Dari dokumen tersebut, terdapat tiga poin utama:
1. Menguraikan tentang konflik yang terjadi akibat gaya berbusana pada remaja, seperti kasus yang dialami oleh salah seorang anggota kelompok peneliti.
2. Menjelaskan tujuan penelitian ini untuk mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi akibat konflik gaya berbusana dan cara menghindari miskomunikasi.
3. Menggunakan metodologi penel
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
KONFLIK GAYA
1. KONFLIK AKIBAT GAYA BERBUSANA PADA REMAJA
Ahmad Kurniawan, Adinda Natalia Puspa Pramudita, Carla Cikami Qurbaini,
Novalia Agung W. Ardhoyo
Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta
Email : akur.3010@gmail.com
Abstrak: Jurnal ini membahas tentang konflik akibat gaya berbusana pada remaja. Manusia
dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri
dari pengaruh manusia lain. Dalam interaksi anatar manusia dengan manusia lain
terjadikomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap
manusia. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai
Miskomunikasi. Miskomunikasi atau Miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk
dapat berkomunikasi secara memadai, di mana pesan atau kata yang disampaikan secara
keliru diartikan oleh pendengar. Tujuan riset ini adalah mengetahui apa saja hambatan-
hambatan yang terjadi akibat konflik dalam aktivitas komunikasi yaitu konflik akibat gaya
berbusana pada remaja. Penelitian ini menggunakan metodologi paradigma yaitu
pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses
dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai
informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak
menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. dari jurnal di atas yang
berjudul konflik akibat gaya berbusana pada remaja, menunjukan masih terjadinya konflik
akibat gaya berbusana sampai sekarang, kemungkinan terjadinya konflik tersebut dari yang
telah kami cari tahu karna mengikuti trend trend yang sedang berlaku sehingga sampai
mengabaikan peraturan yang telah berlaku.
Kata Kunci: Konflik Gaya Berbusana
Pendahuluan
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
2. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang yang ada di
sekitarnya. Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya
sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan
sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama
lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan.
(Ratna Puspitasari, 2017)
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Sebagai
mahluk sosial, manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan
manusia lainnya dengan berkomunikasi. Manusia harus berkomunikasi karena sejak lahir kita
tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu serta harus berkomunikasi
dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan
memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi
pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental
kita. (Husen Mulachela, 2022)
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise).
Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang mengartikan noise sebagai keadaan
terentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau berkurangnya
ketepatan peraturan. Pencetakan huruf yang saling bertindihan dalam suatu surat kabar atau
majalah akan menjadi gangguan bagi pembacanya. Marhaeni Fajar dalam bukunya yang
berjudul ilmu komunikasi, teori dan praktik. bahwa ada beberapa hambatan dalam
komunikasi, yaitu ada Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan
atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk
bertindak sesuai keinginan, kebutuhan atau kepentingan, Lalu ada Hambatan dalam
penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan antara si pengirim dengan si
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit, kemudian ada Hambatan
media, itu adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas, lalu ada
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima,
3. Terakhir ada Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut. (Siti Rahma Nurdianti, 2014)
Miskomunikasi atau Miscommunication, adalah kegagalan dua orang untuk dapat
berkomunikasi secara memadai, di mana pesan atau kata yang disampaikan secara keliru
diartikan oleh pendengar. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat menafsirkan makna
sebenarnya dari pembicara. Miskomunikasi sendiri sering terjadi dalam situasi di mana ada
kesalahan dalam mengungkapkan pikiran atau salah persepsi oleh salah satu lawan bicara.
Alasan terjadinya miskomunikasi adalah yang pertama Kurangnya Konteks salah satu penyebab
terjadinya miskomunikasi di kantor adalah kurangnya konteks. Pada dasarnya, dalam sebuah
percakapan bisnis, konteks memberikan penjelasan terkait tugas dan tanggung jawab serta berfungsi
sebagai klarifikasi. Ketika sebuah laporan perlu disebarluaskan, konteks untuk tugas tersebut
mencakup laporan mana, ke mana harus dikirim, dan siapa yang ditugaskan untuk mengirimnya.
Tanpa konteks, kesalahan dapat terjadi selama proses komunikasi yang dapat membuat pekerja
bingung, lalu kedua ada asumsi, Asumsi dalam komunikasi bisnis terjadi ketika berbagai faktor
dianggap benar, tetapi, tidak pernah dikonfirmasi.
Ketiga ada Ambigu ambiguitas atau ketidakjelasan makna adalah salah satu
penyebab miscommunication terbesar di lingkungan kerja. Biasanya, ketidakjelasan makna
terjadi ketika sebuah pesan tidak tersampaikan sepenuhnya. Hal ini berlaku karena pembicara
meninggalkan informasi berharga atau penerima gagal mengajukan pertanyaan klarifikasi,
terakhir ada saluran Yang kurang tepat : Jika berkomunikasi pada channel yang tak tepat,
pesan takkan tersampaikan secara sempurna. Bahkan, pesan tersebut bisa disaring oleh
audiens yang salah.
Misskomunikasi biasanya menyebabkan kebingungan dan rasa frustrasi bagi kedua pihak
yang terlibat, tak jarang menjadi gerbang untuk konflik dan masalah lainnya. Pada dasarnya,
Misskomunikasi adalah perbedaan pemikiran yang menyebabkan dua pihak untuk
membentuk pendapat dan kesimpulan yang berbeda, sehingga mengarah pada konflik.
Terdapat beberapa contoh dari Miskomunikasi seperti “Tolong kirimkan email ini.”
Kurangnya konteks dalam kalimat tersebut membuat sebuah tugas kurang jelas, Lalu
“Sepertinya karier saya tidak berkembang.” Asumsi dan kurangnya konteks dalam kalimat
tersebut dapat menimbulkan permasalahan diantara pekerja dan atasan, kemudian ada
kalimat “Saya yang bekerja keras, tetapi mereka yang disanjung.” Di dalam kalimat ini
4. terdapat sebuah Ambiguitas yang bisa membuat konflik bahwa merasa kurang diapresiasi
sehingga menimbulkan emosi, lalu ada kalimat “Rasanya meeting tidak diperlukan untuk
keperluan ini.” Konteks yang kurang menyeluruh membuat kalimat tersebut seakan-akan
menyepelekan tugas, Terakhir ada kalimat “Saya ingin berbicara denganmu.”: Bila
dikirimkan melalui saluran yang kurang tepat, hal ini bisa mengintimidasi seseorang.
(Humaira Aliya, 2022)
Salah satu contoh studi kasus konflik komunikasi yang kelompok kami alami adalah
sebagai berikut. kasus ini terjadi pada salah satu kelompok kami yang berrnama Angga,
dan kasus ini terjadi pada saat angga masih berseragam sekolah SMA, yang lebih
tepatnya terjadi pada saat ia duduk di kelas 10 semester 2 (2020). Kasus ini bermula pada
Saat Angga sedang menjalani sekolah seperti biasa dan pada saat itu Angga memakai
celana yang sangat ketat, Ketika Angga sedang berjalan menuju kekelas ia ketahuan oleh
guru BK, dan pada saat itu guru BK sadar bahwa Angga memakai celana yang sangat
ketat. Pada saat itu juga ia langsung dipanggil ke ruangan BK, Setibanya Angga diruang
BK ia langsung di introgasi oleh guru BK untuk dimintai penjelasan mengapa Angga
memakai celana yang sangat ketat. Lalu Angga memberikan penjelasan, bahwa alasan ia
memakai celana yang ketat karena ia mengikuti salah satu temannya. Tetapi pada saat itu
guru BK menerangkan bahwa memakai celana yang ketat sangat tidak etis dan melanggar
peraturan sekolah. Lalu Angga akhirnya sadar ternyata perbuatan yang ia lakukan salah
dan ia menerima konsekuensi dari apa yang ia perbuat. Sehingga ia mendapat hukuman
berupa poin dari guru BK, yang akhirnya guru BK tersebut memberi Hukuman yang
membuat celana nya dipotong oleh guru BK dan angga dihimbau agar tidak
mengulanginya.
Tujuan riset ini adalah mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang terjadi akibat konflik
dalam aktivitas komunikasi yaitu konflik akibat gaya berbusana pada remaja. Mengetahui
cara berkomunikasi dengan perbedaan cara berbusana tanpa harus terjadinya kesalahpahaman
yang mengakibatkan konflik.
Metodologi
Dikutip dari Batubara(2017) Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok
persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian. Dalam suatu paradigma terkandung sejumlah
pendekatan. Dalam suatu pendekatan terkandung sejumlah metode. Dalam suatu metode
5. terkandung sejumlah teknik. Sedangkan dalam suatu teknik terkandung sejumlah cara dan
piranti. Paradigma dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga, antara lain: Postpositivisme,
ConstructivismInterpretivism, dan Critical–Ideological. Penelitian kualitatif merupakan suatu
pendekatan dalam melakukan riset yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat
alami. Pelaksanaan riset ini bersifat mendasar atau membumi dan bersifat naturalistik atau
alami. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah
proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai
informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak
menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran).
Analisis dan Pembahasan
Dalam sebuah artikel klasik yang ditulisnya pada tahun 1948 yang berjudul The Structure
and Function of Communication in Society, Lasswell menyajikan suatu model komunikasi
yang berbentuk sederhana. Menurut Lasswell komunikasi dapat didefinisikan sebagai : Who,
Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui
Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Model yang diutarakan Lasswell ini secara
jelas mengelompokkan elemen-elemen mendasar dari komunikasi ke dalam lima elemen
yang tidak bisa dihilangkan salah satunya (Laswell dalam Littlejohn, 2011:334). Dari
formulasi Laswell terdapat 5 komponen yang dapat digunakan untuk analisis proses
komunikasi.
Komunikator (Who): Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku
utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan yang memulai suatu
komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai
komunikator. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu
Negara sebagai komunikator.
Pesan (Says What): Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan
kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi. Apa yang akan
disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber
(komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang
6. mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,
symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
Media/Channel (Saluran/Media): Saluran/media adalah suatu alat untuk menyampaikan
pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (melalu media cetak/elektronik).
Komunikan (To Whom): Seseorang yang menerima siapa bisa berupa suatu kelompok,
individu, organisasi atau suatu Negara yang menerima pesan dari sumber. Hal tersebut dapat
disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir,
penyandi balik (decoder).
Respon/Feedback Komunikan (With what effect): Dampak atau efek yang terjadi pada
komunikan (penerima) seteleh menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan
bertambahnya pengetahuan.
Dari teori tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa teori tersebut berhubungan dengan
studi kasus atau masalah yang kami teliti saat ini. Penggunaan, Tata Cara, Jenis, Warna dan
Model Pakaian Seragam Sekolah tingkat Dasar, Menengah Pertama hingga Menengah Atas
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2014 Tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Sekolah adalah Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB),
Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB), Sekolah
Menengah Atas/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMALB), dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/SMKLB) baik negeri
maupun swasta. Pakaian Seragam Sekolah meliputi: Pakaian seragam nasional, Pakaian
seragam sekolah, dan Atribut. Latar belakang ditetapkannya Permendikbud 45/2014 tentang
Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah
adalah: bahwa dalam rangka memperkuat jati diri bangsa diperlukan pembinaan dan
pengembangan kesiswaan untuk menciptakan suasana dan tata kehidupan satuan pendidikan
yang baik dan sehat, sehingga menjamin kelancaran proses belajar mengajar; bahwa salah
satu upaya dalam rangka memperkuat jati diri bangsa sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu diatur pakaian seragam sekolah guna meningkatkan citra satuan pendidikan serta
meningkatkan persatuan dan kesatuan di kalangan peserta didik; bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan
7. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;
Kelompok kami menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara, yaitu
sebagai berikut: Setelah melakukan pencarian narasumber terkait konflik akibat gaya
berbusana pada remaja tepatnya pada saat bersekolah dan melakukan wawancara terkait topik
atau informasi tersebut kami menemukan satu narasumber yang dapat di wawancarai.
Narasumber yang telah kami wawancarai adalah Angga, Angga adalah salah satu anggota
kelompok kami. Dari wawancara kami dengan Angga, Saat itu Angga masih bersekolah
tepatnya saat ia duduk di bangku SMA saaat kelas 10 semester 2 pada tahun 2022.
Kejadiannya itu saat Angga yang mengira akan menjalani hari sekolah seperti biasa, namun
saat itu Angga memakai celana seragam sekolah yang sangat ketat. Saat ia hendak jalan
menuju kelas Angga diberhentikan oleh guru BK, guru BK tersebut menjelaskan mengapa
beliau memberhentikan Angga dikarenakan Angga menggunakan celana seragam sekolah
yang sangat ketat, yang dalam peraturan sekolah tidak dibolehkan mengecilkan seragam
sekolah hingga sangat ketat. Karena celana seragam sekolah Angga yang ketat ia dipanggil ke
ruang BK, Sesampainya Angga di ruang BK ia di introgasi oleh guru BK yang tadi
memberhentikan Angga. Guru BK tersebut bertanya ke Angga mengapa Angga
menggunakan celana seragam sekolah yang ketat walau tahu itu tidak di bolehkan dalam
peraturan sekolah. Angga pun memberitahu alasan mengapa ia menggunakan celana seragam
sekolah yang ketat, ia menggunakan celana dengan model seperti itu karena memang trend
dikalangan anak kelasnya untuk menggunakan celana seragam yang ketat. Setelah mendengar
alasan mengapa Angga menggunakan celana seragam yang ketat guru BK menjelaskan
bahwa celana ketat yang Angga pakai tidak etis dan melanggar peraturan sekolah. Setelah
mendengar penjelasan guru BK tersebut Angga sadar bahwa perbuatan yang ia lakukan tidak
benar. Karena Angga melanggar peraturan sekolah maka guru BK memberi Angga hukuman
berupa celana seragam sekolah yang ketat di potong dan di berikan poin. Guru BK tersebut
melakukan hal tersebut agar ada himbauan agar Angga tidak melanggar peraturan berpakain
Dalam sekolah sekali itu suatu tren dalam kalangan remaja.
Jika kasus tersebut di sambungkan dengan model komunikasi Lasswell akan menjadi:
yang peratama adalah komunikator. Komunikator(who) adalah Angga sebagai orang yang
melanggar peraturan karena ingin mengikuti trend gaya busana pada remaja, Komunikator
biasa menyampakian kepada Komunikan. Komunikan(To Whom) di sini adalh Guru BK
8. yang memberi hukuman dan poin kepada Angga. Pesan(Says What) berisi tentang jangan
melanggar peraturan pakai berseragam hanya karena ingin mengikuti tren pada saat itu.
Media atau Channel yang di gunakan dalam wawancara tersebut adalah wawancara secara
tidak langsung dan melalui media ekltronik. Respond dan efek dari hal tersebut adalah
Karenanya Angga tidak menggunakan seragam celana sekolah yang ketat lagi dan membeli
serama celana yang baru dan memenuhi peraturan sekolah tersebut agar Angga tidak
mendapatkan poin dan hukuman.
Norma yang berkaitan dengan kasus yang kelompok kami ambil adalah Norma dalam
berpakaian. Dari konflik akibat gaya berbusana pada remaja, dari contoh kasus tersebut gaya
berbusana Angga dengan seragam celana yang ketat menyebabkan konflik anatra ia dengan
guru BK karena guru BK mengganggap celana yang di pakai oleh Angga tidak etis di pakai
di lingkungan sekolah dan sudah melanggar peraturan sekolah, sedangkan Angga
menggunakan seragam celana sekolah yang ketat itu karena sedang tren dan Angga
mengikuti gaya berbusana temannya. Dari sini kita dapat memahami bahwa kita harus bisa
menyesuaikan cara berpakain di tempat yang berbeda, dalam contoh kasus ini seharusnya kita
mengikuti peraturan berpakaian seragam sekolah, jika kita melanggar peraturan tersebut akan
mendapat konsekuensinya dan harus bertanggung jawab atas perbuatan yang telah di buat.
Pendapat anggota kelompok kami terhadap konflik karena gaya busana pada remaja itu
ketika terdapat sebuah trend fashion kita harus bisa menempatkan sesuatu sesuai dengan
tempat nya, jika trend tersebut seperti celana ketat tidak sesuai dan tidak cocok dengan
peraturan yang ada di sekolah atau tempat pendidikan lainnya maka jangan di gunakan, harus
pakai pakaian yang sesuai aturan dan sopan, lalu pendapat berikutnya itu sebagai manusia
harus menaati peraturan yang berlaku jangan karena mengikuti trend lalu malah mengabaikan
peraturan, dan pendapat terakhir nya adalah ketika terdapat suatu trend harus bisa menyeleksi
nya dengan baik, mana yang bisa digunakan, cocok dan sesuai dengan norma ke acara yang
atau tempat yang akan didatangi.
Kesimpulan
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Sebagai
9. mahluk sosial, manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan
manusia lainnya dengan berkomunikasi. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran
komunikasi disebut sebagai Miskomunikasi. Miskomunikasi atau Miscommunication, adalah
kegagalan dua orang untuk dapat berkomunikasi secara memadai, di mana pesan atau kata
yang disampaikan secara keliru diartikan oleh pendengar. Misskomunikasi biasanya
menyebabkan kebingungan dan rasa frustrasi bagi kedua pihak yang terlibat, tak jarang
menjadi gerbang untuk konflik dan masalah lainnya. Contoh studi kasus konflik komunikasi
yang kelompok kami alami adalah pelanggaran cara berbusana pada lingkungan sekolah. Dari
jurnal tersebut yang berjudul konflik akibat gaya berbusana pada remaja, menunjukan masih
terjadinya konflik akibat gaya berbusana sampai sekarang. Kemungkinan terjadinya konflik
dari yang telah kami cari tahu karna mengikuti trend-trend yang sedang berlaku sampai
mengabaikan peraturan yang telah berlaku, juga hasil dari wawancara yang telah kami
lakukan kepada Angga bahwa dia melakukan kesalahan memakai celana ketat juga karena
mengikuti trend yang berlaku dan guru BK menjelaskan kepada Angga bahwa ia melakukan
perbuatan salah karena tidak sesuai dengan norma berbusana dan menyarankan Angga untuk
mengikuti peraturan. Sehingga dapat ditarik benang merah nya bahwa ketika sedang berada
di suatu tempat harus mengikuti dan menghormati norma yang telah berlaku.
10. Daftar Pustaka
Puspitasari, R. (2017). Manusia sebagai makhluk sosial. Cirebon. Diakses dari
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD0500350.pdf .
Pada 15 september 2022
Mulachela, H. (2022). Komunikasi Adalah: Definisi, Unsur, dan Tujuannya.
Katadata.co.id. Diakses dari
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-
dan-tujuannya. Pada 30 september 2022
Nurdianti, S. R. (2014). Analisis factor-faktor hambatan komunikasi dalam
sosialisasi program keluarga berencana pada masyarakat kebon agungsamarinda.
Samarinda. Diakses dari https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2014/05/ejournal_rahma%20new_word%20(05-19-14-05-58-25).pdf.
Pada 30 September 2022
Aliya, H. (2022). Miskomunikasi: Arti, Penyebab, Contoh, dan Cara Mengatasinya.
Glints.co.id. Diakses dari https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-
miscommunication-adalah/#.YzbHU3ZBy3A. Pada 30 September 2022
Batubara, Juliana. (2017). Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat
Ilmu Pengetahuan dalam Konseling. Padang. Di akses dari
file:///C:/Users/ACER/Downloads/387-1040-1-PB.pdf diakses pada 24 November
2022
Gerry. (2019). Teori Komunikasi Lasswell. Di akses dari
http://gerry05.blogspot.com/2019/04/teori-komunikasi-lasswell.html diakses pada 24
November 2022
Jogloabang. (2019). Permendikbud 45 tahun 2014 tentang Pakaian Seragam
Sekolah. Di akses dari https://www.jogloabang.com/pendidikan/permendikbud-45-
2014-pakaian-seragam-sekolah diakses pada tanggal 24 November 2022