2. IDEOLOGI
Secara harfiyah, Ideology ialah “system Paham” atau sekumpulan ide atau
gagasan. Plato : “ Ideologi sebagai suatu kebenaran sejati”. Rene Descartes
: “Ideologi sebagai inti dari seluruh pemikiran manusia”.
Unsur-Unsur Pokok Ideologi yaitu : 1) pandangan yang komprehensif
tentang manusia, dunia, dan alam semesta dalam kehidupan; 2) Rencana
penataan social-politik berdasarkan paham tersebut; 3) Kesadaran dan
pencanangan dalam bentuk perjuangan melakukan perubahan-2
berdasarkan paham dan rencana dari ideology tersebut; 4) Usaha
mengarahkan masyarakat untuk menerima ideology tersebut yang
menuntut loyalitas dan keterlibatan para pengikutnya; 5) Usaha
memobilisasi seluas mungkin para kader dan massa yang akan menjadi
pendukung ideology tersebut. mirip mabda’ di Islam.
3. IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
IDEOLOGI MUHAMMADIYAH ialah system keyakinan, cita-cita, dan
perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Kandungan ideology Muhammadiyah, yaitu : 1) Paham Islam atau paham
agama dalam Muhammadiyah; 2) Hakikat Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam, dan 3) Misi, fungsi, dan Strategi perjuangan
Muhammadiyah.
Betapa pentingnya mengaitkan proses gerakan Muhammadiyah ke dalam
ideology. Dalam hal ini, ideology sesungguhnya merupakan “Worl View”
yang dianut Muhammadiyah yang mengikat seluruh anggota dan
kelembagaannya.
4. KEKUATAN MUHAMMADIYAH
1) Fondasi Islam yang berlandaskan pada al-Quran dan as-Sunnah yang
disertai pengembangan Tajdid.
2) Reputasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang besar.
3) Jaringan organisasi yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air,
beberapa Negara ASEAN, dan sejumlah Negara lain.
4) Perkembangan AUM yang sangat besar secara kuantitatif.
5) Sebagai ORMAS yang telah berkiprah lama dan luas di Indonesia sejak
pra hingga setelah kemerdekaan, sehingga Muhammadiyah memiliki
modal social dan modal moral.
5.
6. KELEMAHAN MUHAMMADIYAH
1) Kecenderungan kuat Muhammadiyah sebagai gerakan aksi (amaliah)
menjadikan gerakan pemikiran kurang berkembang dengan baik.
2) Perkembangan amal usaha yang sangat besar secara kuantitatif belum
diimbangi peningkatan kualitas yang sepadan.
3) Pertumbuhan organisasi yang telah semakin besar membuat
Muhammadiyah cenderung birokratis dan lamban dalam menghadapi
persoalan-persoalan dalam masyarakat.
4) Organisasi Muhammadiyah yang demikian besar juga dinilai belum
optimal menyentuh persoalan masyarakat di akar rumput terutama kaum
dluafa dan mustadz’afin
7. PELUANG MUHAMMADIYAH
1. Keterbukaan masyarakat Indonesia yang semakin baik dan demokratis
sebagai kondisi objektif yang menguntungkan bagi Muhammadiyah.
2. Era otonomi daerah memberikan keleluasaan menjadi peluang bai
Muhammadiyah.
3. Pengakuan masyarakat internasional terhadap Muhammadiyah sebagai salah
satu pilar masyarakat madani di Indonesia membuka peluang kerjasama.
4. ASEAN Charter memberikan peluang terbuka bagi Muhammadiyah untuk
memperluas gerakannya menembus batas NKRI.
5. Momentum bergesernya titik berat gravitasi geo-politik/ekonomi/budaya
dari Eropa dan Amerika Utara ke Asia khususnya China.
8. TANTANGAN/ANCAMAN
MUHAMMADIYAH
1) Arus sekularisme-materialism yang melanda dunia.
2) Kecenderungan-kecenderungan radikal dalam gerakan social-politik dan
keagamaan.
3) Cengkeraman kapitalisme global yang berdampak pada pembangunan
dan orientasi kehidupan yang berlandaskan profit yang menjauh dari
semngat al-Ma’un.
4) ASEAN Charter bisa menjadi ancaman bagi Muhammadiyah bila tidak
direspon Muhammadiyah secara konkret, sehingga Muhammadiyah akan
menjadi organisasi yang out of date.
9.
10. RINGKASAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
(penjelasan Prof. Dr. Yunahar Ilyas)
1. Muhammadiyah dalam memahami Islam berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Tidak terikat dengan aliran teologis, madzhab fikih, dan tariqat sufiyah apapun.
Walaupun secara de facto ahlus sunnah, Muhammadiyah menganut fikih manhaji,
mementingkan dalil dibanding pendapat para imam mazhab. Paham agama dalam
Muhammadiyah bersifat independen, komprehensif, dan integratif. Namun,
Muhammadiyah sama sekali tidak anti terhadap alirah theologi, mazhab, dan tasawuf.
2. Muhammadiyah mencirikan diri sebagai gerakan tajdid. “Dalam Anggaran Dasar
disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi
mungkar, dan tajdid”. Tajdid yang diusung oleh Muhammadiyah terbagi menjadi
purifikasi dan dinamisasi. Keduanya harus berjalan seimbang. Purifikasi dalam hal
akidah (pemurnian dari syirik), ibadah (pemurnian dari bid’ah), dan akhlak (pemurnian
dari yang menyimpang). Sementara dinaminasi atau modernisasi dilakukan dalam hal
urusan keduniawian. Sehingga ajaran Islam dapat diaplikasikan secara aktual dan
fungsional. Oleh karena itu, bid’ah hanya ada dalam ibadah mahdhah, dalam wilayah
budaya tidak ada bid’ah.
14. LANJUTAN
3) Muhammadiyah memposisikan diri sebagai Islam moderat atau wasathiyah.
Muhammadiyah tidak radikal dan tidak liberal. Muhammadiyah memegang
teguh prinsip tawassut (tengah-tengah), tawazun (seimbang) dan ta’adul
(adil). Muhammadiyah itu berkemajuan, dalam artian berorientasi kekinian
dan masa depan. Muhammadiyah sedikit bicara banyak bekerja. Walaupun
sedikit warganya tapi amal usahanya tumbuh di mana-mana, sehingga
mandiri dan tidak bergantung pada kekuasaan. Kemandirian ini menjadi
pengokoh sikap independensi Muhammadiyah di hadapan penguasa.
4) Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai
politik. Muhammadiyah bukan dan tidak berafiliasi kepada salah satu partai
mana pun. Muhammadiyah menganut politik etis atau high politics atau
politik adiluhung.
15. LANJUTAN
4) Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai
politik. Muhammadiyah bukan dan tidak berafiliasi kepada salah satu partai
mana pun. Muhammadiyah menganut politik etis atau high politics atau
politik adiluhung.
5) Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Muhammadiyah tidak bertujuan untuk mendirikan negara
syari’ah atau khilafah Islamiyah. Dalam rangka mencapai tujuannya,
Muhammadiyah lebih menggunakan pendekatan kultural dibandingkan
dengan pendekatan struktural (kekuasaan). Dalam pendekatan kultural,
Muhammadiyah mencerdaskan masyarakat dari bawah dengan dakwahnya
yang berkemajuan, mencerahkan, dan membebaskan.
16.
17.
18.
19. REVITALISASI DAN LATAR
MASALAHNYA
1) Mudahnya sebagian anggota yang tertarik pada paham gerakan lain
tanpa memahami Muhammadiyah secara lebih mendalam.
2) Melemahnya spirit, militansi, karakter, dan gerakan pada sebagian
anggota, seperti rendahnya kiprah dalam menggerakkan
Muhammadiyah.
3) Menurunnya ketaatan dan komitmen pada misi, pemikiran, kebijakan
Muhammadiyah.
4) Melemahnya ikatan atau solidaritas kolektif yang ditandai lemahnya
ukhuwwah/silaturrahim Antara anggota/institusi.
5) Kecenderungan sebagian anggota Muhammadiyah lebih mengutamakan
kiprahnya membesarkan usaha/kegiatan di luar Muhammadiyah.
20. LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
REVITALISASI
1) Optimalisasi pengajian rutin dengan materi ideology Muhammadiyah
yang dilaksanakan oleh semua tingkat kepemimpinan.
2) Penajaman materi-materi ideology Muhammadiyah sebagai pengantar
(kultum) pada pertemuan formal dan informal.
3) Penyelenggaraan secara intensif program-program perkaderan seperti
DA dan BA.
4) Pengenalan ideology Muhammadiyah bagi siswa-siswi pendidikan dasar
dan internalisasinya bagi mahasiswa PTM.
21. LANJUTAN
5) Peningkatan kualitas dan kuantitas dakwah jama’ah.
6) Bagi individu yang bekerja di AUM, harus membuat surat perjanjian
kerja terkait komitmen berMuhammadiyah.
7) Berhati-hati terhadap setiap bantuan dari manapun datangnya.
8) Guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan harus mengajarkan pelajaran
sesuai paham agama dan ideology Muhammadiyah.
9) Penyusupan ideology atau paham lain dan kepentingan politik melalui
aktifitas dakwah yang berbeda dengan ideology Muhammadiyah
harus ditolak secara bijak dan tegas.
10) Selektif dalam memilih muballigh dan da’i yang akan menjadi
narasumber dalam pengajian.
22. IKHTITAM
تعالى قال
:
فينا جاهدوا والذين
لنهدينهم
س
و بلنا
المحسنين لمع هللا إن
(
العنكبوت
:
69
)
(Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridlaan ) Kami, Kami
akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah
beserta orang-orang yang berbuat baik.)
Yen Waniya Ing Gampang Wediya Ing Pakewuh Samubarang Ora
Kalakon, Jer Basuki Mawa Beya
Urip Mung Saderma Nglakoni; Gusti Ora sare.
Al-Hamdu Lillahi Rabbil ‘Alamien