SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Mitosis 
MITOSIS 
I. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Berdasarkan teori evolusi,organisme multiseluler berasal dari organisme uniseler. Mekanisme 
tertentu telah ditempuh hingga terwujudnya organisme multiseluler sampai dalam wujud seperti 
sekarang ini. Salah satu mekanisme yang ditempuh adalah melalui reproduksi sel. Semua 
organisme mengalami reproduksi baik dalam perkembangan ataupun dalam pertumbuhannya. 
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel ini diawali dengan 
adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap 
pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik 
atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut. Adapun pembelahan 
sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis (Ardiawan,2009). 
Dalam bidang genetika, mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. 
Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel 
somatik secara berturut-turut. Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan 
sitoplasma dan bahan-bahan di uar inti sel (Crowder,1997). 
Dalam arti sempit, mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan kromosom, karena 
kejadian yang terakhir ini berlansung selama periode 5 interfase. Akan tetapi mitosis adalah 
penunjang pokok untuk aplikasi kromosom, berhubung mitosis itu memastikan bahwa masing-masing 
sel anak mendapat satu saudara dari masing-masing pasangan kromatid dan dengan 
demikian jugaseperangkap kromosom lengkap (Adisoemarto,1988). 
Menurut Suryo (2001), pada mitosis bahan inti sel terbagi sedemikian rupa, sehingga dari satu 
sel yang dihasilkan dua buah anakan yang masing-masing memiliki sifat genetik sama. Gamet 
betina setelah dibuahi oleh oleh gamet jantan akan bersifat diploid dan dinamakan zigot. Zigot 
inilah yana akan membelah berkali-kali. 
Dalam sel beristirahat atau interfase, kromosom berada dalam kondisi tidak mengumpar dan 
demikian sulit untuk dilihat, tetapi itu adalah selama interfase bahwa setiap kromosom 
direplikasi. Tahap pertama dari mitosis, profase, dimulai ketika kumparan kromosom dan 
menebal dan bentuk apartus golgi bergelondong. Pada pertengahan profase, kromosom mudah 
terlihat, masing-masing longitudinal dibagi menjadi kromatid identik yang diproses bersama oleh 
sentromer. Tahap berikutnya metafase, dimulai ketika membran nukleus rusak dan nukleolus 
menghilag. Kromosom t
erus menggumpar dan menebal dan menyelaraskan di ekuator atau plat metafase. Serat-serat 
pindle memperpanjang dari sentriol ke sentromer masing-masing kromosom. Tahap berikutnya 
anafase, dimulai ketika sentromer dibagi dan dua kromatid dari setiap kromosom terpisah dan 
bergerak ke arah kutub berlawanan dari sel. Fase mitosis terakhir, telofase, terjadi ketika gerakan 
kromosom selesai. Sekarang terbentuk membran nuclear, sitokinesis, atau pembelahan sel 
terjadi, dan dua sel anak keluar dimana itu merupakan dua anakan identik (Jenkins,1975). 
Dengan mempelajari mitosis dengan cara ini kita dapat mengamati perubahan yang terjadi pada 
kromosom dan melihat bagaimana berlansungnya proses hereditas dalam sel somatik. Juga, 
dengan penggunaan bahan kimia tertentu sangat memungkinkan untuk menangkap proses 
pembelahan pada tahap profase akhir dan dengan demikian akan terlihat kromosom yang padat. 
Teknik ini memungkinkan studi tentang ukuran, jumlah dan bentuk kromosom, dan 
memungkinkan kita untuk melihat bagaimana aspek organisasi kromosom bervariasi dari satu 
spesies yang lain (Jones,1991). 
1.2 Tujuan 
Tujuan praktikum Mitosis ini untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom 
tumbuhan dan hewan, pengamatan strukturnya serta menentukan fase-fase pembelahan mitosis 
sel yang teramati pada akar bawang dan ekor kecebong. 
II. TINJAUAN PUSTAKA 
Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel 
anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh), akan terjadi suatu pembelahan sel 
induk menjadi dua sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk. 
Peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah 
pembelahan sel dimana berlansung pembelahan dan pembagian nukleus berserta kromosom-kromosom 
yang terdapat didalamnya (Suryo, 1998). 
Mitosis hanya satu bagian dari siklus sel. Sebenarnya fase mitotik (M), ynag mencakup mitosis 
dan siktokinetis, biasanya merupakan bagian tesingkat dari siklus sel tersebut. Pembelahan sel 
mitotik yang berurutan bergantian dengan interfase yang jauh lebih lama, yang sering kali 
meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase inilah sel tumbuh dan menyalin sel kromosom 
dalam persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dapat dibagi menjadi subfase: fase G1 (gap 
pertama), fase S dan fase G2 (gap kedua). Selama ketiga subfase ini, sel tumbuh dengan 
menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma. Kromosom diduplikasi hanya selama fase S 
(sintesis DNA). Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1) terus tumbuh begitu sel tersebut sudah 
menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya 
untuk pembelahan sel (G2) dan membelah (M). Sel anak dapat megurangi siklus ini. Sel yang
membelah mengungkapkan dinamika mitosis sebagai salah satu rangkaian perubahan (Campbell, 
2002). 
Mitosis adalah pembelahan nuclear ditambah sitokinesis dan menghasilkan dua sel anak yang 
identik selama selama profase, prometafase, metafase, anafase dan telofase. Interfase sering 
dimasukkan dalam diskusi mitosis. Tetapi interfase secara teknis bukan bagian dari mitosis 
melainkan meliputi tahap G1, S dan G2 dari siklus sel (Suryo, 2001). 
Kromosom yaitu benda-benda halus berbentuk panjang atau pendek, lurus atau bengkok. 
Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa sifat keturunan. Kromosom dibedakan atas 
autosom (kromosom tubuh) dan genosom (kromosom sex). Pada kromosom terdapat sentromer, 
yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel 
somatik mengandung satu sel kromosom yang diterima dari kedua induk. Sepasang kromosom 
disebut sebagai kromosom homolog karena kromosom dari induk betina serupa dengan 
kromosom induk jantan. Oleh karena itu, kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploin (2n) 
sedangkan kromosom sex berjumlah setengah dari kromosom sel somatik/haploid (n). Sepasang 
kromosom haploid dinamakan genom (Suryo, 1998). 
Jaringan yang mudah untuk ditelaah mitosis ialah meristem pada titik tumbuh akar bawang. 
Mewarnainya dengan zat pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel 
yang membelah diri. Sel akar bawang yang baru terbentuk berisi 16 kromosom, 8 diantaranya 
mula-mulanya disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang 
menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering dinamakan kromosom paternal. Sisa yang 8 
lagi semula disediakan oleh “indung” bawang, yaitu bawang yang menghasilkan telur. Inilah 
kromosom maternal. Untuk setiap kromosom maternal ada kromosom paternal yang amat mirip 
dengan pertama tadi. Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan kromosom yang 
homolog, setiap anggota suatu pasangan homolog tertentu seringkali disebut homolog anggota 
lainnya pasangan tersebut. Beberapa kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke dalam 
empat fase yang berurutan yaitu, profase, metafase, anafase dan telofase. Fase-fase ini hanyalah 
merupakan cara yang mudah untuk memeriksa mitosis. Proses sebenarnya meliputi (dengan 
beberapa perkecalian) urutan kejadian yang sinambung yang melebur sesamanya dengan 
mulusnya (Kimball, 2000). 
Berikut ini penjelasan fase-fase mitosis. Profase, kontraksi kromosom. Pengamatan sel profase 
akan mengungkapkan bahwa kromosom secara bertahap menjadi lebih pendek dan lebih tebal 
(olehkontraksi dan kondensasi) dan dengan demikian menjadi lebih jelas (Jones, 1991). Menurut 
Suryo (1984), pada profase benang-benang kromatin makin menjadi pendek, sehingga menjadi 
tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memannjang lalu 
anakan kromosom ini dinamakn kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Terbentuknya serat 
gelondong diantara kedua bidang kutub. 
Selama prometafase, selubung nukleus terfragmentasi. Mikrotubula pada gelondong sekarang 
dapat memasuki nukleus dan berinteraksi dengan kromosom, yang telah menjadi lebih padat. 
Berkas mikrotubula memanjang dari setiap kutub ke arah pertengahan sel. Masing-masing dari 
kedua kromatid yang berasal dari satu kromosom sekarang memiliki struktur khsusus kinetokor. 
Interaksi ini menyebabkan kromosom mulai melakukan gerakan yang tersentak-sentak.
Mikrotubula kinetokor berinteraksi dengan mikrotubula dari kutub sel berlawanan. Sentrosom 
sekarang berada pada kutub yang berlawan dalam sel tersebut. Kromosom berkumpul dalam 
pelat metafase, suatu bidang khayal yang berjarak sama diantara kedua kutub gelendong. 
Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi sebaris dan kromatid dari setiap kromosom 
menjauhi pelat metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari kromatid melekat ke 
mikrotubula yang datang dari kutub berlawanan dalam sel. Seluruh aparatus mikrotubula disebut 
gelendong karena bentuknya (Campbell, 2002). 
Anafase, sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju 
ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang 
sama. Mulai saat ini kromatid-kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru. Telofase, di tiap 
kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti 
terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian, proses dimana disebut 
sitokinesis. Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan melekuknya sel ke dalam, sedangkan 
pada tumbuh-tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinese ditandai dengan terbentuknya 
dinding pemisah di tengah-tengah sel (Suryo, 1984). 
Pada penyelesaian mitosis, kedua nukleus anak berisi kelengkapan kromosom yang identik, hasil 
pembagian yang sama dari kromatid-kromatid anak yang identik pada anafase. Persekutuan 
kromatid yang teratur pada piringan metafase dan pembelahan masing-masing sentromer 
menjadi belahan yang berpindah ke kutub berlawanan dan menjamin bahwa material genetik 
diturunkan tepat benar dari sel induk ke sel anaknya (Adisoemarto, 1988). 
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 
3.1 Waktu dan Tempat 
Praktikum mitosis ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 oktober 2011 di Laboratorium 
Genetika dan Sitologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
Universitas Andalas, Padang. 
3.2 Alat dan Bahan 
Alat yang digunakan dalam praktikum mitosis ini yaitu, objek glass, cover glass, mikroskop, 
pipet tetes, tissue, bunsen dan pinset. Sedangkan bahannya yaitu, akar bawang merah (Allium 
cepa), ekor kecebong, larutan carnoys, acetoocein, HCl dan larutan kolsikin. 
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Sel Tumbuhan 
Ujung akar bawang dipotong sepanjang 2 cm dan direndam dengan larutan carnoys. Setelah itu 
dilakukan maserasi, lalu tetesisi dengan HCl 1 N, dibiarkan selama 15 detik agar jaringan 
melepaskan sel dan melarutkan middle lame. Sampel yang telah dipanaskan, ditetesi dengan 
orceto orcein 2% biarkan 15-20 menit. Setelah 20 menit lakukan proses squash yakni penekanan 
pada preparat yang terlebih dahulu ditutup dengancover glass. Squash pada preparat 
menggunakan tissue agar sel menyebar. Preparat yang telah jadi, diamati dibawah mikroskop. 
Amati proses dari fase-fase mitosis yang terlihat. 
3.3.2 Sel Hewan 
Ekor kecebong dipotong, biarkan selama 2 hari. Kemudian potong kembali ujung ekor 
kecebong. Ekor kecebong yang sudah dipotong, diletakkan pada kaca objek dan ditetesi dengan 
larutan kolkisin 2%, dibiarkan selama 30 menit. Sisa larutan kolkisin diserap dengan tissue. 
Preparat ditetesi acetoorcein 2&, biarkan selama 30 menit. Tutup dengan kaca penutup, dilapisi 
dengan tissue. Kemudian squash secara perlahan dan cermat. Lalu diamati pada mikroskop mulai 
perbesaran terkecil. 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Mitosis Pada Ujung Akar Bawang 
Berdasarkan praktikum mitosis pada ujung akar bawang yang dilakukan, didapatkan hasil : 
4.1.1 Profase 
Gambar 1. Profase Gambar profase, Zacky (2009). 
Pada praktikum mitosis pada ujung akar bawang, didapatkan semua fase pembelahan yaitu, fase 
profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. Didapatkannya semua fase-fase 
pembelahan pada ujung akar bawang ini, karena koleksi sampel dilakukan pada pagi hari yang 
merupakan waktu optimal untuk terjadinya proses pembelahan pada sel, faktor lain juga bisa 
disebabkan oleh akar yang diambil adalah bagian ujung yang merupakan bagian yang banyak 
terdapat jaringan meristem yang sangat aktif membelah. Hal ini sesuai dengan pernyataan 
Margono (1973), yang menyatakan alasan penggunaan akar pada proses mitosis adalah antara 
lain karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel – sel penyusunnya adalah sel –sel 
somatik khusus pada ujung akar bawang bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan 
sel yang umumnya terjadi pada sel – sel hidup. Terutama sel – sel yang sedang tumbuh dan sel – 
sel ini umumnya terdapat pada ujung batang tumbuhan.
Pada gambar 1, profase, dapat kita lihat membran inti hilang dan benang-benang kromatin 
memadat menjadi kromatid. Menurut Setjo (2004), benang spindel dan mikrotubula terbentuk 
dalam sitoplasma. Pada awal profase dua pasang sentriol dikelilingi aster, kedua pasang sentriol 
bermigrasi ke arah yang berlawanan. Menurut Zacky (2009), selama profase, sentrosom bergerak 
berlawanan satu sama lain dan tampak bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan 
berkas mikrotubul diantara dua sentrosom. Kemudian kromosom berduplikasi menjadi dua 
kromatid anak yang sama dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk 
disitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur diantara 
dua sentrosom. 
4.1.2 Metafase 
Gambar 2. Metafase Gambar metafase, Zacky (2009). 
Pada gambar 2, metafase, dapat diamati kromosom berkumpul di bidang ekuator. Menurut 
Margono (1973), ciri – ciri metafase adalah kromatid menuju bidang equatorial dan tersusun 
kromatid menuju bidang equatorial. Kromosom besar ini dipudat dan kecil diperifer. Terdapat 
gelendong pembelahan (benang – benang spindel) yang membutuhkan sentromer dengan kutub 
pembelahan. 
Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel. Karena 
itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul kinetokor yang 
tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk. Kromosom menggantung pada serat 
gelendong tersebut lewat sentromernya. Dan semua bergerak kebidang ekuator hingga 
kromosom terletak pada satu bidang datar (Zacky, 2009). 
4.1.3 Anafase 
Gambar 3. Anafase Gambar anafase, Zacky (2009). 
Pada anafase dapat diamati kromatid ditarik ke kutub yang berlawanan, seperti pada gambar 3. 
Menurut Suryo (1998), sentromer membelah dan kedua belah kromatid memisahkan diri dan 
bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki 
sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid – kromatid berlaku sebagai kromosom baru. 
Anafase membutuhkan waktu 3 – 15 menit. 
Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer 
masing-sebagai calon kromosom-masing. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon 
kromosom. Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan. Hal ini 
dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer. Mikrotubul kinetokor memendek 
ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang bersamaan, kutub dari sel juga bergerak 
lebih jauh. Akhir dari anaphase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari 
kromosom (Zacky, 2009). 
4.1.3 Telofase
Gambar 4. Telofase Gambar telofase, Zacky (2009). 
Pasa telofase, gambar 4, dapat dilihat sudah terciptanya dua sel anak terbentuk dinding sel. 
Menurut Zacky (2009), pada fase ini mikrotubul non-kinetokor selalu memanjang dan anak inti 
mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun. 
Membrane inti terbentuk dari potongan-potongan membrane inti sel induk dan bagian lain dari 
system endomembran. 
Dtiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding 
inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian, proses ini disebut 
sitokinesis. Pada sel hewan sitokenesis ditandai dengan melekuknya sel ke dalam, sedangkan 
pada tumbuh – tumbuhan karena selnya berdinding maka sitokinesis ditandai dengan 
terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Biasanya telofase membutuhkan waktu 30 – 
60 menit (Suryo, 1998). 
4.2 Mitosis Pada Ekor Kecebong 
Pada praktikum mitosis pada ekor kecebong yang dilakukan, didapatkan semua fase pembelahan 
yaitu : 
4.2.1 Profase 
Gambar 5. Profase Gambar profase, Zacky (2009). 
Pada ekor kecebong didapatkan semua fase pembelahan, tapi tidak terlihat jelas karena sel hewan 
yang tidak mempunyai dinding sel. Squash yang tidak merata jga mempengaruhi pengamatan, 
karena menghasilkan preparat yang apabila diamati dengan mikroskop, fase-fase mitosis tidak 
terlihat jelas (menumpuk). Pada gambar 5, profase, dapat kita lihat membran inti hilang dan 
benang-benang kromatin memadat menjadi kromatid. Menurut Yatim (1987), setiap kromosom 
muncul terdiri atas 2 kromatin (kromosom anak) tapi sentromer masih satu. Karyotheca hilang, 
kromosom melekat ke serat yang tersusun seperti gelondong disebut serat gelendong. Menurut 
Crowder (1997), pada profase kromatin menebal, dan memendek. Terbentuklah kromosom-kromosom. 
Tiap kromosom membelah memanjang. Nucleolus menjadi kabur dan hilang pada 
akhir profase. Selaput mulai menghilang. Benang gelendong mulai terbentuk, sentriol mulai 
membelah. 
Mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan 
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan dari sel somatis secara berturut-turut. 
Mitosis pada tanaman terjadi selama 30 detik sampai beberapa jam. Mitosis berlansung pada 
semua sel, kecuali pada ssel- sel yang akan menjadi sel kelamin. Proses reproduksi ini juga 
tergolong ke dalam regenerasi dan penggantian sel pada organisme multiseluler dan dapat kita 
bagi atas beberapa tahapan (Suryo, 1998). 
4.2.2 Metafase
Gambar 6. Metafase Gambar metafase, Zacky (2009). 
Pada gambar 6, metafase, dapat diamati kromosom berkumpul di bidang ekuator. Menurut Setjo 
(2004), bahwa tahap ini diawali dengan prometafase dalam hal ini membran menghilang 
sempurna. Metafase membutuhkan waktu 2 – 6 menit. Menurut Crowder (1997), pada metafase 
pada fase ini kromosom berkumpul pada bidang ekuator dari sel. Dinding sel menghilang pada 
akhir metafase. Sentromer membelah kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju 
kutub yang berlawanan. Kromatid hasil pembelahan ini mempunyai sifat keturunan yang 
samamulai dari tahap ini. Menurut Suryo (2001), pada metafase, kromosom bergerak 
menempatkan diri dibidang ekuatorial dari sel. Dinding inti sel menghilang. Pada akhir metafase, 
sentromer membelah da ujung benang gelendong inti mencapai kromoosm dan memegang 
sentromer. 
4.2.3 Anafase 
Gambar 7. Anafase Gambar anafase, Zacky (2009). 
Pada anafase dapat diamati kromatid ditarik ke kutub yang berlawanan, seperti pada gambar 3. 
Menurut Crowder (1997), pada anafase kromosom bergerak kearah kutub, sentromernya tertarik 
karena kontraksi dari benang gelendong. Terjadinya penyebaran kromosom dan DNA yang 
seragam di dalam sel. Fase ini merupakan fase terpendek dari mitosis. Menurut Suryo (2001), 
pada anafase dapat juga terjadi pembelahan sentromer, yaitu pada anafase awal. Benang 
gelendong inti memendek, sehingga bahan sentromer masing-masing bergerak kekutub sel yang 
berlawanan denga membawa kromatid. 
4.2.4 Telofase 
Gambar 8. Telofase Gambar telofase, Zacky (2009). 
Pasa telofase, gambar 4, dapat dilihat sudah terciptanya dua sel anak terbentuk dinding sel. 
Menurut Suryo (2001), fase telofase pembelahan telah selesai dan terbentuk lagi dinding inti . 
Sel telah terbagi menjadi 2 sel anakan, masing-masing memiliki inti yang mengandung 4 
kromosom dengan bahan genetik yang sama adanya. 
Pada telofase benang-benang gelendong hilang dan selaput inti dan nuckleolus terbentuk 
kembali. Plasma sel rterbagi mnjadi dua bagian yang prosesnya disebut sitogenase. Pada sel 
hewan sitogenase ditandai dengan molekulnya kedalam sedangkan pada tumbuhan karena sel 
berdinding maka sel sitogenase ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah 
sel. Sel baru itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase (Crowder, 1997).
V. KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan 
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 
1. Pada praktikum mitosis pada ujung akar bawang, didapatkan semua fase pembelahan 
yaitu, fase profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. 
2. Pada praktikum mitosis pada ekor kecebong juga didapatkan semua fase pembelahan 
yaitu, fase profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. 
5.2 Saran 
Dalam melaksanakan praktikum mitosis ini, disarankan kepada praktikan untuk melakukan 
squash dengan perlahan dan merata, sehingga preparat lebih mudah diamati. Pada pengamatan 
pembelahan mitosis ekor kecebong teliti dalam mengamati bagian-bagian pembelahannya.
DAFTAR PUSTAKA 
Ardiawan, A. 2009. Pembelahan Mitosis. Puwokerto : Fakultas Pertanian Unsud. 
Ardisoemarto,S. 1988. Genetika Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga. 
Campbell, R.M. 2002. Biologi Edisi Kelima jilid I. Jakarta: Erlangga. 
Crowder, L,V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
Jekins, J.B. 1975. Genetics. USA : Hounghton Mifflin Company. 
Kimball. J.W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga. 
Margono, H. 1973. Pengaruh Colcinie Terhadap Pertumbuhan Memanjang Akar 
bawang Merah (Allium cepa) .Skripsi tidak diterbitkan. Malang : IKIP. 
R.N.Jonesand G.K. Rickards. 1991. Practical Genetics. England: John Willey & Soons Ltd. 
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang. 
Suryo, 1984. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. 
Suryo, 1998. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. 
Suryo, 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. 
Yatim, W. 1987. Biologi Modern. Bandung: Tarsito. 
Zacky, M. 2009. Siklus Sel. www.oneindoskripsi.com. Diakses 13 Desember 2011 
http://gianwulandari.wordpress.com/2012/10/21/mitosis/

More Related Content

What's hot

Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)
Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)
Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)Umbara Sakti Mihardja
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan BiologiLaporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologinurwiji
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daunSofyan Dwi Nugroho
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanRizal EnsyaMada
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel ahmaddzul
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)f' yagami
 
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMA
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMAPowerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMA
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMAAlfi Nurfazri
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilPutri Yusril
 
Laporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan SachLaporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan Sachameliarizkap
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 

What's hot (20)

Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)
Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)
Mutasi kromosom ( Materi Kelas XII SMA)
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan BiologiLaporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
Laporan Praktikum Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Kloning hewan pptx
Kloning hewan pptxKloning hewan pptx
Kloning hewan pptx
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMA
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMAPowerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMA
Powerpoint Mutasi dalam mekanisme evolusi manusia biologi SMA
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
 
Laporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan SachLaporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan Sach
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Materi biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fixMateri biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fix
 

Similar to laporan genetika mitosis

Biologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedBiologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedYuli Ani
 
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariPertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariSuryati Purba
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisfajrinadifah1
 
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxFIRYAL14
 
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)RamandhikaAbiKarami
 
Mitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.pptMitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.pptWan Na
 
Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)aris trea
 
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...luluk anas
 
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptPembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptyenniernita51
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan selFeny Mustika
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan selFeny Mustika
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointverlitarochma1
 

Similar to laporan genetika mitosis (20)

Biologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedBiologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-edited
 
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariPertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
 
Biosel
BioselBiosel
Biosel
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
 
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI PEMBELAHAN SEL BAB 4 KELAS 12 MARIYAH MITTAQUL JANNAH.pptx
 
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
Pembelahan sel (Ramandhika Abi Karami)
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
Mitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.pptMitosis-Meiosis.ppt
Mitosis-Meiosis.ppt
 
Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)
 
Kromosom dan pembelahan mitosis
Kromosom dan pembelahan mitosisKromosom dan pembelahan mitosis
Kromosom dan pembelahan mitosis
 
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
Pembelahan amitosis, mitosis, gametogenesis pada manusia, hewan, dan tumbuhan...
 
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.pptPembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
Pembelahn Sel mitosis-meiosis.ppt
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
 
Proses pembelahan sel
Proses pembelahan selProses pembelahan sel
Proses pembelahan sel
 
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) : reproduksi sel, mitosis dan meiosis
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) :  reproduksi sel, mitosis dan meiosisIDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) :  reproduksi sel, mitosis dan meiosis
IDK 1(Ilmu Dasar Keperawatan 1) : reproduksi sel, mitosis dan meiosis
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
 
Analisis-Mitosis
Analisis-MitosisAnalisis-Mitosis
Analisis-Mitosis
 

Recently uploaded

polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

laporan genetika mitosis

  • 1. Mitosis MITOSIS I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan teori evolusi,organisme multiseluler berasal dari organisme uniseler. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga terwujudnya organisme multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang ditempuh adalah melalui reproduksi sel. Semua organisme mengalami reproduksi baik dalam perkembangan ataupun dalam pertumbuhannya. Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel ini diawali dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis (Ardiawan,2009). Dalam bidang genetika, mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut-turut. Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di uar inti sel (Crowder,1997). Dalam arti sempit, mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan kromosom, karena kejadian yang terakhir ini berlansung selama periode 5 interfase. Akan tetapi mitosis adalah penunjang pokok untuk aplikasi kromosom, berhubung mitosis itu memastikan bahwa masing-masing sel anak mendapat satu saudara dari masing-masing pasangan kromatid dan dengan demikian jugaseperangkap kromosom lengkap (Adisoemarto,1988). Menurut Suryo (2001), pada mitosis bahan inti sel terbagi sedemikian rupa, sehingga dari satu sel yang dihasilkan dua buah anakan yang masing-masing memiliki sifat genetik sama. Gamet betina setelah dibuahi oleh oleh gamet jantan akan bersifat diploid dan dinamakan zigot. Zigot inilah yana akan membelah berkali-kali. Dalam sel beristirahat atau interfase, kromosom berada dalam kondisi tidak mengumpar dan demikian sulit untuk dilihat, tetapi itu adalah selama interfase bahwa setiap kromosom direplikasi. Tahap pertama dari mitosis, profase, dimulai ketika kumparan kromosom dan menebal dan bentuk apartus golgi bergelondong. Pada pertengahan profase, kromosom mudah terlihat, masing-masing longitudinal dibagi menjadi kromatid identik yang diproses bersama oleh sentromer. Tahap berikutnya metafase, dimulai ketika membran nukleus rusak dan nukleolus menghilag. Kromosom t
  • 2. erus menggumpar dan menebal dan menyelaraskan di ekuator atau plat metafase. Serat-serat pindle memperpanjang dari sentriol ke sentromer masing-masing kromosom. Tahap berikutnya anafase, dimulai ketika sentromer dibagi dan dua kromatid dari setiap kromosom terpisah dan bergerak ke arah kutub berlawanan dari sel. Fase mitosis terakhir, telofase, terjadi ketika gerakan kromosom selesai. Sekarang terbentuk membran nuclear, sitokinesis, atau pembelahan sel terjadi, dan dua sel anak keluar dimana itu merupakan dua anakan identik (Jenkins,1975). Dengan mempelajari mitosis dengan cara ini kita dapat mengamati perubahan yang terjadi pada kromosom dan melihat bagaimana berlansungnya proses hereditas dalam sel somatik. Juga, dengan penggunaan bahan kimia tertentu sangat memungkinkan untuk menangkap proses pembelahan pada tahap profase akhir dan dengan demikian akan terlihat kromosom yang padat. Teknik ini memungkinkan studi tentang ukuran, jumlah dan bentuk kromosom, dan memungkinkan kita untuk melihat bagaimana aspek organisasi kromosom bervariasi dari satu spesies yang lain (Jones,1991). 1.2 Tujuan Tujuan praktikum Mitosis ini untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom tumbuhan dan hewan, pengamatan strukturnya serta menentukan fase-fase pembelahan mitosis sel yang teramati pada akar bawang dan ekor kecebong. II. TINJAUAN PUSTAKA Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh), akan terjadi suatu pembelahan sel induk menjadi dua sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk. Peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel dimana berlansung pembelahan dan pembagian nukleus berserta kromosom-kromosom yang terdapat didalamnya (Suryo, 1998). Mitosis hanya satu bagian dari siklus sel. Sebenarnya fase mitotik (M), ynag mencakup mitosis dan siktokinetis, biasanya merupakan bagian tesingkat dari siklus sel tersebut. Pembelahan sel mitotik yang berurutan bergantian dengan interfase yang jauh lebih lama, yang sering kali meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase inilah sel tumbuh dan menyalin sel kromosom dalam persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dapat dibagi menjadi subfase: fase G1 (gap pertama), fase S dan fase G2 (gap kedua). Selama ketiga subfase ini, sel tumbuh dengan menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma. Kromosom diduplikasi hanya selama fase S (sintesis DNA). Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1) terus tumbuh begitu sel tersebut sudah menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk pembelahan sel (G2) dan membelah (M). Sel anak dapat megurangi siklus ini. Sel yang
  • 3. membelah mengungkapkan dinamika mitosis sebagai salah satu rangkaian perubahan (Campbell, 2002). Mitosis adalah pembelahan nuclear ditambah sitokinesis dan menghasilkan dua sel anak yang identik selama selama profase, prometafase, metafase, anafase dan telofase. Interfase sering dimasukkan dalam diskusi mitosis. Tetapi interfase secara teknis bukan bagian dari mitosis melainkan meliputi tahap G1, S dan G2 dari siklus sel (Suryo, 2001). Kromosom yaitu benda-benda halus berbentuk panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa sifat keturunan. Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan genosom (kromosom sex). Pada kromosom terdapat sentromer, yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatik mengandung satu sel kromosom yang diterima dari kedua induk. Sepasang kromosom disebut sebagai kromosom homolog karena kromosom dari induk betina serupa dengan kromosom induk jantan. Oleh karena itu, kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploin (2n) sedangkan kromosom sex berjumlah setengah dari kromosom sel somatik/haploid (n). Sepasang kromosom haploid dinamakan genom (Suryo, 1998). Jaringan yang mudah untuk ditelaah mitosis ialah meristem pada titik tumbuh akar bawang. Mewarnainya dengan zat pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel yang membelah diri. Sel akar bawang yang baru terbentuk berisi 16 kromosom, 8 diantaranya mula-mulanya disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering dinamakan kromosom paternal. Sisa yang 8 lagi semula disediakan oleh “indung” bawang, yaitu bawang yang menghasilkan telur. Inilah kromosom maternal. Untuk setiap kromosom maternal ada kromosom paternal yang amat mirip dengan pertama tadi. Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan kromosom yang homolog, setiap anggota suatu pasangan homolog tertentu seringkali disebut homolog anggota lainnya pasangan tersebut. Beberapa kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke dalam empat fase yang berurutan yaitu, profase, metafase, anafase dan telofase. Fase-fase ini hanyalah merupakan cara yang mudah untuk memeriksa mitosis. Proses sebenarnya meliputi (dengan beberapa perkecalian) urutan kejadian yang sinambung yang melebur sesamanya dengan mulusnya (Kimball, 2000). Berikut ini penjelasan fase-fase mitosis. Profase, kontraksi kromosom. Pengamatan sel profase akan mengungkapkan bahwa kromosom secara bertahap menjadi lebih pendek dan lebih tebal (olehkontraksi dan kondensasi) dan dengan demikian menjadi lebih jelas (Jones, 1991). Menurut Suryo (1984), pada profase benang-benang kromatin makin menjadi pendek, sehingga menjadi tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah memannjang lalu anakan kromosom ini dinamakn kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Terbentuknya serat gelondong diantara kedua bidang kutub. Selama prometafase, selubung nukleus terfragmentasi. Mikrotubula pada gelondong sekarang dapat memasuki nukleus dan berinteraksi dengan kromosom, yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubula memanjang dari setiap kutub ke arah pertengahan sel. Masing-masing dari kedua kromatid yang berasal dari satu kromosom sekarang memiliki struktur khsusus kinetokor. Interaksi ini menyebabkan kromosom mulai melakukan gerakan yang tersentak-sentak.
  • 4. Mikrotubula kinetokor berinteraksi dengan mikrotubula dari kutub sel berlawanan. Sentrosom sekarang berada pada kutub yang berlawan dalam sel tersebut. Kromosom berkumpul dalam pelat metafase, suatu bidang khayal yang berjarak sama diantara kedua kutub gelendong. Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi sebaris dan kromatid dari setiap kromosom menjauhi pelat metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari kromatid melekat ke mikrotubula yang datang dari kutub berlawanan dalam sel. Seluruh aparatus mikrotubula disebut gelendong karena bentuknya (Campbell, 2002). Anafase, sentromer membelah dan kedua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-kromatid itu berlaku sebagai kromosom baru. Telofase, di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian, proses dimana disebut sitokinesis. Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan melekuknya sel ke dalam, sedangkan pada tumbuh-tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinese ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel (Suryo, 1984). Pada penyelesaian mitosis, kedua nukleus anak berisi kelengkapan kromosom yang identik, hasil pembagian yang sama dari kromatid-kromatid anak yang identik pada anafase. Persekutuan kromatid yang teratur pada piringan metafase dan pembelahan masing-masing sentromer menjadi belahan yang berpindah ke kutub berlawanan dan menjamin bahwa material genetik diturunkan tepat benar dari sel induk ke sel anaknya (Adisoemarto, 1988). III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum mitosis ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 oktober 2011 di Laboratorium Genetika dan Sitologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum mitosis ini yaitu, objek glass, cover glass, mikroskop, pipet tetes, tissue, bunsen dan pinset. Sedangkan bahannya yaitu, akar bawang merah (Allium cepa), ekor kecebong, larutan carnoys, acetoocein, HCl dan larutan kolsikin. 3.3 Cara Kerja
  • 5. 3.3.1 Sel Tumbuhan Ujung akar bawang dipotong sepanjang 2 cm dan direndam dengan larutan carnoys. Setelah itu dilakukan maserasi, lalu tetesisi dengan HCl 1 N, dibiarkan selama 15 detik agar jaringan melepaskan sel dan melarutkan middle lame. Sampel yang telah dipanaskan, ditetesi dengan orceto orcein 2% biarkan 15-20 menit. Setelah 20 menit lakukan proses squash yakni penekanan pada preparat yang terlebih dahulu ditutup dengancover glass. Squash pada preparat menggunakan tissue agar sel menyebar. Preparat yang telah jadi, diamati dibawah mikroskop. Amati proses dari fase-fase mitosis yang terlihat. 3.3.2 Sel Hewan Ekor kecebong dipotong, biarkan selama 2 hari. Kemudian potong kembali ujung ekor kecebong. Ekor kecebong yang sudah dipotong, diletakkan pada kaca objek dan ditetesi dengan larutan kolkisin 2%, dibiarkan selama 30 menit. Sisa larutan kolkisin diserap dengan tissue. Preparat ditetesi acetoorcein 2&, biarkan selama 30 menit. Tutup dengan kaca penutup, dilapisi dengan tissue. Kemudian squash secara perlahan dan cermat. Lalu diamati pada mikroskop mulai perbesaran terkecil. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mitosis Pada Ujung Akar Bawang Berdasarkan praktikum mitosis pada ujung akar bawang yang dilakukan, didapatkan hasil : 4.1.1 Profase Gambar 1. Profase Gambar profase, Zacky (2009). Pada praktikum mitosis pada ujung akar bawang, didapatkan semua fase pembelahan yaitu, fase profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. Didapatkannya semua fase-fase pembelahan pada ujung akar bawang ini, karena koleksi sampel dilakukan pada pagi hari yang merupakan waktu optimal untuk terjadinya proses pembelahan pada sel, faktor lain juga bisa disebabkan oleh akar yang diambil adalah bagian ujung yang merupakan bagian yang banyak terdapat jaringan meristem yang sangat aktif membelah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Margono (1973), yang menyatakan alasan penggunaan akar pada proses mitosis adalah antara lain karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel – sel penyusunnya adalah sel –sel somatik khusus pada ujung akar bawang bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel – sel hidup. Terutama sel – sel yang sedang tumbuh dan sel – sel ini umumnya terdapat pada ujung batang tumbuhan.
  • 6. Pada gambar 1, profase, dapat kita lihat membran inti hilang dan benang-benang kromatin memadat menjadi kromatid. Menurut Setjo (2004), benang spindel dan mikrotubula terbentuk dalam sitoplasma. Pada awal profase dua pasang sentriol dikelilingi aster, kedua pasang sentriol bermigrasi ke arah yang berlawanan. Menurut Zacky (2009), selama profase, sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan tampak bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua sentrosom. Kemudian kromosom berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk disitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur diantara dua sentrosom. 4.1.2 Metafase Gambar 2. Metafase Gambar metafase, Zacky (2009). Pada gambar 2, metafase, dapat diamati kromosom berkumpul di bidang ekuator. Menurut Margono (1973), ciri – ciri metafase adalah kromatid menuju bidang equatorial dan tersusun kromatid menuju bidang equatorial. Kromosom besar ini dipudat dan kecil diperifer. Terdapat gelendong pembelahan (benang – benang spindel) yang membutuhkan sentromer dengan kutub pembelahan. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul kinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk. Kromosom menggantung pada serat gelendong tersebut lewat sentromernya. Dan semua bergerak kebidang ekuator hingga kromosom terletak pada satu bidang datar (Zacky, 2009). 4.1.3 Anafase Gambar 3. Anafase Gambar anafase, Zacky (2009). Pada anafase dapat diamati kromatid ditarik ke kutub yang berlawanan, seperti pada gambar 3. Menurut Suryo (1998), sentromer membelah dan kedua belah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid – kromatid berlaku sebagai kromosom baru. Anafase membutuhkan waktu 3 – 15 menit. Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer masing-sebagai calon kromosom-masing. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom. Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan. Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer. Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang bersamaan, kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anaphase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom (Zacky, 2009). 4.1.3 Telofase
  • 7. Gambar 4. Telofase Gambar telofase, Zacky (2009). Pasa telofase, gambar 4, dapat dilihat sudah terciptanya dua sel anak terbentuk dinding sel. Menurut Zacky (2009), pada fase ini mikrotubul non-kinetokor selalu memanjang dan anak inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun. Membrane inti terbentuk dari potongan-potongan membrane inti sel induk dan bagian lain dari system endomembran. Dtiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian, proses ini disebut sitokinesis. Pada sel hewan sitokenesis ditandai dengan melekuknya sel ke dalam, sedangkan pada tumbuh – tumbuhan karena selnya berdinding maka sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Biasanya telofase membutuhkan waktu 30 – 60 menit (Suryo, 1998). 4.2 Mitosis Pada Ekor Kecebong Pada praktikum mitosis pada ekor kecebong yang dilakukan, didapatkan semua fase pembelahan yaitu : 4.2.1 Profase Gambar 5. Profase Gambar profase, Zacky (2009). Pada ekor kecebong didapatkan semua fase pembelahan, tapi tidak terlihat jelas karena sel hewan yang tidak mempunyai dinding sel. Squash yang tidak merata jga mempengaruhi pengamatan, karena menghasilkan preparat yang apabila diamati dengan mikroskop, fase-fase mitosis tidak terlihat jelas (menumpuk). Pada gambar 5, profase, dapat kita lihat membran inti hilang dan benang-benang kromatin memadat menjadi kromatid. Menurut Yatim (1987), setiap kromosom muncul terdiri atas 2 kromatin (kromosom anak) tapi sentromer masih satu. Karyotheca hilang, kromosom melekat ke serat yang tersusun seperti gelondong disebut serat gelendong. Menurut Crowder (1997), pada profase kromatin menebal, dan memendek. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom membelah memanjang. Nucleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase. Selaput mulai menghilang. Benang gelendong mulai terbentuk, sentriol mulai membelah. Mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan dari sel somatis secara berturut-turut. Mitosis pada tanaman terjadi selama 30 detik sampai beberapa jam. Mitosis berlansung pada semua sel, kecuali pada ssel- sel yang akan menjadi sel kelamin. Proses reproduksi ini juga tergolong ke dalam regenerasi dan penggantian sel pada organisme multiseluler dan dapat kita bagi atas beberapa tahapan (Suryo, 1998). 4.2.2 Metafase
  • 8. Gambar 6. Metafase Gambar metafase, Zacky (2009). Pada gambar 6, metafase, dapat diamati kromosom berkumpul di bidang ekuator. Menurut Setjo (2004), bahwa tahap ini diawali dengan prometafase dalam hal ini membran menghilang sempurna. Metafase membutuhkan waktu 2 – 6 menit. Menurut Crowder (1997), pada metafase pada fase ini kromosom berkumpul pada bidang ekuator dari sel. Dinding sel menghilang pada akhir metafase. Sentromer membelah kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Kromatid hasil pembelahan ini mempunyai sifat keturunan yang samamulai dari tahap ini. Menurut Suryo (2001), pada metafase, kromosom bergerak menempatkan diri dibidang ekuatorial dari sel. Dinding inti sel menghilang. Pada akhir metafase, sentromer membelah da ujung benang gelendong inti mencapai kromoosm dan memegang sentromer. 4.2.3 Anafase Gambar 7. Anafase Gambar anafase, Zacky (2009). Pada anafase dapat diamati kromatid ditarik ke kutub yang berlawanan, seperti pada gambar 3. Menurut Crowder (1997), pada anafase kromosom bergerak kearah kutub, sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong. Terjadinya penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel. Fase ini merupakan fase terpendek dari mitosis. Menurut Suryo (2001), pada anafase dapat juga terjadi pembelahan sentromer, yaitu pada anafase awal. Benang gelendong inti memendek, sehingga bahan sentromer masing-masing bergerak kekutub sel yang berlawanan denga membawa kromatid. 4.2.4 Telofase Gambar 8. Telofase Gambar telofase, Zacky (2009). Pasa telofase, gambar 4, dapat dilihat sudah terciptanya dua sel anak terbentuk dinding sel. Menurut Suryo (2001), fase telofase pembelahan telah selesai dan terbentuk lagi dinding inti . Sel telah terbagi menjadi 2 sel anakan, masing-masing memiliki inti yang mengandung 4 kromosom dengan bahan genetik yang sama adanya. Pada telofase benang-benang gelendong hilang dan selaput inti dan nuckleolus terbentuk kembali. Plasma sel rterbagi mnjadi dua bagian yang prosesnya disebut sitogenase. Pada sel hewan sitogenase ditandai dengan molekulnya kedalam sedangkan pada tumbuhan karena sel berdinding maka sel sitogenase ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Sel baru itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase (Crowder, 1997).
  • 9. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada praktikum mitosis pada ujung akar bawang, didapatkan semua fase pembelahan yaitu, fase profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. 2. Pada praktikum mitosis pada ekor kecebong juga didapatkan semua fase pembelahan yaitu, fase profase, fase metafase, fase anafase dan fase telofase. 5.2 Saran Dalam melaksanakan praktikum mitosis ini, disarankan kepada praktikan untuk melakukan squash dengan perlahan dan merata, sehingga preparat lebih mudah diamati. Pada pengamatan pembelahan mitosis ekor kecebong teliti dalam mengamati bagian-bagian pembelahannya.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Ardiawan, A. 2009. Pembelahan Mitosis. Puwokerto : Fakultas Pertanian Unsud. Ardisoemarto,S. 1988. Genetika Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga. Campbell, R.M. 2002. Biologi Edisi Kelima jilid I. Jakarta: Erlangga. Crowder, L,V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jekins, J.B. 1975. Genetics. USA : Hounghton Mifflin Company. Kimball. J.W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga. Margono, H. 1973. Pengaruh Colcinie Terhadap Pertumbuhan Memanjang Akar bawang Merah (Allium cepa) .Skripsi tidak diterbitkan. Malang : IKIP. R.N.Jonesand G.K. Rickards. 1991. Practical Genetics. England: John Willey & Soons Ltd. Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang. Suryo, 1984. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. Suryo, 1998. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. Suryo, 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. Yatim, W. 1987. Biologi Modern. Bandung: Tarsito. Zacky, M. 2009. Siklus Sel. www.oneindoskripsi.com. Diakses 13 Desember 2011 http://gianwulandari.wordpress.com/2012/10/21/mitosis/