Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian penalaran secara umum menurut beberapa sumber dan ahli.
2. Terdapat dua jenis penalaran yaitu deduktif dan induktif, dengan penjelasan masing-masing jenis.
3. Salah satu contoh penalaran deduktif yang dijelaskan adalah silogisme, yaitu proses penarikan kesimpulan dari dua premis.
1. Pengertian Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai cara menggunakan nalar,
pemikiran, atau cara berpikir logis, proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip yang ada.
Dalam buku Kemahiran Matematika (2010), disebutkan bahwa penalaran adalah cara berpikir
spesifik untuk menarik kesimpulan dari premis-premis (antesedens) yang ada.
Di sisi lain, pengertian ini juga didefinisikan sebagai proses berpikir dengan menggunakan landasan
logis untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta atau premis yang telah dianggap benar. Pengertian
ini merupakan bagian berpikir yang bertolak belakang dengan pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasil beberapa konsep dan pengertian.
Penalaran dapat disebut sebagai proses dalam menggunakan sistem pengetahuan yang ada untuk
menarik kesimpulan, membuat prediksi, maupun untuk membangun penjelasan. Dapat juga dianggap
sebagai kemampuan berpikir logis untuk merumuskan penilaian yang adil dan membenarkan suatu
posisi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hal ini merujuk pada identifikasi, menganalisis, dan
mengevaluasi argumen-argumen yang ada.
Dalam segi lain, penalaran dijadikan sebagai kapasitas seseorang secara sadar dalam menerapkan
logika dengan menarik bagian kesimpulan dari informasi yang ada dengan tujuan untuk mencari
sebuah kebenaran. Psikolog dan ilmuwan kognitif telah berusaha mempelajari dan menjelaskan
bagaimana orang bernalar. Contohnya adalah proses kognitif dan saraf mana yang terlibat dan faktor
budaya yang mempengaruhi kesimpulan yang dibuat oleh seseorang.
Secara umum, pengertian penalaran adalah kemampuan untuk menilai sesuatu secara rasional
dengan menerapkan sistem logika berdasarkan informasi baru atau yang sudah ada ketika membuat
keputusan atau memecahkan rumusan masalah, sehingga memungkinkan untuk menimbang
keuntungan dan kerugian dari tindakan-tindakan sebelum memilihnya.
Terdapat dua jenis penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Lalu apa itu? Coba jelaskan pengertian
penalaran deduktif dan jelaskan pengertian penalaran induktif! Berikut penjelasan dan jenisnya.
Pengertian Menurut Para Ahli
Berikut pengertian menurut beberapa ahli;
1. Collins Dictionary
Ia mengemukakan bahwa penalaran yang dikenal dengan reasoning adalah proses di mana kita
mencapai kesimpulan setelah memikirkan semua fakta.
2. Galloti (1989)
Menurutnya, penalaran adalah serangkaian transformasi informasi yang diberikan untuk menelaah
sebuah konklusi. Atau dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah daya pikir seseorang dalam
menarik dan menyimpulkan sesuatu.
3. Keraf (1985:5)
Ia berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta, petunjuk, yang menuju kepada suatu kesimpulan.
Baca juga: Pengertian Wawancara Terstruktur, Kelebihan dan Kekurangan Serta Contohnya
Ciri-Ciri Penalaran
Beberapa ciri-cirinya yaitu;
Logis
2. Yaitu pikiran yang sehat harus memenuhi unsur logis, yang artinya pemikiran yang dipertimbangkan
secara objektif dan didasarkan pada data yang benar.
Analitis
Yaitu pikiran yang sehat tidak terlepas dari adanya daya imajinatif dalam merangkai, menyusun, atau
menghubungkan petunjuk-petunjuk kecerdikan ke dalam suatu keteladanan.
Rasional
Yaitu pikiran yang rasional menunjukkan bahwa apa yang sedang dinalar merupakan fakta atau
kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Pengertian Proposisi dan Term
Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat menjadi subjek atau predikat dalam kalimat
proposisi.
Contoh term; semua tebu itu manis
Semua tebu merupakan term dan manis juga merupakan term.
Proposisi adalah pernyataan lengkap dalam bentuk subjek dan predikat atau kesatuan term-
term yang membentuk kalimat, di mana kalimat yang tergolong proposisi adalah kalimat berita
yang netral saja. Sedangkan kalimat lainnya tidak digolongkan proposisi karena umumnya tidak
lengkap, seperti kalimat perintah atau kalimat inversi.
Contoh proposisi; Ayam merupakan kelas burung.
Jenis-Jenis Penalaran
Terdapat dua jenis dalam penelitian sebagaimana yang dilansir dalam buku Pengantar Metode
Penelitian Kualitatif (2019) Oleh S. Aminah dan Roikan.
1. Penalaran Deduktif
Pengertian penalaran logika secara deduktif adalah proses penarikan kesimpulan dari proposisi yang
bersifat umum ke yang lebih khusus. Penalaran jenis ini sering dianggap oleh banyak orang sebagai
standar untuk penelitian ilmiah.
Penalaran deduktif dimulai dengan teori dan hipotesis, kemudian dilakukan penelitian untuk menguji
apakah teori dan hipotesis yang ada dapat dibuktikan keabsahannya dengan suatu kasus tertentu.
Dengan menggunakan penalaran deduktif, jika terdapat suatu yang benar dalam kategori tertentu,
maka hal tersebut dianggap benar untuk semua hal dalam kategori tersebut secara umum.
Penalaran ini dibedakan atas silogisme (deduktif yang lengkap proposisinya) dan entimen (deduktif
yang hilang salah satu premisnya).
Contoh silogisme yaitu;
Semua model adalah perempuan yang cantik.
Ani adalah model.
Ani adalah perempuan yang cantik.
Contoh entimen yaitu;
Dia menerima penghargaan karena dia mendapat peringkat satu di sekolahnya.
2. Penalaran Induktif
Pengertian penalaran logika secara induktif adalah kebalikan dari penalaran deduktif, di mana
penalaran induktif ini merupakan sebuah proses penarikan kesimpulan dari peristiwa khusus baik
satu atau lebih peristiwa untuk menentukan hukum umum.
3. Jenis ini dimulai dengan pengamatan khusus atau contoh nyata dari kejadian, tren, atau proses sosial
dan berlanjut secara analitis terhadap generalisasi dan teori yang luas berdasarkan pada kasus yang
diamati.
Penalaran induktif biasa disebut sebagai pendekatan dari bawah ke atas, karena dimulai dari kasus
khusus di lapangan hingga tingkat abstrak teori. Ini sangat membantu untuk ekstrapolasi, prediksi,
dan argument ‘sebagian ke keseluruhan’ (part to whole arguments).
Berdasarkan pada pengertian penalaran induktif di atas, terdapat beberapa jenis induktif yaitu;
1. Generalisasi
Yaitu mengandalkan beberapa pernyataan tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang umum.
Contohnya adalah;
Besi dipanaskan memuai
Tembaga dipanaskan memuai
Maka disimpulkan bahwa logam dipanaskan akan memuai
2. Analogi
Yaitu penarikan kesimpulan dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama.
Contohnya adalah;
Andri adalah lulusan Universitas A, dia cerdas
Bayu adalah lulusan Universitas A
Dengan demikian, Bayu cerdas
3. Hubungan Kausal (Sebab dan Akibat)
Yaitu menyimpulkan dengan menghubungkan gejala-gejala yang saling berhubungan melalui
hubungan kausal atau sebab akibat.
Contohnya adalah;
Ramalan cuaca menginformasikan bahwa hari ini akan turun hujan, jadi Ani keluar rumah dengan
membawa payung.
Demikianlah penjelasan mengenai penalaran dan jenisnya. Penalaran yang tajam menjadi salah satu
yang perlu dikuasai oleh mahasiswa agar bisa menjadi lulusan yang mampu memberikan perubahan
untuk bangsa.
4. PENGERTIAN SILOGISME
silogisme adalah berasal dari bahasa Yunani yang artinya konklusi. Silogisme adalah salah
satu metode penalaran deduktif, mengutip Narabahasa. Metode deduktif
dengan silogisme adalah metode untuk menarik kesimpulan dari dua permasalahan atau
premis umum dan khusus.
Sederhananya, silogisme adalah terdiri dari tiga preposisi. Pada preposisi
pertama silogisme adalah premis mayor dengan isi generalisasi. Sementara pada preposisi
kedua silogisme adalah premis minor dengan si peristiwa atau pernyataan khusus.
Preposisi ketiga silogisme adalah kesimpulan.
Penemu pemikiran silogisme adalah Aristoteles. Sesuai penjelasan sebelumnya, menurut
Aristoteles silogisme adalah terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Kesimpulan yang
ada pada silogisme adalah sangat berhubungan dengan premis pertama dan presmis
kedua atau premis-premis (keputusan-keputusan) yang ada.
Peranan Silogisme
Dalam bidang ilmu pengetahuan, silogisme adalah sangat berperan membantu pola
pemikiran menjadi lebih tertib, jelas, dan tajam. Ini karena premis-premis dan kesimpulan
dalam silogisme adalah secara tidak langsung memainkan peran menggolongan atau
merumuskan pemikiran.
Macam-Macam Silogisme
Ahli dalam bidang ini mengungkap ada tiga macam-macam silogisme. Ada silogisme
kategorik, silogisme hipotetik, silogisme altenatif, dan silogisme disjungtif. Berikut
penjelasan macam-macam silogisme dan penjelasannya, mengutip Narabahasa:
1. Silogisme Kategorik
Silogisme kategoris harus memiliki tiga term, yaitu term subjek (kambing), term predikat
(menyusui anaknya), dan term penengah atau middle term (mamalia).
Coba lihat, konklusi di atas tidak dapat ditentukan jika tidak ada term penengah yang
menghubungkan premis mayor dengan premis minor.
Contohnya:
- Semua mamalia menyusui anaknya (Premis mayor).
- Semua kambing adalah mamalia (Premis minor).
- Semua kambing menyusui anaknya (Konklusi).
2. Silogisme Hipotesis
5. Premis mayor dalam silogisme ini adalah sebuah hipotesis. Sementara itu, premis minornya
adalah pernyataan kategoris.
- Jika hari ini hujan, saya tidak akan pergi ke rumah tante (Premis mayor).
- Hari ini hujan (Premis minor).
- Saya tidak akan pergi ke rumah tante (Konklusi).
3. Silogisme Alternatif
Silogisme ini mempunyai premis mayor berupa alternatif. Premis minornya adalah afirmasi
atas salah satu alternatif dan konklusinya merupakan penolakan atas alternatif yang lain.
- Budi bersekolah di Jakarta atau Bandung (Premis mayor).
- Budi bersekolah di Bandung (Premis minor).
- Jadi, Budi tidak bersekolah di Jakarta (Konklusi).
4. Silogisme Disjungtif
Silogisme ini, mengutip dari website pendidikan di laman gurupendidikan.co.id dijelaskan di
mana premis mayor maupun minor merupakan bagian dari keputusan disjunctive.
- Kamu atau saya yang pergi (Premis Mayor).
- Kamu tidak pergi (Premis Minor).
- Maka sayalah yang pergi (Konklusi).