2. EKONOMI
• Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku
manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas
dan menyalurkannya kedalam berbagai individu atau
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Kegiatan Ekonomi
Produksi Distribusi Konsumsi
3. SYARIAH
• Syariah secara istilah dapat diartikan sebagai suatu
sistem atau aturan yang bisa jadi mengatur
hubungan antara manusia dengan Allah, atau
hubungan manusia dengan manusia.
• Al-Qur’an
• Al-Hadits
• Ash-sunnah
4. EKONOMI SYARIAH
• Ekonomi Syariah menurut ash-Shidiqy adalah
respons pemikir muslim terhadap tantangan
ekonomi pada masa tertentu. Dalam usaha kreasi
ini dibantu oleh al-Quran dan as-Sunnah, akal
(ijtihad) dan pengalaman. Menurut M. A. Mannan
ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai syariah.
5. Pokok bahasan
1.Sistem Ekonomi Syariah
2.Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Syariah
3.Prinsip Transaksi Syariah
4.Istilah dalam Transaksi Syariah
5.Riba
6. Sistem Ekonomi Syariah
• Sistem ekonomi Syariah secara
sederhana merupakan sebuah
peraturan, dimana pelaksanaannya
berlandaskan dengan berbagai syariat.
Yaitu Islam dan selalu berpedoman
pada Al Qur’an maupun AL-Hadis. Hal
ini meliputi kegiatan seperti simpan-
pinjam, investasi dan bermacam
kegiatan lain.
• Sistem ekonomi ini diciptakan agar
umat Islam bisa tetap melakukan
kegiatan ekonomi dengan baik dan
7. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Syariah
• Kebebasan Individu
• Hak Terhadap Harta
• Ketidaksamaan Ekonomi dalam Batas yang Wajar
• Jaminan Sosial
• Larangan Menumpuk Kekayaan
• Distribusi Kekayaan
• Kesejahteraan Individu dan Masyarakat
9. Persaudaraan (Ukhuwah)
Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah)
memiliki ciri-ciri berikut:
1. Saling mengenal (ta’aruf),
2. Saling memahami (tafahum),
3. Saling menolong (ta’awun),
4. Saling menjamin (takaful),
5. Saling bersinergi dan
beraliansi (tahaluf).
10. Keadilan (’Adalah)
Prinsip Keadilan (‘Adalah) harus
terhindar dari unsur:
1. Riba (unsur bunga dalam segala
bentuk dan jenisnya, baik riba
nasiah maupun fadhl);
2. Kezaliman (unsur yang merugikan
diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan);
3. Maysir (unsur judi dan sifat
spekulatif);
4. Gharar (unsur ketidakjelasan);
dan
11. Kemaslahatan (Maslahah)
Prinsip Kemaslahatan (Maslahah)
yaitu berupa pemeliharaan
terhadap :
1. Akidah, keimanan dan
ketakwaan (dien);
2. Intelek (’aql);
3. Keturunan (nasl);
4. Jiwa dan keselamatan (nafs);
dan
5. Harta benda (mal).
12. Keseimbangan (Tawazun)
Prinsip Keseimbangan (Tawazun)
meliputi keseimbangan
terhadap:
1. Aspek material dan spiritual,
2. Aspek privat dan publik,
3. Sektor keuangan dan sektor
riil,
4. Bisnis dan sosial, dan
5. Keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian.
15. Mudharabah
Mudharabah:
1. Akad kerjasama suatu usaha antara
dua pihak di mana pihak pertama
(malik, shahib al mal, Lembaga
keuangan Syariah) menyediakan
seluruh modal, sedang pihak kedua
(‘amil, mudharib, nasabah)
bertindak selaku pengelola dan
keuntungan usaha dibagi di antara
mereka sesuai kesepakatanyang
dituangkan dalam kontrak.
2. Dasar Hukum Mudharabah : Fatwa
DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000.
16. Murabahah
Murabahah :
1. Menjual suatu barang
dengan menegaskan
harga belinya kepada
pembeli dan pembeli
membayarnya dengan
harga yang lebih sebagai
laba.
2. Dasar hukum Murabahah
: Fatwa DSN No.04/DSN-
MUI/I/2000.
17. Musyarakah
Musyarakah :
1. Pembiayaan berdasarkan
akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak
memberikan konstribusi dana
dengan ketentuan bahwa
keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan.
2. Dasar hukum Musyarakah :
Fatwa DSN No.08/DSN-
18. Sistem Ekonomi Islam
Menghindari Riba
1. Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang
19. Pengertian Riba
1. Secara literal, riba bermakna
tambahan (al-ziyadah).
2. Sedangkan menurut istilah; Imam
Ibnu al-‘Arabiy mendefinisikan riba
dengan; semua tambahan yang
tidak disertai dengan adanya
pertukaran kompensasi.
3. Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain
menyatakan, riba adalah tambahan
yang dikenakan di dalam
mu’amalah, uang, maupun
makanan, baik dalam kadar maupun
20. Menurut para ulama fiqih, riba dapat
dibagi menjadi 4 (empat) macam :
RIBA
Riba
Fadhl
Riba
Qardh,
Riba Yad
Riba
Nasi’ah
21. Riba Fadhl
Tukar menukar dua barang yang
sama jenis namun tidak sama
timbangannya atau takarannya
yang disyaratkan oleh orang yang
menukarkan.
Contoh:
Tukar menukar emas dengan emas,
perak dengan perak, beras dengan
beras, gandum dengan gandum, dan
sebagainya
22. Riba Qardh
Meminjamkan sesuatu dengan
syarat ada keuntungan atau
tambahan bagi orang yang
meminjami/mempiutangi.
Contoh :
Ahmad meminjam uang sebesar
Rp.25.000 kepada Adi. Adi
mengharuskan dan mensyaratkan
agar Ahmad mengembalikan
hutangnya kepada Adi sebesar
Rp.30.000 maka tambahan Rp.5.000
23. Riba Yad
Berpisah dari tempat sebelum
timbang diterima.
Maksudnya : orang yang membeli
suatu barang, kemudian sebelumnya
ia menerima barang tersebut dari
sipenjual, pembeli menjualnya
kepada orang lain. Jual beli seperti
itu tidak boleh, sebab jual-beli
masih dalam ikatan dengan pihak
pertama.
24. Riba Nasi’ah
Tukar menukar dua barang yang
sejenis maupun tidak sejenis yang
pembayarannya disyaratkan lebih,
dengan diakhiri/dilambatkan oleh
yang meminjam.
Contoh :
Acenk membeli cincin seberat 10
Gram. Oleh penjualnya disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan
cincin emas seberat 12 gram, dan
apabila terlambat satu tahun lagi,
maka tambah 2 gram lagi menjadi 14