3. Pengantar
Setiap bidang dalam linguistik mempunyai satuan analisis.
• Fonologi Fonem sebagai objek telaah.
• Peneliti morfologi Mengkaji morf, morfem dan alomorf.
• Ahli sintaksis Meneliti kata, frasa, klausa dan kalimat
sebagai satuan analisisnya.
Wacana merupakan satuan yang ditelaah dalam bidang
analisis wacana.
4. Wacana
• Wacana adalah kesatuan makna (semantis)
antarbagian di dalam suatu bangun bahasa.
• Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana
dibedakan dari:
• Yang mengacu pada makna yang sama yaitu:
‘wujud konkret yang terlihat, terbaca, atau
terdengar’.
Teks
Tuturan/inskripsi
Bacaan
Tullisan
6. Wacana dan Konteks
Ada bermacam-macam konteks di dalam
wacana:
1. Wacana lisan Speaking (Hymes, 1974)
2. Wacana Tulis Ko-teks (Kalimat lain yang
sebelum dan sesudahnya.
7. Jenis Wacana
Wacana berdasarkan fungsi bahasa;
Wacana berdasarkan saluran komunikasi;
Wacana berdasarkan tanggapan mitra tutur
atau pembaca;
Wacana berdasarkan pemaparan;
Wacana berdasarkan banyaknya peserta
komunikasi.
8. Wacana berdasarkan fungsi bahasa
Wacana
ekspersif
Wacana
informasional
Wacana
direktif
Wacana
estetik
Wacana fatis
9. Wacana berdasarkan saluran
komunikasi
Wacana Lisan Wacana Tulisan
Adanya penutur dan mitra tutur,
bahasa yang dituturkan dan alih
tutur (turn taking) yang
menandai pergantian giliran
bicara.
Adanya penulis dan pembaca,
bahasa yang dituliskan, dan
penerapan sistem ejaan.
10. Wacana berdasarkan tanggapan mitra
tutur atau pembaca
Wacana Transaksional
Wacana Interaksional
Adanya pemenuhan oleh mitra
tutur/pembaca atas harapan
atau keinginan penutur/penulis,
seperti dalam perintah atau
surat permohonan.
Adanya tanggapan timbal-balik
dari penutur dan mitra tutu,
seperti dalam jual-beli.
13. Struktur Wacana
• Sinclair & Coulthard (1975)
diawali dengan
yang berupa pengajaran guru kepada siswa diikuti oleh
yang dapat berupa diskusi, lalu
dapat dilanjutkan dengan atau
yang berupa perilaku, kegiatan atau tindakan lain di
dalam kelas.
Struktur wacana
interaksi kelas
(Classroom interaction)
15. Kepaduan Wacana: Kohesi
Ada sesuatu yang menciptakan suatu wacana (the
property of being a text), yaitu
(Hallidays & Hasan, 1976)
KOHESI
16. Kohesi
• Kohesi diciptakan secara formal oleh alat
bahasa, yang disebut
(cohesive maker).
Pemarkah
Kohesi
Kata ganti (pronomina)
Kata tunjuk
(demonstrativa)
Kata sambung
(konjungsi)
Kata yang diulang
18. Kohesi Gramatikal
• Hubungan semnatis antarunsur yang dimarkahi alat
gramatikal –alat bahasa yang digunakan dalam
kaitannya dengan tata bahasa.
Kohesi
Gramatikal
Referensi atau pengacuan
Subtitusi atau penyulihan
Elipsis atau pelepasan
Konjungsi atau
penghubungan
19. Kohesi Gramatikal
• Referensi • Subtitusi
– Alat gramatikal yang
digunakan adalah
demonstrative.
Referensi
dengan objek
Endoforis
Eksoforis
Tipe objeknya Demonstratif
Personal
Komparatif
Hubungan
subtitusi
Verbal
Nominal
Klausal
20. Kohesi Gramatikal
• Elipsis
– Penghilangan kata(-kata)
yang dapat dimunculkan
kembali dalam
pemahamannya.
• Konjungsi
– Jenis kohesi gramatikal
sekaligus alat gramatikal.
Sebagai alat
gramatikal
Antarkalimat
Intrakalimat
21. Kohesi Leksikal
• Hubungan sistematis antarunsur pembentuk wacana dengan
memanfaatkan unsur leksikal atau kata.
Leksikal
Riterasi Kolokasi
1. Repetisi
2. Sinonimi
3. Hiponimi
4. Metonimi
5. Antonimi
22. Kepaduan Wacana: Koherensi
• Keberterimaan suatu tuturan atau teks karena kepaduan
semantisnya, secara lebih spesifik, koherensi diartikan
sebagai ‘hubungan antara teks dan faktor diluar teks
berdasarkan pengetahuan seseorang.
Pengetahuan
seseorang Pengetahuan
bersama (Shared-
knowledge)
Konteks bersama
(Shared context)
Konteks dan
Pengetahuan
Mitra tutur
Pendengar/
pembaca
Peranggapan
Implikatur
23. Penunjang Koherensi Wacana
• Penunjang Koherensi Wacana adalah
konektivitas. Suatu wacana tidak harus
secara tersurat memuat alat gramatikal
(konjungsi) yang dapat menghungankan
satu gagasan dengan gagasan lain.