SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
PENALARAN
ILMIAH
DISUSUN OLEH :
- Nurul Hidayat Ash-shiddiqi
(19173115030)
- Doni Gilang Rohmadon (19173115041)
- Dede Anggi Ridwanulloh (19173115011)
- Rio Panca Nugraha (19173115055)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO
TAHUN ANGKATAN 2015
Dosen : Indah Hayatie S.Pd, M.Pd
PEMBAHASAN
PENALARAN ILMIAH
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
PERBEDAAN PENALARAN INDUKTIF DAN
DEDUKTIF
SALAH NALAR
KESIMPULAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia fitrahnya berkemampuan
menalar, yaitu mampu untuk berpikir
secara logis dan analistis, dan diakhiri
dengan kesimpulan. Kemampuan ini
berkembang karena didukung bahasa
sebagai sarana komunikasi verbalnya,
sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak
sekalipun mampu mereka kembangkan,
hingga akhirnya sampai pada tingkatan
yang dapat dipahami dengan mudah.
Karena hal inilah mengapa dalam istilah
Aristoteles manusia ia sebut sebagai
animal rationale.
PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI
Menurut Suhartono Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis.
Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk
mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai
pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik
buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk
berfikir. Kemampuan menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan kemampuan menalar manusia dapat
mengembangkan pengetahuan lain yang kian hari kian berkembang.
Suparno dan Yunus (2006:41) mendefinisikan penalaran adalah proses berpikir sistematik dan logis untuk
memperoleh sebuah simpulan (pengetahuan atau keyakinan). Penalaran juga merupakan kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI
Filosofi penalaran, ialah: sebuah cara untuk melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan/
statements propositions yang sistematis yang dicari keterkaitannya untuk memperoleh kesimpulan atau
konklusi (Jody Moenandir, 2011). Konklusi adalah juga sebagai sebuah pernyataan/statemen.
Menurut Dr. Asep Hermawa, M.Sc. (2005) mengatakan bahwa penalaran ilmiah merupakan gabungan dari
penalaran deduktif (deduction) dan induktif (induction).
pada dasarnya berpikir ilmiah itu menggabungkan dua pola berpikir yakni berpikir deduktif atau berpikir
rasional dan berpikir induktif atau berpikir empiris (Sudjana dan Ediyono, 1991:8).
Penalaran deduktif (deductive reasoning)
merupakan sebuah proses yang masuk
akal dari pengembangan prediksi spesifik
dari prinsip umum. Salah satu cara berfikir
logis dan analistik, yang tumbuh dan
berkembang dengan adanya pengamatan
yang semakin intens, sistematis, dan kritis
disebut juga penalaran deduktif. Tipe
penalaran ini berjalan dari umum ke
khusus. Cara untuk memperoleh ilmu
dengan menalar secara deduktif dengan
hasil kesimpulan yang benar yang
dikembangkan oleh Aristoteles (384 -322
SM) disebut juga silogisme (Syllogism.
Penarikan simpulan (konklusi) secara
deduktif dapat dilakukan secara langsung
dan dapat pula secara tidak langsung
Menarik simpulan secara
langsung.
Simpulan secara langsung ditarik
dari satu premis. Contohnya :
• (premis) semua ikan berdarah
dingin
• (simpulan) sebagian yang
berdarah dingin adalah ikan
Menarik simpulan secara
tidak langsung.
Simpulan secara tidak langsung
membutuhan dua premis sebagai
data baru dihasilkan simpulan.
Satu premis bersifat umum dan
satunya bersifat khusus. Terdiri
atas :
• Silogisme kategori
• Silogisme hipotesis
• Silogisme Alternatif
• Silogisme Entimen
Silogisme Kategori, ialah: Sebuah proses berfikir dengan penentuan kesamaan atau perbedaan dari
dua konsep objektif dengan membandingkan dengan konsep ketiga, secara berturut-turut.
Contohnya:
• Semua orang yang rajin bekerja dan suka menabung dapat menjadi kaya.
• Handoyo ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung
• Maka Handoyo dapat menjadi kaya.
Silogisme Hipotesis, ialah silogisme yang premis 1 (mayornya) ialah sebuah proposisi/ Statement
pernyataan yang hipotetis. Sedangkan premis 2 (minornya) adalah pengakuan atau penolakan pada
Sebuah bagian dari premis mayornya. Silogisme terdiri atas :
• Silogisme Hipotesis kondisional
• Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism)
• Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism)
Silogisme hipotetis kondisional, ialah silogisme dengan premis (mayor) nya mempunyai
bentuk suatu keputusan bersyarat (jika.....maka......). Contohnya :
• Jika seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, akan menjadi kaya.
• Hartono ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, maka Hartono akan dapat menjadi kaya.
• Jika Harsono seorang yang boros dan malas bekerja, maka Harsono tidak akan menjadi seorang yang kaya.
• Bila Harmoko ialah seorang yang kaya, maka Harmoko ialah seorang yang tidak boros dan tidak malas bekerja.
Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism), ialah silogisme yang premis 1 (mayor)nya
berbentuk proposisi/statement pernyataan disjungtif (bersifat memisahkan).Contohnya :
• Hartono atau Harmoko yang boros dan malas bekerja.
• Hartono tidak boros dan tidak malas bekerja, maka Harmoko yang boros dan malas bekerja
Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism), ialah silogisme yang premise I mayor nya
berbentuk proposisi/ statement/ pernyataan konjungtif (pernyataan dengan kata
penghubung). Contohnya :
• Tidak mungkin Handoyo seorang yang boros dan malas bekerja dapat menjadi kaya.
• Handoyo seorang yang kaya, maka Handoyo bekerja.
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Kalau premis minor nya membenarkan salah satu alternatif, kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contohnya:
• Dia salah seorang kiai atau professor.
• Dia seorang kiai.
• Jadi, dia bukan seorang professor.
Silogisme entimen : Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan.
Contohnya:
• Semua sarjana adalah orang cerdas
• Ali adalah seorang sarjana
• Jadi, Ali adalah orang cerdas
Penalaran induktif (Inductive
reasoning), ialah: Sebuah
proses penalaran yang
dipergunakan untuk
pengembangan aturan yang
lebih umum dari observasi
spesifik. Tipe penalaran ini
berjalan dari yang spesifik
menuju ke yang umum.
Bentuk
penalaran ilmiah
induktif
Generalisasi
Analogi
Hubungan
Kausal
A. Sebab – akibat
B. Akibat-sebab
C. Akibat-akibat
Generalisasi adalah proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
Contohnya:
• Jika dipanaskan, besi memuai
• Jika dipanaskan, tembaga menuai
• Jika dipanaskan, emas memuai
• Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Analogi adalah cara penarikan pemalaran
secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama,
Contohnya:
• Nina adalah Lulusan akademi A
• Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik
• Ali adalah tuhan akademi A
• Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya
dengan baik
•Angin hujan lemparan mangga jatuh
•(A) (B) (C) (E)
•Angin hujan mangga tidak jatuh
•(A) (B) (E)
•Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh
•(C) (E)
Sebab-akibat ini berpola A
menyebabkan B. disamping
itu, hubungan ini dapat
berpola A menyebabkan B,C,D
dan seterusnya.
• Ke dokter merupakan akibat
• sakit merupakan sebab
Akibat-sebab ini dapat kita
lihat pada peristiwa seseorang
yang pergi ke dokter.
•hujan menyebabkan tanah becek
•(A) (B)
•Hujan menyebabkan kain jemuran basah
•(A) (C)
•Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah
•(B) (C)
Akibat-akibat adalah suatu
penalaran yang menyiratkan
penyebabnya Peristiwa
"akibat" langsung disimpulkan
pada suatu akibat" yang lain.
Hubungan
kausal
adalah
penalaran
yang
diperoleh
dari gejala-
gejala yang
saling
berhubung
an.
TEORI
HIPOTESIS
OBSERVASI
KONFIRMASI
PROSES PENALARAN
DEDUKTIF
POPULASI
UMUM
SAMPEL
KHUSUS
PENALARAN
DEDUKTIF
SAMPEL
KHUSUS
POPULASI
UMUM
PENALARAN
INDUKTIF
OBSERVASI
POLA
HYPOTESIS TENTATIF
TEORI
PROSES PENALARAN
INDUKTIF
➢
➢
maka bila menendang bola ke
atas akan kembali ke bawah.
maka bila suatu ketika
menendang ke atas harus
kembali ke bawah
CONTOH
Hukum Newton semua yang
keatas akan kembali kebawah
setiap kali diperhatikan bahwa
tendangan bola keatas, akan
kembali ke bawah
Penggunaan
waktu bisa lebih
efisien karena
Cocok digunakan
pada media
pembelajaran
Poin-poin yang
ingin dicapai
sudah jelas
Kesimpulannya
merupakan suatu
konsekuensi logis
dari premis-
premisnya
Kelebihan
Penalaran
Deduktif
Penarikan kesimpulan
yang dibatasi
pada ruang lingkup
tertentu
jika salah satu atau
keduanya premisnya,
salah maka kesimpulan
yang didapat
berdasarkan premis
tersebut akan salah
Sulit diperoleh
kemajuan ilmu
pengetahuan
Kekurangan
Penalaran
Deduktif
Dapat
memberikan ilustrasi-
ilustrasi tentang
ragam pengetahuan
yang akan dituju
Lebih
mudah menemukan
pola-pola tertentu
suatu ilustrasi yang
ada
efektif untuk memicu
keterlibatan yang
lebih mendalam
dalam suatu proses
pencapaian
kesimpulan
Kelebihan
Penalaran
Induktif
Kesimpulannya bukan
merupakan suatu
konsekuensi logis dari
premis-premisnya
tidak memberikan
jaminan bagi
kebenaran
kesimpulannya
meskipun premis-
premisnya semua
benar
Besarnya ada
kemungkinan
ketidaktelitian di
dalam pengamatan
Kekurangan
Penalaran
Induktif
Deduksi yang Salah
Generalisasi Terlalu
Luas
Pemilihan Terbatas
pada Dua Alternatif
Penyebab yang
Salah Nalar
Analogi yang Salah
Argumentasi Bidik
Orang
Meniru-niru yang
Sudah Ada
Penyamarataan
Para Ahli
SALAH NALAR
Gagasan, pikiran, kepercayaan,
atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat disebut salah nalar.
Salah nalar ini disebabkan oleh
ketidaktepatan orang mengikuti
tata cara pikirannya. Macam-macam
salah nalar
Deduksi yang Salah
Salah nalar yang disebabkan oleh
deduksi yang salah merupakan salah
nalar yang amat sering dilakukan
orang. Hal ini terjadi karena orang
salah mengambil simpulan dari suatu
silogisme dengan diawali oleh premis
yang salah atau tidak memenuhi
syarat. Beberapa contoh salah nalar
jenis ini adalah sebagai berikut :
- Pak Ruslan tidak dapat dipilih
sebagai lurah di sini karena dia
miskin.
- Bunga anggrek sebetulnya tidak
perlu dipelihara karena bunga
anggrek banyak ditemukan dalam
hutan.
Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan
besamya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Gadis Bandung cantik-cantik.
- Kuli pelabuhan jiwanya kasar
Pemilihan Terbatas pada Dua
Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran
alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan "itu" atau "ini". Beberapa
contoh peralatan yang salah seperti itu
adalah sebagai berikut :
- Engkau harus mengikuti kehendak
ayah, atau engkau harus berangkat
dari rumah ini
- Engkau harus memilih antara hidup
di Jakarta dengan serba kekurangan
dan hidup di kampung dengan
nanggung malu
Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
kesalahan mental sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadi per an maksud.
Orang tidak menyadari bahwa yang
dikatakannya itu adalah salah.
Beberapa contoh salah nilai yang
termasuk adalah sebagai berikut :
- Matanya buta sejak beberapa waktu
yang lalu Itu tandanya dia melihat
gerhana matahari total
- Sejak ia memperhatikan dan
membersihkan kuburan para
leluhurnya, dia hamil
Analogi yang Salah
Salah nalar dapat terjadi apabila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang
lain dengan anggapan persamaan salah
yang lain satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada Beberapa
contoh jenis salah nalar seperti ini
adalah sebagai berikut :
- Sumini, seorang alumni Universitas
Indonesia, dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik Oleh sebab itu
Tata, seorang alumni Universitas
Indonesia, tentu dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar
yang disebabkan. Oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya.
Dengan kata lain, sesuatu itu selalu
dihubungkan dengan orangnya.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Program keluarga berencana tidak
dapat berjalan di desa kami karena
petugas keluarga berencana itu
mempunyai anak enam orang
- Kamu tidak boleh kawin dengan
Verdo karena orang tua Verdo itu
bekas penjahat
Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar
yang berhubungan dengan anggapan
bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan
kalau atasan kita melakukan hal itu.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Siswa SMA seharusnya dibenarkan
mempergunakan kalkulator ketika
menyelesaikan soal matematika sebab
profesor pun menggunakan kalkulator
ketika menyelesaikan soal matematika.
Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh
anggapan orang tentang berbagai ilmu
dengan pandangan yang sama. Hal ini
akan mengakibatkan kekeliruan
mengambil kesimpulan. Beberapa
contoh salah nalar jenis ini adalah
sebagai berikut :
- Perkembangan sistem pelayaran
kita dapat dibahas secara panjang
lebar oleh Ahmad Panu, seorang
tukang kayu yang terkenal itu.
- Pembangunan pasar swalayan itu
sesuai dengan saran Toto, seorang
ahli di bidang perikanan.
- Penalaran ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-
tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
- Penalaran ilmiah terbagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif
- Baik penalaran induktif ataupun deduktif kesemuanya memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing. Yang mana keduanya telah ikut memberikan corak cara
berfikir ilmiah modern saat ini. Jika berpijak pada induktif semata maka ilmu
Pengetahuan akan berada dalam suatu “kegelapan ilmiah” begitu pula jika hanya pada
deduktif belaka maka ia tidak akan maju.
Presentasi penalaran ilmiah

More Related Content

What's hot

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Karya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiahKarya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiahSoim Ahmad
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaPajeg Lempung
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaSiti Hardiyanti
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologiIbnu Fajar
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 

What's hot (20)

Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Karya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiahKarya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiah
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term Logika
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 

Similar to Presentasi penalaran ilmiah

PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFsyoretta
 
Merged_document.pptx
Merged_document.pptxMerged_document.pptx
Merged_document.pptxEnkiduSimp
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismeDesi Mustopa
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha staufiq99
 
BENTUK PARAGRAF
BENTUK PARAGRAFBENTUK PARAGRAF
BENTUK PARAGRAFhasnips
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafatRz Rachman
 
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa IndonesiaRangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesiafitriiprit
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifSiti Hardiyanti
 
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)Henry Kurniawan
 
01. pengenalan logika matematika
01. pengenalan logika matematika01. pengenalan logika matematika
01. pengenalan logika matematikaHimawan Aditya
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Ninik Charmila
 
PPT penalaran karangan Bahasa Indonesia
PPT penalaran karangan Bahasa IndonesiaPPT penalaran karangan Bahasa Indonesia
PPT penalaran karangan Bahasa IndonesiaAnnisa Icha
 
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptxKumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptxKayllaMaurindaZulkar
 

Similar to Presentasi penalaran ilmiah (20)

FILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docxFILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docx
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
 
Merged_document.pptx
Merged_document.pptxMerged_document.pptx
Merged_document.pptx
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
 
BENTUK PARAGRAF
BENTUK PARAGRAFBENTUK PARAGRAF
BENTUK PARAGRAF
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafat
 
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa IndonesiaRangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
 
Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
Silogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein HsSilogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein Hs
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)
Ujian mid filsafat ilmu (henry kurniawan 06022681318024)
 
01. pengenalan logika matematika
01. pengenalan logika matematika01. pengenalan logika matematika
01. pengenalan logika matematika
 
7 logika 1
7 logika 17 logika 1
7 logika 1
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
Dwi n
Dwi nDwi n
Dwi n
 
PPT penalaran karangan Bahasa Indonesia
PPT penalaran karangan Bahasa IndonesiaPPT penalaran karangan Bahasa Indonesia
PPT penalaran karangan Bahasa Indonesia
 
Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)
 
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptxKumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx
Kumpulan PPT Filsafat Ilmu Kelompok 3.pptx
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Presentasi penalaran ilmiah

  • 1. PENALARAN ILMIAH DISUSUN OLEH : - Nurul Hidayat Ash-shiddiqi (19173115030) - Doni Gilang Rohmadon (19173115041) - Dede Anggi Ridwanulloh (19173115011) - Rio Panca Nugraha (19173115055) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO TAHUN ANGKATAN 2015 Dosen : Indah Hayatie S.Pd, M.Pd
  • 2. PEMBAHASAN PENALARAN ILMIAH PENALARAN DEDUKTIF PENALARAN INDUKTIF PERBEDAAN PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF SALAH NALAR KESIMPULAN LATAR BELAKANG MASALAH Manusia fitrahnya berkemampuan menalar, yaitu mampu untuk berpikir secara logis dan analistis, dan diakhiri dengan kesimpulan. Kemampuan ini berkembang karena didukung bahasa sebagai sarana komunikasi verbalnya, sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak sekalipun mampu mereka kembangkan, hingga akhirnya sampai pada tingkatan yang dapat dipahami dengan mudah. Karena hal inilah mengapa dalam istilah Aristoteles manusia ia sebut sebagai animal rationale.
  • 3. PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI Menurut Suhartono Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk berfikir. Kemampuan menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan kemampuan menalar manusia dapat mengembangkan pengetahuan lain yang kian hari kian berkembang. Suparno dan Yunus (2006:41) mendefinisikan penalaran adalah proses berpikir sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah simpulan (pengetahuan atau keyakinan). Penalaran juga merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
  • 4. PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI Filosofi penalaran, ialah: sebuah cara untuk melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan/ statements propositions yang sistematis yang dicari keterkaitannya untuk memperoleh kesimpulan atau konklusi (Jody Moenandir, 2011). Konklusi adalah juga sebagai sebuah pernyataan/statemen. Menurut Dr. Asep Hermawa, M.Sc. (2005) mengatakan bahwa penalaran ilmiah merupakan gabungan dari penalaran deduktif (deduction) dan induktif (induction). pada dasarnya berpikir ilmiah itu menggabungkan dua pola berpikir yakni berpikir deduktif atau berpikir rasional dan berpikir induktif atau berpikir empiris (Sudjana dan Ediyono, 1991:8).
  • 5. Penalaran deduktif (deductive reasoning) merupakan sebuah proses yang masuk akal dari pengembangan prediksi spesifik dari prinsip umum. Salah satu cara berfikir logis dan analistik, yang tumbuh dan berkembang dengan adanya pengamatan yang semakin intens, sistematis, dan kritis disebut juga penalaran deduktif. Tipe penalaran ini berjalan dari umum ke khusus. Cara untuk memperoleh ilmu dengan menalar secara deduktif dengan hasil kesimpulan yang benar yang dikembangkan oleh Aristoteles (384 -322 SM) disebut juga silogisme (Syllogism. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula secara tidak langsung Menarik simpulan secara langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis. Contohnya : • (premis) semua ikan berdarah dingin • (simpulan) sebagian yang berdarah dingin adalah ikan Menarik simpulan secara tidak langsung. Simpulan secara tidak langsung membutuhan dua premis sebagai data baru dihasilkan simpulan. Satu premis bersifat umum dan satunya bersifat khusus. Terdiri atas : • Silogisme kategori • Silogisme hipotesis • Silogisme Alternatif • Silogisme Entimen
  • 6. Silogisme Kategori, ialah: Sebuah proses berfikir dengan penentuan kesamaan atau perbedaan dari dua konsep objektif dengan membandingkan dengan konsep ketiga, secara berturut-turut. Contohnya: • Semua orang yang rajin bekerja dan suka menabung dapat menjadi kaya. • Handoyo ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung • Maka Handoyo dapat menjadi kaya. Silogisme Hipotesis, ialah silogisme yang premis 1 (mayornya) ialah sebuah proposisi/ Statement pernyataan yang hipotetis. Sedangkan premis 2 (minornya) adalah pengakuan atau penolakan pada Sebuah bagian dari premis mayornya. Silogisme terdiri atas : • Silogisme Hipotesis kondisional • Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism) • Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism)
  • 7. Silogisme hipotetis kondisional, ialah silogisme dengan premis (mayor) nya mempunyai bentuk suatu keputusan bersyarat (jika.....maka......). Contohnya : • Jika seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, akan menjadi kaya. • Hartono ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, maka Hartono akan dapat menjadi kaya. • Jika Harsono seorang yang boros dan malas bekerja, maka Harsono tidak akan menjadi seorang yang kaya. • Bila Harmoko ialah seorang yang kaya, maka Harmoko ialah seorang yang tidak boros dan tidak malas bekerja. Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism), ialah silogisme yang premis 1 (mayor)nya berbentuk proposisi/statement pernyataan disjungtif (bersifat memisahkan).Contohnya : • Hartono atau Harmoko yang boros dan malas bekerja. • Hartono tidak boros dan tidak malas bekerja, maka Harmoko yang boros dan malas bekerja Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism), ialah silogisme yang premise I mayor nya berbentuk proposisi/ statement/ pernyataan konjungtif (pernyataan dengan kata penghubung). Contohnya : • Tidak mungkin Handoyo seorang yang boros dan malas bekerja dapat menjadi kaya. • Handoyo seorang yang kaya, maka Handoyo bekerja.
  • 8. Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minor nya membenarkan salah satu alternatif, kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contohnya: • Dia salah seorang kiai atau professor. • Dia seorang kiai. • Jadi, dia bukan seorang professor. Silogisme entimen : Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contohnya: • Semua sarjana adalah orang cerdas • Ali adalah seorang sarjana • Jadi, Ali adalah orang cerdas
  • 9. Penalaran induktif (Inductive reasoning), ialah: Sebuah proses penalaran yang dipergunakan untuk pengembangan aturan yang lebih umum dari observasi spesifik. Tipe penalaran ini berjalan dari yang spesifik menuju ke yang umum. Bentuk penalaran ilmiah induktif Generalisasi Analogi Hubungan Kausal A. Sebab – akibat B. Akibat-sebab C. Akibat-akibat
  • 10. Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contohnya: • Jika dipanaskan, besi memuai • Jika dipanaskan, tembaga menuai • Jika dipanaskan, emas memuai • Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
  • 11. Analogi adalah cara penarikan pemalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama, Contohnya: • Nina adalah Lulusan akademi A • Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik • Ali adalah tuhan akademi A • Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik
  • 12. •Angin hujan lemparan mangga jatuh •(A) (B) (C) (E) •Angin hujan mangga tidak jatuh •(A) (B) (E) •Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh •(C) (E) Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. disamping itu, hubungan ini dapat berpola A menyebabkan B,C,D dan seterusnya. • Ke dokter merupakan akibat • sakit merupakan sebab Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. •hujan menyebabkan tanah becek •(A) (B) •Hujan menyebabkan kain jemuran basah •(A) (C) •Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah •(B) (C) Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya Peristiwa "akibat" langsung disimpulkan pada suatu akibat" yang lain. Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala- gejala yang saling berhubung an.
  • 13. TEORI HIPOTESIS OBSERVASI KONFIRMASI PROSES PENALARAN DEDUKTIF POPULASI UMUM SAMPEL KHUSUS PENALARAN DEDUKTIF SAMPEL KHUSUS POPULASI UMUM PENALARAN INDUKTIF OBSERVASI POLA HYPOTESIS TENTATIF TEORI PROSES PENALARAN INDUKTIF ➢ ➢ maka bila menendang bola ke atas akan kembali ke bawah. maka bila suatu ketika menendang ke atas harus kembali ke bawah CONTOH Hukum Newton semua yang keatas akan kembali kebawah setiap kali diperhatikan bahwa tendangan bola keatas, akan kembali ke bawah
  • 14. Penggunaan waktu bisa lebih efisien karena Cocok digunakan pada media pembelajaran Poin-poin yang ingin dicapai sudah jelas Kesimpulannya merupakan suatu konsekuensi logis dari premis- premisnya Kelebihan Penalaran Deduktif Penarikan kesimpulan yang dibatasi pada ruang lingkup tertentu jika salah satu atau keduanya premisnya, salah maka kesimpulan yang didapat berdasarkan premis tersebut akan salah Sulit diperoleh kemajuan ilmu pengetahuan Kekurangan Penalaran Deduktif
  • 15. Dapat memberikan ilustrasi- ilustrasi tentang ragam pengetahuan yang akan dituju Lebih mudah menemukan pola-pola tertentu suatu ilustrasi yang ada efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam suatu proses pencapaian kesimpulan Kelebihan Penalaran Induktif Kesimpulannya bukan merupakan suatu konsekuensi logis dari premis-premisnya tidak memberikan jaminan bagi kebenaran kesimpulannya meskipun premis- premisnya semua benar Besarnya ada kemungkinan ketidaktelitian di dalam pengamatan Kekurangan Penalaran Induktif
  • 16. Deduksi yang Salah Generalisasi Terlalu Luas Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif Penyebab yang Salah Nalar Analogi yang Salah Argumentasi Bidik Orang Meniru-niru yang Sudah Ada Penyamarataan Para Ahli SALAH NALAR Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Macam-macam salah nalar
  • 17. Deduksi yang Salah Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang amat sering dilakukan orang. Hal ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut : - Pak Ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin. - Bunga anggrek sebetulnya tidak perlu dipelihara karena bunga anggrek banyak ditemukan dalam hutan. Generalisasi Terlalu Luas Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besamya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut : - Gadis Bandung cantik-cantik. - Kuli pelabuhan jiwanya kasar
  • 18. Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan "itu" atau "ini". Beberapa contoh peralatan yang salah seperti itu adalah sebagai berikut : - Engkau harus mengikuti kehendak ayah, atau engkau harus berangkat dari rumah ini - Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba kekurangan dan hidup di kampung dengan nanggung malu Penyebab yang Salah Nalar Salah nalar jenis ini disebabkan oleh kesalahan mental sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi per an maksud. Orang tidak menyadari bahwa yang dikatakannya itu adalah salah. Beberapa contoh salah nilai yang termasuk adalah sebagai berikut : - Matanya buta sejak beberapa waktu yang lalu Itu tandanya dia melihat gerhana matahari total - Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para leluhurnya, dia hamil
  • 19. Analogi yang Salah Salah nalar dapat terjadi apabila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah yang lain satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada Beberapa contoh jenis salah nalar seperti ini adalah sebagai berikut : - Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik Oleh sebab itu Tata, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik Argumentasi Bidik Orang Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang disebabkan. Oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Dengan kata lain, sesuatu itu selalu dihubungkan dengan orangnya. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut : - Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas keluarga berencana itu mempunyai anak enam orang - Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua Verdo itu bekas penjahat
  • 20. Meniru-niru yang Sudah Ada Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau atasan kita melakukan hal itu. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut : - Siswa SMA seharusnya dibenarkan mempergunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal matematika sebab profesor pun menggunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal matematika. Penyamarataan Para Ahli Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut : - Perkembangan sistem pelayaran kita dapat dibahas secara panjang lebar oleh Ahmad Panu, seorang tukang kayu yang terkenal itu. - Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto, seorang ahli di bidang perikanan.
  • 21. - Penalaran ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap- tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing. - Penalaran ilmiah terbagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif - Baik penalaran induktif ataupun deduktif kesemuanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Yang mana keduanya telah ikut memberikan corak cara berfikir ilmiah modern saat ini. Jika berpijak pada induktif semata maka ilmu Pengetahuan akan berada dalam suatu “kegelapan ilmiah” begitu pula jika hanya pada deduktif belaka maka ia tidak akan maju.