Keteladanan KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah terlihat dari visinya mendirikan organisasi tersebut untuk menyebarkan pendidikan dan kesejahteraan di kalangan masyarakat. Ia mendirikan sekolah, lembaga pendidikan guru, dan rumah sakit untuk membantu masyarakat, khususnya anak yatim dan kaum duafa.
1. KEPEMIMPINAN
KH. AHMAD DAHLAN
Abdul Mut'hi Abdul Munir Mulkhan
UNIVERSITAS PROF. DR. HAMKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI
NABIILAH SALSABIL
2. QUOTE MOTIVASI KH.
AHMAD DAHLAN
Masjid adalah sebuah bank, apa yang anda
tabung akan membuat bunga anda
bertambah.
.
Kasih sayang dan toleransi adalah kartu
identitas orang Islam
3. “Kita itu boleh punya prinsip, asal jangan
fanatik karena fanatik itu ciri orang bodoh.
Sebagai orang Islam kita harus tunjukkan
kalau kita bisa bekerjasama pada siapapun,
asal “lakum dinukum waliyadin”, agamamu
agamamu, agamaku agamaku.”
4. “Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan
oleh beberapa banyaknya orang yang
mempercayainya.”
“Jangan suka menempatkan seseorang pada
posisinya, tapi tempatkanlah diri saudara
terlebih dahulu pada posisi yang benar.”
5. “Mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an
itu bagaikan usaha seseorang pengemis
yang berkata pada pengemis lain dimana
dia bisa mendapatkan makanan.”
“Tolong-menolong adalah sikap orang Islam
dalam aksi.“
6. K.H.Ahmad Dahlan lahir di Kauman. Yogyakarta pada tahun 1868 M. Meninggal pada
tahun 1923 di makamkan di Karangkajen Yogyakarta.
Penggerak kebangkitan Islam di Jawa yang pertama-tama adalah perkumpulan
Jamiat Khair yang berdiri di Jakarta pada tahun 1905. Dari perkumpulan inilah tokoh-
tokoh baru Islam bermunculan dan mendirikan berbagai perkumpulan misalnya,
Persyarikatan Ulama, di Majalengka tahun 1911, Organisasi Muhammadiyah didirikan
di Yogyakarta pada 18 November 1912 atas saran-saran yang diajukan oleh murid-
muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo yang didirikan di Jakarta tanggal 20
Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa orang pelajar sekolah dokter
untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang bersifat permanen.
Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia mengangkat K.H. Ahmad Dahlan
menjadi Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dengan SK. Nomor 657 tahun 1961
(Samsu, 1996: 303)
BIOGRAFI KH.AHMAD DAHLAN
7. Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo –
organisasi yang melahirkan banyak tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan pelajaran-
pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya terasa sangat
berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini menyarankan
agar Kiai Dahlan membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh
organisasi yang bersifat permanen. Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan
mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8
Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui
organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang khusus untuk
kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari
Muhammadiyah ini, karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan
perjuangannya sebagai pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai
Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka – dengan
nama Hizbul Wathan disingkat H.W. Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan
genderang, memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan
uniform atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.
8. Kiai Dahlan menimba berbagai bidang ilmu dari banyak kiai, antara lain: KH.
Muhammad Shaleh Darat di bidang ilmu fikih; KH. Muhsin di bidang ilmu Nahwu-
Sharaf (tata bahasa Arab); KH. Raden Dahlan di bidang ilmu falak (astronomi); Kiai
Mahfudz Tremas dan KH. Ayyat di bidang ilmu hadis; Syekh Amin dan Sayid Bakri
Satock di bidang ilmu al-Quran, serta Syekh Hasan di bidang ilmu pengobatan
dan racun binatang.
Pada usia 66 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Ahmad
Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di Karang Kuncen,
Yogyakarta. Atas jasa-jasa Kiai Haji Ahmad Dahlan maka negara
menganugerahkan beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional. Gelar kehormatan tersebut dituangkan dalam SK Presiden RI No.657
Tahun 1961, tgl 27 Desember 1961
9. Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya
sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai
Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari
perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat
enam orang anak, yaitu: Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan
Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan
pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah
menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan
juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik
Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula
menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan
pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad
Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang
kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi
Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah
dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru
kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH.
Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di
kampung Kauman, Yogyakarta
10. Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo –
organisasi yang melahirkan banyak tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan pelajaran-
pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya terasa sangat
berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini
menyarankan agar Kiai Dahlan membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan
didukung oleh organisasi yang bersifat permanen. Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai
Dahlan dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18
November 1912 (8 Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan
pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan
membangun masyarakat Islam.
Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang khusus
untuk kaum wanita. Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari
Muhammadiyah ini, karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan
perjuangannya sebagai pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai
Dahlan membentuk Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka –
dengan nama Hizbul Wathan disingkat H.W. Di sana para pemuda diajari baris-berbaris
dengan genderang, memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga
mengenakan uniform atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.
11. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang terbentuk di Yogyakarta pada
tanggal 18 Nopember 1912 dan di prakarsai oleh K. H. Ahmad Dahlan yang berciri
khaskan gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan tajdid/pembaharuan. Secara
historis latar belakang berdirinya Muhammadiyah adalah adanya kepercayaan
masyarakat muslim di Indonesia yang beraneka ragam serta kondisi masyarakat
Kauman-Yogyakarta pada saat itu yang sangat jauh dari kata kesejahteraan dan
pendidikan.
Oleh sebab itu K. H. Ahmad Dahlan memiliki ide dan pemikiran utuk membangun
organisasi pendidikan dan menciptakan Muhammadiyah sebagai sarana yang
mempunyai tujuan untuk melepaskan negara Indonesia dari keadaan dan masalah
di atas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh K. H. Ahmad Dahlan ketika
terciptanya organisasi Muhammadiyah yang dikenal dengan gagasan spirit Q.S. Al-
Ma’un yang tujuan dari gagasan utama tersebut adalah munculnya gerakan sosial
dengan cara menyantuni anak yatim, kaum mustad’afin dan janda di Yogyakarta
pada waktu itu. Adapun dibagian pendidikan yaitu dilakukan dengan cara
membangun sekolah Muhammadiyah tingkat dasar, madrasah mu’allimin/sekolah
khusus calon guru (kweekschool Muhammadiyah) yang teknik belajarnya
mengkolaborasikan antara ilmu agama serta ilmu pengetahuan, dan dibagian
kesehatan dengan mendirikan rumah sakit Muhammadiyah. Langkah yang
diciptakan oleh K. H. Ahmad Dahlan ini ternyara bisa memberi perubahan yang
sangat signifikan pada waktu itu. Hal itu didasari oleh pemikirannya yang bergaya
visioner-antisipatoris itulah yang menjadikan Muhammadiyah berkembang pesat
sampai sekarang.
MASA KEPEMIMPINAN KH.
AHMAD DAHLAN
12. Ada tiga langkah yang digerakkan oleh K. H. Ahmad Dahlan dalam
menerapkan kepada murid dan warganya di Muhammadiyah pada saat itu,
yaitu: pengetahuan sejati tentang menyeimbangkan elemen kehidupan
dapat dicapai melalui sikap kritis dan pikiran terbuka dengan menggunakan
akal sehat dan fokus pada kebenaran dengan hati yang murni, akal sehat
sebagai dasar kebutuhan hidup manusia, 'ilmu mantiq' atau logika
merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam pendidikan untuk akal
manusia untuk melakukan pemikiran rasional. Sehingga mencapai esensi
kepemimpinan transformatif/sharing of power dengan melibatkan seluruh
elemen secara bersama-sama.
Perjuangan K. H. Ahmad Dahlan dalam hal kepemimpinan di Muhammadiyah
menjadi sebuah aplikasi yang jelas bahwa seorang pemimpin itu harus
mempunyai sikap visioning, yaitu memberikan rumusan masa depan;
inspiring, yaitu senantiasa memotivasi diri dan bawahan; stimulating, yaitu
berfikir maju dengan melahirkan ide-ide yang baru; coaching, yaitu melatih
satu demi satu hingga sesuai dengan apa yang kita harapkan; dan team
building, yaitu bekerja secara team/bersama-sama/saling bahu-membahu.
Oleh karena itu, masalah yang lebih penting bagi seorang pemimpin
transformasional selalu mempunyai visi yang kuat, selalu berusaha ingin
mengembangkan organisasi yang dipimpinnya, dengan demikian esensi
kepemimpinan transformasionalnya mampu menghasilkan perubahan
secarabersama-sama dalam artian mengalami perubahan ke arah yang
lebih luas, lebih tinggi, dan lebih mendalam, serta lebih baik.
13. KEUNGGULAN KH. AHMAD
DAHLAN
01 Pantang menyerah
02
Berani melakukan pembaharuan demi
bangsa dan negara serta membangkitkan
juang pemuda indonesia melalui agama
03
memiliki rasa takut yang luar biasa terhadap
kematian dan balasan sesudahnya
14. KETELADANAN PEMIMPIN
KH.AHMAD DAHLAN
Muhammadiyahmerupakan organisasi Islam yang lahir di Yogyakarta pada
tanggal 18 Nopember 1912 dengan K. H. Ahmad Dahlan sebagai pelopor
sekaligus pendirinya(Anurkarina, 2015) berciri khaskan gerakan Islam, gerakan
dakwah, dan gerakan tajdid/pembaharuan (Ali, 2016). Secara historis faktor
yang menjadi latar belakang berdirinya Muhammadiyahadalah
adanyapemahaman agama umat Islam di Indonesia yang beragamdan kondisi
keadaan masyarakat Kauman-Yogyakarta ketika itu yang jauh dari
kesejahteraan dan pendidikan. Oleh karena itu K. H. Ahmad Dahlan
mempunyai gagasan utuk membuat sebuah lembaga pendidikan serta
mengembangkan Muhammadiyah sebagai media yang bertujuan
membebaskan bangsa dari Jurnal Humanika, Th. XVIII, No. 1. Maret 2018 52
permasalahan-permasalahan di atas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh K.
H. Ahmad Dahlan diawal berdirinya persyarikatan Muhammadiyahyang
terkenal sebagai gerakan spirit Q.S. AlMa’un(Huda, 2011) yang inti dari
gerakan tersebut yaknikepedulian sosial dengan jalan menyantuni anak
yatim, kaum mustad’afin dan janda di Yogyakarta ketika itu.Adapun dalam
bidang pendidikan yaitu dilakukan dengan mendirikan sekolah
Muhammadiyah tingkat dasar, madrasah mu’allimin/sekolah khusus calon
guru (kweekschoolMuhammadiyah) yang pembelajarannya memadukan
antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan, serta bidang kesehatandengan
membangun rumah sakit Muhammadiyah(Pribadi, 2010). Upayaupaya yang
dilakukan oleh K. H.Ahmad Dahlan ini mampu membawa perubahan yang
begitu signifikan pada masa itu. Hal itu dikarenakan pemikirannya yang
bersifatvisioner-antisipatoris(Ali, 2016); itulah yang membuat
Muhammadiyah maju dan eksis hingga saat ini
15. 1. Menciptakan Masyarakat Islam yang Sejahtera
Kiai Ahmad Dahlan dalam menciptakan masyarakat Islam
yang sejahtera menekankan pada bentuk-bentuk pelayanan.
Hal ini terlihat pada beberapa sekolah, panti asuhan, rumah
sakit dan penerbit. Pernah jamaah bertanya kepada beliau,
“Kenapa Kiai membahas Surah al-Maun dilakukan berulang-
ulang?“. Beliau menjawab, “Saya tidak akan berhenti
menyampaikan Surah itu sebelum anda terjun kemasyarakat
mencari orang-orang yang perlu ditolong.
2. Ilmu pengetahuan dan agama adalah pengikat kehidupan
manusia
Kiai Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa setiap manusia
memiliki perasaan yang sama. Perasaan yang sama inilah
yang akan membawa manusia pada kemajuan dan
peradaban. Perasaan yang sama ini timbul sebab dua alasan
yaitu berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa dan
tujuan kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Menurutnya, jika belum timbul perasaan yang sama, maka
lakukan tiga hal yaitu menganggap ilmu pengetahuan itu
penting untuk dipikirkan, mempelajari ilmu pengetahuan
dengan serius dan cermat, dan mengatur kehidupan dengan
instrumen al-Qur`an.
16. REFERENSI
Komsiyah, I. (2016). "Kepemimpinan Transformatif
perkembangan dan implementasinya pada lembaga
pendidikan." Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam 4(2): 293-316.
Rasyid, R. (2018). "Kepemimpinan Transformatif KH Ahmad
Dahlan di Muhammadiyah." Humanika, Kajian Ilmiah Mata
Kuliah Umum 18(1): 50-58.
Abdullah, Nafilah. "KH Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis)."
Jurnal Sosiologi Agama 9.1 (2017): 22-37
https://www.merdeka.com/jateng/30-kata-kata-bijak-kh-
ahmad-dahlan-penuh-makna-mendalam-kln.html
https://an-nur.ac.id/kiai-ahmad-dahlan-biografi-dan-
teladannya/
https://an-nur.ac.id/biografi-kh-ahmad-
dahlan/#:~:text=Kyai%20Haji%20Ahmad%20Dahlan%20lahir,d
i%20Mekah%20selama%20lima%20tahun.