MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
1. Oleh : Kelompok 1
Diyah Mar’atus S ( 079 )
Dewi Rahma S ( 197 )
Ryo Fendi A ( 082 )
2. ASAS KOPERASI SYARIAH
Asas Koperasi Syariah meliputi
• Koperasi syariah berdasarkan pancasila dan UUD
1945
• Koperasi syariah berasaskan hubungan darah
• Koperasi syariah berdasarkan syariah yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah saling membantu dan
memperkuat satu sama lain (takaful) semua
kegiatan usaha baik dan bermanfaat (thayyib)
yang halal Keuntungan melalui sistem bagi hasil,
tanpa riba, perjudian dan ketidakjelasan (ghoror)
Tujuan Koperasi Syariah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya
, terutama kesejahteraan seluruh
Masyarakat, dan turut serta dalam
mewujudkan tatanan ekonomi yang adil
sesuai dengan prinsip – prinsip islam.
2
TUJUAN KOPERASI
SYARIAH
3. ASAS KOPERASI
KONVENSIONAL
Koperasi adalah suatu tatanan
ekonomi yang berdasarkan asas
bersama atas dasar kekeluargaan
dan prinsip demokrasi ekonomi.
Menurut Undang-undang tujuan koperasi
adalah untuk membangun kesejahteraan
anggota terutama dalam masyarakat
secara keseluruhan.
3
TUJUAN KOPERASI
KONVENSIONAL
5. Sejarah berdirinya koperasi syariah di Indonesia dilandasi oleh Keputusan
Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah. Keputusan
Menteri ini memfasilitasi berdirinya koperasi syariah menjadi KJKS (Koperasi
Jasa Keuangan Syariah) atau UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah), dengan
adanya sistem ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit
jasa keuangan syariah. Perkembangan sistem keuangan syariah ini ditandai
dengan didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya
instrumen keuangan berbasis syariah. Berawal dari berdirinya Bank Muamalat
Indonesia pada tahun 1992, kemudian diikuti lembaga keuangan syariah
lainnya, seperti Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah,
Reksadana Syariah, Koperasi Syariah, dan lain-lain
.
5
6. Dari banyak lembaga keuangan yang ada, koperasi syariah mulai
menunjukan eksistensinya dan mulai banyak diminati oleh masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat menengah ke bawah (kalangan ekonomi
lemah). Karena koperasi sendiri muncul sebagai solusi atas keresahan
penduduk kalangan ekonomi lemah/mikro untuk memajukan usahanya
karena keterbatasan modal yang dimiliki. Bicara tentang koperasi syariah
yang mana dikhususkan atau disegmenkan untuk ekonomi mikro ini adalah
wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang
sehat, baik, dan halal, karena dibangun dengan prinsip syariah yang mana
berpegang teguh terhadap al-Qur’an dan Hadis.
.
6
7. pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan
Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Kemudian lahir lagi koprasi dengan prinsip
syariah. Koprasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi
semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal
Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertamakalinya
oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1922 di jakarta, ternyata mampu memberi
warna pada perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro.
Awalnya hanya merupakan KSM Syariah namun memiliki kerja layaknya
sebuah Bank. Diklasipikasikan BMT sebagai KSM pada saat itu adalah untuk
menghindari jeratan hukum sebagai Bank gelap dan adanya program PHB
Bank Indonesia (pola Hubungan Kerja sama antara Bank dengan Kelompok
Suadaya Masyarakat.
7
8. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana
masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit
harus berbentuk Bank. Maka munculah beberapa LPSM (Lembaga
Pengembangan Suadaya Masyarakat) yang memayungi KSM BMT. LPSM
tersebut antara lain: P3UK sebagai penggagas awal , PINBUK yang
dimotoroi oleh ICMI dan FES Dompet Dhuafa Repoblika. Mereka turut
membantu mengembangakan sistem perekonomian Indonesia melalui
perannya dengan cara memfasilitasi bantuan dana pembiayaan oleh BMI
yang merupakan satu-satunya Bank Umum Syariah pada saat itu
8
9. • Periode Penjajahan Belanda
(Masa tahun 1896-1908)
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja bernama R. Aria
Wiria Atmaja di Purwokerto merintis sebuah Bank
Simpanan (Hulp Spaarbank) dengan tujuan untuk
menolong para pegawai negeri yang terjerat tindakan dalam
soal riba dari kaum lintah darat.
(Masa tahun 1908- 1927)
Boedi Oetomo mencoba memasukka Koperasi koperasi
Rumah Tangga, Koperasi Toko yang Kemudian menjadi
Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi Koperasi Batik
(Masa tahun 1927-1942)
Jawatan Koperasi dipindahkan dari Departemen Dalam
Negeri ke Departemen Ekonomi, karena banyaknya
kegiatan di bidang ekonomi, dibentuklah koperasi-koperasi
Simpan Pinjam yang diberi bantuan modal oleh Pemerintah 9
10. • Periode Pendudukan Jepang
(Masa tahun 1942 – 1945)
Koperasi tidak mengalami perkembangan bahkan semakin hancur. Hal ini
disebabkan karena adanya ketentuan dari penguasa jepang bahwa untuk
mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat,
dan biasanya izin tersebut sangat dipersulit.
• Periode Kemerdekaan
(Masa tahun 1945-1958)
Pada tanggal 12 juli 1947 gerakan koperasi mengadakan kongres yang
pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari beberapa keputusan penting
yang diambil dalamn kongres tersebut, salah satunya adalah menetapkan
bahwa tanggal 12 juli dijadikan sebagai Hari Koperasi,
(Masa tahun 1958-1965)
Jawatan koperasi langsung bertanggungjawab atas perkembangan
koperasi Indonesia. Segala aktivitas pemerintah dalam perekonomian dan
perkoperasian, disalurkan melalui jawatan koperasi baik dari pusat
sampai ke daerah-daerah. kemudian banyak berdiri KUD, yang tersebar
di hampir seluruh wilayah di Indonesia.
10
11. 1. Perkembangan Koperasi Di Jepang.
Koperasi pertama kali berdiri tahun 1930 dengan pelaksanaan
Undang-undang Koperasi saat itu industri kerajinan mengalami
kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1930-an, khususnya ketika
penduduk Jepang menghadapi krisis ekonomi yang melanda dunia
dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk Koperasi pertanian
Khusus dan Umum
2. Perkembangan Koperasi Di Korea
Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan,
dimulai pada awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi
pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni Bank
Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.
11
12. 3. Thailand
Koperasi pertama di Thailand Departemen promosi koperasi di
Thailand memiliki visi untuk memprmosikan dan mengmbangkan
kelompok promosi & kelompok petani menuju ketahanan
& kemandiria Departemen koperasi memberikan bimbingan dari sisi
administrasi, kelembagaan, dan efisiensi dari kelompok petani
tersebut.
4. India
India medirikan koperasi kredit ala Raffesian pada tahun 1907 dan
menyusun UU yang kemudian diperbaharui pada tahun 1912 UU
koperasi India di adopsi oleh Negara Amerika, Afrika & Asia koperasi
yang sukses adalah perkreditan peternakan sapi perah, pabrik gula
dan bank koperasi.
12