1. Cerita 1
Sore itu seperti biasa aku dan teman janjian ketemu di rumah sepupunya yang ia tempati tinggal selama
menuntut ilmu di kota makassar. Setelah seharian kami sibuk dengan urusan masing-masing, kami memutuskan
untuk melepas lelah dengan menikmati pemandangan danau tanjung bunga di sore hari, yang juga kebetulan
tempatnya tidak jauh dari rumah. Ya…!!! Cuma memakan waktu sekitar 5 menitlah untuk nyampai di tempat itu.
Dengan mata yang berbinar-binar melihat pesan pendek yang berisi ajakan untuk mulai berangkat yang
dikirimkannya. Aku pun segera bergegas meninggalkan rumah. Karena begitu suntuknya aku di rumah dan ingin
segera berangkat sampai-sampai aku lupa mandi sore, tapi yaaaa….. bodoh amatlah yang penting hepy. Dengan
sepede motor butut yang saya beri nama HONRI (Honda riolo), aku gegas pergi meninggalkan rumah.
Sampailah saya di depan rumah teman…!!! Dia pun segera keluar dan kami lansung berangkat. Aku
memacu kendaraanku dengan tidak begitu cepat dan juga tidak begitu lambat, kata orang sih “yang sedang-sedang
saja”. Sambil di bumbuhi candaan ringan di atas sepeda motor bututku, tidak terasa Kurang lebih 5 menit
perjalanan akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Tiba disana, kami tidak langsung menepi terlebih dahulu kami
mencari tempat yang nyaman untuk menikmati suasana danau sekaligus menikmati sunset pada saatnya tiba. Tapi
sebenernya sih… yang paling penting gak terlalu banyak orang dan bisa memantau yang lain yang ada disana.
Tempat dimana kami bisa ngobrol dan bercanda tanpa mengganggu yang lain. Setelah hampir mencapai ujung danau
kami pun menemukan tempat yang menurut kami pas untuk kami tempati. Saya pun segera menepi dari jalan dan
memarkir si honri.
Setelah si honri terparkir, kami berdua pun turun dan segera menuju tepi danau. Tapi karena gak ada
tempat duduk kami berdua hanya bisa melepas sandal yang kami pakai dan menjadikannya alas untuk duduk. Sambil
menikmati pemandangan danau di sore hari kami pun ngobrol. Candaan tak lupa membumbuhi obrolan kami. Sakin
asyiknya ngobrol dan bercanda, tanpa kami sadari ternyata di dekat kami ada dua orang cewek yang juga lagi
nongkrong. Ya apa boleh buat karena kami berdua orangnya pemalu dan tidak pandai menarik perhatian seorang
cewek kenalan aja harus ngumpulin keberanian sama konsep obrolan dulu. Akhirnya sih cuma bisa nyuri pandang
doang…” mantap dahhh lengkap sudah pemandangan kita hari ini” kataku pada teman. “maksudnya…???”
respon teman pura-pura gak ngerti, “itu… pemandangan danau dan sunsetnya yang begitu indah, ditambah
cewek cute di dekat kita. Hehehe…” jawabku sambil cengengesan. “ohhhhh iya yaaaaa” tepis temanku, “tapi
lebih bagus lg klo kita kenalan dgn mereka berdua” lanjutnya. “memang kamu berani???” Tanyaku padanya,
“yeahhhh… gak juga sih” jawabnya, “kalo kamu?” Tanya temanku balik. “klo saya sihhh, ikut kamunya aja. Klo
kamu mau duluan biar saya belakangan” jawabku padanya. Terus dia langsung merespon perkataanku dengan bahasa
Makassar dan suara yang agak keras “ulele…porenu intu kauia, tikammaji tuka….?” Yang jika di artikan dalam
2. bahasa Indonesia seolah-olah berarti ”deh… enak di kamu gak enak di saya, trus gmana nih…?”. “boleh
dahhhh… sekali-sekali saya yg di depan” jawabku.
Sambil mengumpulkan keberanian, aku dan temanku pun mendekati kedua cewek itu. Tanpa banyak basa
basi aku pun langsung menyapa mereka “hai…..”. dan Alhamdulillah ternyata mereka merespon juga. “hy
juga…” kata mereka hampir bersamaan. “nungguin seseorang gak???” tanyaku, “gak…!!!” jawab salah seorang
di antara mereka. “klo begitu boleh gabung tidak?” sela temanku, “boleh kok, ia kan rah..?” jawab cewek yang
satunya lagi sambil bertanya kepada temannya. “iya boleh, boleh kok…” jawab temannya. Sambil mengulurkan
tangan, temanku memperkenalkan dirinya “oh, iya… kenalin nama saya ajank”, “dewi” kata cewek itu sambil
menjabat tangan ajank. “rahma…” sela cewek yang satunya yang juga sambil menjabat tangan ajank.
“sandhy…” selaku akhirnya. Sambil berjabat tangan satu persatu cewek-cewek itu mengulang namanya
“dewi…”, “rahma…”.
Setelah berkenalan kami berempat pun segera duduk dan lanjut ngobrol. Karena terlalu asyiknya ngobrol
tidak terasa adzan maghrib berkumandang, panggilan untuk orang-orang islam menunaikan kewajibannya untuk
menuju kemenangan. Saya dan ajank pun segera pamit pulang lebih dulu. “pada masih mau disini nih..???” kataku,
“iya nih…! Bentaran baru pulang” jawab dewi. “klo bgitu kami pulang duluan yah…” kataku kembali, “oke
deh” kata mereka bersamaan, “kompak benner dahhh” kataku dalam hati. “bye………!!!!” sela ajank sambil
jalan di belakangku mendekati si honri kesayanganku. Setelah saya menyalakan mesin motor dan memastikan ajank
telah diatas motor, saya pun langsung tancap pergi dari hadapan mereka berdua dan pulang menuju rumah. Dengan
harapan besok masih bisa ketemu lagi di tempat itu dengan dewi dan rahma.
Cerita 2
Seperti malam –malam sebelumnya, saya BT’ di rumah terus . maklum saya tidak punya teman di dekat
rumah karena saya datang pas liburan aja atau ada beberapa hari tidak ada mata kuliah. akhirnya saya berfikir
3. mendingan kalau saya pergi keluar mencari udara segar sekalian mencari tempat yg sepi untuk ngerokok. Yaaa!
Biasa anak muda nakalnya minta ampun. Tidak di ijinin merokok malah sembunyi-sembunyi ngerokok. Akhirnya
kulangkahkan kakiku perlahan agar qrang-orang di rumah tidak tahu. Saya pun mulai melangkahkan kaki selangkah.
Sampai di pintu saya “asyikkkk… orang-orang di rumah sudah pada tidur semua” kataku dalam hati. eh tiba-tiba
terdengar suara “ayooo!!! Mau kemana”. Saya pun kaget dan membalikkan badan, ternyata adik saya marni yg
usilnya bukan main. “ssstttt…. Jangan keras-keras nanti ibu sama bapak dengar”. Kataku padanya. “memang
mau kemana??? Mau ke senggol ya?” Tanya marni, “ahh gak cma mau keluar sebentar beli pulsa”. “ oohhh kirain
mau kemana” tepisnya. Setelah menjawab pertanyaan adik saya pun akhirnya keluar.
Pas pintu terbuka husss…. Wow anginya begitu dingin sampai-sampai saya yg pake switer saja
merasakan begitu dinginnya di luar. Tp tidak apa-apa dari pada tinggaal dirumah terus kan bt’ juga. Dengan
bermodalkan uang sepuluh ribu saya pun berjalan menuju kios dekat rumah untuk membeli rokok. “beli….
Beli…” tak lama kemudian ada seorang cewek keluar dari dlm rumah. Wow manisnya cewek itu, “Beli apa?”
Tanya cewek itu dengan suara yg begitu lembut. “rokok” jawabku singkat sambil memandangi terus wajahnya yg
begitu cantik jelita. “ini mas” sambil menyodorkan rokok yg saya maksud. Saya pun mengambil rokok yang iya
sodorkan tapi cara ngambil saya yang salah. Bukannya ngambil rokok malah memegang tngan si cewek tadi. “ehhh
salah” canda aku padanya. Dia pun tersenyum dengan wajah yang memerah karena malu. ” Baru ya mas disini “
Tanya cewek itu, “iya” jawabku. “Orang mana?” tanyanya lagi. “jeneponto, Cuma orang tua tinggal disini jd saya
kemari sambil liburan gitu. Oh yaaa… namanya siapa?” jawabku yang lanjut bertanya balik padanya. “nita mas”
jawabnya “klo mas sndiri siapa?” lanjutnya bertanya balik. “oh iya saya sandhy”, jawabku.
“nita…………!!!!” terdengar suara yang memanggil namanya dari dalam rumah. “iya… sebentar” jawab
nita untuk panggilan itu. “mas udah dulu yaa, saya dipanggil tuh. “iya” jawabku “maaf yam as, klo gitu saya
masuk dulu” katanya lg “oke tidak apa-apa” jawabku.
Setelah nita membalikkan badan dan berjalan masuk menuju rumahnya saya pun meninggalkan kios itu
untuk mencari tempat yang menurutku aman untuk ngerokok. Kemudian sambil menghisp dan menikmati rokok yang
saya beli “usffffttttt….!!! Huuuuuuuuuuu……” saya pun menghubungi ajank untuk ikutan. Dia pun akhirnya
mau dan enyuruhku menunggu di tempat itu. Tak lama kemudian ajank pun datang dan menghampiriku. Dia pun
duduk di dekatku dan kutawarkan rokok tersebut kepadanya. Kami berdua pun merokok sambil bercanda, lalu
tampak di seberang jalan ada seorang laki-laki memperhatikan kami berdua. Setelah lama memperhatikan kami dia
pun menuju kearah kami, mungkin karena dia penasaran karena kami baru dilihatnya di tempat itu. “ekhmmm…
anak mana???” sapanya dengan suara agak mirip perempuan gitu. “anak sini kok”jawabku, “kok baru saya liat?”
tanyanya yang suara memang betul-betul mirip dengan perempuan. “saya tinngal did lam lorong ini Cuma jarang
datang kesini. “ooohhhh,,, pantesan baru saya lihat” jawab laki-laki itu sambil duduk di sebelah ajank. “kenalin
nama saya wulan. Saya dan ajank pun senyum dan sempat saling berpandangan, ternyata pikiran kami sama kalau
4. laki-laki ini banci ciiiiiiing… idiiiih. Belum sempat menjawab peranyaan wulan ini tadi di nanya duluan lagi ”nama
kalian siapa? “sandhy” jawabku, “klo saya ajank” jawab ajank sendiri. “nama aslinya dong” tepis wulan merasa
tidak percaya kalau itu nama aslinya ajank. “yea.. ajank” jawab ajank singkat aja. “ada apa ya???” tanyaku pada
wulan si banci, iiiiiihhhh. “tidak, soalnya disinikan biasa anak-anak mukulin jika ada anak lain yang tidak dikenali”
jawabnya. “mmmm… tapi nyatanya tidak juga kan” jawabku jutek pengen si wulan ini cepat-cepat pergi. Tapi
ternyata dia itu ngelirik-lirik ajank terus. “Ahahaha…. Ternyata ajank disukain ma banci” cengengesanku dalam
hati. Kemudian ajank ditanya-tanya terus sama si wulan saya Cuma ngedengerin sambil ketawa-ketawa terus dalam
hati. Seandainya tidak ada orang yang masuk ke salon si wulan ini mungkin dia tidak bakalan pergi dari hadapan
kami. Tapi untunglah dia cepat-cepat minggat dari hadapan kami, mau langsung di usir juga gak enak gitu.
Setelah wulanya pergi saya pun lanjut nyindir-nyindir ajank. “cieeeeee…. Gak nyangka ternyata
temanku dah kebelet toch sampai-sampai banci aja jg di layanin”. “kurang ajar” jawabnya sambil tersenyum.
Tiba-tiba ponsel ajank bunyi dan dia pun segara mengangkatnya, ternyata itu dari sepupunya yang menyuruh
ajank segera pulang. Setelah selesai bicara dia pun pamit untuk pulang. Saya pun segera berdiri dari tempat
duduk dan berjalan masuk lorong menuju rumah.