Indonesian version, this paper work is made specially for young dentist to finish their co-assistant program to become a dentist. in this case, patient explain by genetic malocclusion that increase the risk of having sleep apnea. in the last chapter we conclude best oral device theraphy according to dentist capability
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
The use of oral device to reduce sleep apnea on malocclusion case
1. Hubungan Maloklusi dan penggunaan alat lepasan
orthodonti pada sleep apnea
Referat Orthodonsia
RM.Norman tri kusumo indro
R.Magistra Dheni S
M.Zaid Novialdi
2. sleep apnea merupakan periode dalam tidur, ketika seseorang berhenti bernafas selama lebih
dari 10 detik untuk setiap periode
Tapi merupakan suatu periode pemberhentian dari mendengkur
asal mula terjadinya apnea tidur adalah dari gangguan aliran nafas lalu timbul dengkuran,
kemudian dengkuran yang berlanjut, pada suatu periode tertentu akan mengalami henti nafas.
(Roizen, 2007:151).
3. Sleep Apnea
ada 3 jenis apnea
obstruktif, di mana aliran udara pernafasan terhenti tetapi
gerakan dinding dada tetap ada,
sentral, di mana aliran udara pernafasan dan gerakan dinding
dada terhenti,
campuran, merupakan kombinasi yang dimulai dengan tipe
sentral diikuti dengan obstruksi (Gastaut et al, dalam Saragih,
2007:9).
4. Maloklusi dan Sleep Apnea
Dokter gigi dapat merawat pasien sleep apnea dengan kondisi
tertentu
Bedasarkan diagnosis dan membantu menguranginya dengan
OAT (oral appliance therapy) dan pembedahan orthodontik
Salah satu diagnosis terbaik melalui pemantauan klasifikasi
maloklusi
6. Hubungan Klasifikasi Maloklusi dan
Sleep Apnea
Merupakan Diagnosa penunjang yang memperparah efek dari
sleep apnea.
Klasifikasi Maloklusi kelas II pada tipe tertentu merupakan
maloklusi yang erat kaitannya dengan sleep apnea.
Pada Maloklusi kelas II
- Kasus Mandibula retrogenati,kondisi otot sekitar
menyesuaikan sehingga resiko mengalami sleep apnea besar.
7. Klasifikasi Maloklusi Kelas II
Klasifikasi Maloklusi kelas II
Bedasarkan Skeletal.
A. Maksilia Protusi
B. Mandibula retrusi
C. Kombinasi
8. Klasifikasi Maloklusi II Angle
Bedasarkan sefalometri.
Dentoalveolar maloklusi kelas II
Mandibula retrogenati kelas II
Maksilia Progenati kelas II
Kombinasi kelas II
14. Oral devices
Alat lepasan.
Penggunaan alat lepasan pada mulut (oral device) untuk terapi
manajemen mendengkur dan apnea adalah seperti alat
lepasan yang terbuat dari plastic.
Alat ini biasanya dipakai saat menjelang tidur untuk mencegah
jaringan orofaringeal dan basis dari lidah untuk bergerak dan
menghalangi jalur masuknya jalur udara.
16. Soft Palatal Lifters
.Alat ini secara signifikan mengurangi
penurunan dari arah vertical jaringan lunak
palatal , uvula dan mengurangi keluar
masuknya saliva dan mendengkur.
Alat ini mungkin akan mengurangi
kemungkinan dari terjebaknya uvula yang
panjang diantara bagian belakang dari lidah
dan batas dari dinding posterior pharyngeal
serta mengarahkan kepada jarak orofaringeal
17. TRD (tounge retainer device)
merupakan perpaduan dari
pegangan grip tip dari batas
lidah dan menahannya maju
kedepan diantara gigi
anterior.
Lidah ini sebenarnya masuk
menyesuaikan kedalam
suatu ruangan fleksiblel
kecil, ukurannya dari
perbandingan ini berkaitan
dengan derajat bergeraknya
lidah (protrude),
18. mandibular repositioning device’s (MRDs)
Mandibula repositioner
merupakan alat yang secara
tidak langsung membuat
lidah bergerak maju kearah
anterior dan basis dari lidah
secara mekanis mengarah
maju protraksi kea rah
mandibula.
Mendorong genial turbecle
mandibula yang terdiri dari
otot geniohyoid dan
genioglossus untuk
mencegah obstruksi
menghalangi sirkulasi udara
19. Mandibular Advancement device
Mandibular Advancement
atau biasa disebut
mandibular splint ini
prinsipnya dipasangkan
pada gigi, sehingga dapat
menahan lidah dan
mandibula ke depan. Hal
ini akan memperbesar
diameter faring dan
mengurangi
kemungkinan terjadinya
kolaps atau jatuhnya lidah
ke bawah (ke faring).