SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Nama: Nelva Kirana N 
Kelas: XI IA 9 
No: 18 
SMAN 1 Sidoarjo 
2014 
Catatan Seorang Perempuan yang Menunggu 
Nelva Kirana N 
Kekasihnya Datang 
Dear diary…s 
Hari ini aku senang sekali, seorang lelaki yang sedari dulu aku cintai secara diam-diam 
itu, ternyata akan mengajakku bertemu, atau lebih tepatnya semacam kencan pertama. Ia 
mengatakan, bahwa besok jam delapan malam akan mengajakku makan malam di sebuah café 
yang lokasinya tepat berada di jantung kota. Café berlantai dua tingkat dan bila seseorang 
duduk di sana akan tampak jelas terlihat lampu-lampu jalanan yang bisa membuat suasana 
menjadi lebih romantis. Mungkin besok kami akan makan malam dengan memesan hidangan 
yang sulit untuk aku lupakan. Stik kentang saus tomat dan orange juice sepertinya akan 
menjadi hidangan yang cocok untuk mengawali sebuah kencan pertama nanti. Ah, aku tak 
sabar menunggu besok malam tiba. Semoga menyenangkan. 
*** 
Malam. Malam tanggal pertengahan bulan. Rembulan telah matang menggantung di 
langit berbintang. Gigil angin berkesiur menembus setiap inci serat kulitku. Aku masih duduk 
pada salah satu puluhan kursi yang tersedia di café ini. Aku sengaja memesan kursi pojok 
kanan di lantai dua bersebelahan dengan jendea terbuka, di sini ruangannya memang begitu 
pengap dan tampak tak berkelas. Ada banyak meja-meja kayu berwarna coklat kusam tersusun 
rapih dan telah terisi penuh oleh pasangan kekasih yang tengah bercakap entah membicarakan 
persoalan apa, aku tak berniat menguping. Di ruangan pengap inilah, sudah hampir setengah 
jam lebih aku menunggu seorang lelaki yang tak kunjung datang. Telah berkali-kali aku 
meneleponnya, namun tak pernah sekalipun diangkat. Berpuluh-puluh kali aku mengirimkan 
pesan singkat melalui ponsel, tapi tak satu pun kuterima sebuah balasan. Sedang dimanakah 
lelaki itu sekarang? Aku tak tahu! 
Aku mulai dihinggapi perasaan gelisah. Olesan lipstik di bibirku mulai sedikit luntur 
akibat keseringan meminum air putih karena terlalu lama menunggu bercampur dengan 
buncahan rasa marah. Apakah malam ini ia telah membatalkan pertemuan secara sepihak dan 
tak memberikan kabar terlebih dahulu padaku? Sialan! Sia-sia sore tadi aku menguras waktu 
berjam-jam lamanya sekadar memilih gaun busana yang cocok untuk aku kenakan pada malam
ini, atau menghabiskan waktu berdandan hanya untuk sebuah acara pertemuan menyebalkan 
seperti ini. 
“Mau pesan apa Mbak?” tiba-tiba salah seorang pelayan perempuan menyodorkan 
sebuah daftar menu. Entah sudah berapa kali ia bolak-balik ke mejaku menawarkan menu yang 
disediakan di café ini. Dan dari balik sorot tatapannya itu, sepertinya ia menanam perasaan 
kesal padaku. 
“Nanti saja du lu jangan sekarang. Aku masih menunggu seseorang yang akan datang.” 
jawabku mengelak sedikit malu, “Kalau boleh, ambilkan saja untukku segelas air putih lagi,” 
lanjutku kembali dengan rona wajah yang lebih merah dari biasanya. 
“Mohon tunggu sebentar.” jawabnya sedikit ketus. 
Pesanan datang. Entah gelas keberapa air yang kuteguk ini. Rasanya hambar seperti 
suasana mejaku sekarang. Aku membayangkan, pasti perasaan aneh seperti ini akan terasa 
berbeda bila lelaki yang kutunggu itu datang dengan membawa sebuah senyuman di bibirnya. 
Orang-orang di sekitarku mulai menatapku seperti melecehkan. Aku seolah menjadi orang 
asing yang dilucuti dan dipermalukan. Aku merasa mereka telah menganggapku seorang 
perempuan tolol karena telah dikhianati oleh janji busuk seorang lelaki. Tak terasa, waktu di 
jam tanganku telah menunjukan pukul sembilan malam. Ternyata kini lelaki yang tengah 
kutunggu kedatangannya itu telah membuat hatiku berharap cemas selama satu jam tepat. 
Berarti ia telah melakukan suatu kesalahan besar dengan membiarkan aku teronggok sendirian 
seperti potongan bangkai yang dipatuk paruh runcing burung-burung nazar. Hatiku panas. Ingin 
sekali aku meludahi wajahnya yang berbentuk tirus itu, sebab kurasa bahwa menunggu adalah 
suatu hal paling menyebalkan di dunia ini. 
Andaikan saja sekarang ia datang secara tak terduga, pastinya aku bakalan memaafkan 
kesalahannya itu dengan perasaan sangat rumit. Mungkin sebuah keterlambatan bisa 
meluluhkan suasana pertemuan yang menyebalkan, ketimbang tidak datang sama sekali tanpa 
kabar yang jelas. Ah, akan tetapi, mengharapkan suatu hal yang tak jelas pun sama 
menyebalkannya. Ia memang tak jelas apakah bakalan datang atau tidak. Dan mungkin 
sekaranglah waktu yang tepat untuk aku beranjak meninggalkan suasana café menyebalkan ini. 
Tapi, tiba-tiba seorang lelaki berkemaja biru motif kotak-kotak datang ke mejaku, dan duduk 
berhadapan saling menatap denganku. 
“Apakah aku boleh duduk di sini?” tanya le laki itu. “Perkenalkan, namaku Ardi.” 
lanjutnya sambil menyodorkan telapak tangan mengajak bersalaman ke arahku. Ah, rupanya ia 
memiliki nama yang sama dengan nama seorang lelaki yang sedang kutunggu. Wajahnya pun 
hampir mirip. Apa mungkin mereka berdua saudara kembar? Tak mungkin, ia tak pernah 
menceritakan bila ia pernah memiliki saudara kembar. Kebetulan yang sangat luar biasa. Tidak. 
Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, sebab dalam kehidupan semuanya telah diatur di 
dalam sebuah takdir, meski kita pun ditakdirkan untuk mengubah takdir kita masing-masing.“ 
Maaf, tapi sekarang sudah saatnya aku untuk pulang.” 
Nelva Kirana N
“Loh, kenapa buru-buru? Aku dengar tadi katanya kamu sedang menunggu seorang 
lelaki. Bukankah ia belum datang?” 
“Entahlah, mungkin ia tak bakalan datang menemuiku.” 
“Bodoh sekali le laki itu, membiarkan perempuan cantik sepertimu duduk di café ini 
sendirian.” katanya sambil mengulum senyum. 
Entah itu sebuah kalimat pujian atau sebuah hinaan karena ia mungkin telah 
mengetahui kalau aku termakan janji busuk seorang lelaki, tapi yang jelas aku menyukai cara 
ungkapannya yang menurutku teramat jujur. Harus kuakui, ia memiliki wajah yang polos, dan 
aku pun memang berparas cantik. Menurut semua teman-temanku, aku adalah seorang 
perempuan berpenampilan anggun. Aku memiliki sepasang mata bulat dan bening, belahan 
bibir merah bagaikan capit kepiting, hidung mancung dan tampak kecil, lalu wajah kuning 
langsat sewarna buah pisang yang telah matang. 
“Kalau aku boleh jujur, aku tak bakalan membiarkanmu duduk sendirian.” katanya lagi. 
“Tapi maaf, aku tidak terlalu menyukai le laki yang jujur. Terlihat sangat murahan!” 
kataku sambil berlalu meninggalkannya. 
Nelva Kirana N 
*** 
Dear diary… 
Malam ini perasaanku tidak seperti hari kemarin. Hari kemarin sangat menyenangkan 
karena bisa membuat hatiku berbunga-bunga. Tapi apa boleh buat, bunga hati ini kini telah 
layu, sebab sang kumbang pujaanku tak kunjung datang untuk menghisap sari madu yang 
tumbuh di dalam bunga yang berbentuk hati ini. Aku tak tahu, apakah ia sengaja 
membohongiku, atau memang benar-benar lupa soal janji pertemuannya denganku. Tapi yang 
jelas, ia telah membuat hatiku remuk redam. Aku tak ingin kejadian malam ini terulang 
kembali di hari berikutnya. Semoga saja. 
*** 
Jam sebelas malam. Café tempat yang kujanjikan untuk menemui seorang perempuan 
telah tutup. Jalanan terlihat sepi. Hanya sesekali pengendara jalan yang lewat. Aku tahu, 
kalau perempuan itu telah pulang meninggalkan café ini sambil menahan perasaan kecewa. Ia 
mungkin saja mengutukku dengan sebutan seorang lelaki pembohong. Ah, andaikan saja ia 
mengetahui bahwa tadi aku sempat ditimpa sebuah kecelakaan, mungkin ia akan memaklumi 
kesalahanku. 
Sebelumnya, pada saat jam tujuh malam tadi, sebenarnya aku sudah bersiap-siap untuk 
berangkat menuju café ini. Tidak seperti pada malam-malam biasanya, malam ini aku sengaja 
mengenakan kemeja berwarna biru motif kotak-kotak dan celana jeans hitam panjang. 
Setidaknya dengan berpenampilan elegan seperti itu, mungkin aku bisa meraih hatinya dan ia 
akan terperangah memandangku. Aku selalu ingin tampil sempurna di hadapannya.
Penampilanku sudah sempurna. Tapi waktu telah menunjukan kalau aku bakalan 
terlambat. Aku tak ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya 
gara-gara sebuah keterlambatan. Tak butuh menunggu waktu lama lagi, langsung kupacu 
motorku secepat mungkin. Jalanan lengang. Kurasakan ada sebuah getaran dari dalam kantong 
celanaku. Sepertinya dering ponselku berbunyi. Ternyata dari tadi aku telah mendapatkan 
berpuluh-puluh kiriman pesan singkat. Ah, itu pesan dari seorang perempuan yang tengah 
gelisah menanti kedatanganku. 
Sedang dimana kau sekarang? Sudah hampir setengah jam lebih aku menunggumu. 
Kalau memang kau tak bakalan datang, mungkin sebaiknya aku pulang saat ini juga. Begitu isi 
salah satu pesan singkatnya yang sempat kubaca. 
Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas 
pesannya itu. Aku tak ingin ia merasa kesal karena terlalu lama menungguku, hanya karena 
sebuah keterlambatan. 
Belum sempat aku mengirimkan balasan atas puluhan pesannya itu, tiba-tiba saja, 
tanpa sepenglihatanku, dari arah berlawanan, sebuah truk besar sudah berada di dalam jalur 
jalan yang kugunakan. Aku tak sempat menghindar dan membelokan motorku untuk 
menghindari tabrakan dengan truk yang salah mengambil jalur. Tapi dari semua yang aku ingat, 
setelah kecelakaan yang tak bisa terhindarkan itu, aku merasakan ruhku melayang dengan dua 
buah sayap di belakang punggungku menuju tempat ini. Café yang kini telah tutup ini. 
Nelva Kirana N 
*** 
Dear diary… 
Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang 
kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. Aku baru 
mengetahuinya setelah salah seorang temanku menceritakan semua kejadian naas itu. Dan, 
aku pun baru tahu jika Ardi bukanlah seorang lelaki pembohong, karena ia mengalami 
kecelakaan maut ketika sedang menuju café tempatku menunggu. Meski kini aku telah berbeda 
dunia dengannya, kuharap ia akan setia menunggu kedatanganku kelak. 
*** 
Wajah keduanya pun hampir mirip. Saat ini, aku ingin kembali menemuinya, bertatap 
muka langsung dengannya. Lama aku menunggu kedatangan lelaki itu, namun harapanku 
tampaknya tak akan terkabul. Dan kini aku yakin, bahwa ia adalah jiwa seorang lelaki yang 
sedang kutunggu waktu itu.
Cerpen 'Catatan Seorang Perempuan yang Menunggu Kekasihnya Datang' 
memiliki..... 
Unsur Intrinsik 
Tema: Percintaan yang sirna 
Latar: 
 Latar Tempat: 
Nelva Kirana N 
Cafe 
Aku masih duduk pada salah satu puluhan kursi yang tersedia di café ini. 
Jalan 
Jalanan terlihat sepi. Hanya sesekali pengendara jalan yang lewat. 
 Latar Waktu 
Malam hari 
Malam. Malam tanggal pertengahan bulan. Rembulan telah matang menggantung di langit 
berbintang. 
Jam tujuh malam 
Sebelumnya, pada saat jam tujuh malam tadi, sebenarnya aku sudah bersiap-siap untuk 
berangkat menuju café ini. 
Jam sebelas malam 
Jam sebelas malam. Café tempat yang kujanjikan untuk menemui seorang perempuan telah 
tutup. 
Hari pertama di bulan baru 
Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang 
kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. 
Dua minggu lalu 
Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang 
kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. 
Alur: Maju 
Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar dan masalah sampai 
ke konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik. 
Penokohan: 
Lelaki (Ardi) 
Ceroboh: 
"Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas pesannya itu." 
Perfeksionis:
"Penampilanku sudah sempurna. Tapi waktu telah menunjukan kalau aku bakalan terlambat. Aku tak 
ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya gara-gara sebuah 
keterlambatan." 
Perempuan 
Selalu mengeluh: 
"Apakah malam ini ia telah membatalkan pertemuan secara sepihak dan tak memberikan kabar 
terlebih dahulu padaku? Sialan! Sia-sia sore tadi aku menguras waktu berjam-jam lamanya sekadar 
memilih gaun busana yang cocok untuk aku kenakan pada malam ini, atau menghabiskan waktu 
berdandan hanya untuk sebuah acara pertemuan menyebalkan seperti ini." 
Mudah berpikiran buruk 
"Orang-orang di sekitarku mulai menatapku seperti melecehkan. Aku seolah menjadi orang asing 
yang dilucuti dan dipermalukan. Aku merasa mereka telah menganggapku seorang perempuan tolol 
karena telah dikhianati oleh janji busuk seorang lelaki." 
Pelayan Perempuan 
Kurang sabar menghadapi pelanggan 
"Mohon tunggu sebentar.” jawabnya sedikit ketus." 
Sudut Pandang: 
Campuran 
Karena Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan 
sudut pandang yang berbeda-beda menggunakan “Aku” 
Bukti 
 Diungkapkan oleh Lelaki (Ardi): Aku tahu, kalau perempuan itu telah pulang meninggalkan 
café ini sambil menahan perasaan kecewa. 
 Diungkapkan oleh perempuan: Lama aku menunggu kedatangan lelaki itu, namun 
harapanku tampaknya tak akan terkabul. 
Nilai: 
Nilai Moral 
"Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas pesannya itu. 
Aku tak ingin ia merasa kesal karena terlalu lama menungguku, hanya karena sebuah 
keterlambatan. 
Belum sempat aku mengirimkan balasan atas puluhan pesannya itu, tiba-tiba saja, 
tanpa sepenglihatanku, dari arah berlawanan, sebuah truk besar sudah berada di dalam jalur 
jalan yang kugunakan. Aku tak sempat menghindar dan membelokan motorku untuk 
menghindari tabrakan dengan truk yang salah mengambil jalur. Tapi dari semua yang aku ingat, 
Nelva Kirana N
setelah kecelakaan yang tak bisa terhindarkan itu, aku merasakan ruhku melayang dengan dua 
buah sayap di belakang punggungku menuju tempat ini. Café yang kini telah tutup ini." 
Dari kutipan cerpen tersebut seharusnya kita tidak menggunakan handphone disaat sedang 
berkendara karena kita bisa tidak fokus dan bisa mengalami kecelakaan seperti yang telah Ardi 
lakukan. 
Nilai Perjuangan 
"Aku tak ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya gara-gara 
sebuah keterlambatan. Tak butuh menunggu waktu lama lagi, langsung kupacu motorku 
secepat mungkin. Jalanan lengang." 
Lelaki tersebut berusaha sebaik mungkin agar kencan pertamanya tidak mengecewakan 
perempuan yang akan ditemuinya. 
Amanat 
 Seharusnya kita sebagai manusia tidak mudah berpikiran buruk akan perilaku seseorang, 
karena semua hal pasti ada sebabnya. 
 Kita tidak boleh menggunakan handphone saat sedang berkendara, karena kita akan celaka 
karena tidak fokus untuk menyetir 
Unsur Ektrinsik 
 Latar Kepengarangan Penulis 
Nelva Kirana N 
Penulis menjumpai berbagai reaksi masyarakat saat mereka menerima 
pemberitahuan bahwa ada pesan masuk atau telepon masuk di handphone saat berkendara. 
Dalam cerpen ini, penulis ingin menginspirasi dan memotivasi orang-orang untuk lebih 
berhati-hati dalam berkendara. Lebih baik berhenti terlebih dahulu di tepi jalan untuk 
menjawab atau melihat handphone kita sehingga kita tidak celaka. 
 Keyakinan Penulis 
Penulis yakin bahwa kejadian ini banyak ditemui di masyarakat. Banyak orang yang 
mengalami kecelakaan karena menggunkan handphone disaat berkendara. Oleh karena itu 
penulis menggambarkan situasi tersebut dalam sebuah cerpen. 
 Masyarakat Pembaca 
Pembaca dapat mengambil hikmah dari cerpen ini karena cerpen ini mengandung 
secuplik masalah dalam berkendara yang ada di masyarakat dan masih banyak orang yang 
memiliki masalah yang sama dengan cerpen ini.

More Related Content

What's hot

Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
desmin
 
Terjemahan (Jane)
Terjemahan (Jane)Terjemahan (Jane)
Terjemahan (Jane)
Yap Cher Xi
 

What's hot (15)

My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 
When speak heart
When speak heartWhen speak heart
When speak heart
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)
 
Cintadalamgelas
CintadalamgelasCintadalamgelas
Cintadalamgelas
 
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
Sebotol mineral (isbedy stiawan zs)
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Cerita tentang hana..
Cerita tentang hana..Cerita tentang hana..
Cerita tentang hana..
 
Terjemahan (Jane)
Terjemahan (Jane)Terjemahan (Jane)
Terjemahan (Jane)
 
Sepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitamSepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitam
 
Teratai malam (nugroho sukmanto)
Teratai malam (nugroho sukmanto)Teratai malam (nugroho sukmanto)
Teratai malam (nugroho sukmanto)
 
Angin dari gunung
Angin dari gunungAngin dari gunung
Angin dari gunung
 
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Ceritaku
CeritakuCeritaku
Ceritaku
 

Viewers also liked

Aerial photos
Aerial photos Aerial photos
Aerial photos
aldridged
 
Understanding the federalism matrix
Understanding the federalism matrixUnderstanding the federalism matrix
Understanding the federalism matrix
Jim Huneycutt
 
Llista resum d'inscrits norte
Llista resum d'inscrits norteLlista resum d'inscrits norte
Llista resum d'inscrits norte
Anam
 
Debata ekspercka
Debata eksperckaDebata ekspercka
Debata ekspercka
sknsz
 
Key note Manish and Deepa
Key note Manish and DeepaKey note Manish and Deepa
Key note Manish and Deepa
vodQA
 
Blacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
Blacklists amb Squidguard a Debian SqueezeBlacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
Blacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
Jordi Clopés Esteban
 
Tom palmer
Tom palmerTom palmer
Tom palmer
sknsz
 
Jak zarobić bez procentu
Jak zarobić bez procentuJak zarobić bez procentu
Jak zarobić bez procentu
sknsz
 
Power point 5 media
Power point 5 mediaPower point 5 media
Power point 5 media
jackthompson
 
Arabskie przebudzenie
Arabskie przebudzenieArabskie przebudzenie
Arabskie przebudzenie
sknsz
 

Viewers also liked (20)

Aerial photos
Aerial photos Aerial photos
Aerial photos
 
Understanding the federalism matrix
Understanding the federalism matrixUnderstanding the federalism matrix
Understanding the federalism matrix
 
Llista resum d'inscrits norte
Llista resum d'inscrits norteLlista resum d'inscrits norte
Llista resum d'inscrits norte
 
Presentatie #DCDW Digital Car Dealer Workshop 2015
Presentatie #DCDW Digital Car Dealer Workshop 2015Presentatie #DCDW Digital Car Dealer Workshop 2015
Presentatie #DCDW Digital Car Dealer Workshop 2015
 
Installation of Go Server and Go Agent
Installation of Go Server and Go AgentInstallation of Go Server and Go Agent
Installation of Go Server and Go Agent
 
Debata ekspercka
Debata eksperckaDebata ekspercka
Debata ekspercka
 
Ldap a debian 2: nss i pam
Ldap a debian 2: nss i pamLdap a debian 2: nss i pam
Ldap a debian 2: nss i pam
 
Diseños experimentales optometría
Diseños experimentales  optometríaDiseños experimentales  optometría
Diseños experimentales optometría
 
Key note Manish and Deepa
Key note Manish and DeepaKey note Manish and Deepa
Key note Manish and Deepa
 
Security Testing hands on Workshop Material
Security Testing hands on Workshop MaterialSecurity Testing hands on Workshop Material
Security Testing hands on Workshop Material
 
Blacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
Blacklists amb Squidguard a Debian SqueezeBlacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
Blacklists amb Squidguard a Debian Squeeze
 
Alicia's Cupcake Story
Alicia's Cupcake StoryAlicia's Cupcake Story
Alicia's Cupcake Story
 
Tom palmer
Tom palmerTom palmer
Tom palmer
 
Infusing Creativity in Workplace
Infusing Creativity in WorkplaceInfusing Creativity in Workplace
Infusing Creativity in Workplace
 
Jak zarobić bez procentu
Jak zarobić bez procentuJak zarobić bez procentu
Jak zarobić bez procentu
 
San francisco native food
San francisco native foodSan francisco native food
San francisco native food
 
Power point 5 media
Power point 5 mediaPower point 5 media
Power point 5 media
 
Hipótesis
HipótesisHipótesis
Hipótesis
 
Arabskie przebudzenie
Arabskie przebudzenieArabskie przebudzenie
Arabskie przebudzenie
 
Energia eolica
Energia eolicaEnergia eolica
Energia eolica
 

Similar to Cerpen + analisa

Untukmu_aku_ada
  Untukmu_aku_ada  Untukmu_aku_ada
Untukmu_aku_ada
Amir Haruna
 
Pudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraPudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatra
Iit Suryani
 

Similar to Cerpen + analisa (20)

Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 
Sebuah pilihan (shelvin gunawan)
Sebuah pilihan (shelvin gunawan)Sebuah pilihan (shelvin gunawan)
Sebuah pilihan (shelvin gunawan)
 
Monolog kasir kita.docx
Monolog kasir kita.docxMonolog kasir kita.docx
Monolog kasir kita.docx
 
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko PinurboSebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
Sebotol Hujan untuk Sapardi - Joko Pinurbo
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Aku mencintaimu
Aku mencintaimuAku mencintaimu
Aku mencintaimu
 
Aku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamikuAku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamiku
 
Untukmu_aku_ada
  Untukmu_aku_ada  Untukmu_aku_ada
Untukmu_aku_ada
 
Pudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraPudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatra
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Tentang aku
Tentang akuTentang aku
Tentang aku
 
Ilusi musim gugur (nugroho sukmanto)
Ilusi musim gugur (nugroho sukmanto)Ilusi musim gugur (nugroho sukmanto)
Ilusi musim gugur (nugroho sukmanto)
 
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
 
Cerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docxCerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docx
 
Cerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docxCerpen Racik Kopi.docx
Cerpen Racik Kopi.docx
 
Biarkan Cinta Kami Bersemi
Biarkan Cinta Kami BersemiBiarkan Cinta Kami Bersemi
Biarkan Cinta Kami Bersemi
 
Sampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surgaSampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surga
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Aku tersesat
Aku tersesatAku tersesat
Aku tersesat
 
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa FadilaStruktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
Struktur Cerpen Perjalanan Terindah By Zulfa Fadila
 

More from Nelva Kirana (9)

Kelompok tidak teratur
Kelompok tidak teraturKelompok tidak teratur
Kelompok tidak teratur
 
Pasal pasal yang mengatur tentang kebebasan beragama dan kepercayaan di indon...
Pasal pasal yang mengatur tentang kebebasan beragama dan kepercayaan di indon...Pasal pasal yang mengatur tentang kebebasan beragama dan kepercayaan di indon...
Pasal pasal yang mengatur tentang kebebasan beragama dan kepercayaan di indon...
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Percobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosisPercobaan osmosis dan mitosis
Percobaan osmosis dan mitosis
 
Praktikum anatomi tumbuhan
Praktikum anatomi tumbuhanPraktikum anatomi tumbuhan
Praktikum anatomi tumbuhan
 
Pengamatan sel hewan
Pengamatan sel hewanPengamatan sel hewan
Pengamatan sel hewan
 
Komponen Kimiawi Penyusun Sel
Komponen Kimiawi Penyusun SelKomponen Kimiawi Penyusun Sel
Komponen Kimiawi Penyusun Sel
 
Kerangka cerita 'aku tersesat'
Kerangka cerita 'aku tersesat'Kerangka cerita 'aku tersesat'
Kerangka cerita 'aku tersesat'
 
Drama 'Bonus dari Tuhan'
Drama 'Bonus dari Tuhan'Drama 'Bonus dari Tuhan'
Drama 'Bonus dari Tuhan'
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Cerpen + analisa

  • 1. Nama: Nelva Kirana N Kelas: XI IA 9 No: 18 SMAN 1 Sidoarjo 2014 Catatan Seorang Perempuan yang Menunggu Nelva Kirana N Kekasihnya Datang Dear diary…s Hari ini aku senang sekali, seorang lelaki yang sedari dulu aku cintai secara diam-diam itu, ternyata akan mengajakku bertemu, atau lebih tepatnya semacam kencan pertama. Ia mengatakan, bahwa besok jam delapan malam akan mengajakku makan malam di sebuah café yang lokasinya tepat berada di jantung kota. Café berlantai dua tingkat dan bila seseorang duduk di sana akan tampak jelas terlihat lampu-lampu jalanan yang bisa membuat suasana menjadi lebih romantis. Mungkin besok kami akan makan malam dengan memesan hidangan yang sulit untuk aku lupakan. Stik kentang saus tomat dan orange juice sepertinya akan menjadi hidangan yang cocok untuk mengawali sebuah kencan pertama nanti. Ah, aku tak sabar menunggu besok malam tiba. Semoga menyenangkan. *** Malam. Malam tanggal pertengahan bulan. Rembulan telah matang menggantung di langit berbintang. Gigil angin berkesiur menembus setiap inci serat kulitku. Aku masih duduk pada salah satu puluhan kursi yang tersedia di café ini. Aku sengaja memesan kursi pojok kanan di lantai dua bersebelahan dengan jendea terbuka, di sini ruangannya memang begitu pengap dan tampak tak berkelas. Ada banyak meja-meja kayu berwarna coklat kusam tersusun rapih dan telah terisi penuh oleh pasangan kekasih yang tengah bercakap entah membicarakan persoalan apa, aku tak berniat menguping. Di ruangan pengap inilah, sudah hampir setengah jam lebih aku menunggu seorang lelaki yang tak kunjung datang. Telah berkali-kali aku meneleponnya, namun tak pernah sekalipun diangkat. Berpuluh-puluh kali aku mengirimkan pesan singkat melalui ponsel, tapi tak satu pun kuterima sebuah balasan. Sedang dimanakah lelaki itu sekarang? Aku tak tahu! Aku mulai dihinggapi perasaan gelisah. Olesan lipstik di bibirku mulai sedikit luntur akibat keseringan meminum air putih karena terlalu lama menunggu bercampur dengan buncahan rasa marah. Apakah malam ini ia telah membatalkan pertemuan secara sepihak dan tak memberikan kabar terlebih dahulu padaku? Sialan! Sia-sia sore tadi aku menguras waktu berjam-jam lamanya sekadar memilih gaun busana yang cocok untuk aku kenakan pada malam
  • 2. ini, atau menghabiskan waktu berdandan hanya untuk sebuah acara pertemuan menyebalkan seperti ini. “Mau pesan apa Mbak?” tiba-tiba salah seorang pelayan perempuan menyodorkan sebuah daftar menu. Entah sudah berapa kali ia bolak-balik ke mejaku menawarkan menu yang disediakan di café ini. Dan dari balik sorot tatapannya itu, sepertinya ia menanam perasaan kesal padaku. “Nanti saja du lu jangan sekarang. Aku masih menunggu seseorang yang akan datang.” jawabku mengelak sedikit malu, “Kalau boleh, ambilkan saja untukku segelas air putih lagi,” lanjutku kembali dengan rona wajah yang lebih merah dari biasanya. “Mohon tunggu sebentar.” jawabnya sedikit ketus. Pesanan datang. Entah gelas keberapa air yang kuteguk ini. Rasanya hambar seperti suasana mejaku sekarang. Aku membayangkan, pasti perasaan aneh seperti ini akan terasa berbeda bila lelaki yang kutunggu itu datang dengan membawa sebuah senyuman di bibirnya. Orang-orang di sekitarku mulai menatapku seperti melecehkan. Aku seolah menjadi orang asing yang dilucuti dan dipermalukan. Aku merasa mereka telah menganggapku seorang perempuan tolol karena telah dikhianati oleh janji busuk seorang lelaki. Tak terasa, waktu di jam tanganku telah menunjukan pukul sembilan malam. Ternyata kini lelaki yang tengah kutunggu kedatangannya itu telah membuat hatiku berharap cemas selama satu jam tepat. Berarti ia telah melakukan suatu kesalahan besar dengan membiarkan aku teronggok sendirian seperti potongan bangkai yang dipatuk paruh runcing burung-burung nazar. Hatiku panas. Ingin sekali aku meludahi wajahnya yang berbentuk tirus itu, sebab kurasa bahwa menunggu adalah suatu hal paling menyebalkan di dunia ini. Andaikan saja sekarang ia datang secara tak terduga, pastinya aku bakalan memaafkan kesalahannya itu dengan perasaan sangat rumit. Mungkin sebuah keterlambatan bisa meluluhkan suasana pertemuan yang menyebalkan, ketimbang tidak datang sama sekali tanpa kabar yang jelas. Ah, akan tetapi, mengharapkan suatu hal yang tak jelas pun sama menyebalkannya. Ia memang tak jelas apakah bakalan datang atau tidak. Dan mungkin sekaranglah waktu yang tepat untuk aku beranjak meninggalkan suasana café menyebalkan ini. Tapi, tiba-tiba seorang lelaki berkemaja biru motif kotak-kotak datang ke mejaku, dan duduk berhadapan saling menatap denganku. “Apakah aku boleh duduk di sini?” tanya le laki itu. “Perkenalkan, namaku Ardi.” lanjutnya sambil menyodorkan telapak tangan mengajak bersalaman ke arahku. Ah, rupanya ia memiliki nama yang sama dengan nama seorang lelaki yang sedang kutunggu. Wajahnya pun hampir mirip. Apa mungkin mereka berdua saudara kembar? Tak mungkin, ia tak pernah menceritakan bila ia pernah memiliki saudara kembar. Kebetulan yang sangat luar biasa. Tidak. Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, sebab dalam kehidupan semuanya telah diatur di dalam sebuah takdir, meski kita pun ditakdirkan untuk mengubah takdir kita masing-masing.“ Maaf, tapi sekarang sudah saatnya aku untuk pulang.” Nelva Kirana N
  • 3. “Loh, kenapa buru-buru? Aku dengar tadi katanya kamu sedang menunggu seorang lelaki. Bukankah ia belum datang?” “Entahlah, mungkin ia tak bakalan datang menemuiku.” “Bodoh sekali le laki itu, membiarkan perempuan cantik sepertimu duduk di café ini sendirian.” katanya sambil mengulum senyum. Entah itu sebuah kalimat pujian atau sebuah hinaan karena ia mungkin telah mengetahui kalau aku termakan janji busuk seorang lelaki, tapi yang jelas aku menyukai cara ungkapannya yang menurutku teramat jujur. Harus kuakui, ia memiliki wajah yang polos, dan aku pun memang berparas cantik. Menurut semua teman-temanku, aku adalah seorang perempuan berpenampilan anggun. Aku memiliki sepasang mata bulat dan bening, belahan bibir merah bagaikan capit kepiting, hidung mancung dan tampak kecil, lalu wajah kuning langsat sewarna buah pisang yang telah matang. “Kalau aku boleh jujur, aku tak bakalan membiarkanmu duduk sendirian.” katanya lagi. “Tapi maaf, aku tidak terlalu menyukai le laki yang jujur. Terlihat sangat murahan!” kataku sambil berlalu meninggalkannya. Nelva Kirana N *** Dear diary… Malam ini perasaanku tidak seperti hari kemarin. Hari kemarin sangat menyenangkan karena bisa membuat hatiku berbunga-bunga. Tapi apa boleh buat, bunga hati ini kini telah layu, sebab sang kumbang pujaanku tak kunjung datang untuk menghisap sari madu yang tumbuh di dalam bunga yang berbentuk hati ini. Aku tak tahu, apakah ia sengaja membohongiku, atau memang benar-benar lupa soal janji pertemuannya denganku. Tapi yang jelas, ia telah membuat hatiku remuk redam. Aku tak ingin kejadian malam ini terulang kembali di hari berikutnya. Semoga saja. *** Jam sebelas malam. Café tempat yang kujanjikan untuk menemui seorang perempuan telah tutup. Jalanan terlihat sepi. Hanya sesekali pengendara jalan yang lewat. Aku tahu, kalau perempuan itu telah pulang meninggalkan café ini sambil menahan perasaan kecewa. Ia mungkin saja mengutukku dengan sebutan seorang lelaki pembohong. Ah, andaikan saja ia mengetahui bahwa tadi aku sempat ditimpa sebuah kecelakaan, mungkin ia akan memaklumi kesalahanku. Sebelumnya, pada saat jam tujuh malam tadi, sebenarnya aku sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju café ini. Tidak seperti pada malam-malam biasanya, malam ini aku sengaja mengenakan kemeja berwarna biru motif kotak-kotak dan celana jeans hitam panjang. Setidaknya dengan berpenampilan elegan seperti itu, mungkin aku bisa meraih hatinya dan ia akan terperangah memandangku. Aku selalu ingin tampil sempurna di hadapannya.
  • 4. Penampilanku sudah sempurna. Tapi waktu telah menunjukan kalau aku bakalan terlambat. Aku tak ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya gara-gara sebuah keterlambatan. Tak butuh menunggu waktu lama lagi, langsung kupacu motorku secepat mungkin. Jalanan lengang. Kurasakan ada sebuah getaran dari dalam kantong celanaku. Sepertinya dering ponselku berbunyi. Ternyata dari tadi aku telah mendapatkan berpuluh-puluh kiriman pesan singkat. Ah, itu pesan dari seorang perempuan yang tengah gelisah menanti kedatanganku. Sedang dimana kau sekarang? Sudah hampir setengah jam lebih aku menunggumu. Kalau memang kau tak bakalan datang, mungkin sebaiknya aku pulang saat ini juga. Begitu isi salah satu pesan singkatnya yang sempat kubaca. Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas pesannya itu. Aku tak ingin ia merasa kesal karena terlalu lama menungguku, hanya karena sebuah keterlambatan. Belum sempat aku mengirimkan balasan atas puluhan pesannya itu, tiba-tiba saja, tanpa sepenglihatanku, dari arah berlawanan, sebuah truk besar sudah berada di dalam jalur jalan yang kugunakan. Aku tak sempat menghindar dan membelokan motorku untuk menghindari tabrakan dengan truk yang salah mengambil jalur. Tapi dari semua yang aku ingat, setelah kecelakaan yang tak bisa terhindarkan itu, aku merasakan ruhku melayang dengan dua buah sayap di belakang punggungku menuju tempat ini. Café yang kini telah tutup ini. Nelva Kirana N *** Dear diary… Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. Aku baru mengetahuinya setelah salah seorang temanku menceritakan semua kejadian naas itu. Dan, aku pun baru tahu jika Ardi bukanlah seorang lelaki pembohong, karena ia mengalami kecelakaan maut ketika sedang menuju café tempatku menunggu. Meski kini aku telah berbeda dunia dengannya, kuharap ia akan setia menunggu kedatanganku kelak. *** Wajah keduanya pun hampir mirip. Saat ini, aku ingin kembali menemuinya, bertatap muka langsung dengannya. Lama aku menunggu kedatangan lelaki itu, namun harapanku tampaknya tak akan terkabul. Dan kini aku yakin, bahwa ia adalah jiwa seorang lelaki yang sedang kutunggu waktu itu.
  • 5. Cerpen 'Catatan Seorang Perempuan yang Menunggu Kekasihnya Datang' memiliki..... Unsur Intrinsik Tema: Percintaan yang sirna Latar:  Latar Tempat: Nelva Kirana N Cafe Aku masih duduk pada salah satu puluhan kursi yang tersedia di café ini. Jalan Jalanan terlihat sepi. Hanya sesekali pengendara jalan yang lewat.  Latar Waktu Malam hari Malam. Malam tanggal pertengahan bulan. Rembulan telah matang menggantung di langit berbintang. Jam tujuh malam Sebelumnya, pada saat jam tujuh malam tadi, sebenarnya aku sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju café ini. Jam sebelas malam Jam sebelas malam. Café tempat yang kujanjikan untuk menemui seorang perempuan telah tutup. Hari pertama di bulan baru Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. Dua minggu lalu Hari pertama di bulan baru. Hari ini aku baru mendapatkan sebuah kabar buruk tentang kematian Ardi, lelaki yang pernah kutunggu kedatangannya dua minggu lalu. Alur: Maju Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar dan masalah sampai ke konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik. Penokohan: Lelaki (Ardi) Ceroboh: "Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas pesannya itu." Perfeksionis:
  • 6. "Penampilanku sudah sempurna. Tapi waktu telah menunjukan kalau aku bakalan terlambat. Aku tak ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya gara-gara sebuah keterlambatan." Perempuan Selalu mengeluh: "Apakah malam ini ia telah membatalkan pertemuan secara sepihak dan tak memberikan kabar terlebih dahulu padaku? Sialan! Sia-sia sore tadi aku menguras waktu berjam-jam lamanya sekadar memilih gaun busana yang cocok untuk aku kenakan pada malam ini, atau menghabiskan waktu berdandan hanya untuk sebuah acara pertemuan menyebalkan seperti ini." Mudah berpikiran buruk "Orang-orang di sekitarku mulai menatapku seperti melecehkan. Aku seolah menjadi orang asing yang dilucuti dan dipermalukan. Aku merasa mereka telah menganggapku seorang perempuan tolol karena telah dikhianati oleh janji busuk seorang lelaki." Pelayan Perempuan Kurang sabar menghadapi pelanggan "Mohon tunggu sebentar.” jawabnya sedikit ketus." Sudut Pandang: Campuran Karena Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan sudut pandang yang berbeda-beda menggunakan “Aku” Bukti  Diungkapkan oleh Lelaki (Ardi): Aku tahu, kalau perempuan itu telah pulang meninggalkan café ini sambil menahan perasaan kecewa.  Diungkapkan oleh perempuan: Lama aku menunggu kedatangan lelaki itu, namun harapanku tampaknya tak akan terkabul. Nilai: Nilai Moral "Tanpa memikirkan apa pun, sambil memacu motorku, aku mencoba membalas pesannya itu. Aku tak ingin ia merasa kesal karena terlalu lama menungguku, hanya karena sebuah keterlambatan. Belum sempat aku mengirimkan balasan atas puluhan pesannya itu, tiba-tiba saja, tanpa sepenglihatanku, dari arah berlawanan, sebuah truk besar sudah berada di dalam jalur jalan yang kugunakan. Aku tak sempat menghindar dan membelokan motorku untuk menghindari tabrakan dengan truk yang salah mengambil jalur. Tapi dari semua yang aku ingat, Nelva Kirana N
  • 7. setelah kecelakaan yang tak bisa terhindarkan itu, aku merasakan ruhku melayang dengan dua buah sayap di belakang punggungku menuju tempat ini. Café yang kini telah tutup ini." Dari kutipan cerpen tersebut seharusnya kita tidak menggunakan handphone disaat sedang berkendara karena kita bisa tidak fokus dan bisa mengalami kecelakaan seperti yang telah Ardi lakukan. Nilai Perjuangan "Aku tak ingin suasana kencan pertamaku dengannya tampak tak sempurna hanya gara-gara sebuah keterlambatan. Tak butuh menunggu waktu lama lagi, langsung kupacu motorku secepat mungkin. Jalanan lengang." Lelaki tersebut berusaha sebaik mungkin agar kencan pertamanya tidak mengecewakan perempuan yang akan ditemuinya. Amanat  Seharusnya kita sebagai manusia tidak mudah berpikiran buruk akan perilaku seseorang, karena semua hal pasti ada sebabnya.  Kita tidak boleh menggunakan handphone saat sedang berkendara, karena kita akan celaka karena tidak fokus untuk menyetir Unsur Ektrinsik  Latar Kepengarangan Penulis Nelva Kirana N Penulis menjumpai berbagai reaksi masyarakat saat mereka menerima pemberitahuan bahwa ada pesan masuk atau telepon masuk di handphone saat berkendara. Dalam cerpen ini, penulis ingin menginspirasi dan memotivasi orang-orang untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. Lebih baik berhenti terlebih dahulu di tepi jalan untuk menjawab atau melihat handphone kita sehingga kita tidak celaka.  Keyakinan Penulis Penulis yakin bahwa kejadian ini banyak ditemui di masyarakat. Banyak orang yang mengalami kecelakaan karena menggunkan handphone disaat berkendara. Oleh karena itu penulis menggambarkan situasi tersebut dalam sebuah cerpen.  Masyarakat Pembaca Pembaca dapat mengambil hikmah dari cerpen ini karena cerpen ini mengandung secuplik masalah dalam berkendara yang ada di masyarakat dan masih banyak orang yang memiliki masalah yang sama dengan cerpen ini.