Dokumen tersebut membahas prinsip dasar perbankan syariah, termasuk definisi riba, jenis-jenis riba seperti riba fadl, riba nasi'ah, dan riba jahiliyah, serta prinsip-prinsip transaksi syariah seperti saling ridha dan bebas eksploitasi."
2. Sanabil Consulting
H. Nur S Buchori, SE.,SPd.,M.Si
Lahir di Jakarta 31 Januari 1966. Memperoleh Gelar Magister
Saint dalam bidang Ekonomi Kependudukan dan Ketenagaan Kerja
dari Universitas Indonesia. Gelar Sarjana Pendidikan dalam
bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Negeri Jakarta dan
Gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen diperoleh dari
Universitas Terbuka. Sertifikasi Profesi Direktur BPRS diperoleh
dari LSP CERTIF dan Sertifikasi Profesi Dosen Profesional dalam
bidang Perbankan Syariah diperolehnya dari Kementrian Agama RI
Aktifitas saat ini sebagai Dosen Perbankan Syariah STEI SEBI, Depok. Dosesn
Fakultas Agama Islam UNISMA 45 Bekasi dan Dosen Hukum Ekonomi Syariah STAI
AGUS SALIM Cikarang dan dipercaya sebagai Direktur Utama PT. Sanabil Consulting.
Disamping itu aktif sebagai peneliti dan penulis buku-buku Keuangan Mikro Syariah
serta aktif sebagai trainer dan nara sumber pada Perguruan Tinggi, Media Masa dan
Stasiun TV lokal di kota-kota di Indonesia. Disamping Aktif juga dalam organisasi
profesi Ikatan Ahli Ekonomi Islam Komisariat STEI SEBI dan sebagai Dewan Pembina
Pesantren Entrepreneur Indonesia, Pembina BIEF (Bekasi Islamic Economic Forum),
FOREKS (Forum Ekonomi Islam) FAI UNISMA dan FILE’S (Forum Islamic Law of
Economic Studies) Cikarang Bekasi.
Pengalaman profesinya telah 20 tahun berkecimpung dalam dibidang Keuangan Mikro
Syariah sebagai Direktur BMT As Syaamil, Manager Operasional KOSINDO, Direktur
Utama BPRS Saleh Artha, Direktur Utama BPRS Pemda Kota Bekasi, Direktur Training
SEBI Consulting.
4. Syariah
Fiqih
Qur’an & Hadist
Penafsiran ulama atas
Qur’an & Hadist
Dipengaruhi oleh
waktu & tempat
The nature of fiqh is “ beda pendapat
“
“Ikhtilafu ummati rahmah”
(perbedaan pendapat umatku adalah
rahmat –Al Hadist)
Sanabil Consulting
7. Sanabil Consulting
HARAM
Haram zatnya
1. Tadlis
2. Taghrir (Gharar)
3. Riba
4. Manipulasi Pasar :
1. Ikhtikar
2. Bay’Najasy
Haram Selain zatnya
1. Babi
2. Khamr
3. Bangkai
4. Darah
8. Sanabil Consulting
Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak
(sama-sama ridha). Mereka harus mempunyai informasi yang sama (complete information)
sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada sesuatu yang unknown to one
party (keadaan di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain,
ini merupakan asymmetric information).
Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut tadlis (penipuan),dan dapat terjadi dalam 4
(empat) hal, yakni dalam:
1. Kuantitas;
2. Kualitas;
3. Harga; dan
4.Waktu Penyerahan
TADLIS ( Penipuan )
9. Sanabil Consulting
ContohTADLIS ( Penipuan )
Kuantitas
Kualitas
Harga
Waktu
Mengurangi takaran
Menyembunyikan cacatnya barang
Memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga
pasar
Menyanggupi delivery-time yang disadari tidak akan
sanggup memenuhinya
10. Sanabil Consulting
TAGHRIR ( Ketidakpastian )
Definisi :
Transaksi pertukaran yang mengandung ketidakpastian bagi kedua pihak (uncertainty to both
parties ).
Uncertainty to both parties dalam bahasa fikihnya disebut taghrir (ketidakpastian),dan dapat
terjadi dalam 4 (empat) hal, yakni dalam:
1. Kuantitas;
2. Kualitas;
3. Harga; dan
4.Waktu Penyerahan
11. Sanabil Consulting
Taghrir ini terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya
bersifat pasti (certain) menjadi tidak pasti (uncertain).
Taghrir
Certainty
(Pasti)
Uncertainty
(Tidak Pasti)
12. Sanabil Consulting
BAY „NAJASY ( Manipulasi demand)
Definisi :
Upaya mengambil keuntungan diatas
keuntungan normal dengan menciptakan
permintaan palsu.
Harga
Saham X
Jumlah SahamO
D0
DF
Penawaran
Saham
Q0 QF
PF
P0
Titik
keseimbangan
pasar
Titik
keseimbangan
pasar krn
manipulasi
demand
13. Sanabil Consulting
IKHTIKAR ( Manipulasi Supply )
Definisi :
Upaya mengambil
keuntungan diatas
keuntungan normal dengan
menjual lebih sedikit untuk
harga yang lebih tinggi.
O
MR
AR=D
Qm
Pm
X
Y
Z
Pi A
B
C
D
Qi
Q
P
MC=S
AC
15. Sanabil Consulting
Fondasi Dasar:Aqidah
Aqidah adalah suatu ideologi samawi yang membentuk
paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Allah Yang
Maha Esa sebagai sarana hidup bagi seluruh umat manusia untuk
mencapai kesejahteraan secara material dan spiritual. Dalam
konsep aqidah, setiap aktivitas umat manusia memiliki nilai
ilahiah yang menempatkan perangkat syariah sebagai parameter
kesesuaian antara aktivitas usaha dengan prinsip-prinsip syariah.
Aqidah yang baik diharapkan akan membentuk inner beauty yang
akan membantu terbentuknya good governance dan market
discipline yang baik.
16. Sanabil Consulting
Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur
aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik
yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan
maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsip
syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah akan
mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholder
perbankan syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang
berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar
hubungan tersebut menjadi saling mengingatkan, sinergis dan
harmonis. Adapun interpretasi syariah dan akhlak didasari oleh
konsep aqidah yang baik.
Fondasi Pendukung Pertama: Syariah dan Akhlak
17. Sanabil Consulting
Ukhuwah adalah prinsip persaudaraan dalam
menata interaksi sosial yang diarahkan pada
harmonisasi kepentingan individu dengan tujuan
kemanfaatan secara umum dengan semangat saling
tolong menolong. Ukhuwah dalam aktivitas
ekonomi dilakukan melalui proses ta’aruf (saling
mengenali), tafahum (saling memahami), ta’awun
(saling menolong), takaful (saling menjamin) dan
tahaluf (saling beraliansi).
Fondasi Pendukung Kedua: Ukhuwah
18. Sanabil Consulting
Keadilan dalam Islam adalah menempatkan sesuatu hanya pada
tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta
memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan
dalam aktivitas ekonomi berupa aturan prinsip muamalah yang
melarang adanya unsur:
Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah
maupun fadhl)
Dzulm (unsur kezaliman yang merugikan diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan)
Maysir (unsur judi dan sikap untung-untungan)
Gharar (unsur ketidakjelasan)
Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas
operasional)
Pilar Pertama: Keadilan (A‟dalah)
19. Sanabil Consulting
Hakekat kemaslahatan dalam Islam adalah segala bentuk kebaikan dan
manfaat yang berdimensi integral duniawi dan ukhrawi, material dan
spiritual, serta individual dan kolektif. Sesuatu dipandang Islam
bermaslahat jika memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halalan)
dan bermanfaat serta membawa kebaikan (thayiban) bagi semua aspek
secara integral yang tidak menimbulkan mudharat dan merugikan pada
salah satu aspek.
Secara luas, maslahat ditujukan pada pemenuhan visi kemaslahatan yang
tercakup dalam maqasid syariah yang terdiri dari konsep perlindungan
terhadap keimanan dan ketakwaan (dien), keturunan (nasl), jiwa dan
keselamatan (nafs), harta benda (maal) dan rasionalitas (‘aql). Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh perbankan syariah harus memenuhi unsur-
unsur yang telah ditetapkan dalam maqasid syariah secara terintegrasi.
Pilar Kedua: Kemaslahatan (Maslahah)
20. Sanabil Consulting
Konsep syariah menempatkan aspek keseimbangan sebagai salah
satu dasar dalam pembangunan sistem ekonomi. Konsep
keseimbangan dalam konsep syariah meliputi berbagai segi yang
antara lain meliputi keseimbangan: pembangunan material dan
spiritual; pengembangan sektor keuangan dan sektor riil; bisnis
dan sosial; dan, eksploitasi dan konservasi. Pembangunan
ekonomi syariah tidak hanya ditujukan untuk pengembangan
sektor-sektor korporasi namun juga pengembangan sektor usaha
kecil dan mikro yang terkadang luput dari upaya-upaya
pengembangan sektor ekonomi secara keseluruhan.
Pilar KeTiga: Keseimbangan (Tawazun)
21. Sanabil Consulting
1. SALING RIDHA (‘AN TARADHIN)
2. HALAL-THAYYIB (HALALAN THAYYIBAN)
3. BEBAS RIBA DAN EKSPLOITASI (DZULM)
4. BEBAS MANIPULASI (GHOROR)
5. SALING MENGUNTUNGKAN (TA’AWUN)
6. TIDAK MEMBAHAYAKAN (MUDHARAT)
7. DILARANG SPEKULASI (MAYSIR)
8. DILARANG MONOPOLI & MENIMBUN (IHTIKAR)
PRINSIP DASAR UMUM
TRANSAKSI SYARIAH (MUAMALAH)
24. Sanabil Consulting
Riba Fadl
Upaya mengambil keuntungan dari pertukaran barang
sejenis yang secara kasat mata sama kualitasnya.
Contoh barang tersebut :
Emas
Perak
Gandum baik
Gandum Buruk
Kurma
Garam
25. Sanabil Consulting
Riba Fadl
Timbul akibat pertukaran barang sejenis yang secara kasat mata sama
kualitasnya tidak memenuhi kriteria:
sama kualitasnya (mistlan bi mistlin),
sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in),
sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).
Bagaimana dengan pertukaran valas? Karena kualitasnya (daya
beli) berbeda maka sawa-an bi sawa-in tidak berlaku namun yadan
bi yadin tetap berlaku.
26. Sanabil Consulting
Riba Nasi’ah disebut juga Riba Abbas yaitu upaya mengambil
keuntungan dari percampuran sumberdaya (kerjasama bisnis) yang
tidak memenuhi prinsip:
untung muncul bersama resiko (al ghunmu bil ghurmi)
hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman) atau
risk & return relationship
Riba Nasi‟ah
27. Sanabil Consulting
Riba Nasi‟ah
Possible Outcomes :
Profit
No profit
Loss
Business / Investment
Enforced outcome :
Profit
Kerjasama bisnis meminta keuntungan pasti
28. Sanabil Consulting
Jenis Riba ini juga sering terjadi karena adanya perubahan dari natural uncertainty
contract menjadi natural certainty contract.
Natural Uncertainty
Contract
Natural Certainty
Contract
Riba Nasia‟ah
Riba Nasi‟ah
29. Sanabil Consulting
Riba Jahiliyah adalah upaya mengambil keuntungan dari akad yang bersifat non-profit.
Riba Jahiliyah dilarang karena terjadi pelanggaran kaedah.
“Kullu Qardin Jarra Manfa‟ah Fahuwa Riba”
(setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).
Memberi pinjaman adalah transaksi kebaikan (tabarru’), sedangkan meminta
kompensasi adalah transaksi bisnis (tijarah). Jadi, transaksi yang dari semula diniatkan
sebagai transaksi kebaikan tidak boleh dirubah menjadi transaksi yang bermotif bisnis.
Riba Jahiliyah
Yang termasuk akad non-profit :
meminjamkan harta
meminjamkan tenaga
memberi harta
31. Sanabil Consulting
Riba Jahiliyah
Possible Outcomes :
No profit (no loss)
Loss
Meminjamkan harta
Manipulated outcome :
Profit
Meminjamkan onta umur 1 tahun selama 4 bulan. Ketika jatuh tempo,
memberi tambahan waktu 4 bulan lagi dengan kembalian onta umur 2
tahun.
32. Sanabil Consulting
Rangkuman
Riba
Tipe Faktor Penyebab
Cara Menghilangkan Faktor
Penyebab
Riba Fadl
Gharar (uncertain to both
parties)
Kedua belah pihak harus
memastikan faktor- -faktor berikut ini:
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Harga
4. Waktu Penyerahan
Riba Nasi‟ah
Al ghunmu bi la ghurmi,al
kharaj bi la dhaman (return
muncul bersama resiko,
Pendapatan muncul
bersama biaya)
Kedua belah pihak membuat kontrak
yang merinci hak dan kewajiban
masing -masing untuk menjamin tidak
adanya pihak manapun yang
mendapatkan return tanpa
menanggung resiko, atau menikmati
pendapatan tanpa menanggung
biaya.
Riba Jahiliyah
Kullu qardin jarra manfa’ah
fahuwa riba (memberi
pinjaman sukarela secara
komersil, karena setiap
pinjaman yang mengambil
manfaat adalah riba)
1. Jangan mengambil manfaat
apapun dari akad/transaksi
kebaikan (tabarru);
2. Kalaupun ingin mengambil
manfaat, maka gunakanlah akad
bisnis ( tijarah ), bukan akad
kebaikan (tabarru ).
33. Sanabil Consulting
Perbedaan Antara Bungadan Bagi Hasil
Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan
untung rugi.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
Bagi hasil tergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan
sekiranya itu tidak mendapatkan
keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.
Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
Tidak ada yang meragukan
keuntungan bagi hasil.
Penentuan tingkat suku bunga
dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung
Besarnya prosentase berdasarkan
pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan.
Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa pertimbangan
apakah proyek yang dijalankan oleh
pihak nasabah untung atau rugi.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “booming”.
Eksistensi bunga diragukan (kalau
tidak dikecam) oleh semua agama
termasuk Islam.
34. Sanabil Consulting
1. Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya
2. Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun suku bunga yang wajar
dan tidak menzalimi diperkenankan
3. Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas hilangnya kesempatan
untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut
4. Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan bunganya dilarang
adapun yang produktif tidak demikian
5. Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-barang lainnya oleh
karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya
6. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya
nilai uang
7. Bunga diberikan atas dasar abstinence
8. Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang
sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi
penurunan nilai ini
9. Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai lembaga
hukum tidak termasuk terkenai teritorial hukum taklif
9 Alasan & Bantahan
Yang Mengatakan Interest (Bunga)
Bukan Riba
35. Sanabil Consulting
Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba pada
zahirnya menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu
perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT :
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS.Ar Rum : 39).
444Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
TahapanTahapan
Pelarangan RibaPelarangan Riba
DalamDalam AlAl QuranQuran
36. Sanabil Consulting
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk dan balasan yang
keras kepada orangYahudi yang memakan riba.
Firman Allah SWT. :
“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi
mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan
yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara
mereka itu siksa yang pedih” (QS.An-Nisa: 160-161).
37. Sanabil Consulting
Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu
tambahan yang berlipat ganda.
Allah SWT. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan” (QS.Ali Imran:130).
Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan demikian
disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu yang banyak berlaku
pada masa itu.
38. Sanabil Consulting
Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT. Yang dengan
jelas sekali mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil
daripada pinjaman.
Firman Allah SWT. :
“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba),maka bagimu pokok hartamu;kamu tidak
menganiaya dan tidak pula dianiaya”
(QS.Al Baqarah: 278-279)
39. Sanabil Consulting
Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti
(tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut
hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari
Bani Mughirah.
Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan
menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh
karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok)
kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami
ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9
Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.
Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan RibaLarangan Riba
DalamDalam HaditsHadits
40. Sanabil Consulting
Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke
tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di
mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut
berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di
tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir
sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke
tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-
laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba”.
(HR.Bukhari)
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba,
orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang
saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”.
(HR.Muslim).
41. Sanabil Consulting
Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo
Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang
diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei
1965 M)
Rabithah Alam Islamy
Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional
adalah riba yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9,
Mekkah 12-19 Rajab 1406 H)
Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam
Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo
dan nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula
tambahan (atau bunga) atas pinjaman dari permulaan
perjanjian adalah dua gambaran dari riba yang diharamkan
secara syariah (Keputusan No. 10 Majelis Majma’ Fiqih Islamy,
Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desembeer 1985)
FATWA ULAMA DAN LEMBAGA FATWA
INTERNASIONAL TENTANG BUNGA
42. Sanabil Consulting
Nahdhatul Ulama
Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain
mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat.
Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistem
tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)
Muhammadiyah
Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik nagara kepada nasabahnya
atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara
“mustasyabihat.”
Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan
terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga
perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo, 1968)
Majelis Ulama Indonesia
Kelanjutan dari fatwa Lokakarya Alim Ulama, Cisarua 1991, pada lokakarya MUI 2003
dihasilkan fatwa bulat tentang keharaman bunga
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
TENTANG BUNGA BANK
43. Sanabil Consulting
Plato (427-347 SM):
Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan
tidak puas dalam masyarakat.
Bunga merupakan alat golongan kaya untuk
mengeksploitasi golongan miskin
Aristoteles (384-322 SM):
Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium
of exchange) bukan alat menghasilkan tambahan
melalui bunga
PENOLAKAN SEJARAH & AGAMA-AGAMA
TERHADAP KONSEP RIBA
YUNANI KUNO
44. Sanabil Consulting
Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku,
orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku
sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan
bunga terhadapnya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik
uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat
dibungakan.”
Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya,
melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu
bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu
kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah
kau berikan dengan meminta riba.”
YAHUDI
45. Sanabil Consulting
“Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena
kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah
jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang
berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu
akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha
Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35
Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan
dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek
pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek
pembungaan terbagi pada tiga periode, yaitu
Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):
Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):
KRISTEN