1. 1
KHUTBAH ‘IEDUL FITRI 1 SYAWAL 1434 H
ENAM PERILAKU UTAMA ALUMNI RAMADHAN1
Oleh: Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
www.didinhafidhuddin.com
،ه َد ْحَو ُهللا
َّ
الِإ َه
َ
لِآلإ
ً
الْي ِص
َ
أَّو
ً
ةَر
ْ
كُب ِهللا َان َحْب ُسَو اركثي هلل والحمد اركبيأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللا
ََدْعَو َق َدَصَ
ْ
خ ُم ُاهَّيِإ
َّ
الِإ ُدُبْع
َ
ن
َ
الَو ُهللا
َّ
الِإ َه
َ
لِآلإ ُه َد ْحَو َابَز ْح
َ
األ َمَز َهَو ُه َدْن ُجَّزَع
َ
أَو ُه َدْبَع َرَص
َ
نَو ُهَنْي ِصِِل
.
َنْو ُقِفاَن
ُ ْ
اْل َهِر
َ
ك ْو
َ
لَو
َنْو
ُ
كِر
ْ
ش
ُ ْ
اْل َهِر
َ
ك ْو
َ
لَو َن ْوُرِاف
َ
ك
ْ
ال َهِر
َ
ك ْو
َ
لَو ُنْي ِالد ُه
َ
لِهلل ُد ْم َح
ْ
الَان َض َمَر َلَع َج ْي ِذ
َّ
ال
َ
َ
أ ُدَه
ْ
ش
َ
أ ، َنْيِقَّت ُم
ْ
ِلِل
ً
ة َحْر
َ
فَو َنْيِمِئاَِّلصِل
ً
ة
َ
افَي ِض ِر
ْ
طِف
ْ
ال َدْيِع َلَع َجَو َنْيِنِم
ْ
ؤ ُم
ْ
ِلِل ِامَي ِالص ُرْه
َ
ش
َّ
الِإ َه
َ
لِآلإ ْن
ََع ا ًد َّم َح ُم اَنَّيِب
َ
نَو ا
َ
ن َدِي َس َّن
َ
أ ُدَه
ْ
ش
َ
أَو ُه
َ
ل َكْيِر
َ
ش
َ
ال ُه َد ْحَو ُهللاالِلهم ،نْيِم
َ
األ ِدْعَو
ْ
ال ُق ِادَص ُه
ُ
لْو ُس َرَو ُه ُدْب
َ
َ
أ ،اًرْيِث
َ
ك ا ًمْيِِل ْس
َ
ت ْمِِل َسَو ِامَر ِك
ْ
ال ِاب َح ْص
َ
أَو ِآله َلىَعَو ٍد َّم َح ُم ا
َ
ن ِدِي َس َلىَع ْكِراَبَو ْمِِل َسَو ِلَص
َ
فُدْعََ ا َّم
ََو ِهللا ىَو ْقَتِب َايَّيِإَو ْم
ُ
كْي ِصْو
ُ
أ ِهللا َادَبِاعَي
َ
ف.نْو ُقَّت
ُ ْ
اْل َاز
َ
ف ْد
َ
ق
َ
ف ِهِتَاع
َ
ط
Hadirin Jama’ah ‘Iedul Fitri Rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga pada hari ini kita bersama dapat duduk
bersimpuh mengucapkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sebagai perwujudan dari rasa
syukur kita menyelesaikan ibadah shaum di bulan suci Ramadhan. Dan hari ini kita
memasuki hari yang penuh dengan kebahagiaan rohani, kelezatan samawi dan kenikmatan
spiritual, sejalan dengan firman-Nya pada QS. Al-Baqarah ayat 185:
{البق . َن ْوُر
ُ
ك
ْ
ش
َ
ت ْم
ُ
ك
َّ
ِلَع
َ
لَو ْم
ُ
اك َد َه ا َم ى
َ
لَع َهللا ُرِب
َ
كُتِلَو
َ
ة َّدِع
ْ
ال اْو
ُ
ِلِم
ْ
كُتِلَو .. ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قرة185.}َ
“…Dan hendaknya kamu mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, niscaya kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185).
!الحمد وهللأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللاَ
Ibadah shaum di bulan Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya
adalah suatu proses pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang
yang beriman yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut
dengan taqwa (تتقون .)لعلكم Taqwa inilah indikator utama kemuliaan, indikator utama
kebahagiaan dan indikator utama kesejahteraan. Firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.
َِئاَب
َ
قَو اًبْوُع
ُ
ش ْم
ُ
اكَن
ْ
ِلَع َجَو ى
َ
ث
ْ
ن
ُ
أَو ٍر
َ
ك
َ
ذ ْنِم ْم
ُ
اكَن ْق
َ
ِل
َ
خ اَّنِإ ُاسَّالن اَه
ُّ
ـــي
َ
آأَي ى
َ
ل
َ
اَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قْم
ُ
ك َمَر
ْ
ك
َ
أ َّنِإ اْو
ُ
فَراَعَتِل َل
اتر{الحج . ٌرْيِب
َ
خ ٌمْيِِلَع َهللا َّنِإ ْم
ُ
اك
َ
ق
ْ
ت
َ
أ ِهللا َدْنِع13.}َ
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat: 13).
1
Disampaikan pada Khutbah 'Iedul Fihtri 1 Syawal 1434 H, di Halaman Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta.
2. 2
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قََّاتَو واُن َآم ىَر ُق
ْ
ال َل ْه
َ
أ َّن
َ
أ ْو
َ
لَوََّالس َنِم ٍات
َ
كَرَب ْمِهْي
َ
ِلَع اَن ْحَت
َ
ف
َ
ل اْو
َ
قَ
َ
األَو ِاء َمَ
َّ
ذ
َ
ك ْن ِك
َ
لَو ِضْرواُب
َ
َنوُب ِس
ْ
كَي وا
ُ
ان
َ
ك ا َمِب ْم ُاه
َ
ن
ْ
ذ
َ
خ
َ
أ
َ
فافر.{األع96.}َ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96).
!الحمد وهللأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللاَ
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Sudah sepantasnya apabila di hari raya yang penuh dengan kebahagiaan ini,
disamping kita terus menerus memanjatkan syukur kepada Allah SWT, juga kita melakukan
introspeksi sejauh mana pengaruh positif ibadah selama bulan ini berdampak terhadap
akhlak dan perilaku keseharian kita. Karena sesungguhnya indikator keberhasilan suatu
ibadah bukan hanya ditentukan pada saat ibadah tersebut dilakukan, tetapi juga pada
perilaku sesudahnya.
Shalat yang kita dirikan, misalnya, akan menjadi shalat yang makbullah (diterima)
manakala shalat tersebut dilakukan dengan penuh kesungguhan, memenuhi syarat dan
rukunnya, dan dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Allah SWT berfirman
dalam QS Al-Ankabut (29) ayat 45:
ُهللا َال
َ
قى
َ
الَع
َ
تَ
َ
الَّالص ِمِق
َ
أَو ِابَت ِك
ْ
ال َنِم َكْي
َ
لِإ َي ِوح
ُ
أ ا َم ُل
ْ
اتَ
َ
الَّالص َّنِإ
َ
ةِر
َ
نك
ُ ْ
اْلَو اء
َ
ش ْح
َ
ف
ْ
ال ِنَع ى َهْن
َ
ت
َ
ة
َ
َنوُعَنْص
َ
ت ا َم ُم
َ
ِلْعَي ُهللا َو ُرَب
ْ
ك
َ
أ ِهللا ُر
ْ
ك ِذ
َ
لَو{العنكبوت .45.}
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut [29]: 45).
Ibadah haji yang beberapa bulan lagi akan ditunaikan oleh sebagian kaum Muslimin,
kemabrurannya di samping ditentukan oleh kegiatan-kegiatan ibadahnya, juga ditentukan
oleh perilaku sesudahnya. Imam Hasan Al-Basri (Fiqh Sunnah Jilid V) menyatakan bahwa
haji mabrur itu adalah ِهِدَلَب ِلْهَأ َةَوْدُق َنْوُكَي ْنَأَو ُلْبَق ْنِم َنَسْحَأ َنْوُكَي ْنَأ /an yakuna ahsana min qoblu
wa an yakuna qudwata ahli baladihi (perilakunya jauh lebih baik dibandingkan dengan
sebelum haji dan menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya).
Internalisasi karakter dan perilaku yang baik ini, harus pula menjadi indikator utama
dalam menilai berhasil tidaknya proses pendidikan yang berlangsung. Istilah pendidikan
dalam bahasa Arabnya sering diartikan ta’lim, tarbiyyah dan ta’dib. Semuanya
3. 3
mengindikasikan pada kesatuan antara aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan
perilaku. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 151-152:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قََم
ْ
ك ِح
ْ
الَو َابَت ِك
ْ
ال ُم
ُ
ك ُمِِلَعُيَو ْم
ُ
يك ِكَزُيَو اَنِتاَآي ْم
ُ
كْي
َ
ِلَع و
ُ
ِلْتَي ْم
ُ
نكِم
ً
وال ُسَر ْم
ُ
يكِف اَن
ْ
ِل َسْر
َ
أ ا َم
َ
ك
َ
ة
َنو ُم
َ
ِلْع
َ
ت
ْ
وا
ُ
ون
ُ
ك
َ
ت ْم
َ
ل ا َّم م
ُ
ك ُمِِلَعُيَو﴿١٥١َ
َ
ت
َ
الَو يِل
ْ
واُر
ُ
ك
ْ
اشَو ْم
ُ
كْر
ُ
ك
ْ
ذ
َ
أ يِنوُر
ُ
ك
ْ
اذ
َ
ف ﴾﴿ ِونُر ُف
ْ
ك١٥٢{البقرة .﴾
151-152.}َ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni`mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (151) Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu mengingkari (ni`mat)–Ku (152).” (QS. Al-Baqarah [2]: 151-152).
Rasulullah SAW bersabda:
ََمَز َرْي
َ
غ ْم ِه ِان َمَزِل اْو ُقِِل
ُ
خ ْمُهَّنِإ
َ
ف ْم
ُ
كَد
َ
الْو
َ
أ اْوُب ِد
َ
أ َم
َّ
ِل َسَو ِهْي
َ
ِلَع ُهللا ى
َّ
لَص ِهللا ُلْو ُسَر َال
َ
ق. ْم
ُ
كِناَ
“Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang baik, karena
mereka diciptakan untuk menghadapi zamannya yang berbeda dengan zaman kamu
sekalian.”
Demikian pula halnya dengan ibadah shaum yang baru saja kita lakukan di bulan suci
Ramadhan 1434 H, harus berdampak terhadap akhlak dan perilaku kita, yang terkait dengan
nilai-nilai ketakwaan seperti misalnya terdapat pada QS Ali Imran (3) ayat 17:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قَِار َح ْس
َ
األِب َينِرِف
ْ
غَت ْس
ُ ْ
اْلَو َينِقِنف
ُ ْ
اْلَو َينِتِنا
َ
ق
ْ
الَو َينِق ِادَّالصَو َينِرِابَّالصانرعم {ال .17.}
“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya
(di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran [3]: 17).
Pertama, selalu sabar dan ulet dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang
diperintahkan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilarang, meskipun
menghadapi berbagai macam godaan dan tantangan. Orang yang sabar tidak akan pernah
frustasi dan putus asa dalam menata kebaikan. Karena sesungguhnya tantangan dan
kesulitan merupakan sunatullah dalam kehidupan (sunatullah fi al-hayat). Sifat sabar
merupakan sumber energi dan kekuatan yang tidak akan pernah habis dan tidak akan
pernah melemah. Rasulullah SAW bersabda:
ِهْي
َ
ِلَع ُهللا ى
َّ
لَص ِهللا ُلْو ُسَر َال
َ
ق.ٌاءَي ِض ُرْبََّالص َم
َّ
ِل َسَو
Ibadah shaum sejatinya melatih kesabaran dan keuletan pada tingkat yang optimal.
Oleh karena itu, orang yang berpuasa akan selalu optimis dalam menebarkan kebaikan dan
dalam melaksanakan amar makruf nahyi mungkar.
4. 4
!الحمد وهللأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللاَ
Hadirin Jama’ah Iedul Fithri Rahimakumullah
Kedua, berusaha untuk selalu jujur dan amanah dalam segala hal, terutama dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Jujur dan amanah adalah sumber kebaikan sekaligus
sumber kekayaan. Karena itu, orang yang jujur dan amanah akan selalu kaya secara batin
dan secara lahir. Rasulullah SAW bersabda:
ى
َّ
لَص ِهللا ُلْو ُسَر َال
َ
قَم
َّ
ِل َسَو ِهْي
َ
ِلَع ُهللا.}الديِلمي {رواه . َر ْق
َ
ف
ْ
ال ُبِِل ْج
َ
ت
ُ
ة
َ
انَي ِخ
ْ
الَو َق
ْزِالر ُبِِل ْج
َ
ت
ُ
ة
َ
ان َم
َ
األ
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sifat amanah dan jujur itu akan menarik rizki, sedangkan
khianat itu akan menarik (mengakibatkan) kefakiran.” (HR. Dailamiy).
Bahkan di dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW mengatakan
.ُه
َ
ل َدْهَع
َ
ال ْن
َ
ِْل َنْي ِد
َ
الَو ُه
َ
ل
َ
ة
َ
ان َم
َ
أ
َ
ال ْن
َ
ِْل َان َمْيِإ
َ
ال.}أحمد {رواه
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
pernah menepati janji.” (HR. Ahmad).
Kekisruhan dan kesemrawutan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini karena banyak orang yang mendapatkan jabatan publik yang tidak
amanah. Banyak di antara mereka yang ingin cepat kaya dan ingin cepat mendapatkan
posisi dan jabatan yang tinggi, sehingga menghalalkan segala macam cara untuk meraihnya.
Allah SWT sangat membenci pada orang (apalagi pejabat publik) yang melakukan
pengkhianatan. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Anfal (8) ayat 27-28:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
ق
َنو ُم
َ
ِلْع
َ
ت ْمُنت
َ
أَو ْم
ُ
كِتا
َ
ان َم
َ
أ
ْ
وا
ُ
ون
ُ
خ
َ
تَو َلو ُسَّالرَو َهللا
ْ
وا
ُ
ون
ُ
خ
َ
ت
َ
ال
ْ
واُن َآم َين ِذ
َّ
ال اَه ُّي
َ
أ اَي﴿٢٧﴾
َِف ْم
ُ
كُد
َ
الْو
َ
أَو ْم
ُ
ك
ُ
الَو ْم
َ
أ ا َمَّن
َ
أ
ْ
وا ُم
َ
ِلْاعَوََهللا َّن
َ
أَو
ٌ
ةَنْتٌيم ِيَع ٌر ْج
َ
أ ُه َندِع﴿٢٨{األنفال .﴾27-28.}
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-
Anfal [8]: 27-28).
Ketiga, selalu berusaha untuk menjadi orang yang disiplin dalam segala hal. Disiplin
terhadap aturan dan juga disiplin dalam memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan
konstruktif. Kedisiplinan yang diajarkan selama ibadah shaum akan melahirkan produktifitas
yang tinggi, seperti yang dicontohkan oleh para sabahat Nabi dan generasi salafu as shaleh.
Malam hari mereka mempergunakan waktunya untuk bermunajat kepada Allah, di samping
untuk beristirahat (tidur), sedangkan siang hari mereka sibuk dalam mencari nafkah dan
rezeki yang halal. Akibatnya, kegiatan ekonomi yang dicirikan dengan tumbuhnya sektor riil
5. 5
dan sektor usaha masyarakat berjalan dengan baik dan dikuasai sepenuhnya oleh kaum
muslimin. Bahkan, yang menarik adalah kegiatan ekonomi mereka dikaitkan dengan kegiatan
shalat lima waktu. Kegiatan ekonomi terhenti selama shalat berlangsung secara berjamaah
dan dibuka kembali langsung setelah shalat selesai. Terbukti, dengan kedisiplinan yang
tinggi, akan meraih keuntungan duniawi dan ukhrowi secara simultan.
!الحمد وهللأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللاَ
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Keempat, orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu berusaha untuk berinfak
dan bersedekah setelah zakat wajib ditunaikannya. Mengeluarkan infak dan sedekah
merupakan wujud dari syukur kepada Allah atas nikmat harta yang diberikan-Nya sekaligus
wujud dari kasih sayang dan cinta terhadap sesama. Karena itu, orang yang selalu berinfak
dan bersedekah tidak akan pernah habis hartanya dan akan selalu dicintai sesamanya.
Rasulullah SAW bersabda:
َِهللا ُلْـوــ ُسَر َـالــ
َ
قsاْوُـعــَاضَوَت
َ
ف ،
ً
ـةــَع
ْ
فِر
َّ
الِإ ـدــْبَع
ْ
ال ُـدــْيِزَي
َ
ال ُـالــُاضَوَّلت
َ
اَُم
ُ
كَع
َ
فْـرــَي
َّ
الِإ ـدــْبَع
ْ
ال ُـدــْيِزَي
َ
ال ُـوــ ْفَع
ْ
الَو ى
َ
ـالــَع
َ
ت ُهللا
َ
َ
ف
ً
ةَر
ْ
ث
َ
ك
َّ
الِإ َال
َ ْ
اْل ُدْيِز
َ
ت
َ
ال
ُ
ة
َ
ق َدَّالصَو ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا ُم
ُ
كُّزِعَي اْو ُفْاع
َ
ف
ً
ازِع.}نياالد ابى ابن {رواه .ُهللا ُم
ُ
مك ُحْرَي اْو
ُ
ق َّدَصَت
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sikap rendah hati itu hanya akan menambah seseorang makin
menjadi mulia, maka dari itu berlaku rendah hatilah kalian, niscaya Allah SWT akan
memuliakanmu. Sikap pemaaf hanya akan menambah seseorang makin mulia, oleh karena
itu banyak maaflah kalian, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Dan amal sedekah itu
hanyalah akan menambah seseorang makin banyak hartanya, maka bersedekahlah kalian,
niscaya Allah SWT akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”. (HR. Ibnu Abu Dunya).
َِهللا ُلْو ُسَر َال
َ
قs. ٍة
َ
ق َدَص ْنِم ٌال َم َص
َ
ق
َ
ن ا َم.}أحمد {رواه
“Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak akan pernah berkurang harta yang dikeluarkan
sedekahnya).” (HR. Ahmad).
َِهللا ُلْو ُسَر َال
َ
قsَ
َ
ق ِاسَّالن َنِم ٌبْيِر
َ
ق ِهللا َنِم ٌبْيِر
َ
ق ُّى ِخ َّالسُلْي ِخَب
ْ
الَو ِارَّالن َنِم ٌدْيِعََ ِةَّن َج
ْ
ال َنِم ٌبْيِر
َُّب َح
َ
أ ُّى ِخ َّالس ُل ِاه َج
ْ
الَو ِارَّالن َنِم ٌبْيِر
َ
ق ِةَّن َج
ْ
ال َنِم ٌدْيِعََ ِاسَّالن َنِم ٌدْيِعََ ِهللا َنِم ٌدْيِعٍََدِابَع ْنِم ِهللا ى
َ
لِإ
ٍَلْي ِخَب0.}رمذىالت {رواه
"Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekah dengan syurga,
dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh
dari syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah, itu lebih
dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil." (HR. Tirmidzi).
Kelima, orang yang bertaqwa adalah orang yang menjadikan istighfar (memohon
ampun kepada Allah) sebagai pakaian kesehariannya. Kapan dan dimana pun, dan terutama
di sepertiga malam yang terakhir (waktu sahur), selalu memohon ampun kepada Allah atas
dosa dan kesalahannya. Orang yang selalu beristighfar akan memiliki hati yang bersih,
6. 6
pikiran yang jernih, khudznudzon (berbaik sangka) kepada Allah dan jauh dari sifat riya,
sombong, takabur, hasud, dan dengki kepada sesama manusia. Jadilah ia sebagai penebar
kebaikan, cinta dan kasih sayang, dan di tangannya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin akan
terlihat dengan jelas dan nyata. Tidak ada kesenjangan antara ajaran Islam yang indah
dengar akhlak mulia umatnya. Semoga amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini
menjadikan kita semua orang-orang yang memiliki perilaku utama seperti yang telah
dijelaskan di atas.
!الحمد وهللأكبر هللاأكبر هللاأكبر هللا
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Keenam, orang yang bertaqwa adalah orang yang membudayakan Amal Jama'i. Hal
lain yang penting dari pendidikan selama bulan Ramadhan yang diteruskan setelah
Ramadhan, adalah kebiasaan melakukan amal perbuatan (ibadah maupun mu’amalah) yang
dilakukan secara bersama-sama (berjama’ah). Selama bulan Ramadhan, hampir semua
masjid baik di kampung, di kota, di komplek-komplek perumahan, di perkantoran, di
kampus, bahkan juga masjid maupun mushalla di pasar selalu diramaikan oleh kaum
muslimin yang melaksanakan shalat lima waktu secara berjama’ah, dan demikian pula
shalat sunnah Tarawih. Bahkan juga ta’jil (buka shaum bersama) dan tadarrus Al-Qur'an pun
dilakukan secara bersama-sama pula.
Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi budaya yang
dibutuhkan dan ditunggu-tunggu, kita yakin akan terjadi perubahan yang signifikan ke arah
yang lebih baik dari kualitas umat. Sebab, jika kita lihat dalam Al-Qur'an dan sejarah,
bahwa salah satu penyebab utama umat Islam pada zaman Nabi dan para sahabat memiliki
izzah (harga diri) ketika berhadapan dengan orang-orang kafir dan memiliki kelembutan
serta kasih sayang diantara sesamanya, karena mereka sering melakukan ruku’ dan sujud
secara bersama-sama (shalat berjama’ah) yang hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Hal
ini sebagaimana dikemukakan dalam QS. Al-Fath ayat 29 yang artinya: “Muhammad adalah
utusan Allah. Dan orang-orang yang ada besertanya bersikap tegas terhadap orang-orang
kafir dan sayang menyayangi diantara sesamanya. Engkau lihat mereka ruku’ dan sujud
mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya, tanda-tanda mereka ada di wajahnya tampak
bekas sujud. Demikianlah perumpamaan mereka (kaum muslimin) di dalam Turat;
sedangkan perumpamaannya di dalam Injil adalah seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya, lalu bertambah kuat dan bertambah besar, tegak lurus pada batangnya,
menakjubkan orang-orang yang menanamnya, menjadikan orang-orang kafir marah kepada
mereka. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh dari
mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Kegiatan mu’amalah dan khususnya kegiatan ekonomi, seperti perdagangan dan jual-
beli, yang terbebas dari riba, penipuan, dan melahirkan kesejahteraan bersama, bukan
7. 7
kesenjangan antar sesama kelompok umat (yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin, seperti sekarang ini), karena para pelaku bisnis, pengusaha, maupun para
pedagangnya adalah orang-orang yang di tengah-tengah kesibukan mereka selalu berusaha
untuk shalat secara berjama’ah di masjid-masjid. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam
QS. An-Nur ayat 37 yang artinya: “(yaitu) laki-laki yang tidak dilalaikan perniagaan dan
jual-beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka takut
akan hari yang berguncang padanya hati dan penglihatan.”
أكب هللاأكبر هللا!الحمد وهللأكبر هللارَ
Hadirin Jama’ah ’Iedul Fitri Rahimakumullah
Jika kaum muslimin sudah membiasakan shalat berjama’ah, meramaikan dan
memakmurkan masjid, dan menganggap hal itu sebagai sebuah kebutuhan, maka diharapkan
mereka akan tergerak hatinya untuk berjama’ah dalam bidang mu’amalah dalam membangun
kekuatan umat, seperti membangun pendidikan yang berkualitas, yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat; membangun institusi kesehatan yang memungkinkan kaum
dhu’afa memiliki akses kepadanya; membangun institusi ekonomi yang mengangkat ekonomi
umat, dan lain sebagainya. Hal ini sangat dimungkinkan, karena untuk saat sekarang ini,
alhamdulillah sumber daya manusia (SDM) muslim yang berkualitas sudah cukup tersedia,
tinggal bagaimana mengatur dan mensilaturrahmikannya. Demikian pula, potensi dana yang
terdapat pada zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) sangat besar, yaitu + 217 triliun setiap
tahunnya (menurut hasil penelitian BAZNAS dan IPB, 2011), meskipun dana ZIS yang
teraktualisasikan saat ini masih sangat kecil, belum mencapai angka dua triliun. Jika hal ini
dilakukan secara bersama-sama atas dasar ukhuwwah islamiyyah, maka kaum musliminn
dapat membangun dirinya sendiri dengan kekuatan sendiri pula. Angka kemiskinan,
pengangguran, dan kebodohan bisa diminimalisir, walaupun tidak bisa dihilangkan. Sungguh
sangat luar biasa dampak dari berjama’ah ini, akan mengundang rahmat dan pertolongan
Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam QS. At-Taubah ayat 71:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قَ
ْ
ؤ
ُ ْ
اْلَو
َنوُنِم
ْ
ؤ
ُ ْ
اْلَو
َنـوُيمِقُيَو ِـر
َ
كْن
ُ ْ
اْل ِنَع
َنْوَهْنَيَو ِوفُرْع
َ ْ
اْلِب َونُر ُم
ْ
أَي ٍضْعََ ُاءَيِلْو
َ
أ ْمُهُضْعََ ُاتَنِم
ََّالصَ
َ
الََّالز
َنو
ُ
ت
ْ
ؤُيَو
َ
ةََّنِإ ُهللا ُمُه ُم َحْرَي َس َكِئ
َ
ول
ُ
أ ُه
َ
ول ُس َرَو َهللا
َنوُيع ِطُيَو
َ
اة
َ
كٌَيم ِك َح ٌيزِزَع َهللا{التوبة .71.}
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan
mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71).
Perhatikan juga firman Allah dalam QS. Ash-Shaff ayat 4:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قََّنِإَُّب ِحُي َهللاَ
َّ
الَو
ُ
ِلِتا
َ
قُي َين ِذف
َنَِيَفَص ِهِيِلِب َسََّن
َ
أ
َ
ك اٌَوصُصْر َم ٌانَي
ْ
نُب ْمُه{الصف .4.}
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaf: 4).
8. 8
Hanya saja, dalam melaksanakan amal jama’i ini diperlukan keikhlasan yang
sungguh-sungguh untuk terbiasa melebur dalam barisan yang rapi. Kesediaan untuk dipimpin
oleh yang lain, yang lebih kapabel; dan kesediaan untuk berdiri pada barisan belakang.
Diperlukan juga kesabaran dalam membangun amal jama’i ini, karena sering terjadi gesekan-
gesekan yang kalau disikapi secara emosional akan menimbulkan perpecahan dan
pertentangan, apalagi jika terdapat iming-iming dalam bidang material yang sering
menggiurkan dan menarik perhatian. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam QS. Al-Kahfi
ayat 28:
ى
َ
الَع
َ
ت ُهللا َال
َ
قَ
َّ
ال َالَم َك َس ْف
َ
ن ْرِبْاصَوََّبَر
َنوُع ْدَي َين ِذَ
َ
الَو ُـهَه ْجَو
َنو ُـديِرُي ِي ِـَِع
ْ
الَو ِاة َـد
َ
غ
ْ
الِب ْـمُهْمُهْـنَع َـاكَنْيَع ُـدْع
َ
ت
َِاةَي َح
ْ
ال
َ
ةَينِز
ُيدِر
ُ
تَُّالدَ
َ
الَو اَي
ْ
نََّاتَو ا
َ
نِر
ْ
ك ِذ ْنَع ُهَب
ْ
ِل
َ
ق اَن
ْ
ِل
َ
ف
ْ
غ
َ
أ ْنَم ْال ِط
ُ
تا
ً
طُر
ُ
ف ُهُرْم
َ
أ َان
َ
كَو ُاهَو َه َالَب{الكهف .28.}
“Dan bersabarlah engkau bersama orang-orang yang tidak menyeru Tuhan mereka di waktu
pagi dan petang. Mereka menghendaki keridhaan-Nya, dan janganlah engkau palingkan kedua
matamu dari mereka karena menghendaki perhiasan hidup di dunia. Dan janganlah engkau
mengikuti orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami dan mengikuti hawa
nafsunya, dan pekerjaanya selalu dilakukan secara berlebih-lebihan.” (QS. Al-Kahfi: 28).
Yang perlu kita sadari bersama, bahwa orang-orang kafir pun mereka selalu
bekerjasama dalam membangun kekuatan mereka. Kerjasama dalam bidang pendidikan,
ekonomi, politik, maupun pertahanan, seperti yang kita saksikan dan kita rasakan sekarang
ini. Hal ini pun sesungguhnya sudah dikemukakan oleh Allah dalam firman-Nya pada QS. Al-
Anfal ayat 73:
ى
َ
ـالــــَع
َ
ت ُهللا َـالــــ
َ
قـــــ
َّ
الَوَ
َّ
الِإ ٍـضــــْعََ ُـاءــــَيِلْو
َ
أ ْمُـهــــُضْعََ واُـرــــ
َ
ف
َ
ك َين ِذـــــف
ٌ
ـةــــَنْتِف ْـنــــ
ُ
ك
َ
ت ُـوهــــ
ُ
ِلَع ْف
َ
تَِيَ
َ
األٌَـرــــيِب
َ
ك ٌـادــــ َس
َ
فَو ِضْر.
{األنفال73.}
“Dan orang-orang kafir sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Kalau
kamu tidak memperbuatnya tentu akan timbul fitnah (kekacauan) di muka bumi dan
kerusakan yang sangat besar.” (QS. Al-Anfal: 73).
Karena itu, mari kita biasakan dan kita budayakan amal jama’i dalam berbagai
bidang kehidupan, sebagai hasil dari ibadah shaum yang kita lakukan, agar rahmat dan
pertolongan Allah serta kekuatan akan bisa diraih dengan seoptimal dan semaksimal
mungkin.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah yang kita lakukan, menyempurnakan
segala kekurangannya, dan mudah-mudahan kita semuanya termasuk ke dalam kelompok
orang-orang yang bertaqwa.
ـاــَن
َ
ِل
َ
خْأدَو َنْـيــِنِم
َ
األ َنْيِزِئـاــ
َ
ف
ْ
ال َـنــِم ْم
ُ
ـاكــَّيِإَو ُهللا ـاــَن
َ
ِلَع َجِان
َ
طْـيــ
َّ
الش َـنــِم ِهللـاــِب
ُ
ذْـوــُع
َ
أ ، َنْي ِـدــ ِحَو
ُ ْ
اْل ِةَـرــْمُز ِـيــف ْم
ُ
ـاكــَّيِإَو
ْمِهْـيـ
َ
ِلَع ـاـَن ْحَت
َ
ف
َ
ل اْـوـ
َ
قَّاتَو اْـوـُن َامَء ىَـرـ
َ
ق
ْ
ال ُـلـ ْه
َ
أ َّن
َ
أ ْـوـ
َ
لَو ِمْي ِحَّـرـلا ِن َم ْحَّـرـلا ِ هللا ِـمـ ْسَِ ِمْي ِجَّـرـلاِآء َـمـ َّالس َـنـِم ٍـاتـ
َ
كَرَب
َ
َّ
ذ
َ
ك ْن ِك
َ
لَو ِضْر
َ
األَو. َنْيِم ِاحَّالر ُرْي
َ
خ َت
ْ
ن
َ
أَو ْم َحْراَو ْرِف
ْ
اغ ِبَر ْل
ُ
قَو .
َنْوُب ِس
ْ
كَي اْوُن
َ
ك ا َمِب ْم ُاه
َ
ن
ْ
ذ
َ
خ
َ
أ
َ
ف اْوُبَ
9. 9
DO’A KHUTBAH II
َِمْي ِحَّالر ِن َم ْحَّالر ِهللا ِم ْسَِ
ََو ِهِب ْح َصَو ِهِآل ى
َ
لَعَو ِهللا ِلْو ُسَر ى
َ
لَع ُم
َ
ال َّالسَو
ُ
ة
َ
الَّالصَو ِهلل ُد ْم َح
ْ
ل
َ
اا َّم
َ
أ .ِهللاِب
َّ
الِإ
َ
ةَّو
ُ
ق
َ
الَو َلْو َح
َ
الَو ُه
َ
الَو ْن َم
َنِم ا ْو ُرِث
ْ
ك
َ
أ
َ
ف ، ٌمْي ِيَع ٌمْوَي ا
َ
ذ َه ْم
ُ
ك َمْوَي َّن
َ
أ اْوُم
َ
ِلْاعَو ى
َ
الَع
َ
ت َهللا اْو ُقَّات ُاسَّالن اَه
ُّ
ــي
َ
أ ُدْعََِي ِبَّالن ى
َ
لَع ِة
َ
الَّالص
ُهَت
َ
كِئ
َ
ال َمَو َهللا َّنِإ ، ِمْيِر
َ
ك
ْ
الَّمُه
َّ
لِل
َ
ا .ا ًمْيِِل ْس
َ
ت اْوُمِِل َسَو ِهْي
َ
ِلَع اْو
ُّ
ِلَص اْوُن َامَء َنْي ِذ
َّ
ال اَه
ُّ
ــيآأَي ِي ِبَّالن ى
َ
لَع
َنْو
ُّ
ِلَصُي
ََّالت ِالَِا
َ
تَو َنْيِعَِاَّالتَو ِهِاب َح ْص
َ
أَو ِهِآل ى
َ
لَعَو َنْيِِل َسْر
ُ ْ
اْل ِدِي َس ٍد َّم َح ُم ا
َ
ن ِدِي َس ى
َ
لَع ْمِِل َسَو ِلَصَْيِعَِاََنْمِهْيِعَِا
َ
تَو
ٍَان َس ْحِإِب. َنْيِم ِاحَّالر َم َحْر
َ
آأَي َكِت َم ْحَرِب ْمُهَع َم اَن ْم َحْراَو ِنْي ِالد ِمْوَي ى
َ
لِإ
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Kami panjatkan segala puji dan syukur atas
segala rahmat dan karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, nikmat sehat wal
‘afiat, nikmat ilmu pengetahuan dan nikmat iman serta Islam. Ya Allah, ya Tuhan kami.
Jadikanlah kami semua hamba-hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan
janganlah Engkau jadikan kami hamba-hamba yang ingkar dan kufur terhadap segala nikmat
yang telah Engkau berikan kepada kami.
َ
َ
ك
َ
ش ْنِئ
َ
ل. ٌدْي ِد
َ
ش
َ
ل يِاب
َ
ذَع َّنِإ ْم
ُ
تْر
َ
ف
َ
ك ْنِئ
َ
لَو ْم
ُ
كَّن َدْيِز
َ
أل ْم
ُ
تْرَ
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami,
kesalahan dan dosa kedua orang tua kami, kesalahan dan dosa saudara-saudara kami, kaum
muslimin dan muslimat yang telah melalaikan segala perintah-Mu dan melaksanakan segala
larangan-Mu. Andaikan Engkau tidak mengampuni dan memaafkan kami, kami takut pada
adzab-Mu di akhirat nanti dan pertentangan bathin dalam kehidupan dunia ini. Ya Allah.
Janganlah Engkau limpahkan adzab-Mu kepada kami, karena dosa dan kesalahan kami. Kami
yakin ya Allah, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih luas daripada adzab-Mu.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Terimalah segala amal ibadah kami, terimalah
ibadah puasa kami, terimalah shalat kami dan amal ibadah kami yang lain. Ya Allah,
jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu bertaqwa, yang ridha dan ikhlas untuk
melaksanakan segala aturan-Mu, yang ridha dan ikhlas, Islam sebagai ajaran-Mu, yang ridha
dan ikhlas, Al-Qur'an sebagai imam dan petunjuk kami, yang ridha dan ikhlas, Nabi
Muhammad Saw. sebagai panutan kami.
Allahumma ya Allah, ya Tuhan kami. Berbagai macam ujian dan musibah kini sedang
menimpa masyarakat dan bangsa kami. Kami yakin musibah itu bukan karena Engkau
membenci kami, akan tetapi sebagai peringatan agar kami semua lebih dekat dan lebih cinta
kepada-Mu. Agar kami semuanya lebih memiliki sikap وأطعنا سمعنا akan segala ketentuan-Mu.
Agar kami semua kembali pada agama-Mu, yaitu agama Islam yang Engkau ridhai.
َْمُه
َّ
ِلَع
َ
ل اْو
ُ
ِلِمَع ي ِذ
َّ
ال َضْعََ ْمُه
َ
قْي ِذُيِل ِاسَّالن ى ِدْي
َ
أ ْتَب َس
َ
ك ا َمِب ِر ْحَب
ْ
الَو ِرَب
ْ
ال ِفي ُاد َس
َ
ف
ْ
ال َرَه
َ
ظ.
َنْوُع ِجْرَياَنَّبَر
ٍَنُيْع
َ
أ
َ
ةَّر
ُ
ق اَنِتاَيِر
ُ
ذَو اَن ِاج َوْز
َ
أ ْنِم اَن
َ
ل ْب َهاَن
َ
لْرِف
ْ
غ
َ
ت ْم
َ
ل ْنِإَو اَن َس ُف
ْ
ن
َ
أ اَن ْم
َ
ِل
َ
ظ اَنَّبَر.ا ًام َمِإ َنْيِقَّت ُم
ْ
ِلِل اَن
ْ
ِلَع ْاجَو
َ
َ
ذَع اَنِقَو
ً
ةَن َس َح ِةَر ِاآلخ ىِف َو
ً
ةَن َس َح اَي
ْ
ن ُّالد ىِف اَنِتآ اَنَّبَر . َنْيِر ِاس
َ
الخ َنِم اَّن
َ
نْو
ُ
كَن
َ
ل اَن ْم َحْر
َ
تَو.ِارَّالن َاب