Sikap Muhammadiyah saat menghadapi penolakan terhadap pembaharuan yang dilakukan adalah:
1. Berdakwah dengan kesabaran dan kelemahlembutan. Menjelaskan secara baik dan benar tujuan pembaharuan yang dilakukan agar masyarakat paham dan dapat menerimanya.
2. Tetap konsisten dengan prinsip-prinsip dasar pembaharuan yang dilakukan sesuai ajaran Islam, tanpa mengubah atau meng
2. Pengertian Tajdid
Secara bahasa berasal dari bahasa arab “Jaddada” yang berarti memperbarui atau
menjadikan baru. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti pembaruan,
modernisasi atau restorasi.
Sedangkan dalam pengertian istilah (terminology), tajdid berarti pembaharuan
terhadap kehidupan keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan,
sebagai respon atau reaksi atas tantangan baik internal maupun eksternal yang
menyangkut keyakinan dan sosial umat
Dalam arti “pemurnian” tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran
Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-
Shohihah. Dalam arti “peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang
semakna dengannya”, tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan, dan
perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur'an dan As-
Sunnah Ash-Shahihah.
3. Pengertian Tarjih
Tarjih berasal dari bahasa arab “rojjaha“, yang berarti mengambil sesuatu
yang lebih jelas dan kuat.
Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan oleh
mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang
terkesan saling bertentangan, karena mempunyai kelebihan yang lebih
kuat dari yang lainnya.
Tarjih secara etimologi berarti menguatkan. Konsep tarjih muncul ketika
terjadinya pertentangan secara lahir antara satu satu dalil dengan dalil
lainnya yang sederajat dan tidak bisa diselesaikan dengan cara al –jam’u
wat taufiq. Dalil yang dikuatkan disebut rajih, sedangkan dalil yang
dilemahkan disebut dengan marjuh.
4. Muhammadiyah dan gerakan tajdid
Dalam konteks Muhammadiyah, tajdid bertujuan untuk menghidupkan kembali
ajaran al-Qur'an dan Sunnah dan memerintahkan kaum muslimin untuk kembali
kepadanya.
Muhammadiyah bertujuan memurnikan ajaran al-Qur'an dan Sunnah dari praktek-
praktek takhayul, bid’ah dan khurafat yang dianggap syirik.
Untuk melaksanakan tajdid diperlukan aktualisasi akal pikiran yang cerdas dan fitri,
serta akal budi yang bersih, yang dijiwai oleh ajaran Islam. Menurut Persyarikatan
Muhammadiyah, tajdid merupakan salah satu watak dari ajaran Islam.
Yang diperbaharui adalah hasil pemikiran atau pendapat, dan bukan memperbarui
atau mengubah apa yang terdapat dalam al-Qur”an maupun al-Hadis. Dengan kata
lain, yang diubah atau diperbarui adalah hasil pemahaman terhadap al-Qur’an dan
al-Hadis tersebut.
5. Model Tajdid Muhammadiyah
Pertama; kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha
yang didirikan, hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan
dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan umat
manusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan
aktivis Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas
Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat manusia di
dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
6. Model Tajdid Muhammadiyah
Kedua; tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari
keterbukaan tersebut, Muhammadiyah mampu
mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitar kita. Dari
sekian amal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat
dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah sampai
kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa saja.
Kalau Muhammadiyah mendirikan lembaga ekonomi dan
usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
7. Model Tajdid Muhammadiyah
Ketiga; tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras
dengan cita-cita Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu,
sebagai agama yang berkemajuan, juga Islam yang
berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah
masalah-masalah, temasuk masalah kesehatan,pendidikan,
dan masalah sosial ekonomi.
8. Bidang Tajdid Muhammadiyah
Bidang Keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau
prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi
mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh
kebiasan dan pemikiran tambahan lain
Pembaharuan dalam bidang kaagamaan adalah memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik
yang menyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya, yang
sebagai mana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah.
Dalam masalah akidah muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah islam yang
murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bid’ah dan curafat tanpa mengabaikan
prinsip toleransi menurut islam. Sedangkan dalam ibadah, muhammadiyah bekerja
untuk tegaknya ibadah tersebut sebagaimana yang dituntunkan Rasullah tanpa
perubahan dan tambahan dari manusia.
9. Bidang Tajdid Muhammadiyah
Bidang Pendidikan
Bagi Muhammdiyah pendidikan memiliki arti yang penting dalam penyebaran
ajaran islam, karena melalui bidang pendidikan pemahaman tentang islam dapat
diwariskan dan ditanamkan dari generasi kegenerasi.
Pembaharuan dari segi pendidikan memiliki dua segi yaitu
Dari segi cita-cita, ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama,
luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan bersidia berjuang untuk
kemajuan masyarakatnya.
Dari segi teknik pengajaran, lebih banyak berhubungan dengan cara penyelenggaraan
pengajaran. Dengan mengambil unsur-unsur yang baik dari sistem pendidikan barat dan
sistem pendidikan tradisonal, muhammadiyah berhasil membangun sistem pendidikan
sendiri. Seperti sekolah model barat yang dimasukkan pelajaran agama didalamnya,
sekolah agama dengan menyertakan perlajaran umum.
10. Bidang Tajdid Muhammadiyah
Bidang Pendidikan
Selain pembaharuan dalam pendidikan formal, Muhammadiyah juga telah
mempebaharui pendidikan tradisional non formal yaitu pengajian. Dimana yang
semula pengajarnya hanya mengajar ngaji dan ibadah oleh muhammadiyah
diperluas dan pengajian di sistematiskan dan diarahkan pada masalah kehidupan
sehari-hari.
11. Bidang Tajdid Muhammadiyah
Bidang Sosial Masyarakat
Usaha pembaharuan dalam bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan
didirikannya Pertolongan Kesengsaraan Oemoen (PKO)di tahun 1923.
Perhatian terhadap kesengsaraan orang lain merupakan kewajiban orang muslim,
sebagai perwujudan tuntunan agama yang jelas untuk ber amal ma’ruf dan juga
sebagai bentuk pengamalan firman Allah dalam surat Al-ma’un 107: 1-7
Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan rumah
sakit, piklinik, panti auhan, rumah singgah, panti jompo, Pusat kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang dikelola melalui amal usahanya dan
bukan secara individual sebagai mana dilakukan orang pada umumnya.
12. Model Tarjih Muhammadiyah
Pertama : At-Tarjih bainan-nusush. Dengan menguatkan salah satu nash
(ayat atau hadis) yang terkesan berbeda pemaknaannya.
Dalam hadist, dapat dilihat sanadnya (jalur periwayatnya) dari segi kualitas
dan kuantitas para periwayatnya
Dari matan-nya (isi/konteks hadist tsb) dalam bentuk larangan, perintah,
anjuran, pengetahuan, berita, cerita dsb
Dari Segi Hukum atau Kandungan Hukumnya wajib-sunnah-mubah, halal-
haram-makuh dsb
Menggunakan dalil lain dari luar nash, seperti mendahulukan dalil yang
memiliki dukungan dari al-Qur’an, sunnah, ijma’ ulama dsb
13. Model Tarjih Muhammadiyah
Kedua : At-Tarjih bainal-aqyash. Dengan membandingkan antara qiyas /
perumpamaan
Jika yang bertentangan itu antara qiyas dan qiyas maka dapat ditarjih dari tiga sisi,
yakni dari segi asl (pokok) dari segi furu (peristiwa hukum yang akan ditentukan
hukumnya) dari segi illat (sebab) .
Tarjih dari segi asl misalnya qiyas yang hukum asalnya didasarkan dengan
dalil qathi (jelas) lebih didahulukan daripada qiyas yang didasarkan pada dalil
zanni.
Tarjih dari segi furu dapat dilakukan, misalnya dengan mendahulukan qiyas
yang furu-nya datang lebih dahulu atau dengan cara mendahulukan qiyas yang
sebabnya diketahui secara pasti daripada yang penyebabnya masih zanni.
14. Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Gerakan Jamaah dan Dakwah Jama’ah (GJDJ)
Esensi GDJD adalah penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka terhadap
lingkungan sosialnya. Definisi sederhana tentang jamaah adalah kumpulan
keluarga muslim yang berada dalam suatu lingkungan tempat tinggal.
Ajakan warga aktif merupakan landasan gerakan Muhammadiyah yang menuntut
adanya komunitas yang solid dan terorganisir untuk memperjuangkan tegaknya
kebaikan menentang segala macam keburukan.
KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan beberapa sahabatnya
sangat peduli terhadap pembinaan jamaah. Beliau melakukan perjalanan keliling
Jawa untuk melakukan pembinaan hingga ke Banyuwangi, Jakarta dan Jawa
Tengah. Itu artinya, penguatan jamaah sudah menjadi platform dari berdiri dan
pengembangan gerakan Muhamaadiyah.
15. Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Penguatan Jama’ah
Langkah pemberdayaan melalui penguatan institusi cabang dan ranting akan
memberi kontribusi bagi penguatan kohesi sosial /solidaritas antar warga di tengah
meluasnya paham-paham radikal yang cenderung anarkis.
Langkah yang dapat dilakukan untuk menggiatkan cabang dan ranting
Muhammadiyah melalui gerakan jamaah dan dakwah jamaah antara lain:
Melakukan assesment awal mengenai kehidupan keagamaan di desa atau komunitas
atau ranting
Memantapkan konsep dakwah jamaah yang akan dipergunakan agar sesuai dengan
kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi para fasilitator yang akan menggerakkan
cabang dan ranting
Melakukan pendampingan dakwah jamaah
Memantapkan organisasi gerakan di akar rumput (pimpinan ranting) sebagai ujung
tombak gerakan dakwah jamaah
16. Makna Gerakan Muhammadyah
Muhammadiyah merupakan organisasi pergerakan. Kader muhammadiyah
di tuntut untuk selalu bergerak dalam menyebar syariat islam yang
terinspirasi dari surat Al-Imran ayat 104
Muhammadiyah bukanlah gerakan sosial-keagamaan yang biasa. Tetapi
sebagai gerakan Islam, pergerakan organisasi terkait erat dengan
perkembangan agama Islam di Nusantara.
Tidak hanya bergerak, karena setiap dakwah yang disampaikan dan
disebarkan harus berdasarkan bingkai petunjuk ajaran agama Islam: Islam
tidak terbangun sebagai asas formal (teks), tetapi menjiwai, melandasi,
memengaruhi, menggerakan dan menjadi pusat orientasi dan tujuan.
17. Kesimpulan
Terdapat tiga model gerakan yang menjadi modal gerakan yaitu, Pertama:
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam. Kedua: sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf
nahi munkar, dan ketiga: Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.
Semangat dasar gerakan Muhammadiyah dalam menyebarkan panji-panji agama Islam
dan menghadapi pergolakan arah global dunia dengan mewujudkan Islam yang
moderat, Islam yang senantiasa melangkah maju ke depan.
Gerakan Tajdid Muhammadiyah deperlukan untuk melindungi ajaran–ajaran agama
yang semakin hari luntur oleh fenomena modern yang berkembang di masyarakat.
Tiga model gerakan tajdid Muhammadiyah : kongkrit dan produktif, bersifat terbuka
dan fungsional
Tiga bidang gerakan tajdid Muhammadiyah : Bidang Keagamaan, Pendidikan dan Sosial
Kemasyarakatan
Model Tarjih dalam Muhammadiyah yaitu At-Tarjih bainan-nusush. Dan At-Tarjih bainal-
aqyash.
Gerakan Dakwah Muhammadiyah melalui Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah dan
Penguatan Jama’ah
19. Pertanyaan
Dalam melakukan pembaharuan, pasti ada masyarakat yang menolak
pembaharuan tersebut. Yang saya tanyakan, bagaimana sikap muhammadiyah saat
menghadapi hal tersebut? Dyarstri Anugrah P. (046)