3. 1912
GERAKAN ANAK MUDA:
KH. Ahmad Dahlan: 44 Tahun
KH. Ibrahim: 38 Tahun
KH. Hisyam: 32 Tahun
GERAKAN INTELEKTUAL
Dari Mitos ke Logos
Core Bisnis: Pendidikan
Pembaharuan dan kemajuan (model sekolah,
gerakan kepanduan HW, dari model kepanduan
Kristen Solo)
KESIMPULAN: Generasi pertama adalah intelektual
muda tercerahkan
4. Lahirnya PTM
1. 1912: lahirnya Muhammadiyah
2. 1920: Visi pendirian PTM dideklarasikan oleh
KH. Hisyam pada 18 Juni 1920
3. 1955: lahirnya PTM pertama kali di Padang
Panjang, Sumatera Barat.
4. 2013: PTM kompetitif di tingkat Internasional.
Pertama kali PTM meraih Akreditasi Institutsi
A oleh UM Malang dan UM Yogyakarta
5.
6. PTM: Amal Usaha
Muhammadiyah
Perguruan Tinggi Muhammadiyah merupakan
suatu Amal Usaha Muhammadiyah di bidang
pendidikan. Sehingga dalam pergerakannya
harus mampu bersinergi dengan persyarikatan
dan mendasarkan pada nilai-nilai Islam dan
Kemuhammadiyahan.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus
mengisi institusi sebagai kekuatan penggerak
misi dakwah Muhammadiyah.
7. PTM sebagai salah satu bentuk amal usaha,
bertujuan sebagai media dakwah dalam
menyebarkan dakwah Islam sesuai ajaran Al
Quran dan Sunnah Rasulullah kepada
masyarakat.
Dengan tujuan sebagai media dakwah, PTM
berkewajiban untuk melahirkan gagasan-
gasasan dakwah yang berkemajuan dan
kader-kader dakwah yang mampu menjawab
persoalan kehidupan umat dan bangsa.
8. PTM berfungsi sebagai center of excellence
(uswah hasanah, pusat keunggulan) di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat serta sebagai driving force
(kekuatan penggerak) gerakan dakwah dan
tajdid Muhammadiyah yang melintasi zaman
untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
9. Fungsi PTM salah satunya adalah sebagai
media dakwah dalam menyebarkan ajaran
Islam berlandaskan Al Qur’an dan Sunnah
Maqbulah kepada masyarakat melalui
Muhammadiyah.
Sehingga semua Civitas akademik di PTM
mulai Pimpinan, Dosen, Karyawan dan
Mahasiswa mempunyai tanggung jawab ini.
Minimal harus bisa Baca Tulis Al – Qur’an (
BTQ) sebagi modal dakwah di masyarakat.
10. DAKWAH DALAM KONTEKS
1. Islam adalah agama Dakwah (Agama
Dakwah: Islam, Kristen, Katolik)
2. Ciri organisasi Muhammadiyah: Gerakan
Islam, Dakwah dan Tajdid
3. AUM (PTM) sebagai sarana Dakwah
4. Setiap Muslim wajib berdakwah (Lisan,
Tulisan, tindakan)
11. Memahami Arti Dakwah Muhammadiyah
Muhammadiyah memahami kata “dakwah”
bukan sekadar melaksanakan kegiatan
pengislaman dalam arti formal.
Lebih jauh dari itu, Dakwah diartikan sebagai
upaya menyeluruh untuk
menumbuhkembangkan kondisi ideal dalam
takaran Islam, Sehingga rumusan tujuan
Muhammadiyah selalu mengarah pada
“pengislaman” dalam arti yang sebenar-
benarnya.
12. Metode Penyebaran Dakwah dalam
Muhamamdiyah
1. Dakwah bil lisan (melalui perkataan)
2. Dakwah bil-hal (melalui perbuatan langsung)
3. Dakwah bi-tadwin (melalui tulisan)
4. Dakwah bil-hikmah (secara arif dan
bijaksana)
14. Dakwah Alternatif dalam Dunia
Digital
Mahasiswa Muhammadiyah perlu semakin terlibat proaktf dan
sistematis dalam melakukan dakwah pada komunitas media
sosial dengan tujuan:
1. Sebagai media komunikasi, yaitu untuk mempertahankan
hubungan dan penyampaian pesan dakwah kepada umat dan
warga persyarikatan yang semakin banyak memanfaatkan
media sosial.
2. Sebagai upaya memberikan warna dakwah ke dalam interaksi
media sosial yang cenderung lebih banyak berisi aktvitas untuk
mengisi waktu luang (trivial activites) dan beresiko membawa
dampak sosial yang buruk (hate speech, penipuan,
perselingkuhan, hingga perkelahian dan pembunuhan).
3. Terlibat dalam eksperimentasi penemuan dan penciptaan
komunitas dunia maya alternatif yang lebih bertanggungajwab,
bermoral dan Islami sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah
15. Strategi Memperkuat Dakwah dan
Kaderisasi
1. Menjadikan wawasan Al Islam dan Kemuhammadiyah
sebagai basic pengetahuan seluruh civitas akademika di
lingkungan PTM.
2. Membangun dan memperkuat peran pusat-pusat Ilmu atau
lembaga pengetahuan/riset.
3. Menempatkan seluruh warga PTM sebagai kaderisasi dan
pelaku dakwah Muhammadiyah.
4. Memperluas cakupan dakwah-dakwah Muhammadiyah
dengan memperkuat model dakwah bil hal.
5. Mendistribusikan kader PTM sebagai pengurus
Muhammadiyah.
6. Mengorbitkan kader-kader PTM untuk kepentingan umat,
Bangsa dan Persyarikatan.
16. Sifat Muhammadiyah
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar
dan falsafah negara yang sah.
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela
kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
17.
18. KADER
“Baik buruknya organisasi Muhamamdiyah pada
masa yang akan datang, dapat dilihat dari baik
buruknya pendidikan kader yang sekarang ini
dilakukan. Jika pendidikan kader sekarang ini
baik, maka Muhammadiyah di masa yang akan
datang akan baik. Sebaliknya, apabila jelek,
maka Muhammadiyah pada masa yang akan
datang juga jelek” (Prof. Dr. Mukti Ali)
19. KADERISASI DALAM
KONTEKS
1. Kaderisasi formal: BA, DA,
2. Kaderisasi non formal:
Semua kegiatan Muhammadiyah mengandung
makna kaderisasi
Semua yang berada dalam naungan (SSM)
Muhammadiyah, mengandung makna
kaderisasi.
3. Muatan Kaderisasi: Komitmen, wawasan,
profesionalisme
20.
21. Realitas motivasi menjadi
Muhammadiyah
1. Ideologi
2. Keturunan (keluarga)
3. Apresiasi (tertarik Muhammadiyah karena
pemimpin/tokohnya)
4. Pragmatisme (pekerjaan)
5. Ikut-ikutan / pergaulan
22. Realitas tidak menjadi warga
Muhammadiyah
1. Merasa tidak sesuai dalam keyakinan /
pemahaman
2. Tidak mengenal Muhammadiyah
3. Tidak mendapat insentif / gaji / bayaran
4. Muhammadiyah menjadi rintangan
kepentingan