SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Jawa Pos 
Minggu, 08 Juli 2007 
Teratai Malam 
Cerpen: Nugroho Sukmanto 
"Aku mengerti, kalau Mas tak mau menjengukku di Sukamiskin. Aku berjanji, ini terakhir 
kali aku merepotkan. Tolong pulangkan adikku ke Singkawang! Aku hamil, tak ingin aku 
melihat dia meratapi kakaknya yang diperlakukan lebih hina dari binatang." 
Walau hanya terpancar dari kertas selembar, aku bisa merasakan. Saat menulis surat itu, 
Lidya tidak menangis. Mungkin dia telah pasrah berada di puncak kepedihan. Tak seperti 
biasanya --paling tidak tiga kali; sekali berhadapan, kedua melalui telepon, dan ketiga lewat 
SMS-- dia tumpahkan kekesalannya dengan linangan air mata. 
Sepengetahuanku dia hanya menangis karena kesal. Kadang sebagai ungkapan kesedihan. 
Hanya sebentar, tidak pernah melepas tangis berlama-lama meratapi suratan. Karena, 
meratap tidak menghadirkan jalan keluar. Meratap itu cengeng. Meratap itu resah. Meratap 
itu lemah, tanda putus asa, tiada gairah. Itu yang dia camkan di dalam dada dan kepalanya. 
Nasihatku saat pertama kali bertemu. Tetapi, tanpa nasihatku pun, perangainya selalu riang, 
sebagai gadis yang terbiasa hidup sengsara di desa berbalut kemiskinan, permukiman 
keturunan Tionghoa yang berbaur dengan masyarakat Dayak di Kalimantan. 
Lidya, itu nama pemberianku. Di kampung dia dipanggil Ye Lian yang berarti "teratai 
malam". Adalah harapan ayahnya, dia akan seperti teratai. Bunga lambang kesucian dan 
kekuatan, yang selalu mengambang di atas air; penanda kehidupan, tetapi sekaligus 
pendulang bencana. Dan, dia akan tegar dalam keadaan sesulit apa pun, yang dilambangkan 
gelapnya malam. 
"Mendiang Papa meminta aku dapat bertahan hidup dalam bencana dan kesulitan," 
tuturnya. 
"Aku menangis karena kesal. Bukan karena sedih!" Dia menegaskan. Waktu itu aku marah 
melihatnya menyeka genangan di sela kelopak matanya, saat disorot kamera. 
"Mengapa gampang sekali kamu menangis di depan publik, sih? Memalukan!" hardikku 
kemudian. 
"Karena pembelaanku selalu sia-sia. Tak dapat membalas perlakuan yang semestinya tak 
kuterima." 
Ternyata kekesalannya melahirkan ganjalan menyumbat saluran pernapasan. "Dengan 
menangis, ganjalan itu serasa mencair dan kemudian mengalir menggenangi kedua 
mataku," kilahnya. 
Aku pun terdiam dan bertambah yakin bahwa dia kuat, tegar, dan tabah. Tetapi kekuatan, 
ketegaran, dan ketabahan yang dia miliki, tak pernah mampu menepis kenaifan seorang 
perempuan, sehingga dia selalu mudah dipecundangi. Dasar perempuan udik! Begitulah 
omelanku, setiap kali menyaksikan dia salah melangkah, lalu terjerembab. Tapi aku yakin 
dia tidak dungu, hanya terlalu lugu. 
Dia banyak teman, tetapi hampir semua mengkhianati. Dia banyak kenalan, tetapi hanya 
ingin menikmati pesona diri yang dia miliki. Dan, yang memacari terakhir ini, tenggelam 
oleh aura dan kharismanya, kemudian hanya berharap mendapat percikan materi. Materi
hadiah-hadiah suaminya, saat dia masih berstatus sebagai istri anak seorang taipan, pemilik 
pabrik baja asal Kalimantan juga. 
Saat dia menceritakan perceraiannya aku hanya dapat mengelus dada. Ternyata dia tidak 
mensyukuri nikmat. Kehidupan mapan yang seharusnya dinikmati, dia korbankan demi 
aktualisasi diri; menjadi pemain film, peragawati, merangkap sebagai penyanyi. Mungkin 
dia lebih puas berpredikat sebagai seorang selebriti. Untuk itu aku merasa bersalah, karena 
akulah yang mendorongnya agar berprestasi di bidang yang potensi dirinya bisa tampil, 
menjalani pilihan profesi. 
Memang bukan kemewahan dan bukan materi berlebihan yang pernah kuberikan. Hanya 
sebatas mencukupi kebutuhan agar dia memiliki kemampuan dan pengetahuan saat terjun 
di dunia fashion dan entertainment. Ternyata, peningkatan penguasaan bahasa sebagai alat 
komunikasi, latihan peragaan busana dan olah vokal, serta kursus kepribadian yang dia 
ikuti, mampu mengubah citra dirinya. Dari seorang gadis desa yang hanya berpendidikan 
menengah rendah, menjadi salah seorang idola di dunia tarik suara dan primadona di 
panggung peragaan busana. Namun, kegairahannya berprestasi ternyata telah melampaui 
kesadaran akan kodratnya. 
"Kamu telah mengingkari kodratmu sebagai perempuan, yang berkewajiban menjalani 
kehidupan sebagai seorang istri, yang harus siap menjadi ibu. Bahagia dalam pengabdian 
kepada suami dan keluarga," begitu saat itu aku mengingatkan. 
"Tetapi apa salahnya sebagai istri aku tetap menekuni profesi?" 
"Kehidupan bersahaja di lingkungan keluarga suamimu, tak akan menolerir sikap dan 
tindakanmu. Mungkin suamimu tidak keberatan, karena dia berpendidikan, lulusan 
universitas di negara liberal, Amerika. Tetapi aku kenal keluarganya, yang santun dan 
sangat religius." Aku menambahkan, "Yang juga semestinya kamu syukuri, mereka sangat 
menyayangi kamu." 
"Iya sih, apalagi ibu mertuaku." Terlihat keharuan dan sedikit penyesalan di wajahnya. 
Tetapi sekejap berubah menjadi ungkapan keheranan saat mengucapkan, "Tetapi ternyata 
terbalik. Justru suamiku yang keberatan. Sementara keluarganya mendukung, asal aku 
masih dapat menjaga diri, tidak melampaui batas-batas kesopanan dan juga tidak 
menimbulkan citra yang mencederai nama baik keluarga." 
"Karena alasan cemburu, kalau begitu! Atau dia menjadi sangat posesif setelah menikah." 
"Memang lelaki selalu begitu?" 
"Itu tanda dia sangat mencintaimu. Tetapi jangan terlalu naif, itu bisa juga berarti 
ketidaksetujuan seluruh keluarga, yang diungkapkan lewat pernyataan dan sikap suamimu. 
Kadang-kadang agar terlihat bijak, orang tua harus bersikap hipokrit." 
"Aku tak mau menengok ke belakang, terus-menerus dihantui penyesalan. Yang sudah ya 
sudah." 
Kini Lidya harus menjalani hidup lajang lagi. Berstatus janda kembang. Kurasakan, tersirat 
kekesalannya saat dia mengatakan, "Mas nggak mau menjadikan aku sebagai istri sih. 
Kalau mau, dari dulu kan aku bisa konsentrasi menjalani profesi, sampai suatu saat aku 
merasa siap hijrah ke Hongkong, sebelum ke Holywood." 
"Poligami tak ada dalam kamus hidupku. Sedang menjadi wanita simpanan, memunculkan 
citra yang tidak menunjang perjalanan karirmu." Aku tekankan lagi seperti yang pernah 
kusampaikan kepadanya, dulu.
Lidya selalu berusaha terlihat tegar dan ceria. Tetapi, menatap ke depan, sendirian, dia 
seperti kehilangan pegangan. Terkesan seperti wanita yang sedang menjajakan diri. 
Menggelayuti lelaki, bergonta-ganti ke sana-kemari. Sampai suatu saat aku terkejut. 
Sepertinya dia berpacaran dengan Bram, pemain tenis nasional yang beristrikan anak 
seorang perwira tinggi polisi. Gila, aku bergumam saat membayangkan. Kalau istri Bram 
tahu, celakalah keduanya. 
Ternyata benar, SMS-SMS mereka terbaca istri Bram. 
Saat kuterima telepon dari Lidya, aku sudah menduga, dia pasti akan berkeluh-kesah dan 
berujung meminta saran. 
"Mas, aku dikejar-kejar dan diancam." 
"Oleh siapa?" 
"Preman-preman suruhan istri Bram. Aku harus berbuat apa? Istri Bram minta bertemu." 
"Temui saja! Selesaikan persoalannya." 
"Pasti dia akan marah besar, lalu bisa berbuat seenaknya. Apa aku harus tinggal diam?!" 
"Kalau kamu menantang itu bisa terjadi. Dan, perlawananmu akan sia-sia. Merendah saja. 
Itu lebih baik!" 
"Merendah bagaimana?" 
"Mengaku saja sebagai pelacur." 
"Gila, hina amat!" 
"Percayalah, pengakuan sebagai wanita bayaran akan menyelamatkanmu." Lidya tak 
menjawab. 
"Kenapa kamu diam? Pasti kamu sedang menangis?!" 
"Aku kesal. Bram ternyata bukan laki-laki. Mestinya dia yang harus menghadapi istrinya. 
Bukan aku!" 
"Kan dulu sudah kubilang, jangan pacaran dengan suami orang yang tak berpendirian." 
"Kalau ditanya, aku harus mengatakan dibayar berapa?" 
"5 juta sekali ketemu." 
"Yang benar saja. Pemain sinetron dan presenter setingkat di bawahku saja, tarifnya 20 juta 
sekali tampil!" 
"Kalau tahu suaminya membayar mahal, dia tambah naik pitam. Sudahlah ikuti saja kata-kataku." 
"Lalu kalau dia tanya tentang kata-kata mesra di HP suaminya yang sudah dia copy?" 
"Bilang, itu yang menjawab adik atau asisten kamu yang sok tahu. Apa susahnya?!" 
"Kenapa sih kamu dekat dengan Bram?" aku jadi ingin tahu. 
"Dia menawari aku jadi freelance PR hotelnya yang akan dibangun di kawasan Mega 
Kuningan. Eh, ujung-ujungnya dia hanya ingin mengajak kencan." 
Pengakuan-pengakuan Lidya di hadapan istri Bram ternyata mampu meredam kemarahan. 
Kecemburuan istri Bram beralih menjadi kekesalan kepada suaminya yang ternyata senang 
"jajan" di luar rumah. Walaupun diliputi kemarahan, istri Bram masih bisa memaafkan, 
karena hubungan Lidya dan suaminya hanya dilandasi transaksi kebutuhan penyaluran
birahi, bukan jalinan percintaan seperti yang semula dibayangkan. 
Tetapi, kemarahan istri Bram yang telah reda, seketika meluap kembali, ketika mengetahui 
Lidya masih berhubungan dengan suaminya. 
"Mas, aku sedang menjalani interograsi di kantor polisi." Kutangkap SMS-nya. 
"Kenapa?" 
"Bram menuntut pengembalian pinjaman uangnya." 
Lidya memang pernah bercerita. Tak lama berkenalan, Bram meminjamkan uang 
kepadanya Rp 500 juta. Selesai interograsi, Lidya kutemui. 
"Katanya bisa dikembalikan kapan saja?" 
"Dia marah mendengar pemberitaan di koran yang mengatakan aku menolak ajakan untuk 
menemaninya saat bertanding di Korea." 
"Salahmu. Kenapa berkoar-koar?!" 
"Bukan aku yang mengatakan. Shinta, dia terpancing wartawan! Sekarang kupecat dia. 
Dasar asisten gila sensasi!" Lidya terlihat berang. 
"Selesai persoalannya?" 
"Belum. Lewat seminggu aku tak membayar dia akan memperkarakan sebagai tindak 
pidana penggelapan." 
"Kamu sudah punya uang untuk menutupnya?" 
"Kalau terpaksa akan kujual berlian-berlian hadiah perkawinan ini. Tapi, aku akan rugi satu 
miliar karena berlian itu tanpa surat-surat, harganya jatuh hingga separo." 
"Surat-suratnya hilang?" 
"Tidak. Disimpan Bram." 
"Kenapa nggak kamu minta?" 
"Mana mungkin dia mau memberikan. Apalagi sebentar lagi kasus ini akan mencuat di 
media massa. Dia yang pengecut, aku yakin akan takut tersangkut. Sertifikat yang 
dikeluarkan Rosenbloom Jewellry Store, London, pasti terlacak wartawan." 
"Tetapi, aku curiga, ini ulah istri Bram, karena dia hanya mengirim pengacara dan preman-preman 
yang dulu mencariku," Lidya menambahkan. 
"Mungkin. Karena melibatkan persoalan harga diri. Tersinggung, suaminya ditolak tidur 
oleh pelacur. Ha, ha, ha." Aku bercanda. 
"Sialan ... Tapi bisa jadi!" 
Seperti diduga, ternyata bukan Bram yang berinisiatif menuntut pengembalian uang yang 
kupinjam itu, melainkan istrinya. 
Akhirnya seperangkat hadiah perkawinan lepas untuk menyelamatkan Lidya dari penjara. 
Tetapi, mendekam di hotel prodeo ternyata memang sudah garis tangannya. 
Mendengar Lidya mengalami kerugian saat menyelesaikan utangnya, Bram meminta maaf 
dan menawarkan sebuah kesempatan untuk meraih keuntungan sebagai kompensasi. 
Caranya melalui transaksi pembelian uang rupiah seratus ribuan, yang dicetak dengan 
nomor seri sama dengan yang telah beredar. Kabarnya, itu dilakukan sewaktu rezim Orde 
Baru mendekati tumbang, saat pejabat-pejabat menyiapkan uang tunai untuk dibawa keluar 
negeri. Pembelian yang sangat murah, membuat banyak orang tergiur, karena akan dengan
cepat membuahkan keuntungan berlipat ganda. Transaksi itu sebenarnya ilegal, karenanya 
harus bekerja sama dengan teller bank bila penguangannya dilakukan secara besar-besaran, 
saat menukarkannya menjadi mata uang asing. 
Pembelian rupiah cetakan tak semestinya itu ternyata sedang dalam target polisi. Oleh 
karenanya, saat Lidya tertangkap menawarkan ke beberapa relasinya yang tertarik 
menempatkan dana, dia langsung ditahan. Salah satu investor yang ditawari adalah intel 
polisi yang menyamar. 
Mendengar nama suaminya tercantum dalam berita acara pemeriksaan, istri Bram marah 
besar. Sudah dapat diduga, Lidya yang akan menjadi kambing hitam dan harus 
dikorbankan. Dalam surat sebelumnya, Lidya menceritakan melalui SMS rekannya 
sekamar. 
"Sebelum dipindah ke Sukamiskin malam itu aku disekap dalam sel kosong. Sepertinya 
sebuah ruang penyiksaan. Kedap suara. Menjerit pun tak ada gunanya. Bergantian preman-preman 
itu memperkosaku. Aku menangis, bukan karena sedih. Karena kesal tak bisa 
melakukan perlawanan." 
Kini, membaca suratnya, aku meneteskan air mata. Bila tak ingat nasihat yang pernah 
kuberikan, pasti tangisku akan menjadi ratap berkepanjangan, membayangkan betapa 
mengenaskan nasibnya. Aku membayangkan Lidya meringkuk di dalam sel yang dingin 
dan gelap. Kalau aku hanya membayar atas perceraian dan tuntutan kesibukan menjalani 
profesi, Lidya harus membayar mahal saat berusaha meraih cita-cita karirnya. 
Kemudian ingatanku mengais-ngais sebuah pepatah Indian yang akhirnya kuingat berbunyi, 
"The soul would have no rainbow, if the eyes had no tears." 
Aku berharap janin yang menghuni rahimnya bukan benih liar yang memperkelam jalan 
hidupnya kelak. Melainkan persembahanku yang akan menjadi mentari, yang lahir dari 
bias-bias air mata kebahagiaan. *** 
Bintaro Jaya, 1 Juni 2007
cepat membuahkan keuntungan berlipat ganda. Transaksi itu sebenarnya ilegal, karenanya 
harus bekerja sama dengan teller bank bila penguangannya dilakukan secara besar-besaran, 
saat menukarkannya menjadi mata uang asing. 
Pembelian rupiah cetakan tak semestinya itu ternyata sedang dalam target polisi. Oleh 
karenanya, saat Lidya tertangkap menawarkan ke beberapa relasinya yang tertarik 
menempatkan dana, dia langsung ditahan. Salah satu investor yang ditawari adalah intel 
polisi yang menyamar. 
Mendengar nama suaminya tercantum dalam berita acara pemeriksaan, istri Bram marah 
besar. Sudah dapat diduga, Lidya yang akan menjadi kambing hitam dan harus 
dikorbankan. Dalam surat sebelumnya, Lidya menceritakan melalui SMS rekannya 
sekamar. 
"Sebelum dipindah ke Sukamiskin malam itu aku disekap dalam sel kosong. Sepertinya 
sebuah ruang penyiksaan. Kedap suara. Menjerit pun tak ada gunanya. Bergantian preman-preman 
itu memperkosaku. Aku menangis, bukan karena sedih. Karena kesal tak bisa 
melakukan perlawanan." 
Kini, membaca suratnya, aku meneteskan air mata. Bila tak ingat nasihat yang pernah 
kuberikan, pasti tangisku akan menjadi ratap berkepanjangan, membayangkan betapa 
mengenaskan nasibnya. Aku membayangkan Lidya meringkuk di dalam sel yang dingin 
dan gelap. Kalau aku hanya membayar atas perceraian dan tuntutan kesibukan menjalani 
profesi, Lidya harus membayar mahal saat berusaha meraih cita-cita karirnya. 
Kemudian ingatanku mengais-ngais sebuah pepatah Indian yang akhirnya kuingat berbunyi, 
"The soul would have no rainbow, if the eyes had no tears." 
Aku berharap janin yang menghuni rahimnya bukan benih liar yang memperkelam jalan 
hidupnya kelak. Melainkan persembahanku yang akan menjadi mentari, yang lahir dari 
bias-bias air mata kebahagiaan. *** 
Bintaro Jaya, 1 Juni 2007

More Related Content

What's hot

SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaGhina Siti Ramadhanty
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupkuHeni Handayani
 
Lilin yang kan selalu kujaga
Lilin yang kan selalu kujagaLilin yang kan selalu kujaga
Lilin yang kan selalu kujagadesmin
 
Novel pudarnya pesona cleoptra
Novel pudarnya pesona cleoptraNovel pudarnya pesona cleoptra
Novel pudarnya pesona cleoptraWahyu Sugito
 
Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibujefkenzie
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istrikuchristineong2212
 
Cerita ibu tunggal
Cerita ibu tunggalCerita ibu tunggal
Cerita ibu tunggalBigboy Zam
 
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binal
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang BinalCerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binal
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binalchristineong2212
 
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjang
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di RanjangCerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjang
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjangchristineong2212
 
Resensi novel siti nurbaya
Resensi novel siti nurbayaResensi novel siti nurbaya
Resensi novel siti nurbayaEgan Ardhian
 
77642902 nota-madu-ilmu
77642902 nota-madu-ilmu77642902 nota-madu-ilmu
77642902 nota-madu-ilmuFitri Loveya
 

What's hot (19)

SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Lilin yang kan selalu kujaga
Lilin yang kan selalu kujagaLilin yang kan selalu kujaga
Lilin yang kan selalu kujaga
 
Novel pudarnya pesona cleoptra
Novel pudarnya pesona cleoptraNovel pudarnya pesona cleoptra
Novel pudarnya pesona cleoptra
 
Angin dari gunung
Angin dari gunungAngin dari gunung
Angin dari gunung
 
Cerpen 1 pop
Cerpen 1 popCerpen 1 pop
Cerpen 1 pop
 
Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibu
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
 
Cerita ibu tunggal
Cerita ibu tunggalCerita ibu tunggal
Cerita ibu tunggal
 
Cerpen + analisa
Cerpen + analisaCerpen + analisa
Cerpen + analisa
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binal
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang BinalCerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binal
Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Ibu Tetangga Rumahku Yang Binal
 
Fei (jusuf an)
Fei (jusuf an)Fei (jusuf an)
Fei (jusuf an)
 
Ccccc
CccccCcccc
Ccccc
 
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjang
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di RanjangCerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjang
Cerita Dewasa Gairah Tyas Yang Binal Di Ranjang
 
Resensi novel siti nurbaya
Resensi novel siti nurbayaResensi novel siti nurbaya
Resensi novel siti nurbaya
 
Wayang - Shinta minulya
Wayang - Shinta minulyaWayang - Shinta minulya
Wayang - Shinta minulya
 
77642902 nota-madu-ilmu
77642902 nota-madu-ilmu77642902 nota-madu-ilmu
77642902 nota-madu-ilmu
 
Secret admirer
Secret admirerSecret admirer
Secret admirer
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Pasangan muda (ni komang ariani)
Pasangan muda (ni komang ariani)Pasangan muda (ni komang ariani)
Pasangan muda (ni komang ariani)
 
Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)
 
Si lugu dan si malin kundang (hamsad rangkitu)
Si lugu dan si malin kundang (hamsad rangkitu)Si lugu dan si malin kundang (hamsad rangkitu)
Si lugu dan si malin kundang (hamsad rangkitu)
 
Timbunan sampah (edi supardi emon)
Timbunan sampah (edi supardi emon)Timbunan sampah (edi supardi emon)
Timbunan sampah (edi supardi emon)
 
Perkawinan rahasia (evi idawati)
Perkawinan rahasia (evi idawati)Perkawinan rahasia (evi idawati)
Perkawinan rahasia (evi idawati)
 
Serdadu tua dan jipnya (wilson nadeak)
Serdadu tua dan jipnya (wilson nadeak)Serdadu tua dan jipnya (wilson nadeak)
Serdadu tua dan jipnya (wilson nadeak)
 
Pintu yang terkunci (azizah hefni)
Pintu yang terkunci (azizah hefni)Pintu yang terkunci (azizah hefni)
Pintu yang terkunci (azizah hefni)
 
Sepekan di jakarta (asmadji as muchtar)
Sepekan di jakarta (asmadji as muchtar)Sepekan di jakarta (asmadji as muchtar)
Sepekan di jakarta (asmadji as muchtar)
 

Similar to Cerita Lidya Si Gadis Desa Yang Berjuang Hidup Di Kota

Similar to Cerita Lidya Si Gadis Desa Yang Berjuang Hidup Di Kota (20)

Monolog kasir kita.docx
Monolog kasir kita.docxMonolog kasir kita.docx
Monolog kasir kita.docx
 
Pudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatraPudarnya pesona cleopatra
Pudarnya pesona cleopatra
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga majalah HidayatullahRubrik Parenting - Jendela Keluarga majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga majalah Hidayatullah
 
Aq mencintai suaimi ku
Aq mencintai suaimi kuAq mencintai suaimi ku
Aq mencintai suaimi ku
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
 
Aku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamikuAku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamiku
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Aku mencintaimu
Aku mencintaimuAku mencintaimu
Aku mencintaimu
 
Apologi e
Apologi eApologi e
Apologi e
 
Salty Coffee
Salty CoffeeSalty Coffee
Salty Coffee
 
Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.Asmanadia rembulandimataibu.
Asmanadia rembulandimataibu.
 
Hyrftu
HyrftuHyrftu
Hyrftu
 
Thermodinamika Cinta Boarkim'09
Thermodinamika Cinta Boarkim'09Thermodinamika Cinta Boarkim'09
Thermodinamika Cinta Boarkim'09
 
Boarkim 2009.pdf
Boarkim 2009.pdfBoarkim 2009.pdf
Boarkim 2009.pdf
 
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
Oh, begitu (sunaryono basuki ks)
 
Perkawinan rahasia (evi idawati)
Perkawinan rahasia (evi idawati)Perkawinan rahasia (evi idawati)
Perkawinan rahasia (evi idawati)
 
Menebus Dosa Di Jalanku
Menebus Dosa Di JalankuMenebus Dosa Di Jalanku
Menebus Dosa Di Jalanku
 
Cinta dan sahabat tgs y
Cinta dan sahabat tgs yCinta dan sahabat tgs y
Cinta dan sahabat tgs y
 
Suara 3 hati
Suara 3 hatiSuara 3 hati
Suara 3 hati
 

More from Arvinoor Siregar SH MH (20)

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
 
Slavery
SlaverySlavery
Slavery
 
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Rosa parks
 
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
 

Recently uploaded

Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...Neta
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 

Recently uploaded (14)

Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...
IDMPO : SITUS SLOT DEPOSIT RECEH & BOCORAN GAME SLOT GACOR TERPERCAYA 2024 Ar...
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 

Cerita Lidya Si Gadis Desa Yang Berjuang Hidup Di Kota

  • 1. Jawa Pos Minggu, 08 Juli 2007 Teratai Malam Cerpen: Nugroho Sukmanto "Aku mengerti, kalau Mas tak mau menjengukku di Sukamiskin. Aku berjanji, ini terakhir kali aku merepotkan. Tolong pulangkan adikku ke Singkawang! Aku hamil, tak ingin aku melihat dia meratapi kakaknya yang diperlakukan lebih hina dari binatang." Walau hanya terpancar dari kertas selembar, aku bisa merasakan. Saat menulis surat itu, Lidya tidak menangis. Mungkin dia telah pasrah berada di puncak kepedihan. Tak seperti biasanya --paling tidak tiga kali; sekali berhadapan, kedua melalui telepon, dan ketiga lewat SMS-- dia tumpahkan kekesalannya dengan linangan air mata. Sepengetahuanku dia hanya menangis karena kesal. Kadang sebagai ungkapan kesedihan. Hanya sebentar, tidak pernah melepas tangis berlama-lama meratapi suratan. Karena, meratap tidak menghadirkan jalan keluar. Meratap itu cengeng. Meratap itu resah. Meratap itu lemah, tanda putus asa, tiada gairah. Itu yang dia camkan di dalam dada dan kepalanya. Nasihatku saat pertama kali bertemu. Tetapi, tanpa nasihatku pun, perangainya selalu riang, sebagai gadis yang terbiasa hidup sengsara di desa berbalut kemiskinan, permukiman keturunan Tionghoa yang berbaur dengan masyarakat Dayak di Kalimantan. Lidya, itu nama pemberianku. Di kampung dia dipanggil Ye Lian yang berarti "teratai malam". Adalah harapan ayahnya, dia akan seperti teratai. Bunga lambang kesucian dan kekuatan, yang selalu mengambang di atas air; penanda kehidupan, tetapi sekaligus pendulang bencana. Dan, dia akan tegar dalam keadaan sesulit apa pun, yang dilambangkan gelapnya malam. "Mendiang Papa meminta aku dapat bertahan hidup dalam bencana dan kesulitan," tuturnya. "Aku menangis karena kesal. Bukan karena sedih!" Dia menegaskan. Waktu itu aku marah melihatnya menyeka genangan di sela kelopak matanya, saat disorot kamera. "Mengapa gampang sekali kamu menangis di depan publik, sih? Memalukan!" hardikku kemudian. "Karena pembelaanku selalu sia-sia. Tak dapat membalas perlakuan yang semestinya tak kuterima." Ternyata kekesalannya melahirkan ganjalan menyumbat saluran pernapasan. "Dengan menangis, ganjalan itu serasa mencair dan kemudian mengalir menggenangi kedua mataku," kilahnya. Aku pun terdiam dan bertambah yakin bahwa dia kuat, tegar, dan tabah. Tetapi kekuatan, ketegaran, dan ketabahan yang dia miliki, tak pernah mampu menepis kenaifan seorang perempuan, sehingga dia selalu mudah dipecundangi. Dasar perempuan udik! Begitulah omelanku, setiap kali menyaksikan dia salah melangkah, lalu terjerembab. Tapi aku yakin dia tidak dungu, hanya terlalu lugu. Dia banyak teman, tetapi hampir semua mengkhianati. Dia banyak kenalan, tetapi hanya ingin menikmati pesona diri yang dia miliki. Dan, yang memacari terakhir ini, tenggelam oleh aura dan kharismanya, kemudian hanya berharap mendapat percikan materi. Materi
  • 2. hadiah-hadiah suaminya, saat dia masih berstatus sebagai istri anak seorang taipan, pemilik pabrik baja asal Kalimantan juga. Saat dia menceritakan perceraiannya aku hanya dapat mengelus dada. Ternyata dia tidak mensyukuri nikmat. Kehidupan mapan yang seharusnya dinikmati, dia korbankan demi aktualisasi diri; menjadi pemain film, peragawati, merangkap sebagai penyanyi. Mungkin dia lebih puas berpredikat sebagai seorang selebriti. Untuk itu aku merasa bersalah, karena akulah yang mendorongnya agar berprestasi di bidang yang potensi dirinya bisa tampil, menjalani pilihan profesi. Memang bukan kemewahan dan bukan materi berlebihan yang pernah kuberikan. Hanya sebatas mencukupi kebutuhan agar dia memiliki kemampuan dan pengetahuan saat terjun di dunia fashion dan entertainment. Ternyata, peningkatan penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi, latihan peragaan busana dan olah vokal, serta kursus kepribadian yang dia ikuti, mampu mengubah citra dirinya. Dari seorang gadis desa yang hanya berpendidikan menengah rendah, menjadi salah seorang idola di dunia tarik suara dan primadona di panggung peragaan busana. Namun, kegairahannya berprestasi ternyata telah melampaui kesadaran akan kodratnya. "Kamu telah mengingkari kodratmu sebagai perempuan, yang berkewajiban menjalani kehidupan sebagai seorang istri, yang harus siap menjadi ibu. Bahagia dalam pengabdian kepada suami dan keluarga," begitu saat itu aku mengingatkan. "Tetapi apa salahnya sebagai istri aku tetap menekuni profesi?" "Kehidupan bersahaja di lingkungan keluarga suamimu, tak akan menolerir sikap dan tindakanmu. Mungkin suamimu tidak keberatan, karena dia berpendidikan, lulusan universitas di negara liberal, Amerika. Tetapi aku kenal keluarganya, yang santun dan sangat religius." Aku menambahkan, "Yang juga semestinya kamu syukuri, mereka sangat menyayangi kamu." "Iya sih, apalagi ibu mertuaku." Terlihat keharuan dan sedikit penyesalan di wajahnya. Tetapi sekejap berubah menjadi ungkapan keheranan saat mengucapkan, "Tetapi ternyata terbalik. Justru suamiku yang keberatan. Sementara keluarganya mendukung, asal aku masih dapat menjaga diri, tidak melampaui batas-batas kesopanan dan juga tidak menimbulkan citra yang mencederai nama baik keluarga." "Karena alasan cemburu, kalau begitu! Atau dia menjadi sangat posesif setelah menikah." "Memang lelaki selalu begitu?" "Itu tanda dia sangat mencintaimu. Tetapi jangan terlalu naif, itu bisa juga berarti ketidaksetujuan seluruh keluarga, yang diungkapkan lewat pernyataan dan sikap suamimu. Kadang-kadang agar terlihat bijak, orang tua harus bersikap hipokrit." "Aku tak mau menengok ke belakang, terus-menerus dihantui penyesalan. Yang sudah ya sudah." Kini Lidya harus menjalani hidup lajang lagi. Berstatus janda kembang. Kurasakan, tersirat kekesalannya saat dia mengatakan, "Mas nggak mau menjadikan aku sebagai istri sih. Kalau mau, dari dulu kan aku bisa konsentrasi menjalani profesi, sampai suatu saat aku merasa siap hijrah ke Hongkong, sebelum ke Holywood." "Poligami tak ada dalam kamus hidupku. Sedang menjadi wanita simpanan, memunculkan citra yang tidak menunjang perjalanan karirmu." Aku tekankan lagi seperti yang pernah kusampaikan kepadanya, dulu.
  • 3. Lidya selalu berusaha terlihat tegar dan ceria. Tetapi, menatap ke depan, sendirian, dia seperti kehilangan pegangan. Terkesan seperti wanita yang sedang menjajakan diri. Menggelayuti lelaki, bergonta-ganti ke sana-kemari. Sampai suatu saat aku terkejut. Sepertinya dia berpacaran dengan Bram, pemain tenis nasional yang beristrikan anak seorang perwira tinggi polisi. Gila, aku bergumam saat membayangkan. Kalau istri Bram tahu, celakalah keduanya. Ternyata benar, SMS-SMS mereka terbaca istri Bram. Saat kuterima telepon dari Lidya, aku sudah menduga, dia pasti akan berkeluh-kesah dan berujung meminta saran. "Mas, aku dikejar-kejar dan diancam." "Oleh siapa?" "Preman-preman suruhan istri Bram. Aku harus berbuat apa? Istri Bram minta bertemu." "Temui saja! Selesaikan persoalannya." "Pasti dia akan marah besar, lalu bisa berbuat seenaknya. Apa aku harus tinggal diam?!" "Kalau kamu menantang itu bisa terjadi. Dan, perlawananmu akan sia-sia. Merendah saja. Itu lebih baik!" "Merendah bagaimana?" "Mengaku saja sebagai pelacur." "Gila, hina amat!" "Percayalah, pengakuan sebagai wanita bayaran akan menyelamatkanmu." Lidya tak menjawab. "Kenapa kamu diam? Pasti kamu sedang menangis?!" "Aku kesal. Bram ternyata bukan laki-laki. Mestinya dia yang harus menghadapi istrinya. Bukan aku!" "Kan dulu sudah kubilang, jangan pacaran dengan suami orang yang tak berpendirian." "Kalau ditanya, aku harus mengatakan dibayar berapa?" "5 juta sekali ketemu." "Yang benar saja. Pemain sinetron dan presenter setingkat di bawahku saja, tarifnya 20 juta sekali tampil!" "Kalau tahu suaminya membayar mahal, dia tambah naik pitam. Sudahlah ikuti saja kata-kataku." "Lalu kalau dia tanya tentang kata-kata mesra di HP suaminya yang sudah dia copy?" "Bilang, itu yang menjawab adik atau asisten kamu yang sok tahu. Apa susahnya?!" "Kenapa sih kamu dekat dengan Bram?" aku jadi ingin tahu. "Dia menawari aku jadi freelance PR hotelnya yang akan dibangun di kawasan Mega Kuningan. Eh, ujung-ujungnya dia hanya ingin mengajak kencan." Pengakuan-pengakuan Lidya di hadapan istri Bram ternyata mampu meredam kemarahan. Kecemburuan istri Bram beralih menjadi kekesalan kepada suaminya yang ternyata senang "jajan" di luar rumah. Walaupun diliputi kemarahan, istri Bram masih bisa memaafkan, karena hubungan Lidya dan suaminya hanya dilandasi transaksi kebutuhan penyaluran
  • 4. birahi, bukan jalinan percintaan seperti yang semula dibayangkan. Tetapi, kemarahan istri Bram yang telah reda, seketika meluap kembali, ketika mengetahui Lidya masih berhubungan dengan suaminya. "Mas, aku sedang menjalani interograsi di kantor polisi." Kutangkap SMS-nya. "Kenapa?" "Bram menuntut pengembalian pinjaman uangnya." Lidya memang pernah bercerita. Tak lama berkenalan, Bram meminjamkan uang kepadanya Rp 500 juta. Selesai interograsi, Lidya kutemui. "Katanya bisa dikembalikan kapan saja?" "Dia marah mendengar pemberitaan di koran yang mengatakan aku menolak ajakan untuk menemaninya saat bertanding di Korea." "Salahmu. Kenapa berkoar-koar?!" "Bukan aku yang mengatakan. Shinta, dia terpancing wartawan! Sekarang kupecat dia. Dasar asisten gila sensasi!" Lidya terlihat berang. "Selesai persoalannya?" "Belum. Lewat seminggu aku tak membayar dia akan memperkarakan sebagai tindak pidana penggelapan." "Kamu sudah punya uang untuk menutupnya?" "Kalau terpaksa akan kujual berlian-berlian hadiah perkawinan ini. Tapi, aku akan rugi satu miliar karena berlian itu tanpa surat-surat, harganya jatuh hingga separo." "Surat-suratnya hilang?" "Tidak. Disimpan Bram." "Kenapa nggak kamu minta?" "Mana mungkin dia mau memberikan. Apalagi sebentar lagi kasus ini akan mencuat di media massa. Dia yang pengecut, aku yakin akan takut tersangkut. Sertifikat yang dikeluarkan Rosenbloom Jewellry Store, London, pasti terlacak wartawan." "Tetapi, aku curiga, ini ulah istri Bram, karena dia hanya mengirim pengacara dan preman-preman yang dulu mencariku," Lidya menambahkan. "Mungkin. Karena melibatkan persoalan harga diri. Tersinggung, suaminya ditolak tidur oleh pelacur. Ha, ha, ha." Aku bercanda. "Sialan ... Tapi bisa jadi!" Seperti diduga, ternyata bukan Bram yang berinisiatif menuntut pengembalian uang yang kupinjam itu, melainkan istrinya. Akhirnya seperangkat hadiah perkawinan lepas untuk menyelamatkan Lidya dari penjara. Tetapi, mendekam di hotel prodeo ternyata memang sudah garis tangannya. Mendengar Lidya mengalami kerugian saat menyelesaikan utangnya, Bram meminta maaf dan menawarkan sebuah kesempatan untuk meraih keuntungan sebagai kompensasi. Caranya melalui transaksi pembelian uang rupiah seratus ribuan, yang dicetak dengan nomor seri sama dengan yang telah beredar. Kabarnya, itu dilakukan sewaktu rezim Orde Baru mendekati tumbang, saat pejabat-pejabat menyiapkan uang tunai untuk dibawa keluar negeri. Pembelian yang sangat murah, membuat banyak orang tergiur, karena akan dengan
  • 5. cepat membuahkan keuntungan berlipat ganda. Transaksi itu sebenarnya ilegal, karenanya harus bekerja sama dengan teller bank bila penguangannya dilakukan secara besar-besaran, saat menukarkannya menjadi mata uang asing. Pembelian rupiah cetakan tak semestinya itu ternyata sedang dalam target polisi. Oleh karenanya, saat Lidya tertangkap menawarkan ke beberapa relasinya yang tertarik menempatkan dana, dia langsung ditahan. Salah satu investor yang ditawari adalah intel polisi yang menyamar. Mendengar nama suaminya tercantum dalam berita acara pemeriksaan, istri Bram marah besar. Sudah dapat diduga, Lidya yang akan menjadi kambing hitam dan harus dikorbankan. Dalam surat sebelumnya, Lidya menceritakan melalui SMS rekannya sekamar. "Sebelum dipindah ke Sukamiskin malam itu aku disekap dalam sel kosong. Sepertinya sebuah ruang penyiksaan. Kedap suara. Menjerit pun tak ada gunanya. Bergantian preman-preman itu memperkosaku. Aku menangis, bukan karena sedih. Karena kesal tak bisa melakukan perlawanan." Kini, membaca suratnya, aku meneteskan air mata. Bila tak ingat nasihat yang pernah kuberikan, pasti tangisku akan menjadi ratap berkepanjangan, membayangkan betapa mengenaskan nasibnya. Aku membayangkan Lidya meringkuk di dalam sel yang dingin dan gelap. Kalau aku hanya membayar atas perceraian dan tuntutan kesibukan menjalani profesi, Lidya harus membayar mahal saat berusaha meraih cita-cita karirnya. Kemudian ingatanku mengais-ngais sebuah pepatah Indian yang akhirnya kuingat berbunyi, "The soul would have no rainbow, if the eyes had no tears." Aku berharap janin yang menghuni rahimnya bukan benih liar yang memperkelam jalan hidupnya kelak. Melainkan persembahanku yang akan menjadi mentari, yang lahir dari bias-bias air mata kebahagiaan. *** Bintaro Jaya, 1 Juni 2007
  • 6. cepat membuahkan keuntungan berlipat ganda. Transaksi itu sebenarnya ilegal, karenanya harus bekerja sama dengan teller bank bila penguangannya dilakukan secara besar-besaran, saat menukarkannya menjadi mata uang asing. Pembelian rupiah cetakan tak semestinya itu ternyata sedang dalam target polisi. Oleh karenanya, saat Lidya tertangkap menawarkan ke beberapa relasinya yang tertarik menempatkan dana, dia langsung ditahan. Salah satu investor yang ditawari adalah intel polisi yang menyamar. Mendengar nama suaminya tercantum dalam berita acara pemeriksaan, istri Bram marah besar. Sudah dapat diduga, Lidya yang akan menjadi kambing hitam dan harus dikorbankan. Dalam surat sebelumnya, Lidya menceritakan melalui SMS rekannya sekamar. "Sebelum dipindah ke Sukamiskin malam itu aku disekap dalam sel kosong. Sepertinya sebuah ruang penyiksaan. Kedap suara. Menjerit pun tak ada gunanya. Bergantian preman-preman itu memperkosaku. Aku menangis, bukan karena sedih. Karena kesal tak bisa melakukan perlawanan." Kini, membaca suratnya, aku meneteskan air mata. Bila tak ingat nasihat yang pernah kuberikan, pasti tangisku akan menjadi ratap berkepanjangan, membayangkan betapa mengenaskan nasibnya. Aku membayangkan Lidya meringkuk di dalam sel yang dingin dan gelap. Kalau aku hanya membayar atas perceraian dan tuntutan kesibukan menjalani profesi, Lidya harus membayar mahal saat berusaha meraih cita-cita karirnya. Kemudian ingatanku mengais-ngais sebuah pepatah Indian yang akhirnya kuingat berbunyi, "The soul would have no rainbow, if the eyes had no tears." Aku berharap janin yang menghuni rahimnya bukan benih liar yang memperkelam jalan hidupnya kelak. Melainkan persembahanku yang akan menjadi mentari, yang lahir dari bias-bias air mata kebahagiaan. *** Bintaro Jaya, 1 Juni 2007