SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Genetika populasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi genetik pada
suatu populasi. Dalam mempelajari genetika populasi, perlu diperhatikan prinsip
keseimbangan Hardy-Weinberg beserta kondisi-kondisi berlakunya prinsip
keseimbangan tersebut. Pada praktikum genetika populasi dilakukan pengamatan pada
praktikan berkaitan dengan sifat fenotip crown hair whorl,tongue rolling, ear
lobe dan widow’s peak, dominan atau resesif. Hasil dari pengamatan menunujukkan
bahwa alel yang memiliki sifat resesif lebih banyak dari pada alel dominan.
Kata kunci: Genetika populasi; Hardy-Weinberg; alel; dominan; resesif
1.

Pendahuluan

Latar belakang dilakukannya praktikum genetika populasi adalah untuk mengetahui
pengertian sebenarnya dari genetika populasi tersebut dan memahami genetika populasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Genetika populasi adalah suatu studi ilmiah tentang komposisi genetik pada suatu
populasi. Fungsi utamanya adalah untuk memperkirakan frekuensi alel pada lokus gen
yang berbeda pada suatu populasi alami. Suatu populasi dapat diciri
berdasarkan frekuensi alel dalam lokus gen tertentu (Passarge 2007: 162).
Prinsip keseimbangan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu,
frekuensi alel dalam satu populasi akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi
lain. Prinsip ini dirumuskan secara independen oleh matematikawan Inggris, G. F.
Hardy dan seorang dokter Jerman, W. Weinberg pada tahun 1908. Hal ini
mengasumsikan bahwa setiap alel yang menyebabkan penyakit genetik berat yang tidak
kompatibel dengan reproduksi akan digantikan oleh mutasi baru (Passarge 2007: 164).
Prinsip Hardy-Weinberg hanya berlaku pada kondisi-kondisi tertentu seperti : populasi
besar dan perkawinan terjadi secara acak, hal ini untuk menghindari genetics drift,
perubahan frekuensi genetik dari deviasi kebetulan.Kedua, tidak terlibat seleksi alam.
Ketiga, populasi ditutup, artinya individu tidak melakukan migrasi. Hal ini sangat
jarang terjadi di kehidupan nyata. Keempat, tidak adanya mutasi dan terjadinya meiosis
(Willet 2006: 150).
Pada populasi-populasi yang stabil (yang memenuhi syarat Hardy-Weinberg), frekuensi
gen sesuai dengan hukum-hukum sederhana probabilitas. Sebagai contoh, jika
alel A memiliki frekuensi p dalam populasi, dan alel B memiliki frekuensi q, dan tidak
ada alel lain untuk gen itu, maka p + q = 1. Probabilitas terjadinya dua peristiwa secara
bersamaan dengan probabilitas terjadinya peristiwa pertama dikali probabilitas
terjadinya peristiwa kedua. Probabilitas terjadinya alel A sama frekuensinya, yakni p,
serupa dengan itu, probabilitas terjadinya B adalah q. Dengan demikian, dalam suatu
populasi tertentu, frekuensi individu yang homozigot AA sama dengan probabilitas
terdapatnya dua alel A secara bersamaan dalam sebuah zigot.
Probabilitas itu sama dengan p x p, atau p2. Dengan penalaran yang sama, frekuensi
homozigotBB adalah q2.
Karena
ada
dua
cara
untuk
membentuk
heterozigot AB (alel A dari ibu dan alel B dari ayah, serta sebaliknya),
frekuensi AB pada populasi adalah 2pq. Jumlah ketiga frekuensi genotipe p2 + 2pq
+q2 = 1. Perhatikan bahwa persamaan itu adalah ekspansi binomial dari (p +q)2. Jika
ada tiga alel dalam populasi, frekuensi masing-masing genotipe dapat ditentukan dari
ekspansi trinomial (p + q + r)2, dengan r adalah frekuensi alel C (Fried & Hademenos
1999: 289 & 290).
Ada beberapa genotipe yang bisa diamati pada praktikan secara langsung,
yaitu widow’s peakyaitu munculnya kontur meruncing dari garis rambut di dahi yang
disebabkan oleh alel dominan, W. Karena alel widow’s peak dominan, semua individu
yang tidak memiliki widow’s peak pastilah homozigot resesif (ww) (Campbell 2008:
297).
Sebagian manusia bisa menggulungkan lidahnya yang disebut tongue rolling. Tongue
rollingdisebabkan oleh gen dominan yang disimbolkan dengan T. Manusia yang bisa
menggulungkan lidahnya memiliki gen homozigot dominan, TT dan heterozigot, Tt.
Manusia yang tidak bisa menggulungkan lidahnya memiliki gen homozigot
resesif, tt (Roberts 2000: 310).
Ear-lobe merupakan salah satu contoh dari alel dominan dan resesif. Contohnya jika
ibumu mewarisi dua alel resesif untuk attached ear-lobe, dia akan memiliki attached
ear-lobe. Jika ayahmu mewarisi alel dominan untuk unattached ear-lobe dan alel
resesif untuk attached ear-lobe, maka ayahmu akan memiliki unattached earlobe karena unattached ear-lobe merupakan alel dominan. Akan tetapi belum selesai
sampai disini saja, kamu akan mewarisi satu alel resesif dari ibumu, dan selanjutnya
tergantung apa yang kamu warisi dari ayahmu, alel dominan atau alel resesif. Jika kamu
mewarisi alel dominan maka kamu akan memiliki unattached ear-lobe, begitu pula
sebaliknya (Gorp 2008: 26).
Sifat morfologi lainnya yang terlihat adalah crown hair whorl, merupakan putaran
searah jarum jam pada beberapa individu tetapi, berlawanan arah jarum jam pada
individu lainnya. Alel yang serah jarum jam (clockwise) dilambangkan dengan C,
bersifat dominan dan sebaliknya, counter-clockwise (c) bersifat resesif (Jones &
Rickards 1991: 173).
Praktikum genetika populasi dilakukan dengan tujuan yaitu, pertama, mengamati sifat
dan morfologi pada populasi peserta praktikum genetika. Kedua, mengetahui apakah
frekuensi alel dari sifat crown hair whorl, tongue rolling, ear lobe dan widow’s
peak peserta praktikum genetika sesuai dengan hukum Hardy –Weinberg. Ketiga,
memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan
menggunakan persamaan Hardy –Weinberg.

2. Metodologi

Alat yang digunakan pada praktikum genetika populasi adalah pulpen/pensil, kertas,
dan kalkulator. Cara kerja praktikum genetika populasi yaitu dengan mengamati fenotip
semua praktikan meliputi attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, dan
widow’s peak. Hal yang diamati pada attached ear-lobe yaitu detached (dominan)
atau attached (resesif). Pada tongue rolling, bergulung yang dominan dan yang tidak
bergulung yang resesif. Crown hair whorl, searah jarum jam yang dominan dan
sebaliknya resesif. Widow’s peak terlihat pada ujung rambut ada yang dominan dan
resesif. Menghitung jumlah praktikan yang memiliki alel dominan atau resesif.

3. Hasil pengamatan
Berdasarkan literatur, Widow’s peak bersifat dominan dengan lambang W (Campbell
2008: 297), ear lobe bersifat dominan dilambangkan dengan F (Gorp 2008:
26), tongue rolling bersifat dominan dilambangkan dengan T (Roberts 2000: 310),
dan crown hair whorl juga bersifat dominan (Jones & Rickards 1991: 173).
Berdasarkan hukum Hardy-Weinberg, sifat dengan alel dominan memiliki frekuensi
yang lebih tinggi, dibandingkan dengan alel resesif (Ahluwalia 2009: 419). Dari data
pengamatan didapatkan bahwa praktikan yang memiliki fenotipe widow’s
peak dan tongue rollingdominan lebih sedikit dari resesif. Fenotipe crown hair
whorl dan attached ear lobe yang dominan lebih besar dari resesif.
Dari data frekuensi yang didapatkan, semua frekuensi dominan selalu lebih kecil dari
pada frekuensi resesif, hal ini tidak sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg. Ketidak
sesuaian data tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya populasi dengan
jumlah sedikit, dan faktor-faktor yang tidak sesuai dengan kondisi syarat HardyWeinberg.

4. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengamatan terhadap peserta praktikan, didapatkan bahwa antara
satu praktikan dengan praktikan lainnya memiliki sifat fenotipe yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa frekuensi alel praktikan menyangkut
sifat crown hair whorl, tongue rolling, ear lobe dan widow’s peak ternyata tidak sama
dengan frekuensi yang disebutkan pada hukum Hardy-Weinberg.
Perhitungan frekuensi alel dengan menggunakan hukum Hardy-Weinberg dengan
mengaplikasikan rumus-rumus yang sudah ditetapkan oleh Hardy-Weinberg. Hasil dari
praktikum ini menunjukkan bahwa hukum Hardy-Weinberg yang tidak sesuai dengan
data pengamatan mungkin disebabkan oleh populasi yang berjumlah sedikit dan
berbagai syarat Hardy-Weinberg yang tidak terpenuhi.

Daftar Pustaka

Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. New Age Internasional (P) Limited, Publishers, New
Delhi : ix + 451 hlm.
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. Mitchell. 2008. Biology Eigth Edition. Pearson
Education, Inc. Amerika: 1465 hlm.
Fried, G. H., Hademenos, G. J. 1999. Schaum’s outline biologi edisi kedua. Terj.
dari Schaum’s outlines of theory and problems of biology second edition, oleh
Damaring. T. Penerbit Erlangga. Jakarta: 375 hlm.
Gorp. L. V. 2008. Genetics. Compas point book. United States: 40 hlm.
Jones, R. N & G. K. Rickards. 1991. Practical Genetics. John Wiky & Sans Ltd,
England: xii + 228 hlm.
Passarge. E. 2007. Color Atlas of Genetics. Thieme Stuttgart. New York: 497 hlm.
Roberts. M. B. V., Mitchelmore. J. 2000. Biology for CXC. Thomas Nelson and sons,
Ltd. United Kingdom: 416 hlm.
Willett, E. 2006. Genetics Demystified. The McGraw Hill Companies, Inc. Amerika:
xvi +211 hlm.

More Related Content

Similar to Hardyweinberg

Similar to Hardyweinberg (10)

Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx5.1 Evolusi -.pptx
5.1 Evolusi -.pptx
 
EVOLUSI.pptx
EVOLUSI.pptxEVOLUSI.pptx
EVOLUSI.pptx
 
genetika populasi power point
 genetika populasi power point genetika populasi power point
genetika populasi power point
 
Genetika Populasi 2019
Genetika Populasi 2019Genetika Populasi 2019
Genetika Populasi 2019
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Biologi Evolusi
Biologi EvolusiBiologi Evolusi
Biologi Evolusi
 
Evolusi.pptx
Evolusi.pptxEvolusi.pptx
Evolusi.pptx
 
asal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.pptasal-usul-kehidupan.ppt
asal-usul-kehidupan.ppt
 
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdfNiki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Hardyweinberg

  • 1. Genetika populasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi genetik pada suatu populasi. Dalam mempelajari genetika populasi, perlu diperhatikan prinsip keseimbangan Hardy-Weinberg beserta kondisi-kondisi berlakunya prinsip keseimbangan tersebut. Pada praktikum genetika populasi dilakukan pengamatan pada praktikan berkaitan dengan sifat fenotip crown hair whorl,tongue rolling, ear lobe dan widow’s peak, dominan atau resesif. Hasil dari pengamatan menunujukkan bahwa alel yang memiliki sifat resesif lebih banyak dari pada alel dominan. Kata kunci: Genetika populasi; Hardy-Weinberg; alel; dominan; resesif 1. Pendahuluan Latar belakang dilakukannya praktikum genetika populasi adalah untuk mengetahui pengertian sebenarnya dari genetika populasi tersebut dan memahami genetika populasi dalam kehidupan sehari-hari. Genetika populasi adalah suatu studi ilmiah tentang komposisi genetik pada suatu populasi. Fungsi utamanya adalah untuk memperkirakan frekuensi alel pada lokus gen yang berbeda pada suatu populasi alami. Suatu populasi dapat diciri berdasarkan frekuensi alel dalam lokus gen tertentu (Passarge 2007: 162). Prinsip keseimbangan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu, frekuensi alel dalam satu populasi akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi lain. Prinsip ini dirumuskan secara independen oleh matematikawan Inggris, G. F. Hardy dan seorang dokter Jerman, W. Weinberg pada tahun 1908. Hal ini mengasumsikan bahwa setiap alel yang menyebabkan penyakit genetik berat yang tidak kompatibel dengan reproduksi akan digantikan oleh mutasi baru (Passarge 2007: 164). Prinsip Hardy-Weinberg hanya berlaku pada kondisi-kondisi tertentu seperti : populasi besar dan perkawinan terjadi secara acak, hal ini untuk menghindari genetics drift, perubahan frekuensi genetik dari deviasi kebetulan.Kedua, tidak terlibat seleksi alam. Ketiga, populasi ditutup, artinya individu tidak melakukan migrasi. Hal ini sangat jarang terjadi di kehidupan nyata. Keempat, tidak adanya mutasi dan terjadinya meiosis (Willet 2006: 150). Pada populasi-populasi yang stabil (yang memenuhi syarat Hardy-Weinberg), frekuensi gen sesuai dengan hukum-hukum sederhana probabilitas. Sebagai contoh, jika alel A memiliki frekuensi p dalam populasi, dan alel B memiliki frekuensi q, dan tidak ada alel lain untuk gen itu, maka p + q = 1. Probabilitas terjadinya dua peristiwa secara bersamaan dengan probabilitas terjadinya peristiwa pertama dikali probabilitas terjadinya peristiwa kedua. Probabilitas terjadinya alel A sama frekuensinya, yakni p, serupa dengan itu, probabilitas terjadinya B adalah q. Dengan demikian, dalam suatu populasi tertentu, frekuensi individu yang homozigot AA sama dengan probabilitas terdapatnya dua alel A secara bersamaan dalam sebuah zigot. Probabilitas itu sama dengan p x p, atau p2. Dengan penalaran yang sama, frekuensi homozigotBB adalah q2. Karena ada dua cara untuk membentuk heterozigot AB (alel A dari ibu dan alel B dari ayah, serta sebaliknya), frekuensi AB pada populasi adalah 2pq. Jumlah ketiga frekuensi genotipe p2 + 2pq +q2 = 1. Perhatikan bahwa persamaan itu adalah ekspansi binomial dari (p +q)2. Jika ada tiga alel dalam populasi, frekuensi masing-masing genotipe dapat ditentukan dari ekspansi trinomial (p + q + r)2, dengan r adalah frekuensi alel C (Fried & Hademenos 1999: 289 & 290).
  • 2. Ada beberapa genotipe yang bisa diamati pada praktikan secara langsung, yaitu widow’s peakyaitu munculnya kontur meruncing dari garis rambut di dahi yang disebabkan oleh alel dominan, W. Karena alel widow’s peak dominan, semua individu yang tidak memiliki widow’s peak pastilah homozigot resesif (ww) (Campbell 2008: 297). Sebagian manusia bisa menggulungkan lidahnya yang disebut tongue rolling. Tongue rollingdisebabkan oleh gen dominan yang disimbolkan dengan T. Manusia yang bisa menggulungkan lidahnya memiliki gen homozigot dominan, TT dan heterozigot, Tt. Manusia yang tidak bisa menggulungkan lidahnya memiliki gen homozigot resesif, tt (Roberts 2000: 310). Ear-lobe merupakan salah satu contoh dari alel dominan dan resesif. Contohnya jika ibumu mewarisi dua alel resesif untuk attached ear-lobe, dia akan memiliki attached ear-lobe. Jika ayahmu mewarisi alel dominan untuk unattached ear-lobe dan alel resesif untuk attached ear-lobe, maka ayahmu akan memiliki unattached earlobe karena unattached ear-lobe merupakan alel dominan. Akan tetapi belum selesai sampai disini saja, kamu akan mewarisi satu alel resesif dari ibumu, dan selanjutnya tergantung apa yang kamu warisi dari ayahmu, alel dominan atau alel resesif. Jika kamu mewarisi alel dominan maka kamu akan memiliki unattached ear-lobe, begitu pula sebaliknya (Gorp 2008: 26). Sifat morfologi lainnya yang terlihat adalah crown hair whorl, merupakan putaran searah jarum jam pada beberapa individu tetapi, berlawanan arah jarum jam pada individu lainnya. Alel yang serah jarum jam (clockwise) dilambangkan dengan C, bersifat dominan dan sebaliknya, counter-clockwise (c) bersifat resesif (Jones & Rickards 1991: 173). Praktikum genetika populasi dilakukan dengan tujuan yaitu, pertama, mengamati sifat dan morfologi pada populasi peserta praktikum genetika. Kedua, mengetahui apakah frekuensi alel dari sifat crown hair whorl, tongue rolling, ear lobe dan widow’s peak peserta praktikum genetika sesuai dengan hukum Hardy –Weinberg. Ketiga, memahami perhitungan frekuensi gen (alel) dan frekuensi genotip dengan menggunakan persamaan Hardy –Weinberg. 2. Metodologi Alat yang digunakan pada praktikum genetika populasi adalah pulpen/pensil, kertas, dan kalkulator. Cara kerja praktikum genetika populasi yaitu dengan mengamati fenotip semua praktikan meliputi attached ear-lobe, crown hair whorl, tongue rolling, dan widow’s peak. Hal yang diamati pada attached ear-lobe yaitu detached (dominan) atau attached (resesif). Pada tongue rolling, bergulung yang dominan dan yang tidak bergulung yang resesif. Crown hair whorl, searah jarum jam yang dominan dan sebaliknya resesif. Widow’s peak terlihat pada ujung rambut ada yang dominan dan resesif. Menghitung jumlah praktikan yang memiliki alel dominan atau resesif. 3. Hasil pengamatan
  • 3. Berdasarkan literatur, Widow’s peak bersifat dominan dengan lambang W (Campbell 2008: 297), ear lobe bersifat dominan dilambangkan dengan F (Gorp 2008: 26), tongue rolling bersifat dominan dilambangkan dengan T (Roberts 2000: 310), dan crown hair whorl juga bersifat dominan (Jones & Rickards 1991: 173). Berdasarkan hukum Hardy-Weinberg, sifat dengan alel dominan memiliki frekuensi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan alel resesif (Ahluwalia 2009: 419). Dari data pengamatan didapatkan bahwa praktikan yang memiliki fenotipe widow’s peak dan tongue rollingdominan lebih sedikit dari resesif. Fenotipe crown hair whorl dan attached ear lobe yang dominan lebih besar dari resesif. Dari data frekuensi yang didapatkan, semua frekuensi dominan selalu lebih kecil dari pada frekuensi resesif, hal ini tidak sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg. Ketidak sesuaian data tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya populasi dengan jumlah sedikit, dan faktor-faktor yang tidak sesuai dengan kondisi syarat HardyWeinberg. 4. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan terhadap peserta praktikan, didapatkan bahwa antara satu praktikan dengan praktikan lainnya memiliki sifat fenotipe yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa frekuensi alel praktikan menyangkut sifat crown hair whorl, tongue rolling, ear lobe dan widow’s peak ternyata tidak sama dengan frekuensi yang disebutkan pada hukum Hardy-Weinberg. Perhitungan frekuensi alel dengan menggunakan hukum Hardy-Weinberg dengan mengaplikasikan rumus-rumus yang sudah ditetapkan oleh Hardy-Weinberg. Hasil dari praktikum ini menunjukkan bahwa hukum Hardy-Weinberg yang tidak sesuai dengan data pengamatan mungkin disebabkan oleh populasi yang berjumlah sedikit dan berbagai syarat Hardy-Weinberg yang tidak terpenuhi. Daftar Pustaka Ahluwalia, K. B. 2009. Genetics. New Age Internasional (P) Limited, Publishers, New Delhi : ix + 451 hlm. Campbell, N. A., J. B. Reece, L. Mitchell. 2008. Biology Eigth Edition. Pearson Education, Inc. Amerika: 1465 hlm. Fried, G. H., Hademenos, G. J. 1999. Schaum’s outline biologi edisi kedua. Terj. dari Schaum’s outlines of theory and problems of biology second edition, oleh Damaring. T. Penerbit Erlangga. Jakarta: 375 hlm. Gorp. L. V. 2008. Genetics. Compas point book. United States: 40 hlm.
  • 4. Jones, R. N & G. K. Rickards. 1991. Practical Genetics. John Wiky & Sans Ltd, England: xii + 228 hlm. Passarge. E. 2007. Color Atlas of Genetics. Thieme Stuttgart. New York: 497 hlm. Roberts. M. B. V., Mitchelmore. J. 2000. Biology for CXC. Thomas Nelson and sons, Ltd. United Kingdom: 416 hlm. Willett, E. 2006. Genetics Demystified. The McGraw Hill Companies, Inc. Amerika: xvi +211 hlm.