Dokumen tersebut membahas tentang penalaran ilmiah yang mencakup pengertian penalaran ilmiah menurut beberapa ahli, penalaran deduktif dan induktif, perbedaan keduanya, serta jenis-jenis salah nalar.
1. PENALARAN
ILMIAH
DISUSUN OLEH :
- Nurul Hidayat Ash-shiddiqi
(19173115030)
- Doni Gilang Rohmadon (19173115041)
- Dede Anggi Ridwanulloh (19173115011)
- Rio Panca Nugraha (19173115055)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO
TAHUN ANGKATAN 2015
Dosen : Indah Hayatie S.Pd, M.Pd
2. PEMBAHASAN
PENALARAN ILMIAH
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
PERBEDAAN PENALARAN INDUKTIF DAN
DEDUKTIF
SALAH NALAR
KESIMPULAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia fitrahnya berkemampuan
menalar, yaitu mampu untuk berpikir
secara logis dan analistis, dan diakhiri
dengan kesimpulan. Kemampuan ini
berkembang karena didukung bahasa
sebagai sarana komunikasi verbalnya,
sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak
sekalipun mampu mereka kembangkan,
hingga akhirnya sampai pada tingkatan
yang dapat dipahami dengan mudah.
Karena hal inilah mengapa dalam istilah
Aristoteles manusia ia sebut sebagai
animal rationale.
3. PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI
Menurut Suhartono Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis.
Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk
mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai
pengetahuan, melainkan juga mampu mengembangkannya.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik
buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk
berfikir. Kemampuan menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan kemampuan menalar manusia dapat
mengembangkan pengetahuan lain yang kian hari kian berkembang.
Suparno dan Yunus (2006:41) mendefinisikan penalaran adalah proses berpikir sistematik dan logis untuk
memperoleh sebuah simpulan (pengetahuan atau keyakinan). Penalaran juga merupakan kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
4. PENGERTIAN PENALARAN ILMIAH MENURUT BEBERAPA AHLI
Filosofi penalaran, ialah: sebuah cara untuk melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan/
statements propositions yang sistematis yang dicari keterkaitannya untuk memperoleh kesimpulan atau
konklusi (Jody Moenandir, 2011). Konklusi adalah juga sebagai sebuah pernyataan/statemen.
Menurut Dr. Asep Hermawa, M.Sc. (2005) mengatakan bahwa penalaran ilmiah merupakan gabungan dari
penalaran deduktif (deduction) dan induktif (induction).
pada dasarnya berpikir ilmiah itu menggabungkan dua pola berpikir yakni berpikir deduktif atau berpikir
rasional dan berpikir induktif atau berpikir empiris (Sudjana dan Ediyono, 1991:8).
5. Penalaran deduktif (deductive reasoning)
merupakan sebuah proses yang masuk
akal dari pengembangan prediksi spesifik
dari prinsip umum. Salah satu cara berfikir
logis dan analistik, yang tumbuh dan
berkembang dengan adanya pengamatan
yang semakin intens, sistematis, dan kritis
disebut juga penalaran deduktif. Tipe
penalaran ini berjalan dari umum ke
khusus. Cara untuk memperoleh ilmu
dengan menalar secara deduktif dengan
hasil kesimpulan yang benar yang
dikembangkan oleh Aristoteles (384 -322
SM) disebut juga silogisme (Syllogism.
Penarikan simpulan (konklusi) secara
deduktif dapat dilakukan secara langsung
dan dapat pula secara tidak langsung
Menarik simpulan secara
langsung.
Simpulan secara langsung ditarik
dari satu premis. Contohnya :
• (premis) semua ikan berdarah
dingin
• (simpulan) sebagian yang
berdarah dingin adalah ikan
Menarik simpulan secara
tidak langsung.
Simpulan secara tidak langsung
membutuhan dua premis sebagai
data baru dihasilkan simpulan.
Satu premis bersifat umum dan
satunya bersifat khusus. Terdiri
atas :
• Silogisme kategori
• Silogisme hipotesis
• Silogisme Alternatif
• Silogisme Entimen
6. Silogisme Kategori, ialah: Sebuah proses berfikir dengan penentuan kesamaan atau perbedaan dari
dua konsep objektif dengan membandingkan dengan konsep ketiga, secara berturut-turut.
Contohnya:
• Semua orang yang rajin bekerja dan suka menabung dapat menjadi kaya.
• Handoyo ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung
• Maka Handoyo dapat menjadi kaya.
Silogisme Hipotesis, ialah silogisme yang premis 1 (mayornya) ialah sebuah proposisi/ Statement
pernyataan yang hipotetis. Sedangkan premis 2 (minornya) adalah pengakuan atau penolakan pada
Sebuah bagian dari premis mayornya. Silogisme terdiri atas :
• Silogisme Hipotesis kondisional
• Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism)
• Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism)
7. Silogisme hipotetis kondisional, ialah silogisme dengan premis (mayor) nya mempunyai
bentuk suatu keputusan bersyarat (jika.....maka......). Contohnya :
• Jika seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, akan menjadi kaya.
• Hartono ialah seorang yang rajin bekerja dan suka menabung, maka Hartono akan dapat menjadi kaya.
• Jika Harsono seorang yang boros dan malas bekerja, maka Harsono tidak akan menjadi seorang yang kaya.
• Bila Harmoko ialah seorang yang kaya, maka Harmoko ialah seorang yang tidak boros dan tidak malas bekerja.
Silogisme disjungtif (disjunctive syllogism), ialah silogisme yang premis 1 (mayor)nya
berbentuk proposisi/statement pernyataan disjungtif (bersifat memisahkan).Contohnya :
• Hartono atau Harmoko yang boros dan malas bekerja.
• Hartono tidak boros dan tidak malas bekerja, maka Harmoko yang boros dan malas bekerja
Silogisme konjungtif (conjunctive syllogism), ialah silogisme yang premise I mayor nya
berbentuk proposisi/ statement/ pernyataan konjungtif (pernyataan dengan kata
penghubung). Contohnya :
• Tidak mungkin Handoyo seorang yang boros dan malas bekerja dapat menjadi kaya.
• Handoyo seorang yang kaya, maka Handoyo bekerja.
8. Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Kalau premis minor nya membenarkan salah satu alternatif, kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contohnya:
• Dia salah seorang kiai atau professor.
• Dia seorang kiai.
• Jadi, dia bukan seorang professor.
Silogisme entimen : Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan.
Contohnya:
• Semua sarjana adalah orang cerdas
• Ali adalah seorang sarjana
• Jadi, Ali adalah orang cerdas
9. Penalaran induktif (Inductive
reasoning), ialah: Sebuah
proses penalaran yang
dipergunakan untuk
pengembangan aturan yang
lebih umum dari observasi
spesifik. Tipe penalaran ini
berjalan dari yang spesifik
menuju ke yang umum.
Bentuk
penalaran ilmiah
induktif
Generalisasi
Analogi
Hubungan
Kausal
A. Sebab – akibat
B. Akibat-sebab
C. Akibat-akibat
10. Generalisasi adalah proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat umum.
Contohnya:
• Jika dipanaskan, besi memuai
• Jika dipanaskan, tembaga menuai
• Jika dipanaskan, emas memuai
• Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
11. Analogi adalah cara penarikan pemalaran
secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama,
Contohnya:
• Nina adalah Lulusan akademi A
• Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik
• Ali adalah tuhan akademi A
• Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya
dengan baik
12. •Angin hujan lemparan mangga jatuh
•(A) (B) (C) (E)
•Angin hujan mangga tidak jatuh
•(A) (B) (E)
•Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh
•(C) (E)
Sebab-akibat ini berpola A
menyebabkan B. disamping
itu, hubungan ini dapat
berpola A menyebabkan B,C,D
dan seterusnya.
• Ke dokter merupakan akibat
• sakit merupakan sebab
Akibat-sebab ini dapat kita
lihat pada peristiwa seseorang
yang pergi ke dokter.
•hujan menyebabkan tanah becek
•(A) (B)
•Hujan menyebabkan kain jemuran basah
•(A) (C)
•Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah
•(B) (C)
Akibat-akibat adalah suatu
penalaran yang menyiratkan
penyebabnya Peristiwa
"akibat" langsung disimpulkan
pada suatu akibat" yang lain.
Hubungan
kausal
adalah
penalaran
yang
diperoleh
dari gejala-
gejala yang
saling
berhubung
an.
14. Penggunaan
waktu bisa lebih
efisien karena
Cocok digunakan
pada media
pembelajaran
Poin-poin yang
ingin dicapai
sudah jelas
Kesimpulannya
merupakan suatu
konsekuensi logis
dari premis-
premisnya
Kelebihan
Penalaran
Deduktif
Penarikan kesimpulan
yang dibatasi
pada ruang lingkup
tertentu
jika salah satu atau
keduanya premisnya,
salah maka kesimpulan
yang didapat
berdasarkan premis
tersebut akan salah
Sulit diperoleh
kemajuan ilmu
pengetahuan
Kekurangan
Penalaran
Deduktif
15. Dapat
memberikan ilustrasi-
ilustrasi tentang
ragam pengetahuan
yang akan dituju
Lebih
mudah menemukan
pola-pola tertentu
suatu ilustrasi yang
ada
efektif untuk memicu
keterlibatan yang
lebih mendalam
dalam suatu proses
pencapaian
kesimpulan
Kelebihan
Penalaran
Induktif
Kesimpulannya bukan
merupakan suatu
konsekuensi logis dari
premis-premisnya
tidak memberikan
jaminan bagi
kebenaran
kesimpulannya
meskipun premis-
premisnya semua
benar
Besarnya ada
kemungkinan
ketidaktelitian di
dalam pengamatan
Kekurangan
Penalaran
Induktif
16. Deduksi yang Salah
Generalisasi Terlalu
Luas
Pemilihan Terbatas
pada Dua Alternatif
Penyebab yang
Salah Nalar
Analogi yang Salah
Argumentasi Bidik
Orang
Meniru-niru yang
Sudah Ada
Penyamarataan
Para Ahli
SALAH NALAR
Gagasan, pikiran, kepercayaan,
atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat disebut salah nalar.
Salah nalar ini disebabkan oleh
ketidaktepatan orang mengikuti
tata cara pikirannya. Macam-macam
salah nalar
17. Deduksi yang Salah
Salah nalar yang disebabkan oleh
deduksi yang salah merupakan salah
nalar yang amat sering dilakukan
orang. Hal ini terjadi karena orang
salah mengambil simpulan dari suatu
silogisme dengan diawali oleh premis
yang salah atau tidak memenuhi
syarat. Beberapa contoh salah nalar
jenis ini adalah sebagai berikut :
- Pak Ruslan tidak dapat dipilih
sebagai lurah di sini karena dia
miskin.
- Bunga anggrek sebetulnya tidak
perlu dipelihara karena bunga
anggrek banyak ditemukan dalam
hutan.
Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan
besamya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Gadis Bandung cantik-cantik.
- Kuli pelabuhan jiwanya kasar
18. Pemilihan Terbatas pada Dua
Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran
alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan "itu" atau "ini". Beberapa
contoh peralatan yang salah seperti itu
adalah sebagai berikut :
- Engkau harus mengikuti kehendak
ayah, atau engkau harus berangkat
dari rumah ini
- Engkau harus memilih antara hidup
di Jakarta dengan serba kekurangan
dan hidup di kampung dengan
nanggung malu
Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh
kesalahan mental sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadi per an maksud.
Orang tidak menyadari bahwa yang
dikatakannya itu adalah salah.
Beberapa contoh salah nilai yang
termasuk adalah sebagai berikut :
- Matanya buta sejak beberapa waktu
yang lalu Itu tandanya dia melihat
gerhana matahari total
- Sejak ia memperhatikan dan
membersihkan kuburan para
leluhurnya, dia hamil
19. Analogi yang Salah
Salah nalar dapat terjadi apabila orang
menganalogikan sesuatu dengan yang
lain dengan anggapan persamaan salah
yang lain satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada Beberapa
contoh jenis salah nalar seperti ini
adalah sebagai berikut :
- Sumini, seorang alumni Universitas
Indonesia, dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik Oleh sebab itu
Tata, seorang alumni Universitas
Indonesia, tentu dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar
yang disebabkan. Oleh sikap
menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya.
Dengan kata lain, sesuatu itu selalu
dihubungkan dengan orangnya.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Program keluarga berencana tidak
dapat berjalan di desa kami karena
petugas keluarga berencana itu
mempunyai anak enam orang
- Kamu tidak boleh kawin dengan
Verdo karena orang tua Verdo itu
bekas penjahat
20. Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini adalah salah nalar
yang berhubungan dengan anggapan
bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan
kalau atasan kita melakukan hal itu.
Beberapa contoh salah nalar jenis ini
adalah sebagai berikut :
- Siswa SMA seharusnya dibenarkan
mempergunakan kalkulator ketika
menyelesaikan soal matematika sebab
profesor pun menggunakan kalkulator
ketika menyelesaikan soal matematika.
Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh
anggapan orang tentang berbagai ilmu
dengan pandangan yang sama. Hal ini
akan mengakibatkan kekeliruan
mengambil kesimpulan. Beberapa
contoh salah nalar jenis ini adalah
sebagai berikut :
- Perkembangan sistem pelayaran
kita dapat dibahas secara panjang
lebar oleh Ahmad Panu, seorang
tukang kayu yang terkenal itu.
- Pembangunan pasar swalayan itu
sesuai dengan saran Toto, seorang
ahli di bidang perikanan.
21. - Penalaran ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam menemukan kebenaran atau suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-
tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.
- Penalaran ilmiah terbagi menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif
- Baik penalaran induktif ataupun deduktif kesemuanya memiliki kekurangan dan
kelebihannya masing-masing. Yang mana keduanya telah ikut memberikan corak cara
berfikir ilmiah modern saat ini. Jika berpijak pada induktif semata maka ilmu
Pengetahuan akan berada dalam suatu “kegelapan ilmiah” begitu pula jika hanya pada
deduktif belaka maka ia tidak akan maju.