SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Dental Implant
By
drg. Budiono, M.Pd
Pendahuluan
• Gigi tiruan merupakan pengganti gigi geligi
yang hilang dengan tujuan untuk
mengembalikan fungsi stomatognatik.
• Penggantia gigi yang hilang dapat dilakukan
dengan aplikasi gigi tiruan lepasan bagik
sebagian maupun lengkap, gigi tiruan cekat
(crown and bradge) dan implan gigi.
• Implan gigi masa kini berdasarkan Konfrensi The North American
Dental Proffesion (Toronto 1982) adalah berdasarkan konsep
osseointegration yaitu penyatuan antara bahan impan dengan
tulang.
• Implan gigi menjadi salah satu pilihan menarik yang berkembang
sangat pesat pada praktek kedokteran gigi.
• Bagian implan yang tertanam dalam tulang rahang dan bagian
implan yang menonjol pada jaringan mukosa digunakan untuk
menghasilkan penjangkaran yang dapat meningkatkan retensi dan
stabilitas pada gigi tiruan diatasnya (McKinney, 1991).
• Menurut Branemark (1987), implan dengan metoda
oseointegrasinya dapat digunakan untuk mengatasi pasien tidak
bergigi pada semua tingkatan resorbsi, bahkan pada keadaan
resorpsi yang ekstrim dan diskontinuitas rahang atas dan rahang
bawah dengan bantuan grafting pada tempat implan dipasang.
Bagian-bagian Implan
• Badan Implan
• Healing Cup
• Abutment
• Mahkota
Implant Body
• Merupakan bagian implan yang ditempatkan dalam
tulang dapat berupa silinder berulir atau tidak
berulir, dapat menyerupai akar atau pipih.
• Bahan yang digunakan bisa terbuat dari titanium saja
atau titanium alloy dengan atau tanpa dilapisi
hidroksi apatit (HA).
(Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
Healing Cup
• Merupakan komponen berbentuk kubah yang ditempatkan
pada permukaan implan dan sebelum penempatan abutment
Komponen ini meiliki panjang yang bervariasi antara 2 mm
sampai 10 mm (Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
Abutment
• Adalah bagian komponen implan yang
disekrupkan dimasukan secara langsung ke
dalam badan implan.
• Dipasangkanmenggantikan healling cup
dan merupakan tempat melekatnya
mahkota porselain.
• Memili permukaan yang halus, terbuat dari
titanium atau titanium alloy, panjang dari 1
mm sampai 10 mm
(Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
Mahkota
• Merupakan protesa gigi yang diletakkan pada
permukaan abutmen dengan sementasi ( tipe
cemented) atau dengan sekrup (tipe screwing)
sebagai pengganti mahkota gigi dan terbuat
dari porselain
Macam-macam Implan Gigi
Berdasarkan Lokasi Jaringan Tempat Implan
1. Implan Subperiosteal
• Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada dibawah
perioteum.
• Sering dipergunakan pada rahang yang sudah tak bergigi, baik untuk
rahang atas maupun rahang bawah.
2. Implan Transosseus
Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah dan
penggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja.
3. Implan Intramukosal atau Submukosal
• Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya menyerupai
kancing, oleh karena itu disebut button insert.
• Penggunaanya hanya terbatas pada rahang atas yang sudah tidak
bergigi.
4. . Implan Endodontik Endosteal
• Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang melalui saluran
akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan untuk pengisian saluran akar
gigi.
• Tujuannya untuk menambah stabilitas gigi yang memiliki akar pendek,
misalnya setelah dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi
yang goyang.
5. Implan Endosseus atau Endosteal
• Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum.
• Paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para praktisi.
• Bentuk bisa berupa root form atau blade form.
• Keuntungan dapat dilakukan pada pasien bergigi dan tidak bergigi
dengan semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang
ekstrim dengan bantuan grafting.
Bahan Implan
• Bahan Implan Yang Terbuat Dari Logam
1) Titanium, Tantalum.
2) Titanium, Vanadium, Alumunium alloy (paling banyak digunakan)
3) Ferum, Chromium, Nickel.
4) Cobalt, Chromium, Molybdenum.
• Bahan Implan Bukan Logam
1) Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous
Polymethyl Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan
Vitrous Carbon (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica.
2) Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon
atau Low Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau
Ultra Low Temperature Isotropic (ULTI)
3) Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous
Ceramic, Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non-
Biodegradable
.
Indikasi Dan Kontra Indikasi
(indikasi)
• Indikasi Umum: Motivasi, kooperatif dan oral
hygiene baik, usia diata 16 tahun.
• Indikasi lokal : Kehilangan gigi; Agenesis suatu
gigi; Sebagai penyangga distal pada kehilangan
gigi berujung bebas; Atrofi tulang alveolar,
baik pada maksila maupun mandibula
Indikasi Dan Kontra Indikasi
(kontraindikasi)
• Kontra Indikasi Umum Yang Absolut (mutlak)
a. Usia di bawah 16 tahun
b. Gangguan hematopoiesis, pembekuan darah
dan sistem endokrin
c. Terapi penyakit kardiovaskuler yang resisten
d. Malignant tumor dengan prognosa yang
buruk
e. Gangguan permanen pada sistem imun (HIV)
f. Gangguan mental/ kepribadian yang
psychopathy
• Kontra Indikasi Umum Relatif
a. Alergi
b. Rheumatoid ringan
c. Fokal infeksi yang menyeluruh
d. Penyakit-penyakit akut
e. Kehamilan
f. Adiksi terhadap obat, alcohol, dll
g. Adanya stress fisik
• Kontra Indikasi Lokal Absolut
a. Adanya penyakit di daerah rahang
b. Myoarthropathy
c. Pasien-pasien dengan kebiasaan buruk
d. Osteomyelitis kronis atau akut
e. Bone deficits
f. Kondisi anatomi dan topografi yang unfavorable dan
unatferable
g. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut
yang baik
• Kontra Indikasi Lokal Relatif
a. Temporary bone deficits (misalnya setelah ekstraksi gigi
atau ekstirpasi kista)
b. Maxillary deficits
c. Secara topografi dan kondisinya tidak memungkinkan.
Osseintegrasi (osseointegration)
adalah hubungan langsung antara tulang sehat dan tepi
implan endoseus pada tingkat mikroskop cahaya (
McGlumphy dan Larsen, 2003).
Faktor utama yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
osseointrgration antar dua permukaan tulang dan implan
adalah :
a. Bahan yang biokompatibel
b. Implan yang beradaptasi dengan tepat pada tulang
yang dipreparasi
c. Pembedahan yang atraumatik untum meminimalis
kerusakan jaringan
d. Fase penyembuhan yang tidak terganggu dan adanya
imobilitas.
DIAGNOSIS DAN RENCANA
PEMASANGAN IMPLAN
1. Seleksi Pasien
a. Kapasitas penyembuhan
luka normal
b. Memiliki kesehatan gigi
dan mulut yang baik
c. Memiliki tulang yang
sehat dalam volume
yang memadai
(tipe 1: terdiri dari tulang kompak yang homogen; tipe 2: tulang
kompak tebal mengelilingi tulang trabekular padat; tipe 3: tulang
kompak tipis mengelilingi tulang trabekular padat; tipe 4: tulang
kompak tipis mengelilingi tulang trabekular yang kepadatannya rendah)
(Misch, 2005)
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Studi Model
b. Pemeriksaan radiograf
c. Pembuatan Surgical Stant/template
Oblique image dari mandibular Dentascan. Image ini dapat digunakan
untuk menentukan panjang implan optimal dan inklinasi relatif gigi
PROSEDUR PEMBEDAHAN (implantasi)
• Prosedur Pembedahan Untuk Implan Satu Gigi
(Karasutisna, 2002).
1. Setelah dilakukan anestesi dilanjutkan insisi pada daerah tempat implan ditanam.
Mukoperiosteum dibuka dengan menggunakan scalpel tajam dan flap
mukoperiosteal harus dipisahkan dengan hati-hati menggunakan elevator
periosteal.
2. Gunakan lance drill untuk menembus tulang kortikal sebagai tempat insersi implan.
Kecepatan yang digunakan antara 800-1200rpm.
3. Kemudian gunakan twist drill. Panjang
drill disesuaikan berdasarkan kode
ukuran implan.
5. Gunakan parallel pin untuk memeriksa
posisi dan arah lubang. Selain itu
gunakan juga untuk menetapkan
hubungan oklusal dengan gigi
antagonis.
4. Menggunakan depth gauge, kedalaman
lubang dan kondisi dasar lubang
diperiksa
6. Kemudian gunakan pilot drill untuk memudahkan jalan masuk drill dan mencegah
terjadinya perubahan pada alur preparasi.
7. Setelah menggunakan pilot drill, kemudian perlebar dengan menggunakan twist drill
Ø3,0 dan Ø3,6 secara berurutan.
8. Pembedahan pada tulang dengan kepadatan D1 memerlukan tapping,
sedangkan pada tulang dengan kepadatan D2 tergantung kebijaksanaan
operator. Untuk tulang dengan kepadatan D3 dan D4 proses tapping tidak
dilakukan. Pada proses taping digunakan torque wrench. Saat tap
menyentuh tulang, proses tapping dilanjutkan dengan menggunakan hand
tapping.
9. Kemudian sambungkan implan dengan
mount driver. Pada tahap akhir gunakan
torque wrench tanpa menggunakan tenaga
putaran yang berlebih.
10. Lepaskan mount fixture dan tutup implan dengan menggunakan cover screw yang
sesuai.
11. Lakukan penjahitan pada ginggiva dengan
menggunakan bahan jahitan non-absorbable. Sebuah
jahitan ditempatkan pada setiap sisi implan untuk
memastikan bahwa sudut luka akan beradaptasi terhadap
implan tanpa mengalami tekanan. Gunakan jahitan
interrupted dengan hati-hati dan tidak terlalu kencang
sehingga papilla dan margin gusi tetap terjaga (Straumann,
1995).
Keberhasilan Implan Gigi
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu implan diantaranya (Pedlar
dan Frame, 2001):
1. Biokompatibilitas dari implan material
2. Desain implan
3. Karakteristik permukaan implan
4. Kesehatan fisik dari pasien
5. Kondisi anatomi yang baik
6. Kooperasi pasien, status oral hygiene, kebiasaan merokok
7. Pengalaman operator
8. Beban implan setelah osseointegrasi.
Berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan keadaan-
keadaan dibawah ini (Karasutisna, 2002):
1. Ketebalan tulang di lingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm di
sisi fasial dari implan
2. Jarak antar implan minimal 3 mm
3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm
4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm
5. Ketinggian tulang yang adekuat umumnya dijumpai diantara
nasal cavity dan sinus maksilaris
6. Jarak antara implan dan canalis alveolaris inferior minimal 2
mm
Kriteria Keberhasilan Suatu Implan
a.Pada pemeriksaan klinis, mobilitas implan kurang dari 1 mm
b.Tidak terdapat radiolusensi
c.Bone loss harus kurang dari satu per tiga tinggi implan.
d.Tidak terdapat infeksi dan kerusakan struktur. Bila terdapat
inflamasi harus dilakukan perawatan
e.Tingkat kesuksesan implan 75% atau lebih setelah 5 tahun
fungsi.
(Schnitman dan Schulman (1979) dalam (Anusavice, 2003))
KOMPLIKASI IMPLAN GIGI
• Komplikasi Intraoperatif
a. Hemoragi
b. Trauma Saraf
c. Terbukanya Sinus Maksilaris
d. Kerusakan pada Gigi Tetangga
e. Fraktur Implan dan Instrumen
f. Benda Asing
g. Emfisema di Bagian Wajah dan Leher
• Komplikasi Postoperatif
a. Komplikasi Awal
1. Pembengkakan (wound edema)
2. Hemoragi dan Hematoma Postoperatif
3. Infeksi Awal
4. Kerusakan Saraf
b. Komplikasi Akhir
a. Implan longgar
b. Infeksi akhir (late infection)
c. Degradasi Tulang
d. Kerusakan Saraf Sekunder
e. Fraktur Implan
Referensi
• Setiawan, R. 2013. “Penatalaksanaan Relining Pada Gigitiruan Sebagian Lepasan (Gtsl)”. Jurnal Ilmiah
WIDYA. Vol. 1 Hal 61-64.
• Yamamoto, T, et al. 2014. “Social Determinants Of Denture/Bridge Use: Japan Gerontological Evaluation
Study Project Cross-Sectional Study In Older Japanese”. BMC Oral Health, Volume 14 No. 63. Hal 1-11.
• Anusavice, K.J. 2003. Philip’s of Dental Material 11th ed. Saunders.
• Block, MS., 2001, Colour Atlas of Dental Implant Surgery, WB Saunders Co., Philadelphia
• Block, MS. And Achong, RM. 2004. Osseointegration in Peterson’s Oral and
• Maxillofacial Surgery. Milloro, M (editor). Edisi ke 2 BC Decker Inc. Ontario.
• Branemark, 1987. Tissue Integrated Prosthesis. Osteointegratiom in Clinical Dentistry, 1 st editrion,
Germany : Kosel GmbH & Co.
• Engelman, MJ., 1996, Clinical Decision and Treatment Planning Osteointegration, Quintessence Pub. Co.
Inc. Illionos
• Jokstad, A., Braegger, U., Brunski, J. B., Carr, A. B, Naert, I., dan Wennerberg, A. 2003. Quality of Dental
Implans. International Dental Journal; Supp. 2;6/03. FDI Dental Press.
• Karasutisna, T. 2002. Bahan Ajar Ilmu Bedah Mulut. Tinjauan Umum Dental Implan dan Pengenalan Sistem
Implan ITI. Bagian Bedah Mulut FKG UNPAD.
• Manurung, R. 1997. Tinjauan Umum Dental Implan. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
• Mc Glumphy, EA dan Larsen, PE., 2003, Contemporary Implant Dentistry, In Peterson Implant Dentistry,
Contemporary Oral and Maxilofacial Surgery, Fourth ed. Mosby, St Louis.
• McKinney, R. V. 1991. Endosteal Dental Implan. 1st edition. Toronto: Mosby year Book.
• Misch, C. E. 2005. Dental Implan Prosthetic. Mosby

More Related Content

What's hot

Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakVina Widya Putri
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalAmalia Virgita
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 
Resorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis GigiResorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis Gigiwahyuni majid
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasienikaa388
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaChusna Wardani
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteVina Widya Putri
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 

What's hot (20)

Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Resorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis GigiResorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis Gigi
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 

Similar to IMPLAN GIGI

Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)dentalid
 
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.pptYeremiaGultom2
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxDewoBontang
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Yasirecin Yasir
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1yes ican
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3cameliasenada
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptMuhammadFadli954524
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasIrma Ariany Syam
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxSiskaSihombing4
 
Trauma dentoalveolar
Trauma dentoalveolarTrauma dentoalveolar
Trauma dentoalveolarcree p. y.
 

Similar to IMPLAN GIGI (20)

Skripsi uly
Skripsi ulySkripsi uly
Skripsi uly
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
 
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt
9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
 
Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
15766-51124-1-PB (1).pdf
15766-51124-1-PB (1).pdf15766-51124-1-PB (1).pdf
15766-51124-1-PB (1).pdf
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
 
Trauma dentoalveolar
Trauma dentoalveolarTrauma dentoalveolar
Trauma dentoalveolar
 
Cover
CoverCover
Cover
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (14)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 

IMPLAN GIGI

  • 2. Pendahuluan • Gigi tiruan merupakan pengganti gigi geligi yang hilang dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi stomatognatik. • Penggantia gigi yang hilang dapat dilakukan dengan aplikasi gigi tiruan lepasan bagik sebagian maupun lengkap, gigi tiruan cekat (crown and bradge) dan implan gigi.
  • 3. • Implan gigi masa kini berdasarkan Konfrensi The North American Dental Proffesion (Toronto 1982) adalah berdasarkan konsep osseointegration yaitu penyatuan antara bahan impan dengan tulang. • Implan gigi menjadi salah satu pilihan menarik yang berkembang sangat pesat pada praktek kedokteran gigi. • Bagian implan yang tertanam dalam tulang rahang dan bagian implan yang menonjol pada jaringan mukosa digunakan untuk menghasilkan penjangkaran yang dapat meningkatkan retensi dan stabilitas pada gigi tiruan diatasnya (McKinney, 1991). • Menurut Branemark (1987), implan dengan metoda oseointegrasinya dapat digunakan untuk mengatasi pasien tidak bergigi pada semua tingkatan resorbsi, bahkan pada keadaan resorpsi yang ekstrim dan diskontinuitas rahang atas dan rahang bawah dengan bantuan grafting pada tempat implan dipasang.
  • 4. Bagian-bagian Implan • Badan Implan • Healing Cup • Abutment • Mahkota
  • 5. Implant Body • Merupakan bagian implan yang ditempatkan dalam tulang dapat berupa silinder berulir atau tidak berulir, dapat menyerupai akar atau pipih. • Bahan yang digunakan bisa terbuat dari titanium saja atau titanium alloy dengan atau tanpa dilapisi hidroksi apatit (HA). (Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
  • 6. Healing Cup • Merupakan komponen berbentuk kubah yang ditempatkan pada permukaan implan dan sebelum penempatan abutment Komponen ini meiliki panjang yang bervariasi antara 2 mm sampai 10 mm (Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
  • 7. Abutment • Adalah bagian komponen implan yang disekrupkan dimasukan secara langsung ke dalam badan implan. • Dipasangkanmenggantikan healling cup dan merupakan tempat melekatnya mahkota porselain. • Memili permukaan yang halus, terbuat dari titanium atau titanium alloy, panjang dari 1 mm sampai 10 mm (Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE., 2003).
  • 8. Mahkota • Merupakan protesa gigi yang diletakkan pada permukaan abutmen dengan sementasi ( tipe cemented) atau dengan sekrup (tipe screwing) sebagai pengganti mahkota gigi dan terbuat dari porselain
  • 9. Macam-macam Implan Gigi Berdasarkan Lokasi Jaringan Tempat Implan 1. Implan Subperiosteal • Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada dibawah perioteum. • Sering dipergunakan pada rahang yang sudah tak bergigi, baik untuk rahang atas maupun rahang bawah. 2. Implan Transosseus Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah dan penggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja. 3. Implan Intramukosal atau Submukosal • Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya menyerupai kancing, oleh karena itu disebut button insert. • Penggunaanya hanya terbatas pada rahang atas yang sudah tidak bergigi.
  • 10. 4. . Implan Endodontik Endosteal • Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang melalui saluran akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan untuk pengisian saluran akar gigi. • Tujuannya untuk menambah stabilitas gigi yang memiliki akar pendek, misalnya setelah dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi yang goyang. 5. Implan Endosseus atau Endosteal • Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum. • Paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para praktisi. • Bentuk bisa berupa root form atau blade form. • Keuntungan dapat dilakukan pada pasien bergigi dan tidak bergigi dengan semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan bantuan grafting.
  • 11. Bahan Implan • Bahan Implan Yang Terbuat Dari Logam 1) Titanium, Tantalum. 2) Titanium, Vanadium, Alumunium alloy (paling banyak digunakan) 3) Ferum, Chromium, Nickel. 4) Cobalt, Chromium, Molybdenum. • Bahan Implan Bukan Logam 1) Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous Polymethyl Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan Vitrous Carbon (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica. 2) Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon atau Low Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau Ultra Low Temperature Isotropic (ULTI) 3) Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous Ceramic, Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non- Biodegradable .
  • 12. Indikasi Dan Kontra Indikasi (indikasi) • Indikasi Umum: Motivasi, kooperatif dan oral hygiene baik, usia diata 16 tahun. • Indikasi lokal : Kehilangan gigi; Agenesis suatu gigi; Sebagai penyangga distal pada kehilangan gigi berujung bebas; Atrofi tulang alveolar, baik pada maksila maupun mandibula
  • 13. Indikasi Dan Kontra Indikasi (kontraindikasi) • Kontra Indikasi Umum Yang Absolut (mutlak) a. Usia di bawah 16 tahun b. Gangguan hematopoiesis, pembekuan darah dan sistem endokrin c. Terapi penyakit kardiovaskuler yang resisten d. Malignant tumor dengan prognosa yang buruk e. Gangguan permanen pada sistem imun (HIV) f. Gangguan mental/ kepribadian yang psychopathy
  • 14. • Kontra Indikasi Umum Relatif a. Alergi b. Rheumatoid ringan c. Fokal infeksi yang menyeluruh d. Penyakit-penyakit akut e. Kehamilan f. Adiksi terhadap obat, alcohol, dll g. Adanya stress fisik
  • 15. • Kontra Indikasi Lokal Absolut a. Adanya penyakit di daerah rahang b. Myoarthropathy c. Pasien-pasien dengan kebiasaan buruk d. Osteomyelitis kronis atau akut e. Bone deficits f. Kondisi anatomi dan topografi yang unfavorable dan unatferable g. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut yang baik • Kontra Indikasi Lokal Relatif a. Temporary bone deficits (misalnya setelah ekstraksi gigi atau ekstirpasi kista) b. Maxillary deficits c. Secara topografi dan kondisinya tidak memungkinkan.
  • 16. Osseintegrasi (osseointegration) adalah hubungan langsung antara tulang sehat dan tepi implan endoseus pada tingkat mikroskop cahaya ( McGlumphy dan Larsen, 2003). Faktor utama yang dibutuhkan untuk mencapai suatu osseointrgration antar dua permukaan tulang dan implan adalah : a. Bahan yang biokompatibel b. Implan yang beradaptasi dengan tepat pada tulang yang dipreparasi c. Pembedahan yang atraumatik untum meminimalis kerusakan jaringan d. Fase penyembuhan yang tidak terganggu dan adanya imobilitas.
  • 17. DIAGNOSIS DAN RENCANA PEMASANGAN IMPLAN 1. Seleksi Pasien a. Kapasitas penyembuhan luka normal b. Memiliki kesehatan gigi dan mulut yang baik c. Memiliki tulang yang sehat dalam volume yang memadai (tipe 1: terdiri dari tulang kompak yang homogen; tipe 2: tulang kompak tebal mengelilingi tulang trabekular padat; tipe 3: tulang kompak tipis mengelilingi tulang trabekular padat; tipe 4: tulang kompak tipis mengelilingi tulang trabekular yang kepadatannya rendah) (Misch, 2005)
  • 18. 2. Pemeriksaan Penunjang a. Studi Model b. Pemeriksaan radiograf c. Pembuatan Surgical Stant/template Oblique image dari mandibular Dentascan. Image ini dapat digunakan untuk menentukan panjang implan optimal dan inklinasi relatif gigi
  • 19. PROSEDUR PEMBEDAHAN (implantasi) • Prosedur Pembedahan Untuk Implan Satu Gigi (Karasutisna, 2002). 1. Setelah dilakukan anestesi dilanjutkan insisi pada daerah tempat implan ditanam. Mukoperiosteum dibuka dengan menggunakan scalpel tajam dan flap mukoperiosteal harus dipisahkan dengan hati-hati menggunakan elevator periosteal. 2. Gunakan lance drill untuk menembus tulang kortikal sebagai tempat insersi implan. Kecepatan yang digunakan antara 800-1200rpm.
  • 20. 3. Kemudian gunakan twist drill. Panjang drill disesuaikan berdasarkan kode ukuran implan. 5. Gunakan parallel pin untuk memeriksa posisi dan arah lubang. Selain itu gunakan juga untuk menetapkan hubungan oklusal dengan gigi antagonis. 4. Menggunakan depth gauge, kedalaman lubang dan kondisi dasar lubang diperiksa
  • 21. 6. Kemudian gunakan pilot drill untuk memudahkan jalan masuk drill dan mencegah terjadinya perubahan pada alur preparasi. 7. Setelah menggunakan pilot drill, kemudian perlebar dengan menggunakan twist drill Ø3,0 dan Ø3,6 secara berurutan.
  • 22. 8. Pembedahan pada tulang dengan kepadatan D1 memerlukan tapping, sedangkan pada tulang dengan kepadatan D2 tergantung kebijaksanaan operator. Untuk tulang dengan kepadatan D3 dan D4 proses tapping tidak dilakukan. Pada proses taping digunakan torque wrench. Saat tap menyentuh tulang, proses tapping dilanjutkan dengan menggunakan hand tapping. 9. Kemudian sambungkan implan dengan mount driver. Pada tahap akhir gunakan torque wrench tanpa menggunakan tenaga putaran yang berlebih.
  • 23. 10. Lepaskan mount fixture dan tutup implan dengan menggunakan cover screw yang sesuai. 11. Lakukan penjahitan pada ginggiva dengan menggunakan bahan jahitan non-absorbable. Sebuah jahitan ditempatkan pada setiap sisi implan untuk memastikan bahwa sudut luka akan beradaptasi terhadap implan tanpa mengalami tekanan. Gunakan jahitan interrupted dengan hati-hati dan tidak terlalu kencang sehingga papilla dan margin gusi tetap terjaga (Straumann, 1995).
  • 24. Keberhasilan Implan Gigi Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu implan diantaranya (Pedlar dan Frame, 2001): 1. Biokompatibilitas dari implan material 2. Desain implan 3. Karakteristik permukaan implan 4. Kesehatan fisik dari pasien 5. Kondisi anatomi yang baik 6. Kooperasi pasien, status oral hygiene, kebiasaan merokok 7. Pengalaman operator 8. Beban implan setelah osseointegrasi.
  • 25. Berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan keadaan- keadaan dibawah ini (Karasutisna, 2002): 1. Ketebalan tulang di lingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm di sisi fasial dari implan 2. Jarak antar implan minimal 3 mm 3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm 4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm 5. Ketinggian tulang yang adekuat umumnya dijumpai diantara nasal cavity dan sinus maksilaris 6. Jarak antara implan dan canalis alveolaris inferior minimal 2 mm
  • 26. Kriteria Keberhasilan Suatu Implan a.Pada pemeriksaan klinis, mobilitas implan kurang dari 1 mm b.Tidak terdapat radiolusensi c.Bone loss harus kurang dari satu per tiga tinggi implan. d.Tidak terdapat infeksi dan kerusakan struktur. Bila terdapat inflamasi harus dilakukan perawatan e.Tingkat kesuksesan implan 75% atau lebih setelah 5 tahun fungsi. (Schnitman dan Schulman (1979) dalam (Anusavice, 2003))
  • 27. KOMPLIKASI IMPLAN GIGI • Komplikasi Intraoperatif a. Hemoragi b. Trauma Saraf c. Terbukanya Sinus Maksilaris d. Kerusakan pada Gigi Tetangga e. Fraktur Implan dan Instrumen f. Benda Asing g. Emfisema di Bagian Wajah dan Leher
  • 28. • Komplikasi Postoperatif a. Komplikasi Awal 1. Pembengkakan (wound edema) 2. Hemoragi dan Hematoma Postoperatif 3. Infeksi Awal 4. Kerusakan Saraf b. Komplikasi Akhir a. Implan longgar b. Infeksi akhir (late infection) c. Degradasi Tulang d. Kerusakan Saraf Sekunder e. Fraktur Implan
  • 29. Referensi • Setiawan, R. 2013. “Penatalaksanaan Relining Pada Gigitiruan Sebagian Lepasan (Gtsl)”. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol. 1 Hal 61-64. • Yamamoto, T, et al. 2014. “Social Determinants Of Denture/Bridge Use: Japan Gerontological Evaluation Study Project Cross-Sectional Study In Older Japanese”. BMC Oral Health, Volume 14 No. 63. Hal 1-11. • Anusavice, K.J. 2003. Philip’s of Dental Material 11th ed. Saunders. • Block, MS., 2001, Colour Atlas of Dental Implant Surgery, WB Saunders Co., Philadelphia • Block, MS. And Achong, RM. 2004. Osseointegration in Peterson’s Oral and • Maxillofacial Surgery. Milloro, M (editor). Edisi ke 2 BC Decker Inc. Ontario. • Branemark, 1987. Tissue Integrated Prosthesis. Osteointegratiom in Clinical Dentistry, 1 st editrion, Germany : Kosel GmbH & Co. • Engelman, MJ., 1996, Clinical Decision and Treatment Planning Osteointegration, Quintessence Pub. Co. Inc. Illionos • Jokstad, A., Braegger, U., Brunski, J. B., Carr, A. B, Naert, I., dan Wennerberg, A. 2003. Quality of Dental Implans. International Dental Journal; Supp. 2;6/03. FDI Dental Press. • Karasutisna, T. 2002. Bahan Ajar Ilmu Bedah Mulut. Tinjauan Umum Dental Implan dan Pengenalan Sistem Implan ITI. Bagian Bedah Mulut FKG UNPAD. • Manurung, R. 1997. Tinjauan Umum Dental Implan. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. • Mc Glumphy, EA dan Larsen, PE., 2003, Contemporary Implant Dentistry, In Peterson Implant Dentistry, Contemporary Oral and Maxilofacial Surgery, Fourth ed. Mosby, St Louis. • McKinney, R. V. 1991. Endosteal Dental Implan. 1st edition. Toronto: Mosby year Book. • Misch, C. E. 2005. Dental Implan Prosthetic. Mosby