2. Latar belakang yang mewarnai
dilahirkannya Kepribadian
Muhammadiyyah adalah masuknya
pemikiran dan cara-cara politik
dalam mengelolah dan
menggerakkan muhammadiyyah
setelah Masyumi (Majelis Syuro
Muslimin Indonesian) dibubarkan
dan orang orang Muhammadiyyah
yang berkecipung di Partai Politik
Islam tersebut kembali ke
Muhammadiyyah.
3. Kepribadian Muhammadiyah merupakan ungkapan dari
kepribadian yang memang sudah ada pada
Muhammadiyah sejak lama berdiri. Kepribadian
Muhammadiyah merupakan penegasan diri bahwa
Muhammadiyah bukan berdakwah melalui partai politik,
bukan pula dengan jalan ketatanegaraan, melainkan
dengan pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan
bagaimana struktur politik yang menguasai sejak zaman
Belanda, Jepang sampai kemerdekaan sekarang ini.
4. Perumusan Kepribadian Muhammadiyah berawal
dari pidato yang disampaikan oleh KH. Faqih Usman
pada acara Kursus Kepemimpinan Muhammadiyah
pada bulan Ramadhan 1831 H, yang diikuti oleh
seluruh utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah
seluruh Indonesia yang berjudul:"Apakah
Muhammadiyah itu?". Dari sinilah muncul kesadaran
akan pentingnya sebuah pedoman perjuangan bagi
Muhammadiyah dan akhirnya dibentuklah tim
perumus yang terdiri dari: KH.Faqih Usman, KH.Farid
Ma'ruf, Djarnawi Hadikusomo. M. Djindar Tamimy,
Dr.HAMKA, KH. Wardan dan M. Saleh Ibrahim.
Alasan disusunnya Kepribadian Muhammadiyah
sebagai berikut:
a. Munculnya zaman demokrasi terpimpin (zaman
nasakom/pemerintah nasakom) tgl 5juli 1959 (Dekrit
Presiden Soekarno)-Supersemar 1966.
b. Partai Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia)
menolak sistem demokrasi terpimpin dan menolak
masuk kabinet karena bersanding dengan PKI.
c. Tanggal 17 Agustus 1960, Soekarno membubarkan Masyumi
dengan Keppres No. 200 tahun 1960. Tanggal 13 September 1960
Masyumi membubarkan diri.
d. Sebelum Masyumi bubar, banyak tokoh Muhammadiyah yang
akif dalam partai tersebut, seperti KH.Fakih Usman sebagai wakil
ketua DPP Masyumi.
e. Tahun 1961, pimpinan pusat Muhammadiyyah
menyelenggarakan kursus kepemimpinan di Yogyakarta yang
dihadiri oleh seluruh pimpinan Muhammadiyyah seluruh
indonesia.
f. Adanya spirit untuk menegakkan ajaran Islam melalui jalur
dakwah, tidak berpolitik praktis.
Fungsi kepribadian Muhammadiyyah adalah sebagai landasan,
pedoman dan pegangan bagi gerak muhammadiyyah menuju
cita-cita terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang
diridhai Allah swt.
5. 1. Apakah Muhammadiyyah itu?
Muhammadiyyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam,
dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada al-Qur’an dan
Hadist dakwahnya ditujukan pada dua bidang, yaitu perorangan dan
masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang pertama
(perorangan) terbagi dua golongan, yaitu:
a. Kepada yang telah memeluk islam bersifat pembaharuan/tajdid, yakni
pemurniandengan mengembalikan pada ajaran-ajaran islam asli.
b. Kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
agama islam dengan memberikan contoh tauladan yang baik.
2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyyah
Dalam perjuangan melaksanakan tujuannya menuju terwujudnya
masyarakat utama adil dan makmur yang yang di ridhoi Allah swt,
muhammadiyyah mendasari gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip
yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyyah, yaitu:
a. Hidup manusia berdasarkan tauhid, ibada dan taat kepada Allah
b. Hidup manusia bermasyarakat
6. c. Mematuhi ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran
islam satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama
untuk kebahagiaan hidup dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjungjung tinggi agama islam ditengah-tengah
masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan
kepada sesama manusia.
e. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad Saw
f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi.
3. Pedoman perjuangan dan Amal Usaha Muhammadiyyah
Berdasarkan prinsip tersebut diatas, maka apapun yang diusahakan
dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyyah harus
berpedoman; “Berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasull-Nya
bergerak membagun disegala bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allahswt.”
7. 4. Sifat Muhammadiyyah.
Memperhatikan uraian tentang; (a) Apakah Muhammadiyyah itu? (b)
Dasar Amal Usaha Muhammadiyyah dan (c) Pedoman Amal Usaha dan
Perjuangan Muhammadiyyah, wajib memiliki dan memelihara sifat-sifat
berikut:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
2.Memperbanyak kawan dan memelihara ukhuwah Islamiyyah
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang perdamateguh
ajaran islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum, Undang-Ungang, Peraturan serta dasar
dan falsafah Negara yang sah
6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi
contoh tauladan yang baik
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran islam
8. Kerja sama dengan golongan islam maupun dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan ajaran agama islam serta membela
kepentingannya
9. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain
dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah swt.
10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar organisasi dengan
8. Kepribadian muhammadiyyah merupakan penegasan diri bahwa muhammadiyyah bukan
berdakwah melalui partai politik, bukan pula dengan jalan ketatanegaraan, melaikan
dengan pembentukan masyarakat, tampa memperdulikan bagaimana struktur politik yang
menguasai sejak zaman belanda, jepang sampai kemerdekaan sekarang ini.
Muhammadiyyah hadir dengan kepribadiaannya yaitu gerakan islam, dakwah amar ma’ruf
nahi munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi Kepribadian Muhammmadiyyah.
Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyyah menggerakkan masyarakat menuju
tujuannya, yaitu; :Terwujudnya Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya”.
Bagaimanapun cara perjuangan muhammadiyyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,
harus berpedoman: “Berpegang akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di
segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serrta menempuh jalan yang
diridhai Allah”.