Silabus semester 1 mata kuliah membaca Al-Qur'an mencakup bab-bab tentang adab membaca, menulis surat-surat pendek, makharijul huruf, dan menulis huruf Hijaiyah. Dokumen ini juga menjelaskan 12 adab utama dalam membaca Al-Qur'an menurut para ulama, seperti berwudlu, membaca dengan khusyuk, menghadap kiblat, dan diakhiri dengan doa.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
BTQ SMP kelas 7 - Adab Membaca Al-Qur'an (Per-1).ppt
1.
2. SILABUS
SEMESTER 1
0 BAB 1 ADAB MEMBACA, MENDENGARKAN
DAN MENGHAPAL AL-QUR’AN
0 BAB 2 MENULIS QS. AL-IKHLAS, QS. AL-
FALAQ DAN QS. AN NAS
0 BAB 3 MAKHARIJUL HURUF
0 BAB 4 MENULIS HURUF HIJAIYAH
3.
4. Pendahuluan
0 Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya’
Ulumud Diin serta Imam Jalaluddin Asy-
Syuyuti dalam kitabnya, Al-Itqan fii
Ulumil Qur’an merumuskan beberapa
adab atau tata krama membaca Al
Qur’an, yaitu:
5. 1. BERWUDLU
Dianjurkan atau bahkan diwajibkan bersuci
(berwudhu) sebelum membaca Al Qur’an. Menurut
Imam Nawawi dalam At-Tibyan dan ijma’ ulama,
berwudhu itu hukumnya sunah.
Menurut Imam Haramain, tidak makruh hanya saja
meninggalkan keutamaan. Jika tidak ditemukan air,
boleh dengan cara tayamum.
Menurut Imam Malik Orang yang sedang junub dan
haid tidak boleh membacanya kecuali untuk
kepentingan belajar dan zikir atau tahaffuzh
(hafalan).
6. Firman Allah SWT
َونُرَّهَطُمْلا الِإ ُهُّسَمَي ال
“Tidak menyentuhnya (Al Qur’an) kecuali orang-orang yang
disucikan.” (Q.S 56, Al-Waqi’ah:79).
Pada ayat diatas, terdapat dua pemahaman:
Ketika berkeinginan membaca Al Qur’an, harus berwudhu
terlebih dahulu bagi yang mempunyai hadas kecil dan harus
mandi jika mempunyai hadas besar. Jadi Al Qur’an itu tidak
boleh disentuh seseorang, kecuali dia telah bersuci dengan
mandi dan wudhu.
Penafsiran ayat tersebut yang lebih esensi adalah, bahwa isi
kandungan Al Qur’an tidak dapat disentuh oleh seseorang jika
hatinya tidak disucikan. Barangsiapa yang hatinya bersih maka
dia mendapat hikmah dan berkah dari isinya. Jika tidak,
misalnya karena riya’ (pamer), maka dia tidak akan
memperoleh apa-apa.
7. 2. Membaca Al Qur’an dengan tangan
kanan atau bahkan dengan kedua tangan
Dengan begitu tampaklah bahwa Al
Qur’an sangat mulia dibanding dengan
barang atau benda-benda lain. Jika
membawanya untuk berjalan, maka diapit
pada dada oleh kedua tangan kita
8. 3. Membaca Al Qur’an di tempat yang
bersih, baik dirumah, musholla maupun
masjid
Tempat yang bersih tidak hanya bersih secara hissiyah,
misalnya tidak terkena najis, tetapi juga bersih dalam
arti maknawiyah. Yakni dibaca di tempat yang suci dan
terhindar dari tempat-tempat maksiat sehingga kita
sebagai pembaca tidak mencampuradukkan antara
perbuatan baik dengan peruatan yang batil
9. 4. Menghadap Kiblat
Seyogyanya menghadap kiblat seperti ketika
mengerjakan sholat, serta berpakaian yang
sopan, bersih dan suci, kalau perlu
menggunakan minyak wangi agar menambah
ketenangan dan kesenangan dalam mambaca Al
Qur’an, sehingga tidak merasa cepat bosan
karenanya.
10. 5. Khusyuk, tenang, tertib,
dan niatan yang ikhlas
Dibaca dengan rasa khusyuk, tenang, tertib, dan niatan yang ikhlas. Hal
ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, yaitu menyucikan hadas
terlebih dahulu kemudian bersiwak untuk membersihkan gigi, membaca
seakan-akan Allah swt. melihatnya, dibaca sesuai dengan ketentuan
tajwidnya, tidak tergesa-gesa, dan tidak terlalu mengeraskan suara agar
supaya tidak mengganggu orang lain atau orang yang sedang sholat.
Karena kalau mengganggu orang yang sholat wajib, maka bacaannya
menjadi haram, sebab sesuatu yang sunah tidak boleh mempengaruhi
yang wajib.
Jika kita berniat membaca Al Qur’an, maka tidak boleh karena rasa riya’
dan memikirkan aktifitas lain, hendaknya memperhatikan bacaan dan
memahami makna serta menghayati isi kandungannya.
11. 6. Diawali dengan bacaan Isti’adzah dan
Basmalah
Allah swt. Berfirman:
ْيَّشال َنِم ِ َّ
اَّللِب ْذِعَتْساَف َآنْرُقْلا َتْأَرَق اَذِإَف
ِِي َِِّالر ِانَط
“Maka jika kamu membaca Al Qur’an, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari
(godaan) setan yang terkutuk.” (Q.S. 16, An-Nahl:98)
ِينِاطَيَّشال ِتاَزَمَه ْنِم َكِب ُذُوعَأ ِِّبَر ْلُقَو
,
ُعَأَو
ِونُرُضْحَي ْنَأ ِِّبَر َكِب ُذو
“Aku meminta perlindungan kepada-Mu (Allah) dari bisikan setan dan aku berlindung kepada-
Mu (Allah) dari kedatangannya.” (Q.S. 23, Al-Mu’minun: 97-98).
َقَلَخ ِيذَّلا َكِِّبَر ِِْساِب ْأَرْقا
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”. (Q.S. , Al-Alaq:1).
Nabi saw. bersabda:
َوُهَف ِهللا ِِْسِبِب ِهْيِف ُأَدْبُيَال ٍلاَب ِىذ ٍ
رْمَا ُّلُك
ُُ َطْقَا
.
داود رواه
“Setiap urusan yang penting tanpa dimulai dengan bacaan Basmalah, maka putus berkahnya.”
(H.R. Abu Dawud).
12. 7. Menghayati isi kandungannya
Bagi pembaca yang sudah mengerti artinya, maka harus
benar-benar menghayati isi kandungannya, sehingga Al
Qur’an mampu memberi makna hidup yang benar-
benar dapat membahagiakan kehidupan pembaca.
Sedangkan bagi yang belum mengerti artinya, harus
berusaha belajar melalui terjemahan atau kepada orang
yang ahli
13. 8. Al Qur’an dialunkan dengan suara yang
merdu dan enak didengar, sehingga dapat
menarik minat baca bagi dirinya dan juga
pendengan lainnya
14. 9. Jangan membaca Al Qur’an selagi
mengerjakan aktifitas lainnya
Contoh: berbicara dengan orang yang tidak berkaitan
dengan bacaan yang kita baca, bermain-main serta
aktifitas yang dapat merendahkan derajatnya.
Mengingat Al Qur’an itu firman Allah dan dengan
menghormati Al Qur’an berarti menghormati juga
pembuatnya (Allah). Sebaliknya, bila merendahkannya
maka sama halnya merendahkan Allah swt.
15. 10. Menghentikan bacaan Al Qur’an jika
pembaca sudah capek dengan maksud
agar bacaannya tidak mudah keliru, serta
bila pembaca menguap, kentut (keluar
angin), dan mempunyai aktifitas lain yang
lebih penting, misalkan sholat dan
sebagainya
16. 11. Hendaklah membaca Al Qur’an secara
istiqamah (kontinue) walaupun pada
setiap harinya hanya satu makra’.
Karena istiqamah itu lebih baik daripada
seribu karamah. Demikian juga seseorang
yang hari esoknya lebih baik, maka ia
menjadi orang yang beruntung, tetapi jika
sama maka menjadi orang yang merugi,
apalagi lebih jelek maka dia menjadi orang
yang zalim
17. 12. Seusai membaca Al-Qur’an diiringi
doa
Contoh doa:
ِبَحْال ُهُلوُس َر َغَّلَب َو ُمْيِظَعْال ُهللا َقَدَص
ِلذ ىَلَع ُنَْحن َو ُمْي ِ
رَكال ُْبي
نِم َك
ِبَر ِهللُدْمَحال َو َْني ِ
رِكاَّشال َو َْنيِدِهاَّشال
ْنيِمَلاَعال
“Maha Benar dan Maha Besar Allah, dan telah sampai
Rasul-Nya yang tercinta dan mulia, dan kami atas
demikian itu sebagai saksi dan orang-orang yang
bersyukur. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian
alam.”