilitas ruang SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir sudah memadai bagi siswa dan guru. Ruang dewan guru yang tersedia dapat menampung 8 orang guru kelas dan 9 guru honor. Sedangkan ruang kelas dapat menampung siswa sampai 35 orang perkelas. 3.2 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus, dengan prosedur-prosedur, yakni : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, ( 4) refleksi dalam setiap siklus. Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian tindakan kelas untuk pelaksanaan siklus pertama dapat diuraikan pada tahap-tahap sebagai berikut. 3.2.1 Tahap Persiapan Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama tahap perencanaan ini diuraikan sebagai berikut.  Menghubungi Kepala Sekolah untuk memperoleh izin melaksanakan kegiatan penelitian.  Mendiskusikan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan bersama guru mitra dan Kepala Sekolah.
  • 27.  Melakukan observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti serta bagaimana keadaan siswa dikelas ketika media audio (tape-recorder) digunakan dalam pengajaran mengungkapkan kembali isi cerita.  Merancang alat evaluasi unutuk melihat apakah kemampuan siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir Tahun Pelajaran 2015/2016 mengungkapkan kembali isi cerita. Alat evaluasi yang digunakan dalam tindakan ini berupa test mengungkapkan kembalim isi cerita. Alat evaluasi ini diberikan setelah siswa mendengar cerita melalui tape-recorder. 3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana tealah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam penelitian tindakan ini dilaksanakan dua siklus dalam tahapan-tahapan sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut.  Peneliti menyediakan kaset yang berisi materi yang telah direkam serta media tape-recorder  Peneliti memutar isi cerita yang ada pada kaset melalui tape-recorder sebanyak 3 kali. Peneliti mengundang siswa satu persatu untuk mengungkapkan isi cerita menjawab pertanyaan menungkapkan ide pokok, dan memberi simpulan tersebut secara lisan.
  • 28. 3.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1. Tahap Pemantauan Pada tahap ini dilaksanakan proses pelaksanaan pemantauan (observasi) dilaksanakan oleh guru kelas VI (guru mitra) dengan melihat perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 2. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dilaksanakan setelah proses belajar mengajar (pemberian materi berupa cerita melalui tape-recorde). Dalam tahap ini, siswa diberikan kesempatan mengungkapkan kembali isi cerita secara lisan. 3.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi 1. Tahap Analisis Data yang terkumpul dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis. Dengan kata lain pada tahap ini, peneliti menganalisis siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerita. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi ketepatan menjawab pertanyaan, menemukan ide pokok, menceritakan kembali dan menyimpulkan isi cerita. Hasil analisis tersebut diceklis dan diberikan skor 0 sampai 100%. 2. Tahap Refleksi Refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus oleh peneliti dan guru kelas VI. Refleksi ini dimaksudkan untuk
  • 29. memperbaiki dan meningkatkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya.
  • 30. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian mendeskripsikan hal – hal yang akan di analisis pada siklus I, tentang ; bagaimana kemampuan menyimak siswa melalui penggunaan media audio dalam hal, menjawab pertanyaan, mengemukakan ide pokok, menceriterakan kembali serta memberi simpulan. Hal – hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 2 Hasil pengamatan siklus I Data tentang hasil pengamatan pada siklus I dapat digambarkan sebagai berikut ; Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 1 orang (3,57 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 5 orang (17,86 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 6 orang (21,43 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 2 pertanyaan sebanyak 11 orang (39,29 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 1 pertanyaan sebanyak 2 orang (7,14 %), dari 28 siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan sebanyak 3 orang (10,71 %). Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 3 orang (10,71%), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 9 orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok sebanyak 16 orang (57,14 %).
  • 31. Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 4 orang (14,29 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 7 orang (25 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 17 orang (60,71 %). Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 4 orang (14,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 9 orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 15 orang (53,57%). Memperhatikan hasil pengamatan pada siklus I nampaknya belum memperoleh hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hasil pengamatan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Adapun hal – hal yang perlu ditindaki adalah ; Menjawab pertanyaan ; soal nomor 2, 3, 4, 5 Menentukan ide pokok Membuat simpulan Tabel 3 Hasil pengamatan siklus II Analisis Tabel Hasil Pengamatan Pada Siklus II Data tentang hasil pengamatan pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut : Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 14 orang (50 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 10 orang (35,71 %), dan dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 4 orang (14,29 %).
  • 32. Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 16 orang (57,14 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 10 orang (35,71 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok sebanyak 2 orang (7,14 %). Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 21 orang (75 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 5 orang (17,85 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 2 orang (7,14 %). Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 18 orang (64,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 7 orang (25 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 3 orang (10,71 %). Berdasarkan tabel di atas maka dikatakan bahwa kegiatan belajar pada siklus II telah memenuhi ketuntasan. Hal ini dibuktikan dari 4 aspek yang diamati sudah memperoleh nilai di atas 75 %. Dengan memperhatikan data hasil pengamatan pada siklus I dan data hasil pengamatan pada siklus II disimpulkan bahwa tape-recorder sebagai media audio dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita. 4.2 Pembahasan Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan oleh guru kepada siswa. Keterampilan ini sangat erat kaitannya
  • 33. dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan berbicara dan membaca. Salah satu contoh pengajaran keterampilan menyimak dipadukan dengan keterampilan berbicara, yakni mengungkapkan kembali isi cerita. Pada tahap awal tindakan peneliti mengalami berbagai kesulitan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mengungkapkan kembali isi cerita. Hal ini disebabkan siswa belum mengungkapkan kembali isi cerita yang disimaknya, sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti, banyak melakukan intervensi. Pada saat diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kembali isi cerita sebagian siswa belum mampu. Untuk mengatasi masalah ini ditempuh hal-hal berikut ; 1. Memperbaiki aspek-aspek yang berhubung dengan perangkat pembelajaran. Memberikan motivasi kepada siswa sehingga mereka dapat mengungkapkan kembali isi cerita dengan baik dan lancar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang mantap. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar dapat mengatasi kelemahan-kelemahan sebelumnya sehingga realisasinya akan nampak pada siklus berikutnya. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan ,pada hasil siklus II menunjukan adanya perubahan, yaitu peningkatan kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi cerita serta pelaksanaan kegiatan belajar mengajar semakin efektif. Hal ini terlihat pada tabel data yang menunjukan bahwa siswa dapat mengungkapkan kembali isi cerita dengan baik, artinya 28 orang yang
  • 34. dikenai tindakan sebanyak 26 siswa (92,85 %), yang memperoleh nilai 6,5 ke atas, serhingga telah memperoleh hasil yang diharapkan.Memperhatikan data tentang hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini perlu dilaksanakan, sebab penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada keterampilan menyimak. Hal ini dilihat dari hasil pelaksanaan siklus II, umumnya siswa sudah mampu menungkapkan kembali hasil simakannya melalui tape-recorder.
  • 35. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut : Kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi cerita pada siklus I sebesar (63,39 %) dengan nilai rata-rata 6,34. Sedangkan pada siklus II kemampuan siswa mengungkapkan isi cerita meningkat menjadi (91,96 %) dengan nilai rata-rata sebesar 9,19 Melalui penggunaan tape-recorder, kemampuan menyimak siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita dapat ditingkatkan dan dioptimalkan. 5.2 Saran Dari hasil simpulan , peneliti dapat memberikan beberapa saran berikut : Dalam pembelajaran menyimak, hendaknya guru dapat mengintegrasikan atau dipadukan dengan keterampilan-keterampilan lain seperti keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Penelitian ini baru sekitar penggunaan audio tape rekorder untuk meningkatkan kemampuan menyimak, untuk itu peneliti lain dapat meninjaunya dari segi yang lain.
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Astuti, 2002. Menyimak. Jakarta : Depdikbud Ardiana, Leo Idra, dkk. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompotensi Guru Mata Pembelajaran Bahasa Indonesia, Menyimak. Jakarta : Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Azies, Alwasilah, 1996. Pokok-Pokok Keterampilan Dasar Mengajar. Surabaya : FBS UNESA. Depdikbud, 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta : Universitas Terbuka. Djamarah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineke Cipta. Kamidjan, 2001. Teori Menyimak. Surabaya : FBS UNESA. Martini Iskandar. 2005. Language. (ONLINE) www.digilib.upi.edu/pasca/ available /etd/ etd-1205105-094801. Diakses 12 Desember 2008. Sabari, dkk. 1992. Bahasa Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Subyakto, Sri Utara. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sudirman, dkk. 1992 Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Sudjana, Nana. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Konstruksi dan Analisa. Bandung. Sutari, Ice, KY, dkk. 1998. Menyimak. Jakarta : Depdikbud
  • 37. Lampiran 1 CURRICULUM VITAE Identitas 1. Nama : Sulastri Nangili 2. Tempat, tanggal lahir : Yosonegoro, 7 januari 1982 3. Nim : 151206481 4. Angkatan : 2006 / 2007 5. jurusan : 6. Program Studi : 7. Status Perekawinan : Kawin 8. Tempat Penelitian : SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir 9. Jenis Kelamin : Perempuan 10. Agama : Islam 11. Alamat : Desa Yosonegoro Kecamatan Limboto barat Kabupaten gorontalo Riwayat Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Inpres Yosonegoro tahun 1994 Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Limboto tahun 1997 Sekolah Menengah atas Negeri 2 Limboto tahun 2000
  • 38. Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VI / 1 Waktu : 2 x 35 Menit Standar Kompetensi : Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh, latar, tema / amanat dari cerita anak yang dibacakan. Indikator : Siswa mampu menyimpulkan cerita yang didengar. Tujuan Pembelajaran -Siswa mampu menyimpulkan cerita anak yang didengar. 2. Materi Pembelajaran -Cerita anak 3. Metode Pembelajaran – Tanya jawab – Demonstrasi – Pemberian tugas 4. Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran a. Kegiatan Awal -Siswa diberikan tanya jawab tentang cerita. b. Kegiatan Inti
  • 39. – Guru memutar isi cerita dengan menggunakan tape-recorder sebanyak tiga kali – Siswa mendengarkan cerita tersebut. – Guru menunjuk siswa satu persatu untuk satu persatu untuk mengungkapkan isi cerita secara lisan. – Secara bergantian siswa mengungkapkan isi cerita seeaI’a lisan. c. Kegiatan Akhir Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat rangkuman materi 5. Sumber Belajar – Cerita anak – Tape-Recorder – Kaset – Buku Bahasa Indonesia Kelas VI SD Penerbit : Erlangga 6. Penilaian a. Tehnik: Penugasan b. Soal : Siapa nama artis cilik dalam cerita itu ? Mengapa anak-anak menyukai artis cilik dalam cerita itu ? Siapa yang melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ? Mengapa anak itu melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ? Siapa yang mendampingi artis cilik itu menyanyi di alun-alun kota ? Jawab: Dela
  • 40. Karena suaranya bagus dan gaya menyanyinya sangat menarik. Heni Karena Heni ingin bersalaman dan berkenalan langsung dengan artis kesayangannya. Ayahnya Mengetahui Kepala Sekolah Hj. ROHANA TANGAHU NIP. 130 395 496 Limboto Barat, Desember 2008 Mahasiswa SULASTRI NANGILI NIM. 151206481 Lampiran 3 Cerita anak Jumpa Artis Cilik Dela adalah seorang artis cilik. Suara Dela bagus. Gaya menyanyinya menarik. Oleh karena itu, banyak anak-anak yang menyukainya. Minggu lalu, Dela menyanyi di alun-alun kota. Penontonnya sangat banyak. Dalam acara itu, ia didampingi oleh ayahnya. Para penonton bertepuk tangan setelah Dela selasai menyanyikan lagu pertama. Pada saat akan menyanyikan lagu berikutnya, tiba-tiba ia menjerit, "Hi, cicak !
  • 41. Ayah, tolong ….!" Dela kaget karena ada cicak di bajunya. Ayahnya segera memeriksa baju Dela. Oh, ternyata cicak mainan. Hm …. berarti, ada yang usil. Karena masih terkejut, Dela belum mau tampil di panggung. "Ayo, siapa tadi yang melempar cicak plastik ini? Kalau tidak ada yang mengaku, Dela tidak mau menyanyi," kata Ayah Dela. Seorang gadis cilik sebaya Dela, tiba-tiba naik ke panggung. Ia pun mendekati, Dela. "Maaf, ya, Dela! Aku menyesal. Habis, aku ingin bersalaman denganmu!" ujarnya lirih. Dela mengangguk sambil tersenyum, Dela berkata , ‘"tapi lain kali jangan begitu, ya! Oh ya, siapa namamu?" tanya Dela sambil mengulurkan tangan. Gadis cilik itu lalu menjabat erat dengan Dela. "Saya Heni." Jawab gadis cilik itu. Ah, betapa senangnya Heni dapat berkenalan langsung dengan artis kesayangannya.