5. • Nama : Sultan Iskandar Muda
• Lahir : Aceh, 27 September 1656
• Merupakan sultan yang paling besar
dalam masa Kesultanan Aceh
• Perlawanan rakyat Aceh terhadap
Portugis dilakukan mulai tahun 1554-
1555, upaya Portugis tersebut gagal
karena Portugis mendapat perlawanan
keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan
Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh
pernah menyerang Portugis di Malaka
pada tahun 1615 dan 1629.
6. Perlawanan rakyat Aceh
S. Iskandar Muda menyerang Portugis di Malaka tapi
kalah. Karena dana yang menipis dan senjata yang
kurang canggih.
Untuk meningkatkan perdagangan dan mendapat
dana,Aceh mengijinkan kapal-kapal Belanda
memasuki bandar-bandar Aceh.
Portugis dan Belanda bersaing untuk menguasai Selat
malaka.
Kerajaan Nusantara di sekitar Selat Malaka ikut
bersaing.
Johor memihak Belanda. Aceh memihak Portugis.
Aceh-Portugis kalah. Malaka direbut Belanda.
7. Aceh melawan Portugis
Ketika Kesultanan Samudera Pasai dalam krisis, maka
kesultanan malaka yang muncul dibawah parameswara
(Paramisora) yang berganti nama setelah masuk Islam
dengan panggilan Iskandar Syah. Kerajaan Islam Malaka ini
maju pesat sampai pada tahun 1511 ketika Portugis
dibawah pimpinan Afonso d’Albuquerque dengan
armadanya menaklukan Malaka.
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, kembali Aceh
bangkit dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah,Sultan
Salahuddin ,Sultan Alauddin Riayat Syahal Kahar ,Sultan Ali
Riyat Syah, Sultan Seri Alam, Sultan Muda dan Sultan
Iskandar. Semua serangan yang dilancarkan pihak Portugis
dapat ditangkisnya.
8. EKSPEDISI JIHAD Tahun 1512 Samudra Pasai jatuh
ke tangan Portugis. Hal ini membuat tugas Pati
Unus sebagai Panglima Armada Islam tanah jawa
semakin mendesak untuk segera dilaksanakan.
Maka tahun 1513 dikirim armada kecil, ekspedisi
Jihad I yang mencoba mendesak masuk benteng
Portugis di Malaka tapi gagal dan balik kembali ke
tanah Jawa.
Kegagalan ini karena kurang persiapan menjadi
pelajaran berharga untuk membuat persiapan
yang lebih baik.
Maka direncanakanlah pembangunan armada
besar sebanyak 375 kapal perang di tanah Gowa,
Sulawesi yang masyarakatnya sudah terkenal
dalam pembuatan kapal.
10. • Nama : Adipati Unus, Pati Unus, Yat Sun
• Nama Asli : Raden Surya
• Julukan : Pangeran Sabrang Lor, karena
pernah menyeberangi Laut Jawa menuju
Malaka untuk melawan Portugis.
• Merupakan raja Demak kedua, yang
memerintah dari tahun 1518 -1521. Ia adalah
anak sulung Raden Patah, pendiri Demak.
Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin
penyerbuan ke Malaka melawan pendudukan
Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran
ini, dan digantikan oleh adik kandungnya, raja
Trenggana.
11. KIPRAH ADIPATI UNUS
Setelah Raden Abdul Qadir beranjak dewasa di awal, beliau
diambil mantu oleh Raden Patah yang telah menjadi Sultan
Demak I.
Dari Pernikahan dengan putri Raden Patah, Abdul Qadir
resmi diangkat menjadi Adipati wilayah Jepara. Karena
ayahanda beliau (Raden Yunus) lebih dulu dikenal
masyarakat, maka Raden Abdul Qadir lebih lebih sering
dipanggil sebagai Adipati bin Yunus.
Kemudian, banyak orang memanggil beliau dengan yang
lebih mudah Pati Unus.
Dari pernikahan ini beliau diketahui memiliki 2 putra. Ke 2
putra beliau yang merupakan cucu-cucu Raden Patah ini
kelak dibawa serta dalam expedisi besar yang fatal yang
segera merubah nasib Kesultanan Demak.
12. ADIPATI UNUS MELAWAN PORTUGIS
Karena intensitas persaingan dakwah di Asia Tenggara meningkat
pesat dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511), maka
Kesultanan Demak mempererat hubungan dengan kesultanan
Banten&Cirebon yang juga keturunan Syekh Mawlana Akbar
Gujarat.
Adipati Unus neneknya dari pihak ayah adalah juga keturunan
Syekh Mawlana Akbar. Sehingga memiliki hubungan darah
dengan Sunan Gunung Jati
Hubungan yang semakin erat ditandai dengan pernikahan ke 2
Pati Unus dengan Ratu Ayu putri Sunan Gunung Jati (1511.) Tak
hanya itu, Pati Unus kemudian diangkat sebagai Panglima
Gabungan Armada Islam membawahi armada Kesultanan Banten,
Demak dan Cirebon, diberkati oleh mertuanya sendiri yang
merupakan Pembina umat Islam di tanah Jawa.
Gelar Adipati Unus yang baru adalah Senapati Sarjawala dengan
tugas utama merebut kembali tanah Malaka yang telah jatuh ke
tangan Portugis.
13. EKSPEDISI JIHAD I
Tahun 1512 Samudra Pasai jatuh ke tangan Portugis.
Hal ini membuat tugas Pati Unus sebagai Panglima
Armada Islam tanah jawa semakin mendesak untuk
segera dilaksanakan.
Maka tahun 1513 dikirim armada kecil, ekspedisi Jihad
I yang mencoba mendesak masuk benteng Portugis di
Malaka tapi gagal dan balik kembali ke tanah Jawa.
Kegagalan ini karena kurang persiapan menjadi
pelajaran berharga untuk membuat persiapan yang
lebih baik.
Maka direncanakanlah pembangunan armada besar
sebanyak 375 kapal perang di tanah Gowa, Sulawesi
yang masyarakatnya sudah terkenal dalam pembuatan
kapal.
14. EKSPEDISI JIHAD II
Tahun 1521, ke 375 kapal selesai dibangun, maka walaupun baru menjabat
Sultan selama 3 tahun Pati Unus tidak sungkan meninggalkan segala
kemudahan dan kehormatan dari kehidupan keraton untuk melawan
portugis
• Armada perang Islam berangkat dari pelabuhan Demak. Dipimpin langsung
oleh Pati Unus bergelar Senapati Sarjawala. Armada perang Islam yang
sangat besar berangkat ke Malaka dan Portugis pun sudah mempersiapkan
pertahanannya
• Kapal yang ditumpangi Pati Unus terkena peluru meriam. Beliau gugur
sebagai Syahid karena kewajiban membela sesama Muslim yang tertindas
penjajah (Portugis) yang bernafsu memonopoli perdagangan rempah-
rempah.
• Kegagalan expedisi jihad yang ke II ke Malaka ini sebagian disebabkan
oleh faktor - faktor internal, terutama masalah hamoni jubungan kesultanan
Indonesia.
• Putra pertama dan ketiga Pati Unus ikut gugur, sedangkan Pati Unus, Sultan
Demak II yang gugur kemudian disebut masyarakat dengan gelar Pangeran
Sabrang Lor atau Pangeran (yang gugur) di seberang utara
16. KIPRAH ADIPATI UNUS
Setelah Raden Abdul Qadir beranjak dewasa di awal, beliau
diambil mantu oleh Raden Patah yang telah menjadi Sultan
Demak I.
Dari Pernikahan dengan putri Raden Patah, Abdul Qadir
resmi diangkat menjadi Adipati wilayah Jepara. Karena
ayahanda beliau (Raden Yunus) lebih dulu dikenal
masyarakat, maka Raden Abdul Qadir lebih lebih sering
dipanggil sebagai Adipati bin Yunus.
Kemudian, banyak orang memanggil beliau dengan yang
lebih mudah Pati Unus.
Dari pernikahan ini beliau diketahui memiliki 2 putra. Ke 2
putra beliau yang merupakan cucu-cucu Raden Patah ini
kelak dibawa serta dalam expedisi besar yang fatal yang
segera merubah nasib Kesultanan Demak.
17. Penyerangan Sultan Baabullah Terhadap Portugis
• Tahun 1575 seluruh kekuasaan Portugis
di Maluku telah jatuh dan suku-suku atau
kerajaan pribumi yang mendukung
Portugis, hanya tersisabenteng Sao Paulo
yang masih dalam pengepungan.
• Selama 5 tahun mereka menderita, dan
akhirnya Sultan Baabullah membiarkan
mereka pergi. Demikianlah, tanggal 15
Juli 1575, orang Portugis pergi. Dan
Portugis tidak pernah datang ke Ternate
lagi.