Praktikum genetika populasi bertujuan untuk mempelajari frekuensi alel dalam populasi, mengamati hubungan antara fenotipe dan frekuensi alel, serta memahami hukum Hardy-Weinberg dengan menghitung frekuensi gen dan genotipe. Praktikan akan mengamati sifat-sifat seperti golongan darah, kemampuan merasakan PTC, kemampuan melipat lidah, dan telinga melekati pada diri sendiri dan teman sekel
2. Tujuan Praktikum
Mengamati
hubungan antara
fenotip dan
frekuensi alel pada
populasi Praktikan
Genetika 2019
Mengetahui
kesesuaian antara
tongue rolling, ear
lobe, PTC, dan
golongan darah
dengan hukum
Hardy-Weinberg.
Memahami
penghitungan
frekuensi gen (alel)
dan frekuensi
genotip dengan
persamaan Hardy-
Weinberg.
4. Genetika Populasi
Genetika Populasi adalah cabang ilmu genetika
yang mempelajari frekuensi alel dalam populasi
dan mengurai secara sistematis penyebaran alel
dalam populasi tersebut.
Populasi: kelompok organisme sejenis yang hidup dalam waktu
dan tempat yang sama serta mampu melakukan perkawinan
satu sama lain
Alel: gen-gen yang terletak pada lokus yang sama dalam kromosom
homolog
5. Single Genetic Inheritance & Polygenic Inheritance
Single Genetic Inheritance
Sifat yang dikontrol oleh satu gen.
Gen bisa hanya terdiri dari dua variasi alel
/ variasi lebih dari dua alel.
Polygenic Inheritance
Sifat yang dikontrol oleh banyak gen.
6. Bunyi Hukum Hardy-Weinberg
“Suatu populasi berada
dalam keadaan seimbang
(ekuilibrium) jika frekuensi alel
dan frekuensi genotipe dari
generasi ke generasi tetap”
8. Mikroevolusi
Mikroevolusi adalah perubahan frekuensi alel di dalam
suatu populasi dari waktu ke waktu.
⮚ Penyebab mikroevolusi
1. Genetic drift
2. Gene flow
3. Mutasi
4. Bottleneck effect
5. Founder effect
9. Genetic drift:
Perubahan dalam gene pool
karena suatu kejadian acak
yang menyebabkan frekuensi
alel dalam populasi tersebut
mengalami perubahan.
Gene flow:
Perpindahan gen baik
masuk / keluar dari suatu
populasi tertentu.
10. Bottleneck effect:
Penurunan drastis ukuran
suatu populasi karena suatu
kejadian yang tidak disengaja.
Founder effect:
Kelompok kecil individu dari
populasi asal yang
menempati habitat baru.
12. Quantitative trait locus (QTL) merupakan sekuens DNA yang berkontribusi terhadap karakter
polygenic. QTL merupakan karakter yang bersifat kontinu yang dapat dibuat distribusi
frekuensinya. Jika distribusinya normal, maka kurva yang terbentuk ialah kurva standar (bell
curve).
Fenotip = Genotip + Lingkungan
Polygenic
Inheritance
contoh: warna kulit
13. Quantitative Trait
Locus
Karakter Kontinu Karakter Diskrit
Karakter yang tidak ‘hitam-putih’,
artinya artinya dapat terbentuk
gradasi fenotipe yang dapat
diamati.
contoh: warna kulit
Karakter yang ‘hitam-putih’
contoh: kemampuan merasakan
pahit pada phenylthiocarbamide
(PTC)
15. 1. Dua Alel
• Diketahui terdapat 91 dari 100 biji jagung bewarna putih
• Biji jagung bewarna putih diatur oleh gen dominan (W) dan alel resesif (w)
Pertanyaan :
1. Berapa frekuensi alel W dan w masing-masing pada populasi tersebut?
2. Berapa jumlah warga yang diharapkan homozigotik dan heterozigotik?
16. Jawab : Biji jagung bewarna putih: 91
Biji jagung bewarna kuning: 100-91=9
p2 + 2pq + q2 = 1
q2 = 9/100
q = √0,09 = 0,3
p + q =
1 p =
1- q
p = 1- 0,3
p= 0,7
Frekuensi alel W = p = 0,7
Frekuensi alel w = q = 0,3
Biji jagung bewarna putih homozigot
= p2 x 100
= (0,7)2 x 100
= 49 biji
Biji jagung bewarna putih heterozigot
= 2pq x 100
= 2(0,7)(0,3) x 100
= 42 biji
17. 2. Frekuensi
Alel pada
Lokus yang
Lebih Dari Dua
Alel (3 alel)
Dari 1000 penduduk kota Depok yang
diperiksa golongan darahnya diperoleh :
• 320 bergolongan darah A
• 150 bergolongan darah B
• 40 bergolongan darah AB
• 490 bergolongan darah O
Pertanyaan :
Berapa frekuensi alel IA ,IB ,IO masing-masing
pada populasi tersebut?
18. Frekuensi alel IA = p
Frekuensi alel IB = q
Frekuensi alel IO = r
Jawab :
(p + q + r)2 = 1
maka
p + q + r = 1
19. Jawab :
Golongan darah O (r 2) =
490 orang
Frekuensi alel I A
p = 0,2
Frekuensi alel I B
q = 0,1
Frekuensi alel I O
r = 0,7
21. Alat dan Bahan
Alat:
1. Kertas
2. Alat tulis
3. Meteran
4. Kalkulator
Bahan:
1. Sayur-sayuran (brokoli, kembang kol, dan kubis) yang
telah di rebus selama 1-3 menit, tanpa diberi garam/gula
2. Praktikan
22. Fenotip semua praktikan diamati, data
dikumpulkan dan ditabulasi
Cara Kerja
1.Tinggi badan (satu angkatan)
2.Golongan darah (kelompok dan angkatan)
3.PTC (paralel)
4.Tongue Rolling (paralel)
5.Attached earlobe (paralel)
23. PTC The Genetics of Bitter Taste
Kemampuan untuk merasakan PTC (atau tidak) diatur
oleh gen yang mengkode untuk reseptor PTC pada
lidah. Gen yang bertanggung jawab adalah TAS2R38
Phenylthiocarbamide (PTC) merupakan senyawa yang
memiliki gugus cincin fenil. PTC memiliki rasa pait atau
tidak berasa. Gen dominan (T) dapat merasakan rasa
pait, sedangkan gen resesif (NT) tidak merasakan
apapun.
Tiap alel mengkode protein reseptor dengan bentuk
yang sedikit berbeda. Bentuk protein reseptor
menentukan kuat ikatan PTC terhadap reseptor.
Kombinasi gen menentukan apakah PTC sangat
pahit, sedikit pahit, atau tidak ada rasa sama sekali.
26. Tabel Hasil Pengamatan
SIFAT ALEL
KELOMPOK PARALEL
TOTAL
1
A & B /
C &D
2
A&B /
C&D
3
A&B /
C&D
4
A&B /
C&D
5
A&B /
C &D
PTC
Tester (TT)
Non-tester (NT)
Rolling Tongue Roller (RR/Rr)
Nonroller (rr)
Attached ear lobeFree (FF/Ff)
Attached (ff)
27. Sifat Fenotip Jumlah Total (f) alel (f) genotip
p q p2 2pq q2
PTC Tester (T-)
Non tester (NT)
Tongue Rolling Roller (T-)
Nonroller (tt)
Attached
Earlobe
Free (F-)
Attached (ff)
28. No Kelas Xi Frekuensi
1 145-148 146.5 3
2 149-152 150.5 26
3 153-156 154.5 27
4 157-160 158.5 19
5 161-164 162.5 16
6 165-168 166.5 15
7 169-172 170.5 8
8 173-176 174.5 8
9 177-180 178.5 3
Contoh pengolahan data tinggi badan
Banyak kelas : 1+3.3log(N)
Panjang kelas : (Tertinggi-terendah)/Banyak Kelas
Xi : Rata-rata